Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analysis of Antiemetic Premedication Administration Timing on Nausea and Vomiting Incidence among Breast Cancer Patients Receiving Chemotherapy Mahardian Rahmadi; Indira D. Kharismawati; Heru Purwanto; Irvina Harini; Suharjono Suharjono; Chris Alderman
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 9, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2020.9.4.298

Abstract

The risk factors affecting chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV) includes antiemetic premedication time pattern, and this study investigates the capability of enhancing this in breast cancer patients receiving high emetogenic chemotherapy (HEC). Furthermore, this observational research was implemented at the oncology unit of Dr. Soetomo General Hospital Surabaya over a three-month period involving 69 female patients. The results showed unspecific antiemetic premedication timing in comparison to those with recommended timeframes, was connected with greater occurrence of both acute nausea in all cycles of chemotherapy (p<0.05), and acute vomiting in second and third cycles (p<0.05) but not in the first cycle (p=0.49). However, specific time administration of antiemetic treatment was linked with lower incidence of delayed nausea in all cycles (p<0.05), and less delayed vomiting in second and third cycles (p<0.05) but not in first cycle (p=0.10). These findings indicate specific time administration of antiemetic drugs causes significant advantages in mitigating CINV among breast cancer patients treated with emetogenic chemotherapy, and significantly lessened the occurrence of acute and delayed nausea and vomiting.Keywords: Antiemetic premedication timing, breast cancer, CINV, nausea and vomiting Analisis Waktu Pemberian Premedikasi Antiemetik terhadap Kejadian Mual Muntah pada Pasien Kanker Payudara yang Mendapatkan Kemoterapi AbstrakKemoterapi dapat menginduksi mual muntah (chemotherapy-induced nausea and vomiting, CINV) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah waktu pemberian premedikasi antiemetik yang dapat meningkatkan kejadian CINV pada pasien kanker payudara yang menerima kemoterapi. Studi ini menganalisis waktu pemberian premedikasi antiemetik terhadap kejadian mual dan muntah yang terjadi pada pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi dengan tingkat emetogenik yang tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional prospektif dilakukan di Poli Onkologi Satu Atap RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama periode pengambilan data tiga bulan dan melibatkan 69 wanita kanker payudara yang mendapat kemoterapi dengan tingkat emetogenik yang tinggi. Pemberian premedikasi antiemetik dengan waktu yang tidak spesifik, meningkatkan kejadian mual akut pada semua siklus dengan p<0,05 dan pada kejadian muntah akut pada siklus kedua dan ketiga (p<0,05), namun tidak pada siklus pertama kemoterapi (p=0,49). Pemberian premedikasi antiemetik dengan waktu spesifik dapat menurunkan kejadian mual tertunda di siklus pertama hingga ketiga (p<0,05) dan pada kejadian muntah tertunda pada siklus kedua dan ketiga (p<0,05), namun tidak pada siklus pertama (p=0,10). Penelitian ini memberikan bukti bahwa premedikasi antiemetik yang diberikan dengan waktu spesifik memberikan manfaat dalam mengurangi kejadian CINV yang berpotensi pada pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi dengan tingkat emetogenik tinggi.   Kata kunci: CINV, kanker payudara, mual dan muntah, waktu pemberian premedikasi antiemetik
Faktor Klinis dan Histopatologi serta Hubungannya dengan Kekambuhan Pascaoperasi pada Pasien Kanker Payudara di RSUD Dr. Soetomo, Januari–Juni 2015 KEZIA EVELINE; HERU PURWANTO; PUDJI LESTARI
Indonesian Journal of Cancer Vol 11, No 2 (2017): April - June
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.845 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v11i2.502

Abstract

ABSTRACT Breast cancer recurrence occurs because of factors such as surgical problem and clinicopathological features. The present study aimed to assess the relation between clinicopathological factors to breast cancer recurrence. Cross sectional design was used to take medical documents of all patients who visited Out Patient Department Soetomo Hospital from January 2015 to June 2015. A total of 228 patients were identified. The rates of breast cancer recurrence were 30%, most of recurrence occurred in first 5 years and the peak was in the first year. There were significant correlations between breast cancer recurrence and the factors observed below: tumor size [p=0.01,PR(95% CI)=1.621(1.086-2.421)]; nodal status 1-3 and ≥ 4 ≥ 4 [respectively p=0.014,PR(95%CI)=1.281(1.030-2.593) ; p=0.011,PR(95%CI) =1.289(1.038-1.601)]; tumor location [p=0.00,PR(95%CI)=2.422(1.576-3.721)]; hospital where the operation performed [p=0.03,PR(95%CI)=1.207(1.026-1.421)]; adjuvant therapy [p=0.00,PR(95%CI)= 4.371(2.231- 8.566)]. However there were no correlations of breast cancer recurrence and age, clinical stage or type of surgery. Conclusion, there are significant correlations between breast cancer recurrence and clinicopathological factors, such as tumor size, nodal status, tumor location, hospital where the operation performed and adjuvant therapy ABSTRAKKekambuhan kanker payudara terjadi karena beberapa faktor, di antaranya faktor klinis dan histopatologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor klinis dan histopatologi terhadap kekambuhan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan mengambil data dari rekam medis pasien yang berkunjung ke Unit Rawat Jalan RSUD Dr. Soetomo periode Januari- Agustus 2015. Sebanyak 228 pasien diidentifikasi. Tingkat kekambuhan kanker payudarasebsar 30%, sebagian besar kekambuhan terjadi dalam 5 tahun pertama, dan puncaknya adalah pada tahun pertama. Ada hubungan yang signifikan antara kekambuhan kanker payudara dengan faktor-faktor yang diamati: ukuran tumor [p=0,01, PR (95%CI) =1,621 (1.086-2.421)]; status nodal 1-3 and ≥ 4 ≥ 4 [masing-masing p=0,014,,PR(95%CI) = 1.281(1.030-2.593); p=0,011, PR (95%CI) = 1.289(1.038-1.601)]; letak tumor [p=0,00, PR(95%CI) = 2.422(1.576-3.721)]; rumah sakit tempat operasi dilaksanakan[p=0,03, PR,(95%CI)=1.207(1.026-1.421)]; terapi adjuvant [p=0,00, PR(95%CI)= 4.371(2.231-8.566)]. Namun, tidak ada korelasi antara kekambuhan kanker payudara dengan usia, stadium klinis, dan jenis operasi. Kesimpulan, terdapat hubungan yang signifikan antara kekambuhan kanker payudara dengan ukuran tumor, status nodal, lokasi tumor, rumah sakit di mana operasi dilaksanakan, dan terapi adjuvant.