Emiliana Kasmudjiastuti
Unknown Affiliation

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Penggunaan ekstrak kayu nangka (artocarpus heterophyllus) sebagai bahan pewarna untuk kulit Emiliana Kasmudjiastuti; Widhiati Widhiati; Kuwatno Kuwatno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 17, No 1-2 (2001): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1540.909 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v17i1-2.252

Abstract

The objective of this experiment was to evaluate the effect Alum content and time of mordanting on the rub fastness. Natural dyes from wood dyes Artocarpus heterophyllus haved an intermediate acid resistance (acetic acid), a good alkali resistance (natrium carbonat0 but they had very low sulphur acid resistance and low formic acid resistence. Natural dyes from wood dyes Artocarpus heterophyllus could be used as colouring matter on goat skin distributed throughout the substance of the fibre goat skin. Their rub fastness was a good (dry and wet). The variation of amounts alum (1%, 2%, 3%) and treatment of mordanting (before and during dyeing) did not influence on rub fastness (dry and wet). INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi kadaralum dan perlakuan mordanting terhadap ketahanan gosok cat. Zat warna alam dari ekstrak kayu nangka (Artocarpus heterophyllus) mempunyai ketahanan terhadap asam asetat cukup baik dengan nilai  pada skala grey scale tetapi ketahanan terhadap asam sulfat dan asam formiat kurang baik (nilai  1 dan nilai 2). Ketahanan terhadap basa (Natrium carbonat) menunjukkan hasil yang baik dengan nilai 4 pada skala grey scale. Zat warna alam tersebut dapat menyerang baik pada jaringan kulit kambing dan menghasilkan warna yang baik terhadap ketahanan gosok cat baik secara kering maupun secara basah. Perlakuan variasi kadar alum (1%, 2%, 3%) dan perlakuan mordanting (sebelum dan selama pewarnaan) tidak mempengaruhi ketahanan warna terhadap gosokan kering dan basah. 
Pemanfaatan limbah kulit ikan nila dari industri filet untuk kulit jaket Prayitno Prayitno; Emiliana Kasmudjiastuti; Nur Wachid Sahadi
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 28, No 1 (2012): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v28i1.205

Abstract

ABSTRACTThe research to reuse skin waste of the Nile tilapia sp resulted from the Fish's filletindustries was done to produce leather for garment by washable tanning process. Three variableconcentrations of reactive dyes, hydrophobic fat liquoring agent and anionic water repellent wereused in this research by 10, 15, and 20% for reactive dyes and 10, 12.5, and 15% for bothhydrophobic fat liquoring agent and water repellent resulted twenty-seventh of treatment. Theresearch result saw that there is no fade and no change in color after washing and have a good ofpersperation test for all the treatment, light fastness test resulted 5 of Grey Scale whereas sofnesstest resulted in range of scale 4 to 6. Tearing and sawing tests saw that for all treatment werefulfill the SNI 06-4593-1998, Garment leather from sheep and goat. Those were in range of 19.81kg/cm to 47.70 kg/cm and 59.58 kg/cm to 98.57 kg/cm for tearing and sewing propertiesrespectively. Whereas tensile properties saw that from the 27 treatment, 15 treatment were fulfillSNI requirement with the highest value was 171,40 kg/cm2 , for elongation properties for alltreatment saw the result was runs between 69,30% and 110,00%. Optimal conditions resultedby concentration of 10% reactive dyes, 10% hydrophobic fat liquoring and 10% anionic waterrepellent.Foot note: Reactive dye, skin of the Nile tilapia, hydrophobicABSTRAKTelah dilakukan penelitian untuk memanfaatkan limbah kulit ikan Nila dari hasil sampingindustri fillet dijadikan kulit samak yang dapat digunakan untuk jaket dengan proses penyamakanyang dapat dicuci. Konsentrasi zat warna reaktif, bahan peminyakan hidrophobik dan anionikwater- repellen yang digunakan dalam penelitian ini di variasi masing-masing dalam 3konsentrasi, yaitu 10, 15 dan 20% untuk zat warna reaktiv dan 10, 12,5 dan 15% untuk bahanpeminyakan dan water-repellen, sehingga dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 27 perlakuan.Hasil penelitian menunjukan tidak adanya kelunturan dan perubahan warna untuk semuaperlakuan pada uji pencucian dan uji ketahan terhadap keringat dengan nilai pada skala 4/5 - 5Gray scale, dan kulit tetap lemas setelah pengujian dengan nilai kelemasan antara 4-6. Uji kuatsobek menunjukan semua perlakuan memenuhi persyaratan SNI 06-4593-1998 Kulit Jaket daridomba dan kambing dengan nilai terendah 19,81 kg/cm dan tertinggi 47,70 kg/cm, untuk uji kuatjahit semua memenuhi persyaratan SNI, dengan nilai terendah 59,58 kg/cm dan tertinggi 98,57kg/cm sedangkan untuk kuat tarik 15 perlakuan dapat memenuhi peryaratan SNI dengan nilaitertinggi 171,40 kg/cm2. Sedangkan uji kemuluran kulit menunjukan hasil uji terendah 69,30%dan tertinggi 110,00%. Kondisi optimal diperoleh dengan perlakuan 10% zat warna reaktive,10% bahan peminyakan hidrophobik dan 10% bahan water-repellen anionik.Kata kunci: zat warna reaktif, kulit ikan nila, hidrophobik
Penerapan sablon pada finishing kulit suede Emiliana Kasmudjiastuti; Emi Sulistyo Astuti
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 20, No 1 (2004): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1141.773 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v20i1.235

Abstract

The application of screen printing on suede leather is the method to improve a high fashion of the apparel material. The motif was applied on the flesh or the grain of suede lether  by screening method. The objective of this research is to identify the effect of using the pigment and aniline dye on the adhesion of the finish and the rub fastness suede leather finished with screen printing and also to add a kind of type of finish leather. In this research suede leather was used and colour paste with formulation of binder 350 grams, thickener 100 grams, pigment / aniline 150 grams, filler 70 grams, catalisator 20 grams and water 310 grams. The suede leathers were analyzed their adhesion of the finish (dry and wet) and the rub fastness (dry and wet). The results showed that the pigment and aniline affected the adhesion of the finish but did not affect the rub fastness. The adhesion of the finish of  suede leather with pigment colour was 2130 g/cm (dry), 1865 g/cm (wet). While the adhesion of the finish of suede leather with aniline dye was 1720 g/cm (dry) and 1010 g/cm (wet) respectively. The suede leather with pigment and aniline colour resistance to dry and wet rubbing  Keywords :  suede leather, pigment, aniline, screen printing.    Penerapan teknik sablon dengan motif batik adalah metode untuk mengembangkan bahan pakaian untuk mode / fashion. Motif diterapkan pada kulit suede bagian nerf ataupun daging (flesh) dengan menggunakan alat screen yang telah dirancang dengan motif batik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan zat warna pigmen dan anilin terhadap kuat rekat cat dan ketahanan gosok cat kulit suede yang difinish dengan teknik sablon dan juga menambah ragam tipe finish untuk kulit. Bahan yang digunakan adalah kulit suede, pasta cap dengan formulasi bahan perekat 350 gram, pengental 100 gram, zat warna (pigmen / anilin) 150 gram, bahan pengisi 70 gram, katalis 20 gram, air 310 gram. Kulit suede yang telah disablon diuji kuat rekat cat (kering dan basah) dan ketahanan gosok cat (kering dan basah). Hasil uji menunjukkan bahwa penggunaan jenis zat warna ada pasta cap berpengaruh pada kuat rekat cat tetapi tidak berpengaruh pada ketahanan gosok cat. Nilai kuat rekat cat kulit suede yang disablon dengan zat warna pigmen adalah 2.130 g/cm (kering) dan 1.865 g/cm (basah); dengan zat warna anilin 1.720 g/cm (kering) dan 1.010 g/cm (basah). Kulit suede yang disablon dengan zat warna pigmen maupun anilin tahan terhadap gosokan secara kering dan basah. Kata Kunci : Kulit suede, pigmen, anilin, sablon.
Penggunaan enzim bacillus megatorium DSM-319 pada proses perendaman penyamakan kulit jaket R. Jaka Susila; Emiliana Kasmudjiastuti; Sri Sutyasmi
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.196

Abstract

ABSTRACTThe purpose of the study was to obtain eco-friendly soaking process for goatskin and to shorten the soaking time. The enzyme used in the soaking process was Bacillus megatorium DSM-319, with enzyme concentration of 0.5, 1, and 1.5% and soaking time of 1, 1.5, and 2 hours. Each sample were tested for skin histology observation using photomicrograph, protein concentration analysis, tensile strength, elongation, colour fastness (dry and wet) and flexibility. The results showed that protein content of goat skin was decreased 42.32% after optimum soaking with 1% enzyme for one hour. The results of the physical testing of jacket leather with optimum soaking process met the quality requirements of SNI 4593:2011 Sheep/goat jacket leather.Keywords: Bacillus megatorium DSM-319, enzyme, soaking, goatskin, jacketABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan proses perendaman kulit kambing yang ramah lingkungan dan untuk mempersingkat waktu proses perendaman. Enzim Bacillus megatorium DSM-319 digunakan dalam perendaman dengan konsentrasi enzim berturut turut 0,5; 1 dan 1,5% dan variasi waktu berturut turut 1; 1,5 dan 2 jam. Evaluasi keberhasilan proses perendaman dilakukan dengan pengamatan histologi kulit menggunakan fotomikrograf, analisis kadar protein, kekuatan tarik, kemuluran, ketahanan gosok cat (kering dan basah) dan kelenturan. Hasil analisis kadar protein menunjukkan bahwa kadar protein kulit kambing setelah perendaman optimal pada konsentrasi enzim 1% selama 1 jam dengan penurunan sebesar 42,32%. Hasil uji fisika kulit jaket dari kulit kambing hasil perendaman dengan konsentrasi enzim sebesar 1% selama 1 jam telah memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan SNI 4593:2011 Kulit jaket domba/kambing.Kata kunci: Bacillus megatorium DSM-319, enzim, perendaman, kulit kambing, jaket
Penelitian pembuatan kompon karet untuk sol dan foxing sepatu kanvas Emiliana Kasmudjiastuti
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 8, No 15 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1237.934 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v8i15.490

Abstract

Exsperiments of making rubber compound for canvas shoe sole and foxing have been done by varying filler (MgCO3). Composition used for rubber compound is : pale crepe 100 parts; MgCO3 30 parts; CaCO3 75 parts; ZnO 10 parts; stearic acid 0,5 part; napthenic oil 2 parts; paraffin wax 0,5 part; titanium dioxide 10 parts ; AOSP 1 part; MBT 0,4 part; TMT 0,2 part and sulfur 2 parts. The products are 9 kinds of rubber compound and has been tested for physical properties. The physical tests consist of : tensile strength, elongation at break, permanent set, tear strength, elongation at break, permanent set, tear strength, hardness, density, abrassion and flexing. By evaluating their physical properties, the rubber compound for shoe sole and foxing containing 30 parts of MgCO3 and 75 parts of CaCO3 achieving the optimal degree and is in accordance with the Indonesian Industrial Standard for General Purpose of Canvas Shoe (SII.140785).  INTISARI Pembuatan kompon karet untuk sol dan foxing sepatu kanvas dengan kandungan bahan pengisi (MgCO3 dan CaCO3) menggunakan formula : pale crepe 100 bagian; MgCO3 30 bagian; CaCO3 75 bagian; ZnO 10 bagian, asam stearat 0,5 bagian; napthenic oil 2 bagian; paraffin wax 0,5 bagian; titanium dioxide 10 bagian; AOSP 1 bagian; MBT 0,4 bagian; MBTS 0,4 bagian; TMT 0,2 bagian dan belerang 2 bagian. Hasil kompon berbentuk lembaran (slab) sebanyak 9 macam diuji sifat fisinya meliputi : tegangan putus, perpanjangan putus, perpanjangan tetap, ketahanan sobek, kekerasan, bobot jenis, ketahanan retak lentur. Dari evaluasi terhadap hasil uji fisis diperoleh kesimpulan bahwa kompon karet untuk sol dan foxing sepatu kanvas dengan kombinasi kandungan MgCO3 30 bagian, CaCO3 75 bagian mempunyai sifat fisis optimum dan memenuhi SII. 1407-85, Sepatu Kanvas Untuk Umum. 
Pengaruh konsentrasi pigmen indigo pada pewarnaan (dyeing) dan pengulangan warna (topping) pada kulit bludru Emiliana Kasmudjiastuti; Sofia Budi Cahyani; Esti Rahayu; Subandriyo Subandriyo
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 23, No 1 (2007): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v23i1.324

Abstract

Paste indigo pigment having blue colour was produced from fermentation of indigofera tinctoria leaves and twigs. Having was very popular dye and was used especially in textile industries and leather industries of fur. The aim of the study was to the optimum concentration of indigo pigmen on dyeing of suede leather. The materials used in study were crust suede leather, indigo pigmen, wetting agent, soda ash, ammonia, formic acid sulfonated oil, and redactors such as palm sugar. The dying of leather using indigo pigmen was principally similar with common dyeing and pH of indigo is 11.5, however pH on several steps must adjusted. Variation of the concentration of in dyeing was 0.5, 1, and 1.5% respectively. Performance test were of conducted for dye penetration, colour rub fastness (dry, wet), sweat resistant, and sun light resistant for 6, 13, and 20 hours respectively. The results showed that the optimum concentration of pigmen indigo was 9% dyeing and 1 % for topping with level dye, indicated appropriate penetration dye into the cross-section leather, no fading was performed by dry colour fastness test (score 4/5) and wet colour fastness test (score 4), good sweat resistant (score 5), no colour fading on the exposure to sun light for 20 hours (score 4). Keywords: Indigofera tinctoria, pigment, indigo, “suede” leather.   ABSTRAK Pasta pigmen indigo merupakan zat warna biru yang dihasilkan dari fermentasi daun dan ranting tanaman Indigofera tinctoria. Pemanfaatan pigmen indigo pernah popular terutama dalam industri tekstil dan pernah pula digunakan untuk pewarnaan kulit terutama pada kulit samak bulu (fur). Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan konsentrasi optimum pigmen indigo pada proses pewarnaan kulit suede (bludru). Bahan penelitian terdiri atas kulit kras bludru dari kulit kambing, pigmen indigo, bahan pembasah, soda abu, amoniak, asam formiat, minyak sulfonasi dan reduktor (gula merah). Pewarnaan kulit menggunakan pigmen indigo pada prinsipnya sama dengan proses perwarnaan kulit pada umumnya, tetapi karena pigmen indigo bersifat basa (pH = 11,5), maka pH pada beberapa tahapan proses perlu diatur.  Variasi konsentrasi pigmen indigo pada pewarnaan kulit berturut-turut 3,6, dan 9% dan konsentrasi pigmen indigo pada topping berturut-turut 0,5; 1,0; dan 1,5%. Uji mutu kulit hasil pewarnaan meliputi uji kerataan warna, tembus cat, ketahanan gosok cat (kering dan basah), ketahanan keringat, dan ketahanan terhadap sinar mathari selama berturut-turut 6, 13, dan 20 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahw akonsentrasi optimum dicapai pada penggunaan 9% pigmen indigo pada dyeing  dan 1% pada topping dengan hasil pewarnaan rata, warna cukup tembus kedalam penampang kulit, tidak luntur terhadap ketahanan gosok cat secara kering (nilai 4/5) dan secara basah (nilai 4), ketahanan terhadap keringat sangat baik (nilai 5), dan warna tidak pudar oleh sinar matahari selama 20 jam (nilai 4). Kata kunci: Indigofera tinctoria, pigmen indigo, kulit kras bludru.
Penelitian pengaruh variasi jumlah pigmen terhadap kenampakan rajah dan kuat rekat cat tutup kulit atasan sepatu dari kulit sapi dengan tipe finish semi anilin Emiliana Kasmudjiastuti; Widhiati Widhiati; Emi Sulistyo Astuti; R. Jaka Susila
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 14, No 26 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.905 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v14i26.296

Abstract

The purpose of this research is to know the influence of sum of pigmen to concern the appearance of the grain and the second quality wet blue leather castle hide, the treatment of wich is variation of pigmen (20 gram, 40 gram and 90 gram in 1000 gram solution). The data which were satatistically analyzed  using Completely Randomized Design (CRD) and  Least Significant Difference (LSD) sjow tgat the appearance of the appearance of the grain test is significant and the best result for using 20 gram pigment with score 69.93. Then for the adhesion of finish test (wet and dry) indicated that is njopt significant ber\tween three variantion of sum of pigent (20gram, 40gram, 60 gram). Adhesion of finish (wet and dry) included high quality for the grade of shoe upeer with the score is 200 gr/cm (wet, minimum grade 3) and tge score is 543.75 gf/cm (dry minimum grade 1).  INTISARI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah pigment terhadap kenam[pakan rajah dan kuat rekat cat tutup kulit atasan sepatu dari kulit sapi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 kulit belahan sapi krom basah (wet blue) kualitas nomor 2 yang disamak menjadi kulit atasan sepatu dengan menggunakan 3 (tiga) variasi penggunaan jumlah pignment masing-masing 20 gram,  40 gram dan 60 gram dalam 1000 gram larutan. Hasil analisa statistika dengan metoda CRD (Completely Randomizes Design) dab Uji Beda Nyata Terkecil (LSD) menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata pada uji kenampakan rajah, dan hasil yang terbaik untuk penggunaan 20 gram pigment. Sedangkan untuk uji kuat rekat cat tutup (basah dan kering) menunjukkan bahwa ada beda nyata antara tiga variasi jumlah pigment (20gram, 40 gram, 60gram). Kuat rekat cat tutup (basah dan kering) termasuk kualitas tinggi untuk tingkatan atasan sepatu, dengan nilai 200 gr/cm (basah, minimal tingkat 2) dan 543.75 gr/cm (kering, minimum tingkatan 1).
Penelitian finishing kulit lemas (softy leather) dari kulit kambing untuk tas wanita Widhiati Widhiati; Emiliana Kasmudjiastuti; Emy Sulistyo Astuti; Suharjono Suharjono; Joko Susilo; Kuwatno Kuwatno; Suryadi Suryadi
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 24 (1997): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.923 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v12i24.366

Abstract

This research is aimed at finding the competition of paint substance which optimal applied for softy sheep leather for lady’s bags manufacturing. Materials used in this study were 27 pieces of pickled sheep stock and simple factorial 3 x 3 was use for the research plan, the treatment of which is combination binder RU 3989 (150 gram, 200 gram, 250 gram) and pigment (75 gram, 100 gram, 125 gram) for 1,000 gram paint solution. The research result indicates that the proportion of paint substance composition optimal applied to sheep which are tanned to be softly leather for lady’s bags manufacturing is the combination of 250 gram binder RU 3989 and 75 gram pigment in 1,000 gram paint solution, and the test result fulfil the requirements of sheep garment leather quality.  INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan komposisi bahan bahan untuk cat tutup yang optimal bagi kulit kambing yang disamak menjadi kulit lemas untuk tas wanita. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kambing awet asam (pikel) sebanyak 27 lembar. Rancangan penelitian menggunakan simple factorial 3 x 3 dengan perlakuan kombinasi perekat (binder) RU 3989 (150 gram, 200 gram, 250 gram) dan zat warna (pigmen) (75 gram, 100 gram, 125 gram) untuk setiap 1.000 gram larutan cat tutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan komposisi bahan bahan cat tutup yang optimal bagi kulit kambing yang disamak menjadi kulit lemas untuk tas wanita adalah perlakuan kombinasi antara perekat RU 3989 sebanyak 250 gram dan zat warna 75 gram dalam 1.000 gram larutan cat tutup dan hasil uji memenuhi persyaratan mutu kulit jaket dari kulit domba/kambing.
Sifat elektrikal dan thermal nanokomposit HDPE/NPCC Dwi Wahini Nurhajati; Arum Yuniari; Emiliana Kasmudjiastuti
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 27, No 1 (2011): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1992.874 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v27i1.206

Abstract

abstrak
Penelitian pembuatan kulit nappa dari kulit domba untuk garmen Emiliana Kasmudjiastuti; Emy Sulistyo Astuti; Widhiati Widhiati; Suharjono Suharjono; Jaka Susila; Kuwatno Kuwatno; Suryadi Suryadi
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 12, No 22 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1138.34 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v12i22.339

Abstract

The purpose of this study is to know the best of variation of retaninagent. Material used in this study are 30 pieces sheep skin wet blue leather while retanning agent added in three variables are Chrome-Blancorol, Chrome Lutan, Chrome-Tanesco. The results of the study were tested on their chemical, physical and visual properties. The data which are statistically analyzed using Completely Randomized Design (CRD) and Least Significant Difference (LSD) show that the best result is obtained by the sheep skins which are retannned using combination of chrome-Tanesco with stitch tear strength = 722.09 N/ cm, tear  strength = 140.45 N/ cm, chrome content = 4.4 %, dry rub fastness test show  no discolourisation, while wet rub fastness test show a little discolourisation and resistance of dry cleaning to perchloroetylene.    INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi bahan penyamakan ulang terbaik pada pembuatan kulit nappa dari kulit domba untuk garmen. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 lembar kulit domba belahan krom basah (wet blue). Bahan penyamak ulang yang digunakan adalah dengan 3 (tiga) macam variasi : Krom – Blancorol, Krom – Lutan dan Krom Tanesco. Kulit nappa hasil penelitian diuji secara kimiawi, fisis dan organleptis. Hasil analisa statistic dengan CRD dan LSD menunjukkan bahwa hasil terbaik dicapai oleh kulit nappa yang disamak ulang dengan kombinasi Krom Tanesco dengan nilai kekuatan jahit = 722,09 N /cm, Kekuatan sobek = 140, 45 N/cm, kadar krom = 4,40 %, ketahanan gosok cat tutup tidak luntur (secara kering) dan sedikit luntur (secara basah), serta tahan terhadap pencucian kering dengan perchloro ethylene.