Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

DINAMIKA ORGANISASI PROFESIONAL KEPENDIDIKAN DI INDONESIA Imam Farisi, Mohammad
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 42, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan mengkaji dan mendeskripsikan dinamika organisasi kependidikan di Indonesia. Studi dilakukan pada situs-situs resmi organisasi profesi kependidikan menggunakan analisis konten atau teks web difokuskan pada sejarah perkembangan; pelaksanaan peran, fungsi, tugas dan kewenangan organisasi, serta kendala atau masalah yang dihadapi. Studi menunjukkan bahwa ada lebih dari 100 organisasi profesi pendidikan di Indonesia berbentuk asosiasi, federasi, forum, komunitas/masyarakat, serikat, klub, koalisi, aliansi, dan/atau lembaga. Dinamika organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor akademik-profesional, yuridis-formal, serta konteks sosial-politik organisasi. Secara umum, organisasi profesi pendidikan di Indonesia masih fokus pada fungsi pengembangan profesional. Sementara, fungsi advokasi hanya dilakukan oleh beberapa organisasi profesional; dan fungsi regulasi (standarisasi, akreditasi, sertifikasi, dan lisensi) masih dikoordinasikan dan dikendalikan oleh lembaga yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan/atau LPTK. Masalah yang dihadapi oleh organisasi terkait dengan pelaksanaan fungsi dan kewenangan organisasi di bidang regulasi. The study was aimed to examines and describes the dynamics of professional organizations of education in Indonesia focused on the development, implementation of the roles, functions, duties, authorities, and the problems are faced. Data was collected from the organizations official websites and analyzed using web’ content or textual analysis. The study shown that there are more than 100 professional organizations of education in Indonesia. It formed in association, federation, forum, community/society, union, club, coalition, alliance, and/or institution. The dynamics of the organizations were influenced by academic-professional, juridical-formal, as well as socio-political context of organizations. In general, professional organizations of education in Indonesia were still focused on the development functions of professional. Meanwhile, advocacy functions are performed by some professional organizations, and regulatory functions (standardization, accreditation, certification, and licensing) are remains coordinated and controlled by institutions established by the Ministry of National Education and/or LPTK. Problems which faced by organizations are related to the implemention of regulatory functions.
PENGEMBANGAN DESAIN TUTORIAL ONLINE PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MODEL SIKLUS BELAJAR DI UNIVERSITAS TERBUKA Imam Farisi, Mohammad; Malik, Abdul
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 42, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengembangkan desain tutorial online (tuton) PIPS model siklus belajar (MBS). Penelitian dilakukan di portal UT-Online menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian adalah 21 mahasiswa peserta tuton dari 16 Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) di Indonesia. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan validasi, serta dianalisis dengan teknik analisis deskriptif-persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain tuton model MBS secara ‘kuantitatif’ kurang efektif meningkatkan aktivitas/partisipasi mahasiswa dalam forum inisiasi, diskusi, tanya jawab, dan penyelesaian tugas-tugas tutorial. Namun secara ‘kualitatif’, kualitas diskusi dan tanya jawab ‘cukup baik’ dilihat dari interaksi yang terjadi antar-partisipan, dan konten diskusikan/tanya jawab. Ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas tuton, perolehan nilai tugas, dan tingkat penguasaan mahasiswa atas kompetensi PIPS juga ’baik’. Rendahnya tingkat partisipasi mahasiswa di dalam tuton disebabkan oleh faktor keterbatasan waktu akses, yang menyebabkan jumlah mahasiswa akses, frekwensi, durasi, dan waktu akses sangat terbatas; dan faktor teknis, terkait dengan kendala dan keterbatasan biaya, fasilitas, dan jaringan akses. The purpose of the study is to develop a tutorial online (tuton) design for Social Studies uses learning cycle model (LC-Model). The study was conducted at UT-Online portal uses the Research and Development (R&D) method. The research subjects consist of 21 UT’s students from 16 Units of Distance Learning Program (UPBJJ) in Indonesia. Data collected with the documentation and validation techniques, and analyzed with the descriptive-percentage techniques. The study shows that the tuton design using the LC-Model, quantitatively, is not effective to increase students’ activity/participation in initiation, discussion, and ask-questions forums, also to completion of tutorial assignments. Qualitatively, however, the quality of their discussions and ask-questions are ‘good’, viewed to processes and contents of discussion and ask-questions. Timeliness to the completion of tuton assignments, the acquisition of the task scores, and the level of student’s mastery to social studies competency also is good. The low of students’ participation in the tuton was caused by the limited time for access viewed from the amount of students who accesses, access frequency, duration, and time; and technical factors associated with cost, facilities, and access network constraints or limitations. 
INKUIRI-REFLEKTIF: PARADIGMA PENDIDIKAN IPS YANG TERABAIKAN Farisi, Mohammad Imam
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 45, No 2 (2016): Lembaran Ilmu Kependidikan: September 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper describes the result of philosophical inquiry about the existence and development of inquiry-reflective paradigm of the Social Studies in the scholar community thoughts, and the curriculum development within the schools level. Analysis focused on the social studies competences to be achieved (objectives); approaches need to be done (methods); learning contents need to be given (content). The analysis shows that the development paradigm-reflective inquiry at the social studies community is still the academic discourse, and not been yet a shared commitment. In fact, there are strong indications of the paradigm in Indonesia have stagnant’. The Social Studies curriculum also not consistently provides space for the development of inquiry-reflective thinking skills in a whole.
Ontologi Pendidikan IPS sebagai Disiplin Pendidikan Kewarganegaraan Farisi, Mohammad Imam
SOSIOHUMANIKA Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

RESUME: Kejelasan dan kepastian objek kajian atau studi merupakan salah satu prasyarat pokok bagi Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), sebagai disiplin ilmu, didalam mengembangkan tubuh pengetahuannya. Sementara itu, salah satu aspek mendasar dari Pendidikan IPS, sebagai disiplin ilmiah, adalah aspek ontologi atau objek studi formal dan material. Sejauh ini, kajian spesifik terhadapnya belum intensif dilakukan. Sehingga, untuk membangun dan mengembangkan “body of knowledge” Pendidikan IPS yang utuh dan menjadikannya sebuah disiplin yang mandiri dan menyediakan fondasi, kaidah-kaidah, dan standar-standar bersama bagi aktivitas penelitian, masih belum terwujud. Artikel ini mengkaji eksemplar-eksemplar hasil pemikiran dan penelitian tentang Pendidikan IPS secara luas tentang tradisi/paradigma Pendidikan IPS sebagai model konseptual untuk merekonstruksi objek-objek studi Pendidikan IPS. Kajian secara khusus difokuskan pada objek-objek studi terkait dengan konten kurikulum; dan objek studi yang relatif baru, yang belum banyak dikaji, yaitu sejarah perkembangan pemikiran Pendidikan IPS dan komunitas profesional Pendidikan IPS, yang merupakan objek kajian dalam studi sosiologi ilmiah. Kajian ini diharapkan dapat menginspirasi para peneliti khsususnya, dan komunitas profesional Pendidikan IPS umumnya, untuk lebih intensif mengeksplorasi bidang-bidang dan objek-objek studi Pendidikan IPS lain, yang masih merupakan “enigma” bagi pengembangan disiplin Pendidikan IPS.KATA KUNCI: Ontologi, pendidikan IPS, disiplin ilmu, hasil pemikiran dan penelitian, objek studi, komunitas profesional, dan pendidikan kewarganegaraan. ABSTRACT: “The Ontology of Social Studies Education as a Discipline of Civics Education”. Clarity and certainty object of study or the study is one of the basic prerequisites for Social Studies Education, as a discipline, in developing its body of knowledge. Meanwhile, one of the fundamental aspects of Social Studies Education, as a scientific discipline, is an aspect of ontology or the formal and material objects of study. So far, the specific studies are not intensive to be done. Thus, to build and develop a body of knowledge of Social Studies Education completely and make it an autonomous discipline, which provides the foundation, rules, and common standards for research activities, are still not realized. This article examines the examplars of the ideas and research on Social Studies Education traditions or paradigms widely as a conceptual model to reconstruct objects of study of Social Studies Education. Specifically, the study focused on the objects of study related to curriculum content; and new objects of study that has not been much studied such as the history of the development of Social Studies Education’s thought and professional community of Social Studies Education, which is an object of study in scientific sociology. This study is expected to inspire researchers and professional community of Social Studies Education to explore of other objects more intensive, that are still an “enigma” for the development of Social Studies Education as a scientific discipline.KEY WORD: Ontology, Social Studies education, scientific discipline, ideas and research results, objects of study, professional community, and civics education.    About the Author: Dr. Mohammad Imam Farisi adalah Dosen di Jurusan Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UPBJJ-UT (Unit Pendidikan Belajar Jarak Jauh – Universitas Terbuka) Surabaya, Kampus C UNAIR (Universitas Airlangga) di Kota Surabaya 60115, Jawa Timur, Indonesia. Alamat e-mail: imamfarisi@ut.ac.idHow to cite this article? Farisi, Mohammad Imam. (2015). “Ontologi Pendidikan IPS sebagai Disiplin Pendidikan Kewarganegaraan” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.8(1) Mei, pp.115-130. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UNHAS Makassar, and UNIPA Surabaya, ISSN 1979-0112.Chronicle of the article: Accepted (August 31, 2014); Revised (January 2, 2015); and Published (May 30, 2015).
Aktualisasi Sikap Keagamaan dalam Ranah Sosial: Rekonstruksi Peran IPS dalam Pengembangan Sikap Keagamaan Farisi, Mohammad Imam
SOSIOHUMANIKA Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

RESUME: Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya agar memiliki kualitas yang diinginkan oleh masyarakat dan bangsanya. Dalam konteks sejarah pendidikan di Indonesia, setidaknya telah terjadi delapan kali perubahan kurikulum, diantaranya adalah Kurikulum 2013 atau K-13, yang sekaligus merupakan kurikulum pertama yang memiliki dasar-dasar pemikiran yang progresif. Ini terkait dengan penggunaan filsafat Rekonstruksionisme Sosial dan Teori Gestalt sebagai landasan pengembangannya. Atas dasar kedua teori filsafat itu pula, Kurikulum 2013 mampu mewahanai prinsip keterpaduan, keutuhan, atau integralitas antar-konten atau isi kurikulum; antara konten kurikulum dengan realitas kehidupan; serta berorientasi pada pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan fungsional secara terintegrasi. Termasuk integrasi kajian keagamaan di dalam semua mata pelajaran di sekolah. Tulisan ini, dengan menggunakan metode kualitatif, berusaha untuk mengkaji dan mendeskripsikan dimensi-dimensi sikap keagamaan dalam Kurikulum 2013, baik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama maupun mata-mata pelajaran lain di pendidikan dasar dan menengah; integrasi kompetensi sikap keagamaan dalam IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial); dan model pengorganisasian pembelajaran IPS-Tematik dalam rangka pembentukan dan aktualisasi sikap keagamaan dalam realitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.KATA KUNCI: Aktualisasi; Sikap Keagamaan; Ranah Sosial; Ilmu Pengetahuan Sosial; Kurikulum 2013. ABSTRACT: “Actualization of Religious Attitudes in Social Domain: A Reconstruction of the Social Studies Role in the Development of Religious Attitude”. Pedagogically, the curriculum is an educational plan that provides the opportunity for the learners to develop their own potential in a pleasant learning environment and in accordance with his/her ability to have the desired quality of society and nation. In the context of education history in Indonesia, at least it has eight times the curriculum reform, among the changes is the Curriculum 2013 or C-2013, which is the first curriculum has a progressive thinking. This is connected with the use of Social Reconstructionist Philosophy and Gestalt Theory for its development. Based on this, the Curriculum 2013 can integrate between curriculum contents; curriculum contents with the realities of life; and focused on to the creation of functional knowledge, attitudes, and skills integrally. Including it is the integration of religious study in all subjects of curriculum. This paper, by using the qualitative method, tries to analyse and describe the dimensions of religious attitudes in the Curriculum 2013 and its development in the Religious Education as well as other subject areas in the elementary and secondary educations; integration religious attitude competency into Social Studies; and organization model of learning thematic Social Studies in order formation and actualization of religious attitudes in the realities of society, nation, and the state.KEY WORD: Actualization; Religious Attitude; Social Domain; Social Studies; Curriculum 2013.About the Author: Dr. Mohammad Imam Farisi adalah Dosen pada Jurusan Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), FKIP UT (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka), UPBJJ (Unit Pelaksana Belajar Jarak Jauh) UT Surabaya, Kampus C UNAIR (Universitas Airlangga) Surabaya 60115, Jawa Timur, Indonesia. E-mail: imamfarisi@ut.ac.idHow to cite this article? Farisi, Mohammad Imam. (2017). “Aktualisasi Sikap Keagamaan dalam Ranah Sosial: Rekonstruksi Peran IPS dalam Pengembangan Sikap Keagamaan” in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.10(1) May, pp.71-90. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, ISSN 1979-0112. Chronicle of the article: Accepted (August 17, 2016); Revised (January 15, 2017); and Published (May 30, 2017).
Transformasi Konsep Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia: Dari Politik Dinasti ke Politik Pendidikan Farisi, Mohammad Imam
SUSURGALUR Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IKHTISAR: Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah produk politik kerajaan atau negara untuk membangun toleransi kehidupan beragama. Artikel ini menganalisis dan mendeskripsikan tentang pembelajaran konsep Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat dalam buku-buku teks IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di SD (Sekolah Dasar). Analisis menggunakan metode kualitatif-interpretif yang memfokuskan pada analisis isi “narasi-narasi tekstual” di dalam enam buku teks elektronik IPS-SD kelas I hingga VI SD dan MI (Madrasah Ibtidaiyah), yang telah dinilai dan ditetapkan kelayakannya oleh BSNP – KEMENDIKBUD RI (Badan Standar Nasional Pendidikan – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) sebagai buku pegangan siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa buku-buku teks IPS-SD telah melakukan ekstrapolasi konseptual dan fungsional tentang konsep Bhinneka Tunggal Ika pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan seni di dalam kehidupan personal, keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, dan negara-bangsa. Ia juga mampu mengubahnya dari sebuah doktrin politik kerajaan atau kenegaraan menjadi sebuah doktrin pendidikan; dan dari konsep ideologis untuk kepentingan politik kerajaan atau kenegaraan menjadi konsep pedagogis untuk kepentingan dan tujuan pendidikan kewarganegaraan.KATA KUNCI: Bhinneka tunggal ika, ekstrapolasi dan transformasi, doktrin politik kerajaan, ilmu pengetahuan sosial, siswa sekolah dasar, dan pendidikan kewarganegaraan.ABSTRACT: “The Transformation of Unity in Diversity Concept in Indonesia: From Politic of Dinasty to Politic of Education”. Unity in diversity is a political product of dynasty or state for building a religious tolerance. This paper analyses and describes on teaching the concepts of unity in diversity in the Social Studies textbooks at Elementary School, by using a qualitative-interpretive method. It focuses on to the content analyses of “textual narrations” in the six electronic textbooks of Social Studies at grade I to VI of Elementary School and MI (Islamic Elementary School), which have evaluated and justified by National Education Standards Agency, Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesian, as the student’s handbook. The results of analyses show that Social Studies textbooks at the Elementary School made conceptual and functional extrapolations about unity in diversity of social, economic, culture, and arts aspects in personal, family, school, surround community, and the nation-state live. It is also able to change of it from a dynasty or state political doctrine to the educational doctrine; and from an ideological concept for dynasty purposes to a pedagogical concept for citizenship education purposes.KEY WORD: Unity in diversity, extrapolation and transformation, kingdom political doctrine, social studies, elementary school students, and citizenship education.About the author: Dr. Mohammad Imam Farisi adalah Dosen Jurusan Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UPBJJ-UT (Unit Pendidikan Belajar Jarak Jauh – Universitas Terbuka) Surabaya, Kampus C UNAIR (Universitas Airlangga) di Kota Surabaya 60115, Jawa Timur, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: imamfarisi@ut.ac.idHow to cite this article? Imam Farisi, Mohammad. (2015). “Transformasi Konsep Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia: Dari Politik Dinasti ke Politik Pendidikan” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.2(2), Maret, pp.129-146. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808.   Chronicle of the article: Accepted (October 9, 2014); Revised (December 9, 2014); and Published (March 24, 2015).
KARAKTER DAN PENGEMBANGANNYA DALAM SISTEM PENDIDIKAN JARAK JAUH Farisi, Mohammad Imam
Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh Vol 13 No 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study of the character and its development at distance education system is a new intensive effort since the 2000s period. Nevertheless, various studies show a clear trend to the development of four characters that were performance, relational, moral, and spiritual. The four character developments have reflected and integrated in the various contexts of using and designing of DE technologies, and it also became a main characteristic in the study and development of character at DE. This paper reviews the various studies about the characters and its developments in the DE context, and some of the efforts made by DE providers. Studi tentang karakter dan pengembangannya dalam sistem pendidikan jarak jauh (SPJJ) masih merupakan ikhtiar yang baru intensif dilakukan sejak periode 2000an. Sekalipun demikian, berbagai studi memperlihatkan kecenderungan yang jelas pada 4 pengembangan karakter, yaitu karakter kinerja, relasional, moral, dan spiritual. Pengembangan keempat karakter tersebut direfleksikan dan terintegrasi di dalam berbagai konteks penggunaan desain dan medium teknologi PJJ, dan sekaligus menjadi karakteristik atau ciri khas dalam studi dan pengembangan karakter pada SPJJ. Tulisan ini akan meninjau berbagai studi tentang karakter dan pengembangannya dalam konteks SPJJ; dan beberapa ikhtiar yang telah dilakukan oleh institusi PJJ dalam pengembangan karakter.
AKTUALISASI SIKAP KEAGAMAAN DALAM RANAH SOSIAL (Rekonstruksi Peran IPS dalam Pengembangan Sikap Keagamaan) Farisi, Mohammad Imam
PAEDAGOGIA Vol 21, No 1 (2018): PAEDAGOGIA Jilid 21 Nomor 1 (2018)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/paedagogia.v21i1.14506

Abstract

: Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, setidaknya telah terjadi delapan kali perubahan kurikulum, diantaranya adalah kurikulum 2013 (K-13) yang sekaligus merupakan kurikulum pertama yang memiliki dasar-dasar pemikiran yang progresif. Ini terkait dengan penggunaan filsafat Rekonstruksionisme Sosial dan teori Gestalt sebagai landasan pengembangannya. Atas dasar kedua teori-filsafat itu pula, Kurikulum 2013 mampu mewahanai prinsip keterpaduan, keutuhan, atau integralitas antar-konten atau isi kurikulum; antara konten kurikulum dengan realitas kehidupan; dan berorientasi pada pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan fungsional secara terintegrasi. Termasuk integrasi kajian keagamaan di dalam semua mata pelajaran di sekolah. Tulisan ini mengkaji dan mendeskripsikan dimensi-dimensi sikap keagamaan dalam kurikulum 2013, baik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama, maupun mata-mata pelajaran lain; integrasi kompetensi sikap keagamaan dalam IPS; dan model pengorganisasian pembelajaran IPS-Tematik dalam rangka pembentukan dan aktualisasi sikap keagamaan dalam realitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kata kunci: abstrak, esensi penelitian, mesin pencari.
PENGEMBANGAN DESAIN TUTORIAL ONLINE PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MODEL SIKLUS BELAJAR DI UNIVERSITAS TERBUKA Imam Farisi, Mohammad; Malik, Abdul
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 42, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lik.v42i2.2921

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengembangkan desain tutorial online (tuton) PIPS model siklus belajar (MBS). Penelitian dilakukan di portal UT-Online menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian adalah 21 mahasiswa peserta tuton dari 16 Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) di Indonesia. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan validasi, serta dianalisis dengan teknik analisis deskriptif-persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain tuton model MBS secara ‘kuantitatif’ kurang efektif meningkatkan aktivitas/partisipasi mahasiswa dalam forum inisiasi, diskusi, tanya jawab, dan penyelesaian tugas-tugas tutorial. Namun secara ‘kualitatif’, kualitas diskusi dan tanya jawab ‘cukup baik’ dilihat dari interaksi yang terjadi antar-partisipan, dan konten diskusikan/tanya jawab. Ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas tuton, perolehan nilai tugas, dan tingkat penguasaan mahasiswa atas kompetensi PIPS juga ’baik’. Rendahnya tingkat partisipasi mahasiswa di dalam tuton disebabkan oleh faktor keterbatasan waktu akses, yang menyebabkan jumlah mahasiswa akses, frekwensi, durasi, dan waktu akses sangat terbatas; dan faktor teknis, terkait dengan kendala dan keterbatasan biaya, fasilitas, dan jaringan akses. The purpose of the study is to develop a tutorial online (tuton) design for Social Studies uses learning cycle model (LC-Model). The study was conducted at UT-Online portal uses the Research and Development (R&D) method. The research subjects consist of 21 UT’s students from 16 Units of Distance Learning Program (UPBJJ) in Indonesia. Data collected with the documentation and validation techniques, and analyzed with the descriptive-percentage techniques. The study shows that the tuton design using the LC-Model, quantitatively, is not effective to increase students’ activity/participation in initiation, discussion, and ask-questions forums, also to completion of tutorial assignments. Qualitatively, however, the quality of their discussions and ask-questions are ‘good’, viewed to processes and contents of discussion and ask-questions. Timeliness to the completion of tuton assignments, the acquisition of the task scores, and the level of student’s mastery to social studies competency also is 'good'. The low of students’ participation in the tuton was caused by the limited time for access viewed from the amount of students who accesses, access frequency, duration, and time; and technical factors associated with cost, facilities, and access network constraints or limitations. 
DINAMIKA ORGANISASI PROFESIONAL KEPENDIDIKAN DI INDONESIA Imam Farisi, Mohammad
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 42, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lik.v42i1.2704

Abstract

Penelitian bertujuan mengkaji dan mendeskripsikan dinamika organisasi kependidikan di Indonesia. Studi dilakukan pada situs-situs resmi organisasi profesi kependidikan menggunakan analisis konten atau teks web difokuskan pada sejarah perkembangan; pelaksanaan peran, fungsi, tugas dan kewenangan organisasi, serta kendala atau masalah yang dihadapi. Studi menunjukkan bahwa ada lebih dari 100 organisasi profesi pendidikan di Indonesia berbentuk asosiasi, federasi, forum, komunitas/masyarakat, serikat, klub, koalisi, aliansi, dan/atau lembaga. Dinamika organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor akademik-profesional, yuridis-formal, serta konteks sosial-politik organisasi. Secara umum, organisasi profesi pendidikan di Indonesia masih fokus pada fungsi pengembangan profesional. Sementara, fungsi advokasi hanya dilakukan oleh beberapa organisasi profesional; dan fungsi regulasi (standarisasi, akreditasi, sertifikasi, dan lisensi) masih dikoordinasikan dan dikendalikan oleh lembaga yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan/atau LPTK. Masalah yang dihadapi oleh organisasi terkait dengan pelaksanaan fungsi dan kewenangan organisasi di bidang regulasi. The study was aimed to examines and describes the dynamics of professional organizations of education in Indonesia focused on the development, implementation of the roles, functions, duties, authorities, and the problems are faced. Data was collected from the organizations official websites and analyzed using web’ content or textual analysis. The study shown that there are more than 100 professional organizations of education in Indonesia. It formed in association, federation, forum, community/society, union, club, coalition, alliance, and/or institution. The dynamics of the organizations were influenced by academic-professional, juridical-formal, as well as socio-political context of organizations. In general, professional organizations of education in Indonesia were still focused on the development functions of professional. Meanwhile, advocacy functions are performed by some professional organizations, and regulatory functions (standardization, accreditation, certification, and licensing) are remains coordinated and controlled by institutions established by the Ministry of National Education and/or LPTK. Problems which faced by organizations are related to the implemention of regulatory functions.