Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Penjadwalan distribusi produk dengan metode distribution requirement planning (Studi kasus produk air minum dalam kemasan) Kulsum Kulsum; Yusraini Muharni; Mochamad Rifky Mulyawan
Jurnal Teknika Vol 16, No 1 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v16i1.7800

Abstract

Studi kasus dilakukan di bidang produksi air minum dalam kemasan, produk yang diteliti adalah air minum kemasan cup berisi 240 ml. Permasalahan yang cukup sering terjadi di perusahaan ini adalah perusahaan mengalami keterlambatan dalam pengiriman produk ke salah satu DC (distribution center) karena tidak tersedianya produk jadi di dalam gudang pusat yang kosong sehingga pemenuhan permintaan konsumen di salah satu DC terganggu. Permasalahan tersebut ternyata terjadi karena kurang terintegrasinya proses pendistribusian produk ke setiap DC diakibatkan oleh perencanaan dan penjadwalan distribusi produk yang belum tersusun secara sistematis oleh perusahaan. Hal itu mengakibatkan biaya distribusi tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan apabila pengiriman yang dilakukan melebihi kapasitas truk yang ada. Tujuan penelitian ini adalah menyelesaikan masalah tersebut menggunakan metode distribution requirement planning atau DRP. DRP sangat efektif diterapkan dalam saluran distribusi bertingkat karena metode tersebut dapat membantu merencanakan stock barang di setiap DC. Pada penelitian ini data diolah dalam beberapa langkah yaitu melakukan peramalan permintaan, menentukan safety stock dan order quantity dengan metode lot sizing LFL (lot for lot) dan EOQ (economic order quantity), serta membuat usulan penjadwalan DRP untuk periode satu tahun mendatang. Didapatkan total biaya distribusi DRP dengan LFL mengalami penurunan sebesar 3.12% dengan frekuensi pengiriman lebih sedikit yaitu 52 kali. The case study was carried out in producing bottled water. The product being investigated was a 240 ml cup of bottled drinking water. The problem that is quite common in this company is the company experiencing delays in sending products to one of the DC (distribution center) due to the unavailability of finished products in an empty central warehouse so that the fulfillment of consumer demand in one of the DCs is disrupted. The problem turned out to occur because of the lack of integration of the product distribution process to each DC caused by planning and scheduling product distribution that the company has not systematically arranged. This problem results in additional distribution costs incurred by the company if the shipments made exceed the capacity of the existing trucks. The purpose of this study is to solve the problem using the distribution requirements planning or DRP method. DRP is very effective in multilevel distribution channels because this method can help plan the stock of goods in each DC. In this study, the data is processed in several steps, namely forecasting demand, determining safety stock and order quantity using the lot sizing method LFL (lot for lot) and EOQ (economic order quantity), and making proposed DRP scheduling for the next one year period. Obtained the total cost of distribution of DRP with LFL decreased by 3.12%, with 52 times fewer delivery frequencies.
Usulan pengoptimalan tata letak gudang W12 menggunakan kebijakan dedicated storage dengan penerapan simulasi (Studi kasus: PT. XYZ) Kulsum Kulsum; Yusraini Muharni; Al-Atur Akbar Felayani
Jurnal Teknika Vol 16, No 2 (2020): Edisi November 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v16i2.9177

Abstract

PT. XYZ memiliki gudang baru yaitu warehouse 12. Warehouse 12 ini belum memiliki pengaturan mengenai tata letak bahan baku. Adapun bahan baku yang dimaksud adalah bahan baku plate, sheet dan coil, serta material handling-nya yaitu forklift dan truk trailer. Agar menghindari kekeliruan saat penyusunan dan penempatan, diperlukan penempatan yang sifatnya tetap. Oleh karenanya metode dedicated storage digunakan pada penelitian ini. Dari tata letak tersebut diperlukan perbandingan dari kondisi eksisting dan 2 alternatif usulan untuk mengetahui alternatif terbaik agar mendapatkan layout optimal, dan juga diperlukan simulasi menggunakan ProModel untuk perbandingan terkait utilitasnya. Penempatan bahan baku plate, sheet dan coil di warehouse 12 berdasarkan kebijakan dedicated storage dari perbandingan antara throughput dengan space requirement menghasilkan urutan dari yang terbesar sampai terkecil yaitu P2 – P4 – S4 – S3 – S2 – S5 – C4 – P1 – C1 – C5 – P5 – S1 – P3 – C2 – C3. Jumlah biaya material handling pada warehouse 12 berdasarkan kebijakan dedicated storage dengan masing-masing kondisi eksisting, diperoleh total biaya material handling sebesar Rp 2.825.467.122,19 dan untuk kondisi usulan 1 diperoleh total biaya material handling sebesar Rp 2.310.973.601,76 serta untuk kondisi usulan 2 diperoleh total biaya material handling sebesar Rp 142.795.485,50. 5. Persentase utilitas penggunaan alat material handling efisien pada warehouse 12, dimana untuk kondisi eksisting utilitas forklift 1 sebesar 99,86%, forklift 2 sebesar 99,86% dan forklift 3 sebesar 98,10%. Untuk kondisi usulan 1 utilitas forklift 1 sebesar 99,86%, forklift 2 sebesar 99,86% dan forklift 3 sebesar 98,58%. Sedangkan untuk kondisi usulan 2 utilitas forklift 1 sebesar 99,86%, forklift 2 sebesar 99,86% dan forklift 3 sebesar 98,66%. PT. XYZ has a new warehouse, warehouse 12. Warehouse 12 does not have any arrangements regarding the layout of raw materials. The raw materials referred to are plate, sheet, and coil raw materials, as well as material handling, i.e forklifts and trailer trucks. To avoid confusion when drafting and placing, a fixed placement is required. Therefore, the dedicated storage method is used in this study. From this layout, it is necessary to compare the existing conditions and 2 proposed alternatives to find out the best alternative to get the optimal layout, and also a simulation using ProModel is required for comparison related to its utility. Placement of plate, sheet, and coil raw materials in warehouse 12 based on dedicated storage policy, from the comparison between throughput and space requirements, results in the order from largest to smallest, i.e P2 - P4 - S4 - S3 - S2 - S5 - C4 - P1 - C1 - C5 - P5 - S1 - P3 - C2 - C3. The total material handling costs in warehouse 12 based on the dedicated storage policy with each existing condition, obtained a total material handling cost of Rp. 2,825,467,122.19 and for proposed condition 1, the total material handling cost is Rp. 2,310,973,601.76 and for the condition proposal, 2 obtained a total material handling cost of Rp. 142,795,485.50. 5. Percentage of utility for efficient use of material handling tools at warehouse 12, where for the existing conditions the utility for forklift 1 was 99.86%, forklift 2 was 99.86% and forklift 3 was 98.10%. For the proposed condition, forklift 1 utility is 99.86%, forklift 2 is 99.86% and forklift 3 is 98.58%. Meanwhile, for the condition of the proposed 2 utility forklift 1 was 99.86%, forklift 2 was 99.86% and forklift 3 was 98.66%.
Aplikasi Fuzzy Neural Network dan PSO pada Rancangan Jaringan Rantai Pasok Yusraini Muharni
Journal Industrial Servicess Vol 3, No 1b (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.823 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v3i1b.2089

Abstract

Rancangan jaringan rantai pasok merupakan konfigurasi dari jaringan rantai pasok yang dibuat untuk memenuhi permintaan pelanggan. Jaringan ini terdiri dari: beberapa pelanggan, pusat-pusat distribusi yang mengirimkan produk kepada para pelanggan, industri manufaktur yang memproduksi dengan mentransformasikan bahan mentah menjadi produk jadi, serta para pemasok yang berperan dalam menyediakan bahan mentah bagi industri manufaktur. Kelancaran aliran bahan baku dan perlengkapan menjadi bagian penting yang harus dikelola dengan baik dalam manajemen rantai pasok. Untuk itu lokasi para pemasok juga perlu dipertimbangkan untuk mengurangi biaya transportasi. Pendekatan simulasi, fuzzy neural network dan particle swarm optimization digunakan dalam makalah ini guna mencari solusi optimal dengan waktu perhitungan matematis yang lebih ringkas. Hasil training dan testing FNN memberikan hasil pilihan pabrik yaitu Pabrik 1, Pabrik 3 dan Pabrik 5. Sedangkan Pusat Distribusi yang dipilih untuk dibuka adalah Pusat Distribusi 1, Pusat Distribusi 2, dan Pusat Distribusi 5. 
MODEL PREDIKSI PRODUCTION DELAY DALAM PROSES PRODUKSI STRIP MILL DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM Yusraini Muharni
Journal Industrial Servicess Vol 3, No 2 (2018): Maret 2018
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v3i2.3190

Abstract

Dalam system produksi flow shop, kelancaran aliran proses produksi menjadi hal yang sangat penting.  Hal ini akan menjadi jaminan dapat terpenuhinya jadwal produksi yang telah direncanakan. Penundaan proses produksi (production delay) karena gangguan pada mesin merupakan permasalahan yang kerap muncul pada proses produksi strip mill. Sebagai akibatnya adalah penjadwalan produksi yang telah disusun menjadi tidak valid.  Disamping itu, waktu penyelesaian (makespan) menjadi lebih panjang dari yang semula direncanakan. Dalam kajian ini, metode adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS) yang merupakan gabungan jaringan syaraf tiruan dan teori fuzzy di terapkan untuk memprediksi production delay dalam produksi strip mill. Variabel masukan adalah waktu antara gangguan, sedangkan variabel luaran adalah lamanya production delay.  Sebanyak 146 data yang digunakan dalam model prediksi ini, dimana 70% data dialokasikan sebagai data pelatihan dan sisanya merupakan data pengujian. Hasil pelatihan model ANFIS menunjukkan bahwa nilai MSE berada dibawah 0.05 (MSE= 0.0464). Dengan demikian hasil prediksi dapat dipakai sebagai masukan bagi manajer produksi sebagai informasi pendukung dalam menyusun jadwal produksi (production scheduling).
MINIMASI MAKESPAN PADA PENJADWALAN FLOW SHOP MESIN PARALEL PRODUK STEEL BRIDGE B-60 MENGGUNAKAN METODE LONGEST PROCESSING TIME DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Yusraini Muharni; Evi Febianti; Nafa Nafsiani Sofa
Journal Industrial Servicess Vol 4, No 2 (2019): Maret 2019
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v4i2.5154

Abstract

Penjadwalan merupakan pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi. PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, saat ini produk dan jasa yang dilakukan PT XYZ adalah stokis besi dan baja, fabrikasi struktur baja, konstruksi jembatan, dan alat berat. PT XYZ sudah memiliki panduan produksi tersendiri dalam memproduksi produk- produknya namun meskipun waktu produksi sudah sesuai dengan waktu standar produksi, perusahaan mengalami keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen karena ada beberapa material dari vendor yang terlambat datang sehingga menyebabkan produk tidak sampai ke konsumen tepat waktu, contohnya pada produk Steel Bridge B-60. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimasi nilai makespan pada proses penjadwalan Steel Bridge B-60. Penelitian ini akan membandingkan antara penjadwalan eksisting perusahaan dan penjadwalan usulan dengan metode Longest Processing Time (LPT) dan Particle Swarm Optimization (PSO) dengan bantuan software MATLAB. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu metode usulan menggunakan metode Particle Swarm Optimization (PSO) lebih baik dibandingkan dengan kondisi eksisting yaitu memiliki nilai makespan sebesar 8.394 menit. 
Perancangan rute pergerakan material handling crane pada operasional gudang barang jadi menggunakan ant colony optimization Yusraini Muharni; Lely Herlina; Bobby Kurniawan; Muhammad Adha Ilhami; Kulsum Kulsum; Evi Febianti; Ade Irman Saeful Mutaqin; Hartono Hartono
Journal Industrial Servicess Vol 7, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v7i2.14468

Abstract

Gudang barang jadi merupakan area transit produk, tempat di mana produk yang telah selesai diproduksi menunggu penarikan dari pelanggan. Penarikan produk dari gudang yang tidak pasti  dapat berakibat pada produk ditarik pada waktu  yang bersamaan sehingga menimbulkan antrian dan waktu penanganan yang lebih lama. Di samping itu, rute pergerakan material handling menjadi tidak effisien, karena terlalu sering melalui rute bolak-balik yang seharusnya tidak perlu. Pada penelitian ini digunakan metode ant colony optimization  untuk  merancang rute pergerakan material handling yang efektif dan efisien untuk meminimasi biaya pemindahan material handling. Biaya pemindahan material handling terkecil dicapai pada seting parameter  = 1.0, = 1.0, dan  = 0.5.
PENENTUAN LOT SIZE DENGAN MODEL DINAMIS ALGORITMA WAGNER WITHIN DI PT XYZ Febby Chandra Adipradana; Yusraini Muharni
Journal Industrial Servicess Vol 6, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/62010

Abstract

Fulfillment on demand is one of the problems of uncertainty that usually afflicts a company because that the raw materials and products that are expected to be obtained at the right place and time and at a relatively low cost. PT XYZ is one of the companies located in Bogor with the process of processing mining materials in the form of gold ore as the main mineral and silver as secondary mineral in its mining operations requires some supporting materials in the form of raw materials and spare parts of hauling equipment and machinery, one of which is cone crush machine that needs more attention so that requires optimal lot sizing technique. Therefore the wagner within algorithm technique is proposed as a method that is considered to provide optimal results. The step is to analyze the cone crush machine spare part with ABC analysis to see the spare part with more attention and get two materials 1200161 and 1200172. After that, the calculation of the cost of the size of the order lot resulted in a fee of Rp. 373,915,196 for material 1200161 with a frequency of 4 times the order and Rp. 339,974,407 for material 1200172 times with a frequency of 3 times the order, making it lower than that made by the company. Therefore the implementation of Wagner within algorithm method is better because there is no cost of saving from spare parts that have been ordered with a percentage savings of 15.29% and 21.66% per year.
Penerapan Algoritma Simulated Annealing untuk meminimasi Makespan pada Penjadwalan Flow Shop Yusraini Muharni
Journal Industrial Servicess Vol 4, No 1 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v4i1.4096

Abstract

Penjadwalan produksi merupakan proses alokasi sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan serangkaian tugas dalam jangka waktu tertentu. Penjadwalan produksi adalah sarana yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyusun suatu prioritas pekerjaan (job). PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi bar mill dan section mill. Selama ini, Perusahaan menghadapi kendala yaitu waktu penyelesaian seluruh pesanan yang cukup lama. Untuk Tipe bar mill yang memiliki permintaan cukup tinggi adalah tipe D.16, D.19, D.22, D.25 dan D.32. Pendekatan Simulated Annealing diterapkan untuk mendapatkan jadwal optimal sehingga dapat menurunkan nilai makespan.
PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE DAN SIMULASI UNTUK MEMINIMASI WAKTU PELAYANAN RAWAT JALAN DI RSUD X Evi Febianti; Yusraini Muharni; Eka Aulia Mustikawati
Journal Industrial Servicess Vol 4, No 1 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v4i1.4087

Abstract

RSUD X adalah salah satu rumah sakit milik Pemerintah yang memiliki kewajiban untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. Namun berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara terhadap pegawai rumah sakit dan pasien, masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi seperti banyaknya antrian pada pelayanan rawat jalan sehingga membuat pasien harus melakukan berbagai tahap dari mulai pendaftaran hingga pengambilan obat dengan waktu yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai VA, NNVA, dan NVA, menentukan aktivitas dengan waktu yang lama berdasarkan diagram pareto, merancang model simulasi, menentukan usulan perbaikan pelayanan rawat jalan di RSUD X. Metode yang digunakan yaitu lean healthcare dan simulasi. Hasil penelitian diperoleh nilai NVA yang paling tinggi pada poliklinik jantung, mata, dan THT. Nilai NVA pasien umum untuk poliklinik jantung, poliklinik mata, dan poliklinik THT masing-masing sebesar 86,73%, 86,14%, dan 86,17%. Sedangkan nilai NVA pasien BPJS untuk poliklinik jantung, poliklinik mata, dan poliklinik THT masing-masing sebesar 88,29%, 87,68%, dan 87,71%. Aktivitas-aktivitas terlama berdasarkan diagram pareto yaitu menunggu mengambil obat, proses pemeriksaan poliklinik THT dan jantung, menunggu dipanggil pemeriksaan, dan menunggu dipanggil untuk pendaftaran.Usulan perbaikan yang dilakukan yaitu usulan alternatif 3 dengan membuat display penunjuk arah lokasi poliklinik jantung, mata, dan THT, membuat display penunjuk arah lokasi apotek rawat jalan, mengurangi waktu menunggu untuk mengambil nomor antrian pada apotek, mengurangi waktu menunggu untuk mengambil obat dengan menambah loket ahli farmasi, dan mengurangi waktu pengambilan obat dengan menghilangkan kegiatan pengisian biodata.
Penerapan lean manufacturing untuk mereduksi waste pada produksi spare part screw spindle set Evi Febianti; Yusraini Muharni; Kulsum Kulsum
Journal Industrial Servicess Vol 7, No 1 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v7i1.12338

Abstract

Aktifitas pada perusahaan yang tidak memiliki nilai tambah akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua produksi di PT.XYZ diketahui bahwa perusahaan ini mengalami keterlambatan waktu penyelesaian produk 1-2 hari setelah due date pesanan pelanggan. Pemborosan yang terjadi diidentifikasi menggunakan metode Waste Assessment Model dan Failure Mode Effect Analysis untuk selanjutnya diberikan usulan perbaikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui waste yang paling dominan menggunakan metode WAM, mengetahui penyebab utama masalah dari waste yang paling dominan, mengetahui usulan perbaikan untuk meminimasi waste terbesar dan menghitung banyaknya waktu produksi yang dapat diminimalisasi ketika usulan perbaikan dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waste yang paling dominan menggunakan metode WAM adalah waiting (22%) dan defect (20%). Penyebab utama masalah dari waste yang paling dominan tersebut adalah pengulangan proses kerja dan kesalahan operator dalam membaca gambar. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan adalah membuat SOP klasifikasi untuk produk cacat dan memberikan training pada operator khususnya dalam membaca gambar. Waktu yang dapat diminimalisasi setelah perbaikan memiliki selisih sebanyak 379,799 detik.