Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : KALPATARU: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah

KONFLIK ETNIS SAMBAS TAHUN 1999 ARAH DISINTEGRASI BANGSA Eka Jaya PU
Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 3, No 1 (2017): Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/kalpataru.v3i1.1605

Abstract

Tulisan ini memaparkan kronologis terjadinya konflit antar etnis di Sambas pada tahun 1999 dan menelaah peran pemerintah serta masyarakat dalam rangka rekonsiliasi konflik. Kajian konseptual yang dimanfaatkan yakni pendekatan sosial, ekonomi dan politik. Secara struktural konflik antar etnis tidak terlepas dari keterlibatan pihak tertentu yang menggunakan simbol-simbol etnis yang hidup di masyarakat. Kalimantan Barat merupakan daerah yang multilkultur dari berbagai macam aspek, dengan rusaknya simbol-simbol tersebut maka gesekan mudah terjadi dan menimbulkan konflik horizontal. Kompetisi dan lapangan pekerjaan yang sempit, penguasaan atau monopoli lahan pertanian hingga pemasaran jeruk Sambas, merupakan awal masalahnya.
KERAJAAN SANGGAU PADA MASA GUSTI TOGOK (1798-1812) Eka Jaya PU; Evi Nurviana
Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 1, No 2 (2015): Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/kalpataru.v1i2.534

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Kerajaan Sanggau Pada Masa Gusti Togok (1798-1812)”, bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang Gusti Togok dan pemerintahan pada masa Gusti Togok (1798-1812). Metode penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan multideminsional dan sejarah lisan yang ditulis secara deskriptif analitis dengan tahapan; Heuristik, Verifikasi, Interpretasi dan Historiografi. Gusti Togok menduduki tahta sebagai Raja berganti nama menjadi Gusti Muhammad Thahir I. Pada masa pemerintahannya kerajaan Sanggau semakin berkembang, yakni menjalin hubungan bilateral dengan kerajaan luar Kalimantan seperti Jawa, Riau, Brunai dan wilayah lainnya dengan melalui dibukanya jalur perdagangan. Jalur perdangangan yang sering dilalui untuk membuka wilayah adalah  sungai Sekayam dan sungai Kapuas. Penghapusan perbudakan yang dilakukannya merupakan bentuk dari kepedulian atas hak asasi manusia dan mengembalikan adat budaya kerajaan yang lama hilang kemudian dilestarikan seperti Bedil Kerajak. Gusti Togok diberi gelar “Surya Negara”, yang mencerminkan kemegahan atau kemewahan, sehingga dikenal Kerajaan Sanggau dengan “Keraton Surya Negara”. Berakhirnya pemerintahan Gusti Togok karena terjadi perang antara kerajaan Sanggau dengan kerajaan Pontianak, yang disebabkan oleh persoalan upeti dan tanah kekuasaan. Kata kunci: kerajaan Sanggau, Gusti Togok.