Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

POTENSI YOUTUBE SEBAGAI MEDIA EDUKASI BAGI ANAK MUDA Rahmawan, Detta; Mahameruaji, Jimi Narotama; Janitra, Preciosa Alnashava
Edulib Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v8i1.11267

Abstract

Penetrasi Internet di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan. Meskipun demikian, tingginya tingkat penggunaan internet masih belum memberikan dampak yang optimal terkait pemberdayaan masyarakat, khususnya anak muda. Rendahnya tingkat literasi digital, serta kurangnya pengetahuan akan konten yang positif di Internet membuat sebagian anak muda di Indonesia belum dapat memanfaatkan peran teknologi dan media digital secara optimal dalam kehidupan mereka sehari-hari, terutama terkait dengan peran teknologi tersebut sebagai sumber informasi mengenai pengetahuan dan pendidikan. Banyaknya konten-konten negatif menimbulkan beragam permasalahan seperti hoax, cyberbullying, cybercrime, pornografi, hingga politisasi isu SARA. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif untuk memetakan beragam konten positif dengan tema pendidikan pada media sosial YouTube. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kreator konten di YouTube yang khusus membahas tema pendidikan masih sangat terbatas. Beberapa akun YouTube yang menjalankan fungsi media edukasi bagi anak muda terutama adalah “Kok Bisa” yang mengemas kontennya dengan menggunakan animasi, bahasa yang sederhana, dan penjelasan yang tidak begitu rumit, serta beberapa akun milik perusahaan rintisan di bidang jasa layanan pendidikan seperti Quipper, Zenius, dan Ruang Guru yang memiliki kanal berisikan pembelajaran elektronik, tutorial dan tips pembelajajaran. Media edukasi di YouTube masih memerlukan kontrbusi banyak pihak karena kami melihat misalnya masih belum banyak konten edukasi dengan genre vlog, dan masih belum banyak konten-konten kreatif lain yang juga bertemakan pendidikan. Hal ini tentunya menjadi sebuah permasalahan sekaligus potensi untuk dikembangkan.
Kesiapan Digital Masyarakat Kampung Adat Naga pada Pelaksanaan One Village One Product Aristi, Nindi; Janitra, Preciosa Alnashava
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 16, No 1 (2019)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.615 KB) | DOI: 10.24002/jik.v16i1.1413

Abstract

The implementation of One Village One Product (OVOP) program in Indonesia refersto the economic development of one village with one main product from the villagers’ creativity. Naga traditional village is one of traditional villages producing handicraft from natural resources. The use of ICT for promoting and marketing faces obstacles related to ICT adoption and digital readiness of the villagers. Case study method was deployed through in-depth interviews to five key informants. Based on the diffusion of innovation theory, the result shows the ICT adoption is in early majority level and their digital readiness is in the unprepared group
REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM IKLAN "FAIR AND LOVELY" VERSI NIKAH ATAU S2 Prasanti, Ditha; Janitra, Preciosa Alnashava
JIPSI Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Vol 6 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jipsi.v6i1.235

Abstract

Perempuan dalam bingkai media massa seringkali menjadi topik pembicaraan menarik yang tak berujung. Fenomena ini bukan hal yang tabu lagi untuk diperbincangkan. Apalagi mengingat tayangan iklan yang mengeksploitasi perempuan dalam media televisi yang bersifat audio visual memiliki pengaruh sangat besar terhadap jiwa pemirsa utamanya anak karena gambar yang ditayangkan terlihat hidup seolah nyata. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika Roland Barthes. Peneliti akan mengupas makna denotasi, konotasi, dan mitos mengenai representasi perempuan dalam iklan Fair and Lovely versi Nikah atau S2. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari iklan televisi Fair and Lovely versi Nikah atau S2. Sedangkan untuk data sekunder, peneliti melakukan studi literature dengan mencari referensi melalui literatur-literatur baik dari buku, jurnal dokumen, maupun sumber-sumber lain yang terkait dengan iklan dan gender serta topik lain yang relevan dengan penelitian ini. Adapun hasil penelitian ini yaitu berdasarkan analisis dua tahap penandaan, terdapat tiga mitos di balik iklan Fair and Lovely versi Nikah atau S2 dalam merepresentasikan perempuan. Mitos-mitos tersebut yaitu perempuan sulit mengambil keputusan, perempuan harus tampil cantik, serta bahwa perempuan harus berusaha untuk setara dengan laki-laki.
Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Retasari Dewi; Preciosa Alnashava Janitra; Nindi Aristi
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.217 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.18721

Abstract

Tujuan dari kegiatan “Penyuluhan Literasi Digital: Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung” ini adalah guna mengetahui media apa saja yang dapat digunakan oleh masyarakat desa Tarumajaya dalam pencarian informasi kesehatan dan bagaimana masyarakat desa mengelola media dalam pencarian informasi kesehatan. Sejumlah 48 orang masyarakat desa yang terdiri dari ibu PKK dan aparatur desa mengikuti kegiatan penyuluhan ini. Penyuluh yang terlibat berasal dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang memiliki keahlian dibidang penyuluh literasi digital. Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi dan permainan. Hasil dari kegiatan penyuluhan ini adalah peserta sudah aktif menggunakan mesin pencarian secara daring untuk berbagai informasi, peserta juga mengenal aplikasi percakapan daring dan beberapa diantaranya telah memiliki akun media sosial Facebook dan Instagram. Dengan adanya penyuluhan ini peserta dibekali pengetahuan dan tips untuk mengkritisi sebuah informasi kesehatan yang mereka peroleh di internet serta ciri-ciri informasi bohong (hoax). Kata kunci: Hoaks, informasi kesehatan, literasi digital, pencarian informasi.
Strategi aktivisme digital di Indonesia: aksesibilitas, visibilitas, popularitas dan ekosistem aktivisme Detta Rahmawan; Jimi Narotama Mahameruaji; Preciosa Alnashava Janitra
Manajemen Komunikasi Vol 4, No 2 (2020): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v4i2.26522

Abstract

Setidaknya dalam satu dekade terakhir, mayoritas masyarakat Indonesia sangat antusias mengadopsi beragam platform digital seperti media sosial dan aplikasi pesan instan. Pesatnya penetrasi teknologi ini juga kerap dibungkus dalam narasi techno-utopianism terutama dalam kaitannya dengan harapan akan pertumbuhan perekonomian digital di Indonesia. Meskipun demikian, pemanfaatan platform digital juga perlu dilihat pada konteks penguatan demokrasi, dan perubahan sosial di masyarakat. Dalam hal ini, aktivisme digital, atau peran teknologi digital dalam berbagai gerakan sosial di Indonesia menjadi penting untuk diamati. Penelitian ini menggunakan studi literatur untuk menganalisis secara kritis beragam studi terkait aktivisme digital serta memberikan ulasan terkait konsep aksesibilitas, visibilitas, popularitas dan ekosistem aktivisme sebagai mekanisme yang mendasari praktik aktivisme digital Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep aksesibilitas memaparkan faktor ketersediaan infrastruktur digital serta kesiapan masyarakat dalam menerima praktik aktivisme. Selanjutnya, ide terkait visibilitas dan popularitas memperlihatkan bahwa praktik aktivisme digital selalu berkaitan dengan algoritme dan metrics yang mendasari bagaimana media digital bekerja, sehingga, pelaku aktivisme digital perlu melakukan adaptasi agar aktivisme dapat menjadi “terlihat” (visible) dan “populer” pada khalayak yang tepat tanpa menghilangkan esensi dan substansi dari aktivisme tersebut. Sangat penting untuk melihat ekosistem aktivisme secara komprehensif dan holistis, dengan tidak hanya memperhatikan faktor teknologi, namun juga faktor kondisi sosial dan budaya serta konteks historis dari aktivisme dan berbagai gerakan sosial yang muncul, berkembang dan menyebar di masyarakat.
EKSISTENSI PEREMPUAN BERCADAR DALAM AKUN INSTAGRAM @KOMUNITAS MUSLIMAH BERCADAR Ditha Prasanti; Preciosa Alnashava Janitra
Jurnal Dakwah Tabligh Vol 22 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdt.v22i1.15445

Abstract

 When hearing the term veil, it seems to be attached to the identity of Muslim women who incidentally become a cover for their genitals. There is controversy that arises in the community, sticking to the term veil. Women, veils and the media seem to have a connection with each other that forms the identity of veiled women. But in this article, the researcher revealed another interesting thing about a women's community that carries positive activities, called the "Muslim Muslim Community" (KMB) in Indonesia. As the name implies, this community is an association of Muslim women who use veils to cover their nakedness in their appearance. Researchers want to describe the existence of veiled women who are shown through an Instagram account @ komunitasmuslimahbercadar. Researchers use virtual ethnographic research methods because they observe this community in their Instagram accounts, @komunitasmuslimahbercadar. The data collection techniques used were participant observation, interviews, and documentation. The findings in this study indicate that veiled women who are members of the veiled Muslim community show as a community that upholds the value of humanism and anti-terrorism and has a variety of positive movements and actions. The movement included the action of raising funds, sharing free ta'jil, the message of da'wah in the form of cartoon animation aimed at educating the public about veiled women, the KMB movement were containing discussions on Islamic studies in several regions in Indonesia.       
Komunikasi Keluarga Dalam Pencegahan Perilaku Bullying Bagi Anak Preciosa Alnashava Janitra; Ditha Prasanti
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited)
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1072.414 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v6i1.1878

Abstract

Communication process occurs in every aspect of life, including family. When people interact to each other, sometimes it may lead to bullying. Bullying is not a new phenomenon, especially in family. Bullying means verbal and physical threat, force and violence which conduct repeatedly, for instance by the older children to their younger sister or brother. This is the uniqueness of this research. Family communication becomes main foundation to prevent bullying. Researcher see this phenomenon as a unique problem to be studied. Based on that phenomenon, researcher interested to study “Family Communication in Preventing Bullying Behavior for Children”. Result shows that family communication in preventing children’s bullying behavior covers: (1) In order to prevent bullying, an effective family communication process has to be strived, including respect, empathy, audible (2) Causative factor of bullying is inappropriate parenting in context of family communication. Proses komunikasi berlangsung dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam lapisan masyarakat dan lapisan keluarga. Ketika manusia melakukan interaksi satu sama lainnya, kadang-kadang mengarah pada perilaku bullying. Bullying bukanlah fenomena yang baru lagi, khususnya dalam sebuah keluarga. Bullying artinya ancaman, pemaksaan, kekerasan fisik maupun verbal yang dilakukan berulang-ulang, misalnya kakak kepada adiknya. Disinilah letak keunikan penelitian ini. Komunikasi keluarga menjadi pondasi utama untuk mencegah terjadinya perilaku bullying bagi anak. Peneliti melihat fenomena ini merupakan masalah yang unik dan menarik untuk diteliti. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat “Komunikasi Keluarga dalam Pencegahan Perilaku Bullying bagi Anak”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi keluarga dalam pencegahan perilaku bullying bagi anak meliputi: (1) Untuk mencegah bullying harus diupayakan proses komunikasi keluarga yang efektif yaitu: respek, empati, audible; (2) Adapun faktor penyebab terjadinya perilaku bullying adalah pengasuhan orangtua yang tidak tepat dalam konteks komunikasi keluarga
Kesiapan Digital Masyarakat Kampung Adat Naga pada Pelaksanaan One Village One Product Nindi Aristi; Preciosa Alnashava Janitra
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 16 No. 1 (2019)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.727 KB) | DOI: 10.24002/jik.v16i1.1413

Abstract

The implementation of One Village One Product (OVOP) program in Indonesia refersto the economic development of one village with one main product from the villagers’ creativity. Naga traditional village is one of traditional villages producing handicraft from natural resources. The use of ICT for promoting and marketing faces obstacles related to ICT adoption and digital readiness of the villagers. Case study method was deployed through in-depth interviews to five key informants. Based on the diffusion of innovation theory, the result shows the ICT adoption is in early majority level and their digital readiness is in the unprepared group
Fokus narasi kekerasan seksual pada portal berita daring selama pandemi COVID-19 Nindi Aristi; Preciosa Alnashava Janitra; Puji Prihandini
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 9, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.071 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v9i1.30673

Abstract

Pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama masa pandemi COVID-19 yang menciptakan tekanan ekonomi serta dibarengi keterbatasan ruang gerak sosial individu berimplikasi terhadap peningkatan jumlah kasus kekerasan seksual di Indonesia. Pemberitaan terkait isu kekerasan seksual dinilai masih belum menjadi perhatian media kecuali jika kasus tersebut menyangkut figur publik. Penelitian ini bertujuan untuk mencermati kecenderungan pemberitaan di laman portal berita daring yang dengan asumsi akan memberi porsi lebih sejalan dengan bertambahnya kasus kekerasan seksual selama PSBB. Metode penelitian menggunakan metode analisis framing dengan cara menganalisis pemberitaan kasus kekerasan seksual pada laman portal Okezone.com dan Kompas.com selama periode bulan April – Oktober 2020 dengan menggunakan teori Framing.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengidentifikasian masalah kasus kekerasan seksual yang terjadi dan menimpa kaum perempuan sebagai korban selama pemberlakuan PSBB masih meneguhkan budaya patriarki. Identifikasi sumber masalah pada laman portal berita Kompas.com telah berupaya untuk meliput dari dua sudut pandang (both sides of the story) dibandingkan Okezone.com walau fokus berita masih menguraikan latar belakang korban; moral judgement dikategorikan: kekerasan seksual terjadi di luar kontrol pelaku, patriarki sebagai ideologi yang melegitimasi kekerasan terhadap perempuan, kekerasan terhadap perempuan dapat menimbulkan berbagai dampak bagi korbannya, belum disahkannya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual sebagai bentuk ketidakperhatian dan berdampak terhadap perempuan korban kekerasan seksual; serta rekomendasi solusi yang dibingkai oleh media masih condong penyelesaian masalah yang menyalahkan korban kekerasan, bukan pada antisipasi atau rekomendasi hukuman bagi pelaku. Dengan demikian fokus narasi pemberitaan tentang kasus kekerasan seksual masih jauh dari keberpihakan terhadap korban dan penegakan hukum yang adil.
The Representation of Democracy in Islamic News Sites Voa-Islam and ArRahmah Detta Rahmawan; Justito Adiprasetio; Preciosa Alnashava Janitra
Jurnal The Messenger Vol 10, No 1 (2018): January-June
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/themessenger.v10i1.604

Abstract

In Indonesia, various groups with Islamic ideology are emerging and often promoting the idea of Islamic Law to replace democratic concept. Some of these groups use various websites to deliver their ideology to the public and as a form of resistance to the mainstream news. This study uses framing analysis to reveal how Islamic news websites such as VOA-Islam and ArRahmah, portray the concept of democracy unilaterally, according to what they believe. Throug the analysis results that have been done, it is found that the sites frequently claim that democracy is fail system, because democracy is “expensive” system, creates political oligarchy, and against the teachings of Qur’an. These Islamic news websites also frequent;y used information from anti-democratic organization members such as HTI (Hizbut-Tahrir Indonesia), as their primary sources. By contrasting the concept of democracy with Islamic values, this group offered narration that did not lead to healthy and productive discussion.