Claim Missing Document
Check
Articles

PILIHAN PENGOBATAN PASIEN KANKER PAYUDARA MASA KEMOTERAPI: STUDI KASUS Laili Rahayuwati; Kusman Ibrahim; Maria Komariah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 20 No 2 (2017): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v20i2.478

Abstract

Abstrak Kanker payudara memberi pengaruh pada status emosional perempuan, terutama pada usia reproduksi. Selama pengobatan, mereka mendapatkan pengalaman individu yang unik. Studi kasus ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman hidup pasien kanker payudara pada pemilihan terapi dan situasi lingkungan yang mendorong promosi kesehatan. Studi ini melibatkan 17 partisipan yang dipilih dengan purposive sampling. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan penelusuran catatan arsip. Terdapat empat tema dominan, yaitu (1) Kanker merupakan konsep dan bagian dari legalitas sosial budaya yang berifat subjektif; 2) Pemilihan jenis terapi harus diterima/disepakati oleh keluarga dan sistem dukungan sosial; 3) Kondisi sakit kanker memberikan arti dalam kehidupan pasien; dan (4) Harapan untuk sembuh. Pasien seharusnya dipahami sebagai sebuah hubungan antara tubuh sebagai entitas fisik dan aspek-aspek lain seperti psikologis, sosial dan spiritual. Oleh karena itu, pembangunan semua aspek (fisik, psikologis, sosial, spiritual) sudah menjadi bagian dari pengalaman hidup perempuan dengan kanker payudara. Kata Kunci: fase kemoterapi, kanker payudara, pemilihan pengobatan 
PREDIKTOR KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR DI IGD DAN ICU Rudi Kurniawan; Kusman Ibrahim; Purwo Suwignyo
Majalah Keperawatan Unpad Vol 12, No 2 (2011): Majalah Keperawatan Unpad
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.095 KB)

Abstract

ABSTRAK Kewaspadaan standar merupakan an effective means of protecting patients and staff and controlling infectsarana yang efektif untuk melindungi pasien dan petugas kesehatan dalam mengendalikan dan mencegah infeksi. Kepatuhan terhadap suatu standar merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bisa dijelaskan dengan Health Belief Model (HBM). Menurut model tersebut, perilaku dipengaruhi oleh : persepsi manfaat, persepsi hambatan, persepsi keparahan, persepsi kerentanan dan isyarat tindakan. Tujuan penelitian ini untuk menguji prediktor yang paling berhubungan terhadap kepatuhan perawat dalam penerapan kewaspadaan standar di IGD dan ICU RSUD Ciamis dan RSUD Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan rancangan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 103 perawat yang bekerja di ruang IGD dan ICU RSUD Ciamis dan RSUD Tasikmalaya. Besar sampel menggunakan cara perhitungan Role of thumb, sehingga subjek penelitian ini adalah 80 perawat yang bekerja di ruang IGD dan ICU RSUD Ciamis dan RSUD Tasikmalaya. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Data dianalisis menggunakan korelasi Pearson Product Moment dilanjutkan dengan uji multivariat dengan analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan variabel persepsi manfaat (nilai r = 0,472 dan p value 0,004) dan kerentanan (nilai r = 0,482 dan p value 0,000) mempengaruhi variabel kewaspadaan standar. Nilai β terbesar yaitu 0,379 pada variabel persepsi kerentanan, sehingga variabel tersebut dominan memengaruhi perawat dalam penerapan kewaspadaan standar, baik cuci tangan atau penerapan sarung tangan.Kesimpulan penelitian ini adalah persepsi kerentanan paling dominan memengaruhi perawat dalam penerapan kewaspadaan standar. Kata Kunci : Health Belief Models (HBM), Kepatuhan, Kewaspadaan standar ABSTRACT Kewaspadaan standar merupakan sarana yang efektif untuk melindungi pasien dan petugas kesehatan dalam mengendalikan dan mencegah infeksiStandard Precautions are an effective means to protect patients and healthcare workers in controlling and preventing infection. The Health Belief Model (HBM) is a model predicting individual preventive health behavior Kepatuhan terhadap suatu standar merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bisa dijelaskan dengan model HBM. Menurut model tersebut, perilaku dipengaruhi oleh : persepsi terhadap manfaat, persepsi terhadap hambatan, persepsi terhadap keparahan, persepsi terhadap kerentanan dan isyarat tindakan. According to the model, behavior is influenced by: the perceives benefits, perceives barriers, perceives severity, perceives susceptability and cues to action. The purpose of this study examines predictors of the factor most related to the compliance of nurses in the application of standard precautions in the Emergency Room and Intensive Care Unit Ciamis and Tasikmalaya Hospitals.  Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan rancangan Cross Sectional .This type of analytic study is a correlation with Cross Sectional design. Subjek penelitian adalah 80 perawat yang bekerja di ruang IGD dan ICU RSUD Ciamis dan Tasikmalaya. Population subjects were 103 nurses working in the Emergency Room and Intensive Care Unit Ciamis and Tasikmalaya Hospitals. Based on rule of thumb, research subjects were 80 nurses working in the Emergency Room and Intensive Care Unit Ciamis and Tasikmalaya Hospitals. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Data were collected using questionnaires filled out by respondents. Data dianalisis menggunakan korelasi Pearson Product Moment dilanjutkan dengan uji multivariat dengan analisis regresi linier. Variabel yang memiliki p value < 0,05 dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan dengan variabel dependennya. Data were analyzed using Pearson Product Moment correlation test followed by multivariate linear regression analysis. Variables that have a p value <0.05 means that the variable has a relationship with the dependent variable. Jika uji asumsi normalitas, homoscedascity dan uji multicollinearity terpenuhi, maka model dapat digunakan untuk memprediksi variabel kewaspadaan standar. If test assumptions of normality, multicollinearity homoscedascity and test are met, then the model can be used to predict the variable standard precautions. Hasil penelitian menunjukkan variabel persepsi terhadap manfaat (p value 0,004) dan kerentanan (p value 0,000) mempengaruhi variabel kewaspadaan standar The results showed a variable perceived benefit (r = 0,472, p value 0.004) and perceives susceptibility (r = 0,482, p value 0.000) affect the variable standard precautions. Nilai β terbesar yaitu 0,379 pada variabel persepsi terhadap kerentanan, sehingga variabel tersebut dominan mempengaruhi perawat dalam penerapan kewaspadaan standar, baik cuci tangan atau penerapan sarung tangan. Largest β value of 0.379 to the perceives susceptibility variable, so that the dominant variable affecting nurses in the application of standard precautions, both hand washing or application of wearing gloves.  Perceived susceptibility is most influences nurse’s standard precautions. Keywords: Health Belief Models (HBM), Compliance, Standard precautions.
EKSPLORASI DAN EKSPRESI HASRAT SEKSUALITAS PADA PASIEN GAGAL GINJAL TERMINAL YANG MENJALANI HEMODIALISIS Lilin Rosyanti; Indriono Hadi; Kusman Ibrahim
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 13 No. 3: SEPTEMBER 2017
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/mkmi.v13i3.2673

Abstract

Penyakit Gagal Ginjal Terminal (GGT)) merupakan penyakit kronis dan terminal yang membutuhkan pengobatan Terapi Penggantian Ginjal (TPG). Salah satu jenis TPG adalah tindakan hemodialisis yang memengaruhi kehidupan seksual dan kualitas hidup pasien. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan mengeksplorasi ekspresi dan hasrat seksualitas pasien GGT yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Jumlah peserta adalah 10 orang  dengan pasangan mereka, dengan usia 39-60 tahun. Analisis data yang digunakan adalah content analysis. Hasil penelitian ditemukan ada 3 kategori tema, yaitu: 1) perubahan dan keluhan fisik, tidak dapat ereksi lagi, maskulinitas tidak ada lagi. 2) Perubahan hasrat seksual, hasrat seksual tinggi tetapi kemampuan fisik menurun sehingga hasrat seksual menurun. 3) Perubahan ekspresi seksual dalam bentuk pelukan, ciuman, menyentuh, tetapi tidak dapat dapat menikmati lagi.
Cultural competency and nursing care among sundanese nurses ethnic group in Indonesia Upit Pitriani; Kusman Ibrahim; Sandra Pebrianti
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v3i2.3634

Abstract

Background: Nurses as one of the health professionals who are expecting to have competence in providing nursing care to patients based on cultural background.Purpose: To describe the cultural competency and nursing care among sundanese nurses' ethnic group in Indonesia..Method: A descriptive design with a quantitative approach. The sampling technique in this study used Cluster Random Sampling with the sample of 63 respondents. The instrument used the NCCS (Nurse Cultural Competence Scale). This research conducted on April 2019 at dr. Slamet Hospital, Garut - IndonesiaResults: Shows that the nurses' cultural competencies in dr. Slamet hospital was in a low category of 37 respondents (58.7%). While in a component, cultural awareness was in the low category (60.3%), the cultural knowledge component was in the high category (52.4%), the cultural sensitivity component was in the low category (58.7%) and the cultural skills component in the high category (58.7%).Conclusion: The most nurses' cultural competencies  was in a low category such as cultural awareness was in the low category (60.3%), the cultural sensitivity component was in the low category. Sundanese nurses' ethnic group need to develop training in culturally competent as a local wisdom.
Studi Kualitatif Fenomenologi Pengalaman Hidup Pasien Pasca Kolostomi di Wilayah Jawa Barat La Rangki; Kusman Ibrahim; Aan Nur&#039;aini
MEDULA JURNAL ILMIAH FAKULLTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.998 KB) | DOI: 10.46496/medula.v6i1.5369

Abstract

ABSTRACTPatient with colostomy followed colorectal has been cancer increasing significantly in Indonesia. Colostomy caused not only physical problems but also psychological and social problems. Health care profesional, especially nurses need to provided hollistic care services to the patients after colostomy. Study with  Qualitative method to describe  the live experience of the colostomy patient was important.  This study was a phenomenological  qualitative approach . Data obtained with in-depth interviews to 8 informants consisting of 5 men and 3 women, aged between 30-73 years. The length of time living with a colostomy between 4 months to 6 years. Data were analyzed by using  Colaizzi method. Themes  emerged from this study: ;sources of support;live with a colostomy; live adaptation; the burdens living with a colostomy. Living with a colostomy faced problems including the limitation to fulfill their needs, psychosocial changes, spiritual distress, and economic problems. Based on those problems, nurses can give support and attention for post colostomy patients. Keywords : Lived Experiences, Colostomy, Bandung
Pengalaman Hidup Pasien Stoma Pasca Kolostomi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat Tahun 2014 La Rangki La Rangki; Kusman Ibrahim; Aan Nur’aini
MEDULA JURNAL ILMIAH FAKULLTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.223 KB) | DOI: 10.46496/medula.v5i1.3887

Abstract

ABSTRACTPatient with colostomy followed colorectal has been cancer increasing significantly in Indonesia. Colostomy caused not only physical problems but also psychological and social problems. Health care profesional, especially nurses need to provided hollistic care services to the patients after colostomy. Study with Qualitative method to describe the live experience of the colostomy patient was important. This study was a phenomenological qualitative approach. Data obtained with in-depth interviews to 8 informants consisting of 5 men and 3 women, aged between 30-73 years. The length of time living with a colostomy between 4 months to 6 years. Data were analyzed by using Colaizzi method. Themes emerged from this study: colostomy caused limitations, psychosocial changed, spiritual distres, sexual changed. Living with a stoma required serious attention by health care profesional, access to health services that were important, and decision-making about colostomy influenced by interdisciplinary team and the adequacy of information.Keywords : Lived Experiences, Colostomy, Bandung
Pengalaman Hidup Orang Terinfeksi Filariasis Lilis Lismayanti; Kusman Ibrahim; Lia Meilianingsih
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.457 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i1.48

Abstract

Filariasis merupakan penyakit yang kurang diperhatikan, karena penderita cenderung mengalami stigma negatif. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman hidup orang terinfeksi filariasis. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Tujuh partisipan berpartisipasi dalam penelitian ini. Analisis data menggunakan pendekatan Collaizi. Hasil penelitian mendapatkan lima tema dan 16 subtema. Pertama, pengalaman pertama kali terinfeksi filariasis dengan subtema kaget, bingung, dan perasaan tidak menentu. Kedua, pengalaman orang terinfeksi filariasis selama menjalani gejala klinisnya dengan subtema demam, nyeri, bengkak, keterbatasan aktivitas, dan kelelahan. Ketiga, gangguan emosi dan psikologis dengan subtema malu, jengkel, dan pasrah. Keempat, adanya beban sosial ekonomi dengan subtema menarik diri dari interaksi sosial dan kesulitan ekonomi. Kelima, pengalaman orang terinfeksi filariasis dalam mengakses pelayanan kesehatan dengan subtema penyakit yang tidak kunjung sembuh setelah beberapa kali berobat ke pelayanan kesehatan, mencari alternatif pengobatan, pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan dan harapan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan komunitas, baik pada kelompok yang sakit, yang beresiko dan yang sehat, dengan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Kata kunci: Fenomenologi, filariasis, pengalaman hidup AbstractFilariasis is a disease that is less noted, because people with filariasis tend to experience negative stigma. This study aims to explore the lived experience of people infected with filariasis. This study is descriptive qualitative with phenomenological approach. Seven (7) participants involved in this study. Data was analized using Collaizi’s approach to analysis. The results of this study found 5 themes with 16 subthemes. First, the experience at first infected with filariasis with subthemes: shock, confusion, and feeling uncertain. Second, filariasis infected people experience during their clinical symptoms with subtheme: Fever, pain, swelling, lack of activity, and fatigue. Third, filariasis infected people experience of emotional and psychological disturbance with subthemes: Shame, irritated, and surrender. Fourth, Socioeconomic burden with subthemes: withdraw from social interaction and economic hardship. Fifth, filariasis infected people experience in accessing health services with subthemes: Never recovered after several times getting treatment by health professional, seeking alternative treatment, unsatisfactory with health services and expectation of better health care. The results of this study can be used as a reference to improve community nursing services, either at hospital group, risk and healthy people, with promotive, preventive, curative and rehabilitative.Key words: Filariasis, lived experience, phenomenology
Efek Spiritual Emotional Freedom Techniqueterhadap Cemas dan Depresi, Sindrom Koroner Akut Derison Marsinova Bakara; Kusman Ibrahim; Aat Sriati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.89 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i1.51

Abstract

Sindrom koroner akut (SKA) merupakan penyakit jantung penyebab kematian. Gejala depresi, kecemasan, dan stres meningkat pada pasien SKA. Gejala ini dapat memengaruhi proses pengobatan dan penyembuhan serta menimbulkan komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh SEFT terhadap penurunan gejala depresi, kecemasan, dan stres pada pasien SKA yang dirawat di ruang rawat intensif jantung. Rancangan penelitian menggunakan quasi eksperimen, teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling,sebanyak 42 orang. Penetapan jumlah responsden untuk kontrol dan kelompok intervensi menggunakan number ramdom trial, sehingga ditetapkan kelompok intervensi berjumlah 19 responsden dan untuk kelompok kontrol berjumlah 23 responsden. Kelompok intervensi dan kelompok kontrol diukur tingkat depresi, kecemasan, dan stres mengunakan kuesioner The Depression Anxiety Stres Scales 21(DASS 21) kemudian pada kelompok intervensi diberikan intervensi SEFT satu kali selama 15 menit dan diukur kembali tingkat depresi, kecemasan, dan stres pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data dianalisis dengan Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil menunjukkan perbedaan yang bermakna antara tingkat depresi, kecemasan, dan stres sebelum dan sesudah intervensi SEFT antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0.05). Intervensi SEFT membantu menurunkan depresi, kecemasan, dan stres pada pasien SKA.Kata kunci:Depresi, intervensi SEFT, kecemasan, stres AbstractAcute coronary syndrome (ACS) is a cause of heart disease deaths. Symptoms of depressi on anxiety, and stres is increased in patients with ACS. These symptoms may affect treatment and healing processand cause complications. This study aims to determine the effect of intervention Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) to decrease depression, anxiety, and stres in patients with ACS who were treated in the cardiac intensive care unit. The research design was quasi-experimental, and using consequtive sampling as sampling technique, 42 responsdents were divided into intervention and control groups. Determination the number of responsdents for the control and intervention groups using a number ramdom trial, 19 responsdents intervention group and 23 responsdents the control group. Intervention group and control group measure levels of depression, anxiety, and stres using questionnaires The Depression Anxiety Stres Scales 21 (DASS 21) later in the intervention group was given SEFT intervention once for 15 minutes and measured return rates of depression, anxiety, and stres in the intervention group and the control group. Data were analyzed with the Wilcoxon and Mann Whitney. Results show significant differences between levels of depression, anxiety, and stres before and after the intervention SEFT between the intervention group and the control group (p<0.05). SEFT interventions help reduce depression, anxiety, and stres in patients with ACS. Limitations of this study is the difficulty in controlling the characteristics of the responsdents as a confounding variable. This research benefits that SEFT interventions can be used to reduce depression, anxiety, and stres in patients with ACS, and can be consider as one intervention.Key words: Anxiety, depression, stres, SEFT Intervention
Makna Spiritualitas pada Klien dengan Sindrom Koroner Akut Aan Nuraeni; Kusman Ibrahim; Hana Rizmadewi
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 2 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.082 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i2.55

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kematian dan kecacatan di dunia akibat sindrom koroner akut (SKA). Perawatan klien dengan SKA masih terfokus pada aspek fisik, sedangkan aspek spiritualitas banyak dilupakan.Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali secara mendalam makna spiritualitas yang dipersepsikan oleh klien dengan SKA yang menjalani perawatan di ruang intensif jantung RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif, dengan jumlah partisipan sebanyak sepuluh orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan content analysis.Berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi empat kategori makna spiritualitas dengan sepuluh buah tema, yaitu: (1) Spiritual adalah hubungan dengan diri sendiri dengan dua buah tema antara lain, menerima penyakit sebagai suatu teguran atau cobaan, dan hidup menjadi lebih baik; (2) Spiritual adalah hubungan dengan Tuhan dengan lima buah tema yaitu: kepasrahan pada Tuhan, ibadah atau komunikasi dengan Tuhan, harapan, permohonan ampunan (pertobatan), dan rasa syukur; (3) Spiritual adalah hubungan dengan orang lain dengan dua buah tema yaitu: perhatian, cinta, dan kasih sayang dari orang lain, serta keberhasilan keluarga, memberikan manfaat bagi sesama; dan (4) Spiritual adalah hubungan dengan alam dengan satu buah tema yaitu menyalurkan hobi atau aktivitas di alam. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan perawat lebih sensitif terhadap makna spiritualitas klien dan mendorong penggunaan sumber spiritualitasnya untuk proses penyembuhan klien. Institusi pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan perawat yang peka terhadap kebutuhan spiritualitas klien serta diperlukan penelitian lebih lanjut dan lebih luas dalam lingkup perawatan spiritualitas.Kata kunci:Persepsi, spiritualitas,sindrom koroner akut AbstractThis research was conducted due to the high of mortality and disability rate in the world caused by Acute Coronary Syndrome (ACS), however the treatment of ACS’ clients are still focusing on physical aspects rather than spirituality aspects. Actually, these aspects are equally important. Through awareness of the meaning of spirituality, the clients can achieve spirituality comfort. Spiritual comfort can give peacefulness and positive impact to clients’ health. The purpose of the study was to explore the meaning of spirituality in clients with ACS who undergone treatment in the cardiac intensive care RSHS Bandung. The study used a descriptive exploratory design with 10 participants. The data was collected through interviews and observations. The data were analysed using content analysis the data analysis performed using content analysis. The result identified four categories of the meaning of spirituality followed by 10 themes, namely : (1) Spirituality was self-relationship that consists of two themes, include a. Accepted of disease as a reproach or temptation b. Better in life; (2) Spirituality was relationship between human and God, it consists of five themes, namely : a. Self-reliance, b. Worship or communication with God, c. Hope, d. Asking forgiveness or repentance, e. Grateful; (3) spirituality was a relationship with others, it consists of two themes, namely : a. caring, love, affection from others, and the success of the family b. Giving to others; (4) Spirituality was relationship between human with nature, consist of one theme, namely : doing personal interest or activity in the nature environment. Based on the results, nurses are expected to be more understood to the meaning of clients’ spirituality and encouraging them to use their spirituality sources for their healing process. Educational institutions are expected to prepare the student with high sensitivy of clients’ spirituality needs, and then further research of spirituality care is needed with broader scopesKey words: Acute Coronary Syndrome, perception, spirituality
Pengalaman Hidup Pasien Stoma Pascakolostomi La Rangki; Kusman Ibrahim; Aan Nuraeni
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.634 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v2i2.70

Abstract

Jumlah pasien pasca kolostomi akibat kanker kolon dan rektal di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Kolostomi menyebabkan masalah fisik, psikososial dan spiritual serta ekonomi. Tenaga kesehatan terutama perawat perlu memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien pasca kolostomi secara menyeluruh. Penelitian kualitatif terhadap pasien kolostomi sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengungkap secara mendalam pengalaman hidup pasien pasca kolostomi dan menemukan new insight, sehingga dapat menambah pengetahuan perawat dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data didapatkan dengan wawancara mendalam terhadap delapan informan yang merupakan pasien rawat jalan, terdiri dari lima laki-laki dan tiga perempuan, usia antara 30 tahun sampai dengan 73 tahun. Lamanya hidup dengan kolostomi antara empat bulan sampai dengan enam tahun. Analisis hasil wawancara menggunakan metode Colaizzi. Tema yang didapatkan dari pengalaman hidup pasien kolostomi antara lain: keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, perubahan psikososial informan, perubahan dalam perilaku ibadah dan distres spiritual, perubahan pada aktivitas seksual, sumber-sumber dukungan bagi informan, upaya menjalani hidup dengan kolostomi, adaptasi terhadap perubahan yang terjadi, serta penyulit dalam menjalani hidup dengan kolostomi. Individu yang hidup dengan kolostomi mengalami keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya, termasuk perubahan psikososial, distres spiritual dan masalah ekonomi. Berdasarkan penelitian ini, perawat disarankan memberikan dukungan dan dan perhatian pada pasien pasca kolostomi.Kata kunci:Kanker kolorektal, kolostomi, pengalaman hidup AbstractThe number of patient with colostomy that it caused by colorectal cancer has been increasing significantlyin Indonesia. Colostomy was affected to physical, psychosocial, spiritual and economic of patients. Health providers, especially nurses need to provide holistic care for post colostomy patients. The aims of this qualitative study were to describe the life experience of post colostomy patients and to explore new insight of nursing interventions. The new insight would increase nurses’ knowledge and improve the quality of nursing care. This phenomenological study was obtained data using in-depth interviews to 8 informants. The informants consist of 5 men and 3 women. The characteristic of informants included age between 30-73 years, and the length of time living with a colostomy between 4 months to 6 years. The data were analyzed using the Colaizzi method. This study found several themes such as limited daily activities, psychosocial changes; spiritual distress; changes in sexualactivities;sources of support;live with a colostomy; live adaptation; the burdens living with a colostomy. Living with a colostomy faced problems including the limitation to fulfill their needs, psychosocial changes, spiritual distress, and economic problems. Based on those problems, nurses can give support and attention for post colostomy patients.Key words: Colorectal cancer, colostomy, life experiences
Co-Authors Aan Nur&#039;aini Aan Nuraeni Aan Nur’aeni Aan Nur’aini Aat Sriati Aat Sriati Alfian Alfian ANA IKHSAN HIDAYATULLOH Anita Setyawati Arlette Suzy Puspa Pertiwi Asadul Islam Astilia, Astilia Ayu Prawesti Priambodo Baiq Emi Nurmalisa Budiawan, Heri Cahyo Nugroho, Cahyo Cecep Eli Kosasih Christina Listha Citra Windani Mambang Sari Derison Marsinova Bakara Derison Marsinova Bakara Desy Indra Yani Devi Harmita Dian Adiningsih Didi Kurniawan Dyah Setyorini Dyah Setyorini Earlyana Octavia limbong Ermiati Ermiati Etika Emaliyawati Etika Emliyawati Eva Nurlaela Faizal Idrus Fera Imelia Agustin Gina Nurdina Hadi Nasbey Hana Rizmadewi Agustina Harun, Hasniatisari Harun, Hasniatisari Harwadi, Hendra Hasanah, Ulung Hayaty, Helmi Helmi Hayaty Hendra Harwadi Herliani, Yusshy Kurnia HIDAYATULLOH, ANA IKHSAN Ida Maryati Ida Rosidawati Ihda Al Adawiyah Mz Ikeu Nurhidayah Ikeu Nurhidayah Ikeu Nurhidayah Imas Rafiyah Indriono Hadi Inriyana, Ria Iqbal Pramukti Ita Vusfita Iyus Yosep Jajang Ganjar Waluya Jayalangkara Tanra Kesumawati, Rianti Kombong, Rita La Rangki La Rangki La Rangki Laili Rahayuwati Lia Meilianingsih Lia Meilianingsih Lilin Rosyanti Lilis Lismayanti Lilis Lismayanti Lilis Mamuroh limbong, Earlyana Octavia Made Yos Kresnayana Maria komariah Maria komariah Meilita Enggune Meita Dhamayanti Mochammad Hatta Mustari Aji, Nandang Nia Kurniasih Nita Arisanti Novi Malisa, Novi Nur Chayati Nur Maziyya Nursiswati N Nursiswati Nursiswati Nursiswati Nursiswati Oktavia Nur Azizah Jain Purwo Suwignyo Raden Nabilah Putri Fauziyyah Raden Nabilah Putri Fauziyyah Raden Nabilah Putri Fauziyyah Rahmi Muthia Raini Diah Susanti Restuning Widiasih Ria Bandiara Riri Amalina Riri Amalina Rudi Kurniawan Rudi Wisaksana Sandra Pebrianti Septian Andriyani, Septian Setiyawan Setiyawan Siti Romadoni Siti Romadoni, Siti Siti Ulfah Rifa’atul Fitri Slamet Riyanto Sri Elis Rohaeti Sri Hartati Pratiwi Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati SRI WULANDARI Stevani Basry Suryani Suryani Titin Mulyati Titin Sutini, Titin Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Tuti Anggriani Utama Tuti Pahria Upit Pitriani Urip Rahayu Urip Rahayu Urip Rahayu, Urip Veny Hadju Waluya, Ady Windiramadhan, Alvian Pristy Witdiawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati, Witdiawati Yanny Trisyani Yeni Yeni Yulianti Yusshy Kurnia H Yusshy Kurnia Herliani Yusshy Kurnia Herliani Zahara Farhan