This Author published in this journals
All Journal AGRISE
Agustina Shinta
Department of Agricultural Socio-Economics, Agriculture Faculty, Brawijaya University

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Faktor Produksi Pabrik Gula Kebon Agung Malang Agustina Shinta; Andini Restu Pratiwi
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 11, No 1 (2011)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.237 KB)

Abstract

Pabrik Gula Kebon Agung merupakan salah satu pabrik di Jawa Timur yang memasok kebutuhan gula nasional, dimana sekitar 90 persen teknologi yang mencakup mesin-mesin untuk produksi gula pada pabrik ini telah diperbarui. Namun, produksi gula pada PG. Kebon Agung belum mencapai optimal karena faktor-faktor produksinya seperti bahan baku, manajemen pabrik, sumberdaya manusia, serta teknologi masih belum dikelola dengan baik. Hal ini menyebabkan potensi rendemen rendah, inefisiensi tenaga kerja, dan gangguan pada kinerja mesin-mesinnya yang menyebabkan tingginya jam berhenti giling, sehingga pabrik gula tidak mampu mencapai kapasitas giling. Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan upaya peningkatan produksi gula. Dalam upaya peningkatan produksi gula tersebut, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula secara signifikan, yaitu dengan analisis Cobb-Douglass. Pada hasil analisis dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi produksi gula secara signifikan adalah jumlah tebu, rendemen, dan tenaga kerja. Sedangkan teknologi yang dideteksi dengan jam berhenti giling mesin menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan. Untuk mengetahui efisiensi pabrik yang tercermin dalam efisiensi mesin-mesin produksinya, dilakukan analisis overall recovery dan dapat diketahui bahwa kinerja mesin-mesinnya masih belum efisien. Dari kondisi tersebut, perlu dilakukan upaya optimalisasi faktor produksi dan efisiensi pabrik untuk meningkatkan produksi gula. Hal ini sejalan dengan program pemerintah, yaitu program revitalisasi pabrik gula yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi, dengan menekan tingkat kehilangan material mengandung gula selama pengolahan (giling), optimalisasi manajemen pabrik, meningkatkan jumlah rendemen tebu, pengelolaan tenaga kerja yang optimal dan peningkatan teknologi untuk mencapai efisiensi pabrik.   Kata kunci : Gula, Pabrik gula, Faktor Produksi, Overall Recovery
Analisis Struktur Dan Perilaku Pasar Pada Tanaman Nilam Agustina Shinta; Ahmad Ismail
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 12, No 1 (2012)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.8 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah menganalisis struktur pasar nilam dan menganalisis perilaku pasar nilam di Desa Kalimanis, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Struktur pasar yang terjadi pada nilam di Desa Kalimanis, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar termasuk dalam pasar Oligopsoni. Struktur ini dicirikan dengan jumlah petani banyak tetapi pedagang sedikit, pedagang tersebut terdiri dari pedagang perantara yang hanya ada dua responden saja yaitu Kelompok Tani dan Koperasi Ngudi Luhur, produk yang dijual sejenis dan tidak terdapat diferensiasi produk dan petani berperan sebagai price taker, akan tetapi harga yang ditentukan oleh masing-masing pedagang sesuai dengan harga yang ada di pasar, sehingga hal demikian petani tidak sampai banyak dirugikan dan harga yang ditentukan tersebut telah disepakati bersama antara pedagang dengan petani. Hal ini juga terlihat dari Indeks Herfindahl pedagang perantara sebesar 0,568. Disamping itu struktur pasar oligopsoni juga terlihat dari nilai Indeks Rosenbluth pada pedagang perantara sebesar 0,613. Disisi lain pedagang mengalami hambatan karena diperlukan modal yang besar dan jaringan pemasaran yang luas. (2) Perilaku pasar menunjukkan bahwa petani berperan sebagai price taker karena memiliki posisi tawar yang lemah. Penetapan harga nilam didominasi oleh lembaga pemasaran, dan informasi pasar juga didominasi oleh lembaga pemasaran, akan tetapi lembaga pemasaran tidak melakukan kolusi dan taktik, karena harga yang ditetapkan oleh lembaga pemasaran sesuai dengan harga yang ada di pasar. Di dalam saluran pemasaran terdapat dua jenis saluran, yang dimana setiap saluran pemasaran tersebut telah melakukan fungsi-fungsi pemasaran dengan baik. Kata Kunci: Stuktur dan Perilaku Pasar Nilam
Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Melati (Jasminum Sambac L) Dan Usahatani Sedap Malam (Polianthes Tuberose L) Agustina Shinta; Risqi Ainiyah
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 3 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.743 KB)

Abstract

Melati (Jasminum sambac L) dan sedap malam (Polianthes tuberose L) merupakan tanaman hias populer di Indonesia khususnya di Jawa Timur. Selain digunakan sebagai bunga segar dan bunga potong, keduanya banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri minyak atsiri. Tujuan dari penelitian  ABini adalah untuk menganalisis tingkat kelayakan finansial dan tingkat kepekaan usahatani melati dan usahatani sedap malam, dan kemudian membandingkan nilai dari keduanya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kriteria investasi  yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period serta analisis kepekaan. Hasil uji kelayakan finansial menunjukkan bahwa pada tingkat OCC (Opportunity Cost of Capital) 12% memberikan hasil NPV  sebesar Rp15.732.336 dan untuk usahatani sedap malam sebesar Rp 6.178.255. Nilai IRR untuk usahatani melati sebesar 60,5% dan untuk usahatani sedap malam sebesar 49,5%. Sedangkan untuk nilai Net B/C sebesar nilai 2,85 pada usahatani melati dan 1,99 untuk usahatani sedap malam. Usahatani melati mempunyai Payback Period selama 3 tahun 5 bulan, sedangkan sedap malam selama 1 tahun 8 bulan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani melati dan usahatani sedap malam layak untuk dikembangkan, Hasil perhitungan analisis kepekaan menunjukkan hasil bahwa dengan meningkatkan biaya produksi dan menurunkan hasil produksi sampai sebesar 15% serta menurunkan harga produksi sampai sebesar 25%, usahatani melati dan sedap malam masih layak dikembangkan. Apabila terjadi peningkatan biaya produksi sebesar 15% yang disertai penurunan hasil produksi 15%, usahatani melati dan usahatani sedap malam sudah tidak layak lagi untuk diusahakan, karena memberikan nilai NPV negatif, IRR < OCC dan Net B/C < 1. Kata kunci: Kelayakan Finansial.