Claim Missing Document
Check
Articles

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK Muttaqin, Afdhal
Jurnal Ilmu Fisika Vol 2, No 1 (2010): JURNAL ILMU FISIKA
Publisher : Jurnal Ilmu Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.063 KB) | DOI: 10.25077/jif.2.1.15-23.2010

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengukuran getaran suatu obyek dengan menggunakan interferometer Michelson dan CCD webcam. Pola intereferensi dihasilkan dari perbedaan lintasan laser HeliumNeon dengan panjang gelombang 632,8 nm melewati obyek getar speaker piezo yang diletakkan pada cermin uji. Pemberian frekuensi getar dimulai 5 Hz – 30 Hz dengan kelipatan 5 Hz serta frekuensi 1 KHz-20 KHz dengan kelipatan 1 KHz. CCD webcam dapat merekam berkas sinar laser dari cermin referensi dan cermin uji dengan kemampuan CCD webcam 30 frame perdetik. Perubahan intensitas laser yang menggambarkan frekuensi getar obyek dapat dilihat pada frekuensi di bawah frekuensi CCD webcam.
KONDUKTIVITAS ELEKTRODA DARI CAMPURAN RESIN DAMAR DAN ZEOLIT DARI BOTTOM ASH Muttaqin, Afdhal; Emriadi, Emriadi; Tetra, Olly Norita
Jurnal Ilmu Fisika Vol 6, No 1 (2014): JURNAL ILMU FISIKA
Publisher : Jurnal Ilmu Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.818 KB) | DOI: 10.25077/jif.6.1.31-35.2014

Abstract

Proses sokletasi terhadap resin damar dengan menggunakan pelarut heksana mempengaruhi sifat konduktivitas dari campuran damar dengan zeolit pada perbandingan tertentu. Konduktivitas elektroda dari resin damar dan zeolit bottom ash diukur dengan menggunakan rangkaian sederhana. Elektroda dibuat dengan mencampur hasil sokletasi resin damar dan zeolit dengan perbandingan tertentu. Zeolit yang digunakan merupakan hasil sentesis dari limbah bottom ash melalui metoda hidrotermal menggunakan peleburan NaOH. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa damar yang telah disokletasi mempunyai konduktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan damar tanpa sokletasi.
Pengaruh Air Laut Terhadap Sifat Listrik Zeolit Sintetis dari Bottom Ash Melalui Proses Alkali Hidrotermal Lestari, Tiya; Muttaqin, Afdhal
Jurnal Ilmu Fisika Vol 7, No 1 (2015): JURNAL ILMU FISIKA
Publisher : Jurnal Ilmu Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.719 KB) | DOI: 10.25077/jif.7.1.19-27.2015

Abstract

Telah dilakukan sintesis zeolit berbahan dasar bottom ash dan NaOH sebagai aktivator dengan perbandingan 1 : 1,2 g. Sebagai media kristalisasi dalam proses pembentukan kristal zeolit, digunakan air laut dan akuades melalui proses alkali hidrotermal. Proses alkali hidrotermal dilakukan menggunakan teflon autoclave yang dipanaskan di dalam oven pada temperatur 100oC selama 6 jam. Zeolit sintetis yang didapatkan kemudian diuji secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan XRD dan SEM-EDS serta penentuan konduktivitas listrik menggunakan LCR-meter model TH2820. Hasil analisis pola XRD menunjukkan bahwa sampel mengandung zeolit Na-X, zeolit Na-P, hidroksisodalit, dan kuarsa. Hasil SEM-EDS memperlihatkan pengaruh perbedaan media kristalisasi terhadap permukaan zeolit yang dihasilkan.  Zeolit dengan kemurnian yang baik berbentuk kubik didapatkan pada sampel yang menggunakan media kristalisasi air laut dari tepi pantai dengan kadar kuarsa yang lebih rendah. Dari nilai konduktivitas listriknya diketahui bahwa sampel berada dalam rentang bahan semikonduktor. Nilai dengan konduktivitas listrik tertinggi terdapat pada sampel yang menggunakan media kristalisasi air laut di tepi pantai dengan nilai konduktivitas 1,287 x 10-6 - 3,040 x 10-6  S/cm.
PERANCANGAN SISTEM PEWAKTUAN DAN PENGONTROLAN TEMPERATUR PADA APLIKASI KAMAR TEMPERATUR DENGAN SENSOR LM35DZ BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 Muttaqin, Afdhal; Taufiq, Imam
Jurnal Ilmu Fisika Vol 4, No 2 (2012): JURNAL ILMU FISIKA
Publisher : Jurnal Ilmu Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.762 KB) | DOI: 10.25077/jif.4.2.67-75.2012

Abstract

Telah dirancang sistem kamar temperatur dengan pengaturan temperatur dan pewaktuan mengunakan mikrokontroler AT89S52 serta sensor temperatur LM35DZ sebagai pengindra temperaturnya. Perancangan ini terdiri dari perangkat keras (keypad 4x4, LCD, ADC0804, LM35DZ, penguat tak membalik, dan relay) dan perancangan perangkat lunak sistem kamar temperatur dengan bahasa pemograman C. Data hasil penelitian dianalisa mengunakan metode grafik dan teori error. Hasil analisa data menunjukan bahwa tegangan keluaran sensor LM35DZ sebanding dengan temperatur dengan sensitivitas 0,009 V/ºC dan nilai awal 0,041 V. Penguatan rangkaian penguat tak membalik adalah sebesar 4,963 kali dengan nilai awal keluaran penguat sebesar -0,005 V. Perubahan temperatur yang indra sensor sebanding dengan data keluaran ADC0804 dengan kemiringan garis 0,402 ºC dan nilai awal temperatur sebesar -2,755 ºC. Temperatur dan lama pengaturan temperatur dapat diubah dari luar sesuai keinginan penguna.
PENENTUAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS (DM) MELALUI UJI SPEKTROSKOPI ASETON DALAM AIR LIUR. Muttaqin, Afdhal
Jurnal Ilmu Fisika Vol 4, No 1 (2012): JURNAL ILMU FISIKA
Publisher : Jurnal Ilmu Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.079 KB) | DOI: 10.25077/jif.4.1.8-13.2012

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menetukan hubungan antara kadar aseton dalam air liur dengan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus (DM). Sampel terdiri dari dua kelompok, lima orang tanpa keluhan DM dan lima orang pasien DM dari RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pengambilan air liur dan pengukuran gula darah dilakukan bersamaan pada dua waktu, dua jam setelah makan dan setelah berpuasa selama dua belas jam. Semua sampel air liur dispektroskopi dengan spektrofotometer UV-Vis menggunakan lampu xenon sebagai sumber cahaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi tinggi antara kadar aseton dalam air liur dengan kadar gula darah dengan koefisien korelasi sebesar 0.985.
PENGARUH FISISORPSI ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI PADA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH Muttaqin, Afdhal
Jurnal Ilmu Fisika Vol 3, No 1 (2011): JURNAL ILMU FISIKA
Publisher : Jurnal Ilmu Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.095 KB) | DOI: 10.25077/jif.3.1.32-37.2011

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan zeolit alam teraktivasi sebagai penyerap (adsorben) dalam proses pembuatan biodiesel berbahan dasar minyak jelantah. Pembuatan biodiesel menggunakan minyak jelantah menggunakan prosedur standar. Untuk melihat pengaruh zeolit alam teraktivasi sampel diberikan beberapa perlakuan yang berbeda, perlakuan TZ (Tanpa Zeolit), biodiesel TA (Tanpa Aktivasi) yang menggunakan zeolit alam sebagai adsorben namun tanpa aktivasi, biodiesel A1 100 yang menggunakan zeolit alam yang telah diaktivasi selama satu jam pada temperatur 100oC, serta biodiesel A2 100, A1 150, A2 150, A1 200 dan A2 200. Semua sampel dikarakterisasi dengan menggunakan uji sifat fisik yaitu kerapatan relatif, viskositas kinematik, densitas dan uji korosi terhadap lempeng tembaga mengacu pada standar ASTM dan Dirjen Migas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit alam yang telah diaktivasi secara fisika terbukti mampu meningkatkan kualitas biodiesel dari minyak jelantah. Biodiesel yang memenuhi standar untuk semua pengujian adalah A2 150, A1 200 dan A2 200.
Analisis Pengaruh Macrobending Pada Sensor Albumin Urin Dengan Metode Evanescent Menggunakan Serat Optik FD 620-10 Saputra, Haryanto; Harmadi, Harmadi; Muttaqin, Afdhal
Jurnal Ilmu Fisika Vol 11, No 1 (2019): Published in March 2019
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.976 KB) | DOI: 10.25077/jif.11.1.31-36.2019

Abstract

Telah dilakukan analisis pengaruh macrobending pada sensor albumin urin dengan metode evanescent menggunakan serat optik FD 620-10. Sumber cahaya dari laser dioda dengan panjang gelombang 650 nm ditransmisikan pada serat optik multimode. Pengupasan cladding serat optik sepanjang 3 cm mengakibatkan pelemahan intensitas terukur pada detektor akibat interaksi gelombang evanescent dengan molekul albumin dalam urine. Sensor albumin urin dikarakterisasi berdasarkan tegangan keluaran fotodioda. Hasil karakterisasi sensor menunjukkan serat optik pada jari-jari bending 2,5 cm adalah yang  optimal untuk pengukuran kadar albumin urin dengan  sensitivitas sensor sebesar 0.001 (mg/dL)/V. Tegangan keluaran fotodioda semakin mengecil seiring meningkatnya kadar albumin urin.Kata kunci : macrobending, serat optik, albumin urin. 
PENGARUH TEMPERATUR HIDROTERMAL TERHADAP KONDUKTIVITAS LISTRIK ZEOLIT SINTETIS DARI ABU DASAR BATUBARA DENGAN METODE ALKALI HIDROTERMAL Yunisa Oktaviani; Afdhal Muttaqin
Jurnal Fisika Unand Vol 4, No 4: Oktober 2015
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.173 KB) | DOI: 10.25077/jfu.4.4.%p.2015

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan sintesis zeolit berbahan abu dasar batubara dan NaOH sebagai aktivator dengan perbandingan 1 : 1,2 g. Sebelum disintesis, abu dasar batubara diuji menggunakan XRF untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam abu dasar. Sebagai media kristalisasi dalam proses pembentukan kristal zeolit, digunakan air laut melalui proses alkali hidrotermal. Proses alkali hidrotermal dilakukan menggunakan teflon autoclave yang dipanaskan di dalam oven pada variasi temperatur 60 ºC, 80 ºC, 100 ºC, 160 ºC dan 180 ºC selama 6 jam. Zeolit sintetis yang didapatkan kemudian dikarakterisasi menggunakan XRD dan SEM-EDS serta penentuan konduktivitas listrik menggunakan LCR-meter. Hasil pola XRD menunjukkan bahwa sampel mengandung zeolit A, zeolit Na-X, zeolit Na-P, sodalit, kuarsa, hidroksisodalit dan vermikulit. Hasil SEM-EDS memperlihatkan pengaruh perbedaan temperatur proses hidrotermal terhadap permukaan zeolit yang dihasilkan. Zeolit dengan kemurnian yang baik didapatkan pada sampel yang terbentuk pada temperatur 180 ºC dengan tidak ada lagi kuarsa dan hidroksisodalit. Pengukuran konduktivitas listrik menunjukkan bahwa konduktivitas yang dihasilkan berada dalam rentang bahan semikonduktor. Nilai dengan konduktivitas listrik tertinggi terdapat pada sampel yang terbentuk pada proses hidrotermal temperatur 180 ºC yaitu 2,76769 x 10-6 - 12,22794 x 10-6 S/cm.Kata kunci : zeolit, sintesis, kristalisasi,hidrotermal, konduktivitas, semikonduktor, temperaturAbstractThe synthesis of zeolite from bottom ash and NaOH as an activator with ratio of 1 : 1,2 g has been conducted. Before synthesized, bottom ash was tested by using XRF. As a medium for the crystallization, sea water used on the alkaline hydrothermal process. Alkaline hydrothermal process carried out using a teflon autoclave heated in an oven with variation temperature of  60 ºC, 80 ºC, 100 ºC, 160 ºC and 180 ºC for 6 hours. Synthetic zeolites tested by using XRD and SEM-EDS and LCR-meter model for electrical conductivity measurement. XRD patterns show that the samples contain zeolite A, zeolite Na-X, zeolite Na-P, sodalite, quarzt, hydroxysodalite, and vermicullite. The SEM-EDS showed influence of hydrothermal temperature on zeolite surface. Synthetic zeolite with good purity obtained on samples of hydrothermal temperature process of 180 ºC with no quarzt and hydroxysodalite content. Measurement of electrical conductivity show, that the conductivity samples obtained are in the range semiconductor. The highest electrical conductivity is about 2.76769 x 10-6 – 12.22794 x 10-6 S/cm is found in the samples with hydrothermal temperature process of 180 ºC.Keywords : zeolite, crystallization, hydrothermal, conductivity, semiconductor, temperature
Pembuatan Material Sensor Kelembaban Relatif Berbasis Selulosa Ubi Gajah dan Polianilin (PANi) Rully Mandela; Afdhal Muttaqin
Jurnal Fisika Unand Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.633 KB) | DOI: 10.25077/jfu.5.2.193-198.2016

Abstract

Telah dilakukan pembuatan material sensor kelembaban relatif (RH) berbasis selulosa ubi gajah dan polianilin (PANi). Pembuatan PANi-selulosa menggunakan metode grafting dengan variasi selulosa 1-5 g selulosa pada 10 mL PANi. Inisiator CuSO4 (1 M) digunakan untuk membentuk radikal bebas, sehingga molekul selulosa bisa masuk pada tulang punggung PANi. PANi-selulosa hasil sintesis dikarakterisasi mengunakan FTIR dan Spektrofotometer UV-VIS. Pengukuran resistansi dari film tebal PANi-selulosa dilakukan untuk setiap variasi penambahan selulosa berdasarkan perubahan kelembaban relatif. Hasil karakterisasi FTIR dan Spektrofotometer UV-VIS menunjukkan bahwa terjadinya pergeseran spektra IR dan serapan optik PANi oleh pencangkokan selulosa yang mengindikasikan keberhasilan pencangkokan PANi-selulosa. Penambahan massa selulosa dapat menurunkan nilai resistansi film PANi-selulosa. Secara keseluruhan, film PANi-selulosa memiliki pola resistansi yang berkesesuain dengan tingkat kelembaban relatif, semakin tinggi nilai kelembaban relatif semakin rendah resistansi PANi-selulosa. Dari grafik kelembaban relatif terhadap resistansi, sampel terbaik sebagai material sensor RH adalah sampel dengan 10 mL PANi pada 3 g selulosa dengan koefisien korelasi sebesar 0,9640. Pencangkokan selulosa pada PANi meningkatkan sifat hidroskopis, matrik-matrik hidrofilik dan meningkatkan jumlah molekul uap air yang terperangakap di dalam PANi. Kata kunci: Film tebal PANi-selulosa, grafting PANi-selulosa, kelembaban relatif, sintesis selulosa
Pembuatan Material Sensor Kelembaban Relatif Berbasis Film Polianilin-Selulosa Ampas Tebu Anggi Anggi; Afdhal Muttaqin
Jurnal Fisika Unand Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.885 KB) | DOI: 10.25077/jfu.6.2.107-112.2017

Abstract

Telah dilakukan pembuatan material sensor kelembaban relatif berbasis film polianilin-selulosa ampas tebu. Sintesis selulosa ampas tebu dilakukan menggunakan metode hidrolisis dengan penambahan NaOH 17,5% dan HCl 0,1 M. Pembuatan PANi-selulosa menggunakan 10 ml anilin dengan variasi selulosa  0,50 g, 1,00 g dan 1,50 g. PANi-selulosa yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan FTIR. Film PANi-selulosa dibuat dengan metode dip coating selama 10 menit. Pengukuran resistansi film PANi-selulosa terhadap perubahan kelembaban relatif menggunakan ohmmeter dilakukan dalam chamber. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan penambahan selulosa menghasilkan ikatan amina, alkana, alkena yang lebih banyak. Sintesis selulosa menghasilkan selulosa sebanyak 12,71 g dari 50,00 g ampas tebu. Material sensor kelembaban relatif yang dibuat dari bahan PANi-selulosa ampas tebu dapat bekerja pada kelembaban relatif 32,65 – 93,10 %. Pengukuran resistansi menunjukkan penambahan selulosa dan peningkatan kelembaban relatif akan memperkecil nilai resistansi. Linearitas sensor yang tertinggi didapatkan pada sampel dengan penambahan selulosa 1,00 g dengan R2 = 0,932. Uji durabilitas selama 18 hari menunjukkan nilai resistansi naik terutama pada kelembaban relatif di atas 75,51 %. Durabilitas tertinggi diperoleh pada sampel dengan penambahan selulosa 0,50 g.Kata kunci : polianilin, selulosa ampas tebu , sensor kelembaban