Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JURNAL ITENAS REKAYASA

Pengembangan Masterplan Data Pembangunan Jawa Barat Soemarno, -; Indrianawati, -
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 3 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.315 KB)

Abstract

ABSTRAKBelum optimalnya integrasi data pembangunan Provinsi Jawa Barat menjadi latar belakang dibentuknya UPTB Pusdalisbang. Visi dari UPTB Pusdalisbang adalah mewujudkan satu data untuk pembangunan Jawa Barat yang berkualitas dan akuntabel. Untuk dapat mencapai visi tersebut, diperlukan adanya Masterplan Satu Data Untuk Pembangunan Jawa Barat. Pengembangan Masterplan Satu Data Untuk Pembangunan Jawa Barat dilakukan dengan pendekatan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP). EAP merupakan pendekatan yang modern untuk melakukan perencanaan terhadap kualitas data guna mencapai visi dan misi yang telah ditentukan. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya masterplan satu data untuk pembangunan Jawa Barat yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi pengelolaan data dan informasi.Kata kunci: masterplan, pengelolaan data, pembangunan, Enterprise Architecture Planning. ABSTRACTIntegration of development data in West Java Province which is not optimal become a establishment background of UPTB Pusdalisbang. The vision of UPTB Pusdalisbang is realizing a data for the development of West Java which has quality and accountability. In order to achieve this vision, the Masterplan Data for the Development of West Java is required. Establishment of Masterplan Data for the Development of West Java is conducted with methodological approach of Enterprise Architecture Planning (EAP). EAP is a modern approach to the planning of data quality in order to achieve the vision and mission that have been determined. The results of this study is the formation of Masterplan Data for the Development of West Java that can be used as a guideline for the management of data and information.Keywords: masterplan, data management, development, Enterprise Architecture Planning. 
Desain Geodatabase Lahan Transmigrasi Sumarno, -; Indrianawati, -
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 4 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1468.063 KB)

Abstract

ABSTRAK Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) merupakan salah satu kementerian dengan tugas kelembagaan yang cukup kompleks. Dengan kompleksitas data dan informasi yang ditangani tersebut, maka diperlukan metode dan alat bantu dengan teknologi yang tepat agar kebutuhan data dan informasi kementerian dapat dipenuhi secara cepat dan akurat. Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) telah mampu mengintegrasikan semua jenis data dan informasi spasial. Dalam penelitian ini, disusun geodatabase lahan transmigrasi dengan memanfaatkan teknologi SIG dan menggunakan model Data Base Management System yang memungkinkan beberapa pengguna dapat mengakses dan memodifikasi file data kawasan transmigrasi yang telah disimpan. Kegiatan yang dilakukan dalam pembangunan geodatabase meliputi persiapan, pembuatan model konseptual dan pengolahan data, identifikasi data eksisting, kompilasi dan seleksi data, serta proses penyimpanan. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya geodatabase lahan transmigrasi yang sudah terintegrasi dengan baik. Struktur layer geodatabase lahan transmigrasi yang dibangun terdiri atas data-data penggunaan lahan, peruntukan lahan, kesesuaian lahan, prasarana dan sarana, permasalahan lahan, serta data dasar (foto udara). Kata kunci: SIG, geodatabase, database, transmigrasi.  ABSTRACT Ministry of Manpower and Transmigration is one of the ministry which has complex institutional tasks. With the complexity of the data and information that have to be handled, the methods and tools with the right technology are required so that the data and information needed by the ministry can be fulfilled quickly and accurately. Geographic Information Systems (GIS) Technology has been able to integrate all types of spatial data and information. In this study, the geodatabase of transmigration land was developed using GIS technology and the model of Data Base Management System that allows multiple users to access and modify data that have been stored. Activities undertaken in the development of geodatabase includes preparation, conceptual modeling and data processing, identification of existing data, compilation and selection of data, as well as the process of storage. The results of this study is the establishment of transmigration land geodatabase that has been well integrated. The layer structure of transmigration land geodatabase consists of data on land use, land use plan, land suitability, infrastructure, land issues, and basic data (aerial photographs). Keywords: GIS, geodatabase, database, transmigration.
Pembangunan Geodatabase Kelautan dan Pulau-Pulau Kecil Terluar Sumarno, -; Indrianawati, -
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 15, No 1 (2011)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.36 KB)

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau dan 92 pulau di antaranya merupakan pulau-pulau kecil terluar. Sebagai ujung tombak batas wilayah Republik Indonesia, pulau-pulau kecil terluar memiliki peranan yang besar dalam berbagai segi, baik keamanan, sosial, ekonomi, maupun politik. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki tanggung jawab dalam bidang pembangunan kelautan. Salah satu di antaranya adalah mengoptimalkan eksplorasi sumber daya laut pulau-pulau kecil terluar. Untuk memudahkan dalam menganalisis data dan informasi pulau-pulau kecil terluar tersebut, maka diperlukan metode dan alat bantu dengan teknologi yang tepat agar kebutuhan data dan informasi KKP dapat dipenuhi secara cepat dan akurat. Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan teknologi sistem basis data yang memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan data spasial dan data atribut sehingga dapat menghasilkan informasi yang diinginkan. Di dalam SIG terdapat basis data yang mempunyai referensi geografis (georeference) yaitu geodatabase. Di dalam penelitian ini, perancangan geodatabase dilakukan dengan menggunakan metode top-down, yaitu dengan menganalisis tugas pokok dan fungsi instansi KKP. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya geodatabase kelautan dan pulau-pulau kecil terluar yang sudah terintegrasi dengan baik, sehingga dapat mendukung pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terluar.Kata kunci: SIG, geodatabase, kelautan, pulau-pulau kecil.ABSTRACTIndonesia is an archipelago with the island as many as 17,508 islands and 92 islands of this is the outermost small islands. As the spearhead borders of the Republic of Indonesia, the outermost small islands have a large role in many aspects, such as security, social, economic, and political. Ministry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF) has a responsibility in the field of marine development. One is to optimize the exploration of marine resources outermost small islands. For ease in analyzing data and information outermost small islands, then necessary methods and tools with the right technology for data and information of the ministry can be met quickly, accurately, and accurate. Technology Geographic Information Systems (GIS) technology is a database system that has the ability to integrate spatial data and attribute data so that it can produce the desired information. In GIS contain database that has a geographic reference is a geodatabase. In this study, design of geodatabase is done using top-down method, namely by analyzing the basic tasks and functions of the MMAF. The results of this study is establishment of the marine and outermost small islands geodatabase that are well integrated, so that it can support the management of coastal areas and outermost small islands.Keywords: GIS, geodatabase, marine, small islands
Penyusunan Basis Data untuk Identifikasi Daerah Rawan Banjir Dikaitkan dengan Infrastruktur Data Spasial -, Indrianawati; Hakim, D. Muhally; Deliar, Albertus
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 17, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.413 KB)

Abstract

ABSTRAKIdentifikasi daerah rawan banjir merupakan bagian dari mitigasi bencana yang dilaksanakan untukmengurangi kerugian atau dampak akibat banjir. Keberadaan daerah rawan banjir dapat diidentifikasi dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan data dasar spasial. Data dasar spasial yang diperlukan tersebut dapat didefinisikan dengan penyusunan model basis data. Namun permasalahan yang terjadi adalah tidak tersedianya informasi keberadaan data dasar tersebut sehingga menyulitkan pengguna dalam mengumpulkan dan menggunakan data. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka perlu didukung suatu Infrastrukur Data Spasial (IDS). Salah satu implementasi IDS adalah mengkaji keberadaan data dasar. Hal ini dikaji untuk mengetahui apakah data dasar yang diperlukan ini tersedia dan dapat digunakan untuk identifikasi daerah rawan banjir.Kata kunci: basis data, daerah rawan banjir, Infrastruktur Data SpasialABSTRACTIdentification of flood hazardous area is a part of disaster mitigation, which is conducted to reduce loss of flood impact. The existence of flood hazardous area could be identified using Geographic Information System (GIS) so that its implementation requires basic spatial data. Those basic spatial data could be defined through data base compilation model. The existing problem is unavailibility information of existence basic data so its complicate the user in collecting and applying data. To overcome this problem, the Spatial Data Infrastructure (SDI) support is needed. One of SDI implementation is to investigate the existence of basic data. It is investigated to know whether basic data is available and applicable to identify flood hazardous areaKeywords: data base, flood hazardous area, Spatial Data Infrastructure