Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN COLEOPTERA DAN ARANEIDA PERMUKAAN TANAH PADA BERBAGAI KONDISI SANITASI KEBUN KAKAO RAKYAT DI KABUPATEN KOLAKA TIMUR Agung Yuswana; Terry Pakki; Mariadi Mariadi
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 5, No 2 (2018): Biodiversitas Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.627 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v5i2.5873

Abstract

AbstrakPenelitian Keanekaragaman Coleoptera dan Araneida di ekosistem Perkebunan Kakao Rakyat Kabupaten Kolaka Timur telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 – Juni  2015. Tujuannya untuk mengevaluasi kepadatan relatif dan keanekaragaman Coleoptera dan Araneida permukaan tanah. Pengambilan sampel dilakukan di empat kondisi sanitasi kebun yang berbeda, yaitu tanpa sanitasi (TS), sanitasi bersih (SB), sanitasi pohon (SP), dan sanitasi lahan/seresah (SS), dengan luas masing-masing kebun sebesar satu hektar. Penelitian bersifat deskriptif - kuantitatif, dengan metode purposive, dan pengambilan sampel melalui penangkapan langsung dengan tangan, umpan serangga, dan perangkap. Hasilnya, dari ordo Coleoptera diperoleh enam famili yaitu Scarabaeidae, Scolytidae, Staphylinidae, Nitidulidae, Hydrophilidae, Dermestidae dan dari ordo Araneida juga diperoleh enam famili yaitu Salticidae, Thomisidae, Araneidae, Lycosidae, Arachnidae, dan Oxyopidae. Kepadatan relatif tertinggi ordo Coleoptera terdapat di kebun sanitasi bersih, yaitu famili Scolytidae 34,20%, dengan indeks keragaman -0,16. Kepadatan relatif tertinggi dari ordo Araneida juga terdapat di kebun sanitasi bersih yaitu famili Lycosidae 5,20% dengan indeks keragaman -0,018. Kata kunci : Kepadatan relatif, Indeks keanekaragaman, Coleoptera, Araneida  AbstractThe research diversity of Coleoptera and Araneida on the ground of Cocoa smallholder Plantation at East Kolaka was held in October 2014 - June 2015. The objective is to evaluate the relative density and diversity of Coleoptera and ground Araneida. Sampling was carried out in four different gardens sanitary conditions, i.e. without sanitation (TS), clean sanitary (SB), tree sanitary (SP), and land sanitary (SS) with each garden area of one hectare. The study was descriptive, using purposive sampling through direct capture by hand, insect baits and traps. The result, of the order coleoptera obtained six families (Scarabaeidae, Scolytidae, Staphylinidae, Nitidulidae, hydrophilidae, Dermestidae) and six families are Salticidae, Thomisidae, Araneidae, Lycosidae, Arachnidae, dan Oxyopidae of the order Araneida. In the cocoa field with clean sanitation, the highest relative density of the order coleoptera exhibited by the family Scolytidae 34.20%, with a diversity index -0.16 and the highest relative density of the order araneida exhibited by the familiy Lycosidae 5.20% with a diversity index -0.018. Keywords: Relative density, Diversity index, Coleoptera, Araneida
PERAN TANAMAN BENGKUANG (Pachyrrhizuz erosus L.) DALAM MENDUKUNG SISTEM PERTANIAN ORGANIK Robiatul Adawiyah; Terry Pakki
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 5, No 2 (2018): Biodiversitas Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.261 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v5i2.5880

Abstract

Abstrak               Tantangan pertanian ke depan adalah peningkatan produksi pertanian, kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk anorganik dan pestisida sintetik/kimia (anorganik).  Sistem pertanian organik merupakan salah satu solusi yang diajukan untuk diterapkan pada sistem pertanian di masa yang akan datang.  Sistem pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia/sintesis (anorganik).  Pemanfaatan pupuk organik dan pestisida nabati dalam usaha pertanian akan mengurangi resiko pencemaran lingkungan, meningkatkan efisiensi pemupukan, serta menekan pengaruh negatif dari penggunaan pupuk anorganik dan pestisida sintesik/kimia (anorganik).  Prinsip dalam sistem pertanian organik adalah adanya keseimbangan siklus hara dan kesuburan tanah serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.  Untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memenuhi kebutuhan pupuk organik di dalam menjaga keseimbangan siklus hara, serta mengurangi penggunaan pestisida nabati, peran legum seperti bengkuang (Pachyrrhizuz erosus L.) perlu dikaji lebih mendalam. Tanaman bengkuang sangat potensial dalam mendukung diterapkannya sistem pertanian organik karena; biomassa yang banyak dan mengandung nitrogen yang tinggi (3.42% - 3.51%), kemampuan hidup yang sangat luas di berbagai kondisi lahan karena bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan Bradyrhizobium dalam menambat nitrogen (N2) udara dan bersimbiosis dengan cendawan mikoriza (AMF) yang dapat membantu penyerapan unsur hara terutama fosfor.  Selain itu, kecuali umbi, bagian tanaman lainnya terutama pada biji bengkuang mengandung metabolit sekunder seperti rotenon yang bersifat insektisida.  Dengan demikian maka bengkuang ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik dan sebagai insektisida nabati dalam mendukung sistem pertanian organik. Kata Kunci: bengkuang(Pachyrrhizuz erosus L.), legum, rotenon, sistem pertanian organik Abstract                The challenge of agriculture in the future is to increase agricultural production, environmental sustainability and public health as a result of increasing population and public awareness of the negative effects caused by the use of inorganic fertilizers and chemical/ synthetic pesticides. Organic farming system is one of the solutions proposed to be applied to agricultural systems in the future. Organic farming system is an agricultural cultivation system that relies on natural materials without using synthetic/chemicals (inorganic). Utilization of organic fertilizers and pesticides in agricultural businesses will reduce the risk of environmental pollution, improve fertilization efficiency, and reduce the negative effects of the use of inorganic fertilizers and chemical/synthetic pesticides. The principle in organic farming systems is the balance of nutrient cycling and soil fertility and integrated pest and disease control. To improve soil fertility and meet the needs of organic fertilizer in maintaining the balance of nutrient cycles, and reduce the use of synthetic chemical pesticides, the role of legumes such as yam bean (Pachyrrhizuz erosus L.) needs to be studied more deeply. Yam bean plants are very potential in supporting the implementation of organic farming systems because; a lot of high and nitrogen containing biomass (3.42% - 3.51%), a very broad life ability in various land conditions because it is symbiotic with Rhizobium and Bradyrhizobium bacteria in fixing nitrogen (N2) air and symbiosis with mycorrhizal fungi (AMF) which can help absorption of nutrients, especially phosphorus. Especially in jicama seeds contain secondary metabolites such as rotenone which are insecticides. Thus, this yam bean can be used as an organic fertilizer and as a organic/vegetable insecticide in supporting organic farming systems. Keywords: Yam bean (Pachyrrhizuz erosus L.), legumes, rotenon, organic farming systems