Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI Muis Muis; La Sara; Dasmin Sidu
Jurnal Bisnis Perikanan (Journal of Fishery Business) Vol 2, No 1: OKTOBER 2015 : JURNAL BISNIS PERIKANAN
Publisher : Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.2 KB)

Abstract

This study is aimed to describe development level, the stakeholders perception and strategy of coastal area development. The highest and the lowest of income of community were found at Pudai of 862 070 and Lapulu of 322,317.38 respectively.The Analytical Hierarchy Process (AHP) analisys which is based on individual and collective opinions. The results of combined analysis found that the responsible of the above third aspect is the government (the weight of 0.695), and a row of private (0.220 weight values) and community (weighted value of 0.085). The results of the combined analysis of opinion in the formulation of development strategies in Abeli coastal aquaculture development puts a priority (weighting value 0.627), industry (weighted value 0.182), the development of tourism (weighted value of 0.108) and the container port (the weight 0.083) respectively. Development strategies of coastal villages in Abeli District should be based on observations of the internal conditions, and anticipating external developments. Internal factors include patterns of human resource development, market information, capital resources and investment, investment policy, infrastructure development, capacity building of local institutions and governance, as well as a variety of collaboration and partnership, while external factors include the gap of problem areas and capacity building of regional autonomy, free trade and regional autonomy.
ANALISIS HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (PORTUNUS PELAGICUS) SEBAGAI TARGET UTAMA DAN KOMPOSISI BY-CATCH ALAT TANGKAP GILLNET DI PERAIRAN PANTAI PURIRANO, SULAWESI TENGGARA Normayanti Thamrin Mardhan; La Sara; Asriyana Asriyana
Jurnal Biologi Tropis Vol. 19 No. 2 (2019): Juli - Desember
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.924 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v19i2.1217

Abstract

Abstrak : Penangkapan rajungan di perairan Pantai Purirano umumnya dilakukan oleh usaha perikanan rajungan skala kecil, yang menggunakan jaring insang (gillnet). Gillnet merupakan alat tangkap pasif yang pengoperasiannya tidak merusak sumberdaya hayati perairan. Walaupun demikian, gillnet merupakan alat tangkap yang tingkat selektivitasnya rendah, sehingga dikhawatirkan hasil tangkapan sampingan (bycatch) lebih banyak daripada hasil tangkapan utama (target species). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi hasil tangkapan rajungan (portunus pelagicus) sebagai target utama dan komposisi bycatch alat tangkap gillnet di perairan Pantai Purirano.Sampel rajungan ditangkap menggunakan jaring insang (gillnet) dengan ukuran mata jaring 4 inci & lebar jaring 80 cm. Hasil tangkapan selama penelitian diperoleh 29 jenis dari 25 famili. Hasil tangkapan yang diutamakan adalah rajungan dari famili Portunidae, tetapi terdapat juga jenis-jenis lain yang juga tertangkap (bycatch), yang sebagian dimanfaatkan (useable) dan sebagian lain dibuang ke laut (discarded). Jumlah total hasil tangkapan rajungan jantan selama penelitian adalah 58 ekor (54%) dan betina sebanyak 50 ekor (46%). Indeks dominansi hasil tangkapan tergolong rendah yaitu berkisar 0,21 – 0,27. Hal ini mengindikasikan bahwa selektivitas alat tangkap jaring insang tergolong rendah.Kata Kunci : Rajungan (Portunus pelagicus), Bycatch, Gillnet, PuriranoAbstrack : Catching crabs in Purirano Beach is generally carried out by small-scale crab fishing businesses, which use gillnet.  Gillnet is a passive fishing gear whose operation does not damage aquatic biological resources.  However, gillnet is a fishing tool with a low selectivity level, so it is feared that bycatch by-catch is more than the main catch (target species).  This study aims to determine the proportion of crab catches (portunus pelagicus) as the main target and the composition of gillnet fishing gear bycatch in Purirano Beach waters.  Swimming crab samples were captured using gill nets with mesh sizes of 4 inches & net width of 80 cm.  The catch during the study obtained 29 species from 25 families.  The preferred catch is crabs from the family Portunidae, but there are also other species that are also caught (bycatch), some are used (useable) and some others are thrown into the sea (discarded).  The total number of male crab catches during the study was 58 individuals (54%) and 50 females (46%).  The catch index dominance is relatively low, in the range of 0.21 - 0.27.  This indicates that the selectivity of gill nets is relatively low.Keywords : Rajungan (Portunus pelagicus), Bycatch, Gillnet, Purirano
Bimbingan Teknis Transplantasi Spons Laut pada Masa Covid 19 sebagai Prospek Bahan Baku Farmasi Oce Astuti Oce; La Sara; Wa Ode Intiyani Mangurana; Rahmadani Rahmadani; Ira Ira; Wa Nurgayah; Emiyarti Emiyarti; Muhammad Kholil Hidayat Abdillah; La Ode Khairum Mastu
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2022): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.8.2.243-251

Abstract

Sponges are organisms associated with coral reefs and have potential as pharmaceutical raw materials. One of the problems is that most people are not aware of the importance of this ecosystem and still use fishing gear that is not environmentally friendly, this causes the coral reef ecosystem to also suffer damage. This community service aims to educate and provide technical guidance to the younger generation of Lalowaru Village about the benefits of sponges and how to transplant sea sponges. The youth group was chosen as the target because during this Covid-19 period the youth organization in Lalowaru Village, South Konawe Regency did not go to schools as usual, so this education can provide knowledge that can be applied in protecting the aquatic environment. The implementation method consists of two stages, namely the first stage of field observations including licensing with village officials and preliminary study interviews and the second stage of socialization and transplantation practices. The activity was carried out for two days with 10 participants. Measurement results were concluded through interviews from before carrying out activities and after service activities. The results of the training and mentoring activities show that all target audiences understand the benefits of sponges as pharmaceutical raw materials that can be developed, as well as transplantation techniques. This increase in the knowledge of the young generation of youth organizations occurred after technical guidance through this service.
Analisis Kesesuaian Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) di Perairan Pulau Terapung dan Desa Lemo Kecamatan Poleang Tenggara Kabupaten Bombana Suharni Suharni; La Sara; Andi Irwan Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumput laut (seaweed) adalah jenis ganggang berukuran besar makroalga yang termasuk tanaman tingkat rendah, rumput laut merupakan komoditas ekspor Indonesia yang diandalkan. Salah satu spesies yang dibudidayakan adalah Kappaphycus alvarezii. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian parameter kualitas air di Perairan Pulau Terapung dan Perairan Lemo, Kecamatan Poleang Tenggara, Kabupaten Bombana sebagai lokasi budidaya rumput laut K. alvarezii. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2021. Pengambilan sampel parameter fisika dan kimia dilakukan sebanyak 1 kali tiap stasiun. Hasil analisis kesesuaian kedua stasiun memiliki parameter yang sangat sesuai untuk budidaya rumput laut dengan diberi penilaian 5 adalah kedalaman, kecepatan arus, suhu, kecerahan, pH, dan oksigen terlarut sedangkan parameter yang kurang sesuai dengan penilaian 3 adalah keterlindungan, salinitas, nitrat dan fosfat. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Pulau Terapung dan Lemo memiliki hasil analisis kesesuaian budidaya rumput laut jenis K. alvarezii yang sangat sesuai dengan total nilai skoring 98-110. 
Studi Komunitas Rumput Laut di Perairan Bombana Sulawesi Tenggara Ira; La Sara; Muhammad Fiar Erawan; Akhmad Mansyur; Nurhuda Annaastasia; Asriyani Achmad; Wa Nurgaya; Muhammad Nur Findra
JSIPi (JURNAL SAINS DAN INOVASI PERIKANAN) (JOURNAL OF FISHERY SCIENCE AND INNOVATION) Vol 7 No 2 (2023): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini bertujuan mengetahui keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi RL/MA di perairan Bombana yang dilaksanakan pada Agustus – November 2021. Pengumpulan data dilakukan secara purposive menggunakan line transek. Sampel RL/MA dan parameter kualitas perairan diukur dan dianalisis in-situ dan ex-situ. Data indeks ekologi yang dianalisis adalah kepadatan, komposisi jenis, keanekaragaman spesies Shannon-Wienner, keseragaman spesies, dan dominansi spesies Simpson. Hasil pengukuran dan analisis kualitas air memenuhi syarat untuk pertumbuhan RL/MA. RL/MA yang ditemukan sebanyak 37 spesies yang tumbuh dan berkembang lebih baik di perairan klaster Poleang dan klaster Kabaena dibandingkan klaster Rumbia. Keanekaragaman spesies RL/MA di perairan klaster Rumbia termasuk kategori rendah (H’ < 1), sedangkan di klaster Poleang dan klaster Kabaena termasuk kategori rendah sampai sedang (1 < H’ < 3). Keseragaman jenis RL/MA di semua kluster menunjukan keseragaman tinggi (E > 0.6), kecuali di perairan Batu Putih dan Timbala (kluster Poleang) serta di perairan Baliara, Mapila dan Lengora Pantai (kluster Kabaena) mempunyai indeks keseragaman sedang (0,4 < E < 0,6). Jenis RL/MA yang mempunyai keseragaman tinggi menunjukan tidak ada jenis mendominansi (C < 0,5). Secara umum perairan pesisir di lokasi studi menunjukan indeks ekologi yang baik dan layak untuk pertumbuhan dan perkembangan RL/MA. Kata kunci: Keanekaragaman spesies, keseragaman spesies, dominansi spesies, kepadatan, rumput laut