Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Tanaman Sorghum Green Fodder (SGF) Hasil Penanaman Secara Hidroponik yang Dipanen Pada Umur yang Berbeda Teguh Wahyono; Husnul Khotimah; Widhi Kurniawan; Dedi Ansori; Anna Muawanah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.939 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5722

Abstract

Tanaman sorgum yang dibudidayakan secara hidroponik dapat disebut dengan sorghum green fodder (SGF). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi performa pertumbuhan, profil nutrisi dan kecernaan in vitro tanaman sorgum hasil budidaya hidroponik yang dipanen pada umur yang berbeda. Perlakuan penelitian meliputi SGF yang dipanen pada hari ke 7, 8, 9 dan 10. Pada pengamatan kecernaan in vitro, keempat perlakuan SGF dibandingkan dengan rumput lapangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat pengulangan. Parameter yang diamati adalah performa pertumbuhan, profil nutrisi, produksi gas dan produk fermentasi rumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SGF 10 menghasilkan tinggi tanaman dan berat segar tertinggi (P<0,05) namun tidak berbeda nyata dengan SGF 9. Kandungan protein kasar SGF lebih tinggi dibandingkan rumput lapangan (P<0,05). SGF menghasilkan produksi gas total yang lebih tinggi dibandingkan rumput lapangan (P<0,05). Akan tetapi, SGF 10 menghasilkan produksi CH4 yang tinggi. Nilai energi termetabolis (EM) dan kecernaan bahan organik (KcBO) keempat perlakuan SGF terlihat lebih tinggi dibandingkan rumput lapangan (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pola pertumbuhan, profil nutrisi dan kecernaan in vitro SGF semakin meningkat seiiring dengan meningkatnya umur pemanenan. Umur panen SGF yang terbaik adalah pada hari ke-9.
Pengaruh iradiasi Gamma terhadap kandungan nutrien, fenol dan aktivitas biologis tanin daun nangka (Artocarpus heterophyllus) Teguh Wahyono; Yunida Maharani; Dedi Ansori; Shintia Nugrahini Wahyu Hardani; Sandra Hermanto; Wahidin Teguh Sasongko; Faiz Nur Faiqoh
Livestock and Animal Research Vol 18, No 3 (2020): Livestock and Animal Research
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.426 KB) | DOI: 10.20961/lar.v18i3.41001

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh iradiasi gamma terhadap kandungan nutrien, fenol dan aktivitas biologis tanin daun nangka (Artocarpus heterophyllus). Aktivitas biologis yang dimaksud adalah kemampuan tanin dalam mengikat protein yang terkandung dalam substrat pakan.Metode: Perlakuan penelitian adalah: DN (daun nangka tanpa iradiasi gamma); DN 5 (daun nangka yang diiradiasi gamma pada dosis 5 kGy); DN 7,5 (daun nangka yang diiradiasi gamma pada dosis 7,5 kGy) dan DN 10 (daun nangka yang diiradiasi gamma pada dosis 10 kGy). Variabel yang diamati adalah profil nutrien, fraksi serat, anti nutrien dan aktivitas biologis tanin. Pada pengujian aktivitas biologis tanin, keempat perlakuan ditambahkan polietilen glikol (PEG) sebagai agen inaktivasi tanin. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima ulangan digunakan dalam penelitian ini.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa iradiasi gamma tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan bahan organik (BO), protein kasar (PK), acid detergent fiber (ADF), total phenol dan total tanin pada daun nangka. Iradiasi gamma justru menurunkan aktivitas biologis tanin yang direpresentasikan oleh produksi gas kumulatif in vitro. Walaupun demikian, dosis iradiasi gamma 5; 7,5 dan 10 kGy mampu menurunkan kandungan lemak kasar (LK) daun nangka berturut-turut sebesar 57,82; 83,64 dan 97,09% dari kandungan awal.Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah Aktivitas biologis tanin pada daun nangka menurun setelah diiradiasi gamma pada dosis > 5 kGy. Dosis iradiasi gamma 7,5 kGy mampu meningkatkan produksi gas komulatif dan kecernaan bahan organik in vitro daun nangka.