This Author published in this journals
All Journal AGRISE
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Neraca Bahan Makanan Di Kabupaten Trenggalek Imron Fuadi; Nuhfil Hanani; Wahib Muhaimin
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.414 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis ketersediaan pangan di Kabupaten Trenggalek, (2) menganalisis ketersediaan energi, protein, lemak, vitamin dan mineral tahun 2010 di Kabupaten Trenggalek, dan (3) memproyeksikan ketersediaan pangan di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2011-2015. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Neraca Bahan Makanan dan Teknik Peramalan Ekponensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten  Trenggalek  merupakan daerah surplus pangan  untuk komoditas beras,  jagung, kacang tanah, ubi kayu, daging, susu,  ikan, gula, sayuran, dan  buah, sedangkan  yang defisit pada komoditas pangan  telur,  ubi kayu, kedelai  dan kacang hijau. Ketersediaan energi 3857 kkal/kapita/hari, protein 84.68 gram/kapita/hari, lemak 26.82 gram/kapita/hari, vitamin A 4828.28 RE, vitamin B1 2 mg/kapita/hari, vitamin C 314.41 mg/kapita/hari, kalsium 456.67 mg/kapita/hari, fosfor 1562.37 mg/kapita/hari dan zat besi 17.30 mg/kapita/hr. Hanya ketersediaan lemak dan kalsium yang masih dibawah anjuran WNPG. Kontribusi jenis pangan terhadap ketersediaan energi terbesar berasal ubi kayu yang menyumbang sebesar 1.395 kkal atau 36 %, kemudian beras sebesar 1.344 atau 35 %, diikuti jagung 716 kkal atau 18 %. Sedangkan kotribusi jenis bahan pangan lainnya seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, daging, telur, susu, ikan, gula, sayuran dan buah sangat kecil berkisar antara 0-6 % terhadap total energi dan protein. Kontribusi jenis pangan terhadap ketersediaan protein didominasi oleh sumbangan dari beras sebesar 33 gram atau 38%, jagung sebesar 18 gram atau 25 % , ikan sebesar 12 gram atau 14 % dan ubi kayu 9 gram atau 10 %. Peramalan produksi dan konsumsi pangan menunjukkan bahwa pertumbuhan komoditas pangan meningkat dan surplus sampai tahun 2015 kecuali kedelai, kacang hijau, ubi jalar dan telur. Defisit produksi pangan terjadi pada  beberapa kecamatan, namun kondisi ini bukan merupakan masalah yang serius  kalau akses pangan masyarakat  baik ekonomi  maupun fisik dapat dipenuhi melalui distribusi yang baik  dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit.   Kata Kunci: Neraca Bahan Makanan, Ketersediaan, Peramalan Pangan