Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Identifikasi Pola Kerusakana Komponen Kritis Pada Mesin EAF (Electric Arc Furnace) Dengan Simulasi Monte Carlo (Studi Kasus Divisi Billet Steel Plant di PT XYZ) Ratri Wijayanti Anindita; Faula Arina; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1491.179 KB)

Abstract

PT XYZ merupakan industri baja terbesar di Asia Tenggara yang memiliki 6 (enam) buah fasilitas produksi yang membuat perusahaan ini menjadi satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia. Proses produksi baja di PT XYZ dimulai dari pabrik besi spons (Direct Reduction Plant). Pabrik ini mengolah bijih besi pellet menjadi besi dengan menggunakan air dan gas alam yaitu besi spons. Besi yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada mesin EAF (Electric Arc Furnace) di pabrik slab baja dan di pabrik billet baja. Mesin EAF merupakan tempat peleburan besi spons yang dicampur dengan scrap, hot bricket iron dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan jenis baja yang disebut baja slab dan baja billet. Tingginya permasalahan downtime pada pabrik billet baja dibandingkan dengan pabrik slab baja menjadi fokus dalam penelitian. Pabrik baja billet memiliki tiga mesin EAF dengan sistem berurutan, apabila mesin EAF yang pertama dan kedua sedang melakukan peleburan maka mesin EAF yang ketiga bersiap-siap untuk melakukan peleburan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan komponen yang tergolong kritis pada mesin EAF, menentukan nilai fungsi distribusi kerusakan setiap komponen kritis pada mesin EAF, dan mengidentifikasi pola kerusakan komponen kritis pada mesin EAF. Penelitian ini menggunakan simulasi monte carlo untuk mengidentifikasi interval terjadinya kerusakan komponen pada sistem nyata dan hasil simulasi. Hasil penelitian diperoleh komponen yang tergolong kritis adalah komponen motor clutch dengan 17 kali kerusakan dalam 1 tahun selama 3.561 menit ≈ 59,35 jam, semakin lama komponen motor clutch beroperasi maka semakin kecil reliability. Dan semakin lama komponen motor clutch beroperasi maka semakin besar fungsi laju kerusakan. Serta berdasarkan random number generator, diperoleh t optimal yang tidak berbeda secara signifikan antara sistem nyata dan hasil simulasi. Sehingga pola kerusakan komponen kritis pada mesin EAF dapat menggunakan simulasi monte carlo.
Usulan Penerapan Six Sigma dan Quality Loss Function (QLF) Untuk Mengurangi Variasi Berat Pada out sole merk A Jenis WR 996 BVD (Studi Kasus PT. XYZ) Athur Hermawan; Faula Arina; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 3 November 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.8 KB)

Abstract

PT XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi out sole sepatu, terdapat 2 merk out sole yang diproduksi yaitu merk A dan B dengan 52 jenis out sole. Perusahaan melakukan inspeksi ketat terhadap out sole yang diproduksi dengan menimbang berat dari out sole tersebut demi menjaga kenyamanan penggunanya dan didapatkan bahwa out sole merk A jenis WR 996 BVD rata-rata sebesar 30% dari hasil produksinya defect karena berat dari out sole tersebut yang bervariasi dan tidak sesuai dengan spesifikasi berat yang telah ditentukan untuk setiap size dari jenis out sole ini. Produk defect pada jenis out sole ini sangat besar dibandingkan dengan jenis out sole lain yang di produksi di PT. XYZ dan untuk mengurangi penyebab produk defect akan dilakukan program six sigma yang belum pernah dilakukan perusahaan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahhui kemampuan proses,mengestimasi expected loss untuk mengestimasikan besarnya kerugian akibat adanya berat out sole yang tidak sesuai dengan spesifikasi berat yang telah ditentukan, mencari penyebabnya, dan memberikan usulan perbaikan dengan menggunakan PDPC. Pada penelitian ini akan dilakukan penerapkan six sigma pada perusahaan dengan tahapan DMAIC (define, measure, anlyze, improvement, control) untuk mengetahui kemampuan porses pembuatan out sole dan mengurangi variasi beratnya dengan memberikan usulan perbaikan sedangkan QLF (quality loss function) digunakan untuk mengestimasikan expected loss akibat adanya penyimpangan dari spesifikasi yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan kemapuan proses produksi pembuatan out sole merk A jenis WR 996 BVD size 4, 4T, 5, dan 5T didapatkan rata-rata nilai Cpk < 1 dan nilai sigma < 3. Sehingga menimbulkan expected loss sebesar Rp. 118.096.340,- pada size 4, Rp. 110.938.107,- pada size 4T,Rp. 116.114.385,- pada size 5, dan Rp.13.222.664,- pada size 5T.Penyebab adanya variasi berat out sole adalah kurangnya keahlian operator mesin rolling, mesin rolling bekerja kurang maksimal, cetakan out sole tidak presisi, dan out sole yang kurang matang. Usulan perbaikan untuk mengurangi variasi berat out sole dan kerugian yang dialami perusahaan dilakukan dengan memaksimalkan penerapan SOP melalui pengawasan, membuat jadwal perawatan mesin, mencari operator yang sudah berpengalaman, dan mengganti cetakan out sole dengan yang lebih presis dan harga terjangkau.