Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGIC DEVELOPMENT OF ORGANIC RICE FARM BUSINESS AT SUSUKAN DISTRICT OF SEMARANG Tutik Dalmiyatun; Wahyu Dyah Prastiwi; Heri Setiyawan
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 18, No 2 (2018): MAY
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.977 KB) | DOI: 10.21776/ub.agrise.2018.018.2.3

Abstract

Go Organic program already released since 2010 by Ministry of Agriculture to increase the implementation of organic farming in Indonesia. This research was aimed to analyze the strength, weakness, opportunity and threat and also to formulate developing strategy of organic rice in Semarang Regency. Survei method with structured questionnaires were used in this research, with farmers, consumers, distributors, cooperatives’ management and government employees (Ministry of Agriculture) as the respondents. Validity and reliability test were conducted to measure the questionnaires. Data were analyzed by SWOT analysis and IE matrics. Results showed that organic rice farming in Susukan District is located on Kuadran I with coordinates (0.61; 0.95). Internal result in IE matrics is 2.69 and external one is 2.52. It means that it’s on growth stability position (concentration through horizontal integration). The developing strategy that can be implemented are as followed: increasing the production of organic farming by optimizing existing resources; maintaining the quality of organic rice products and the brand image to the communities; expanding market networks by maintaining a good relationship and cooperation; improving the distribution channels; improving marketing promotion through the media; increasing farmers’ knowledge and skills by management training and financial management; strengthening the farmers’ capital by developing the cooperative; maintaining and empowering farmers’ groups. 
PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI DENGAN SISTEM BIOTEKNOLOGI PROBIOTIK GB#1 SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) Sukarman -; Zulfikar -; Mis Suhartini; KRM H Gembong; Heri Setiyawan
AGROSAINTIFIKA Vol 1 No 1 (2018): November
Publisher : LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.5 KB) | DOI: 10.32764/agrosaintifika.v1i1.318

Abstract

Rendahnya produktivitas tanah dan pencemaran lingkungan sering dirasakan petani akibat dampak penggunaan bahan kimia yang terlalu berlebihan. Dengan petani menggunakan pupuk organik sebagai input usahataninya, petani berupaya untuk dapat membangun kesuburan tanah, menjaga ekosistem lingkungan, dan meningkatkan produktivitas tanaman dalam jangka panjang, dengan harapan dapat menekan biaya usahatani yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan mengolah limbah pertanian (jerami dan kotoran ternak) sebagai pupuk organik yang dapat digunakan untuk perbaikan kualitas lahan dan peningkatan produksi cabai merah. Proses pengambilan data dilaksanakan di CV. Pendawa Kencana Multy Farm yang bertempat di Jl. Kaliadem, Dusun Pager Jurang, Kepuh Harjo, Cangkringan Sleman Yogyakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 10 petani organik dari binaan CV. Pendawa Kencana Multy Farm dan 11 petani non organik. Metode analisis data meliputi analisis pendapatan dan analisis R/C Rasio, sedangkan analisis uji beda meliputi uji beda satu sampel dan uji beda sampel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan terdapat pada jenis pupuk yang digunakan, jumlah dosis yang digunakan, biaya total pengeluaran, total penerimaan, total pendapatan serta total R/C Rasio. Penggunaan jenis pupuk cenderung sama namun yang berbeda adalah dosis pupuk yang digunakan. Petani organik menggunakan dosis pupuk relatif lebih sedikit dibandingkan petani non organik. Besar perbedaan pendapatan dari usahatani cabai merah yang menggunakan pupuk organik lebih besar dibandingkan yang menggunakan pupuk non organik yaitu sebesar Rp 11.548.102, sedangkan petani yang menggunakan pupuk organik menghasilkan penerimaan sebesar Rp 30.344.692. Nilai R/C Rasio atas biaya total petani organik sebesar 3,60 sedangan R/C Rasio atas biaya total petani non organik sebesar 1,49. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kegiatan usahatani petani organik lebih efisien daripada petani non organik