WHO Report 2009 menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat kelima dari 22 negara di dunia dengan jumlah penderita TB terbanyak. Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sebanyak 0.34 sampai 0.52 juta kasus atau sekitar 5.7% dari jumlah penderita TB di dunia. Laporan P2TB Kota Kendari tahun 2011 tercatat penderita TB Paru BTA (+) sebanyak 448 kasus. Lingkungan merupakan salah satu faktor risiko yang mempengaruhi kejadian TB paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko kondisi lingkungan terhadap kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Poasia tahun 2011-2012. Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol dengan variabel independen yang diteliti adalah kepadatan hunian rumah, ventilasi, jenis dinding, jenis lantai rumah dan kontak serumah dengan keluarga yang menderita TB paru. Besar sampel untuk penelitian ini menggunakan total pada tahun 2011-September 2012, yaitu 68 sampel untuk kasus dan 68 sampel untuk kontrol. Analisis data untuk mengetahui besarnya risiko variabel independen dapat dilihat dari nilai Odds Ratio. Hasil analisis menunjukkan bahwa 5 variabel diperkirakan sebagai faktor risiko TB Paru, yaitu : Kepadatan hunian rumah (OR:7.756, CI 95%:3.546-16.967), ventilasi (OR:6.651, CI 95%:3.145-14.068), jenis lantai (OR:6.217, CI 95%:2.952-13.095), jenis dinding (OR:1.548, CI 95%:1.277-5.753), dan kontak serumah dengan keluarga yang TB (OR:18.962, CI 95%:2.426-148.192). Disarankan perlunya penyuluhan tentang syarat rumah sehat, perilaku hidup sehat, dan peningkatan kerja sama lintas sektoral yang lebih komprehensif dan adekuat.Kata kunci : tuberkulosis paru, faktor risiko lingkungan