Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : REKA GEOMATIKA

Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis di Provinsi Jawa Barat Suri, Dian Permata Ratna; Indrianawati, -
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.592 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2016i1.1835

Abstract

ABSTRAKProvinsi Jawa Barat memiliki tiga komoditas perkebunan, yaitu komoditas strategis, prospektif, dan unggulan spesifik lokal. Untuk mengoptimalkan potensi sumber daya perkebunan, diperlukan analisis potensi lahan agar dapat diketahui tingkat kesesuaian lahan komoditas perkebunan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi sumber daya perkebunan komoditas strategis di Provinsi Jawa Barat dengan metode scoring. Data yang digunakan sebagai parameter kesesuaian lahan, meliputi peta temperatur (hasil konversi dari peta kontur), peta curah hujan, peta lereng, peta drainase tanah, peta tekstur tanah, dan peta jenis tanah.Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa mayoritas masing-masing wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tidak mempunyai potensi sumber daya perkebunan komoditas strategis dengan tingkat kesesuaian lahan tertinggi yang sangat sesuai (S1), namun masing-masing wilayah mempunyai potensi untuk ditanam komoditas strategis dengan tingkatan kelas S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai marginal), dimana jika akan ditanami komoditas tersebut, maka dibutuhkan perbaikan kualitas lahan berdasarkan faktor pembatas yang mempengaruhi.Kata kunci: perkebunan, komoditas strategis, metode scoring, Provinsi Jawa BaratABSTRACTWest Java Province has three plantation commodities, those are strategic commodities, prospective, and superior local specific commmodities. To optimize the potential of plantation resources, the analysis of the potential of land is required in order to know the level of land suitability of certain plantation commodities. This study has the objective to analyze the potential of plantation resource of strategic commodities in West Java province with a scoring method. The data used as land suitability parameters are temperature map (the conversion results of contour map), rainfall map, slope map, soil drainage map, soil texture map, and soil type map. Based on this study, it can be known that the majority of each region of the districts/cities in West Java Province does not have the potential of plantation resource of strategic commodities with highest level of land suitability which highly suitable (S1), but each region has the potential to be planted by strategic commodities in class S2 (moderately suitable) and S3 (marginal suitable) level, where if it will be planted with these commodities, it is necessary to improve the quality of land based on limiting factors that affect.Keywords: plantation, strategic commodities, scoring method, West Java Province 
Analisis Kesesuaian Lahan Sumber Daya Perkebunan Untuk Komoditas Prospektif di Provinsi Jawa Barat Primawan, Radea Adlin; Indrianawati, Indrianawati
REKA GEOMATIKA Vol 2018, No 2
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrg.v2018i2.2260

Abstract

ABSTRAKProvinsi Jawa Barat memiliki tiga komoditas perkebunan, yaitu komoditas strategis, prospektif, dan unggulan spesifik lokal. Untuk mengoptimalkan potensi sumber daya perkebunan, diperlukan analisis kesesuaian lahan agar dapat diketahui tingkat kesesuaian lahan komoditas perkebunan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi sebaran wilayah yang dapat dijadikan sebagai lahan sumber daya perkebunan untuk komoditas prospektif di Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah metode scoring. Data yang digunakan sebagai parameter kesesuaian lahan, meliputi temperatur, curah hujan, lereng, drainase tanah, tekstur tanah, dan jenis tanah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 tanaman dari 12 jenis tanaman sumber daya perkebunan komoditas prospektif yang masih dapat rekomendasikan lahannya, meliputi kemiri sunan (40.617,75 ha) yang tersebar di 10 kabupaten/kota, lada (2.828,71 ha) yang tersebar di 4 kabupaten/kota, kayu manis (177,36 ha) yang tersebar di 4 kabupaten/kota, kemiri (40.617,75 ha) yang tersebar di 10 kabupaten/kota, dan panili (674,21 ha) yang tersebar di 5 kabupaten/kota. Luas lahan perkebunan yang direkomendasikan tersebut secara kualitatif diketahui mengalami penurunan setelah dilakukan validasi terhadap tutupan lahan terbaru (interpretasi citra dengan google earth).Kata kunci: perkebunan, komoditas prospektif, Provinsi Jawa BaratABSTRACTWest Java Province has three commodities, those are strategic commodities, prospective commodities, and superior local specific commodities. To optimize the potential of plantation resources, the analysis of the potential of land suitability is required in order to know the level of land suitability of certain plantation commodities. This research intends to analyze and evaluate the area that can served as land resources for prospective commodities plantation in West Java Province with a scoring method. The data used as land suitability parameters are temperature, rainfall, slope, soil drainage, soil texture, and soil type. The results showed that there are 5 plants from 12 types of plantation resources of prospective commodities that the land could still be recommended, which are sunan candlenut (40617.75 ha) scattered in 10 regency/city, pepper (2828.71 ha) scattered in 4 regency/city, cinnamon (177.36 ha) scattered in 4 regency/city, candlenut (40617.75 ha) scattered in 10 regency/city, and vanilla scattered in 5 regency/city. The recommended plantation area decreased qualitatively after validation of the latest land cover (image interpretation with google earth).Keywords: plantation, prospective commodities, West Java Province
Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Cirebon Tahun 2010-2016 Indrianawati, -; Mahdiyyah, Nadhiya D
REKA GEOMATIKA Vol 2019, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.532 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2019i1.3706

Abstract

ABSTRAKKabupaten Cirebon merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang mempunyai jumlah penduduk cukup besar. Dari tahun 2010 hingga 2016, terjadi peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon yang mengakibatkan adanya peningkatan kebutuhan lahan dan banyak terjadi alih fungsi lahan di daerah yang dekat dengan pusat pemerintahan dan pusat pertumbuhan kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan jumlah penduduk terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Cirebon antara tahun 2010 ke tahun 2016. Metode yang digunakan untuk mengetahui dampak tersebut adalah korelasi. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi antara laju pertumbuhan penduduk dengan alih fungsi lahan pertanian dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk memiliki dampak yang kecil terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Cirebon tahun 2010-2016. Pengaruh dari faktor pertumbuhan penduduk terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Cirebon tahun 2010-2016 adalah sebesar 12%.Kata kunci: pertumbuhan penduduk, alih fungsi lahan, korelasiABSTRACTCirebon Regency is one of the regencies in West Java Province that has a quite large population. From 2010 to 2016, there was an increase of population in Cirebon Regency which resulted in the increase in land needs and a lot of land conversion in areas close to the government center and the city growth center. This study aims to determine the impact of changes in population on the conversion of agricultural land in Cirebon Regency between 2010 and 2016. The method used to determine these impacts is correlation. Based on the calculation of the correlation coefficient between the rate of population growth and the conversion of agricultural land, it can be known that population growth has a small impact on the conversion of agricultural land in Cirebon Regency in 2010-2016. The effect of population growth factors on the conversion of agricultural land in Cirebon Regency in 2010-2016 was 12%.Keywords: population growth, land conversion, correlation 
Evaluasi Kesiapan Implementasi Infrastruktur Data Spasial untuk Manajemen Penanggulangan Bencana -, Herlina; -, Sumarno; -, Indrianawati
REKA GEOMATIKA Vol 2017, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.013 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2017i1.1466

Abstract

ABSTRAK Akses data spasial yang cepat dan akurat mempunyai peranan yang penting dalam pengambilan keputusan untuk manajemen penanggulangan bencana. Infrastruktur Data Spasial (IDS) merupakan suatu cara untuk memudahkan pengguna untuk mengakses data spasial secara konsisten, mudah, dan aman. Dengan kata lain, IDS dapat meningkatkan ketersediaan data, kemudahan dalam akses, dan implementasi data spasial dalam pengambilan keputusan. Dalam hal manajemen penanggulangan bencana, BPBD dan stakeholder kebencanaan Kabupaten Bandung belum mengimplementasikan IDS kebencanaan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan model IDS kebencanaan dan mengevaluasi kesiapan implementasi dalam manajemen penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penentuan model IDS kebencanaan yang mengacu pada model IDS yang dirumuskan oleh Rajabifard kemudian didetailkan dengan indikator penilaian IDS yang dikeluarkan Badan Informasi Geospasial tahun 2016. Pengambilan data dilakukan pada 18 stakeholder kebencanaan Kabupaten Bandung dengan wawancara, kuesioner, dan penilaian melalui website. Hasil evaluasi dari kesiapan implementasi IDS kebencanaan Kabupaten Bandung adalah 45,8%. Kata kunci: Infrastruktur Data Spasial, Manajemen Penanggulangan Bencana, Kabupaten Bandung ABSTRACT Fast and accurate spatial data access has an important role in decision making for disaster management. Spatial Data Infrastructure (SDI) is a way to facilitate the users to access spatial data consistently, easily, and safety. In the case, SDI can improve data availability, ease of access and implementation of spatial data for decision making. In disaster management, BPBD and disaster stakeholders in Bandung District have not implemented SDI of disaster. The objective of this study is to determine the SDI model of disaster and evaluate the readiness of implementation in disaster management in Bandung District. The method used in this study is determining SDI model of disaster, referred to IDS model which is formulated by Rajabifard, and then the SDI model of disaster is detailed by SDI assessment indicator issued by Geospatial Information Agency (2016). The data collection has been taken on 18 disaster stakeholders in Bandung District with interview, questionnaire, and assessment through the website. The evaluation result of the readiness of implementation the SDI of disaster in Bandung District is 45.8%. Keywords: Spatial Data Infrastructure, Disaster Management, Bandung District
Evaluasi Pembangunan Sistem Visualisasi Data (Studi Kasus: Pengelolaan Data pada Kementerian Dalam Negeri Indonesia) Abyadl, Muhammad Fikry; Sumarno, -; Indrianawati, -
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.174 KB) | DOI: 10.26760/.v2016i2.1855

Abstract

ABSTRAKPembangunan sistem visualisasi data (vista) Kemendagri merupakan langkah awalpengolahan data dan informasi Kemendagri oleh Pusdatinkomtel untuk menyederhanakan, mempermudah, mempercepat, memanipulasi, serta mengolah data dan informasi menjadi berbagai variasi penyajian data. Kebutuhan penyajian data dan informasi pada sistem vista disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja di lingkungan Kemendagri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pembangunan sistem vista Kemendagri terkait data, metode, dan implementasi visualisasi data. Metode penelitian yang digunakan adalah metode top-­down, yaitu metode analisis kebutuhan data yang diturunkan berdasarkan tupoksi yang telah terbentuk di instansi tersebut. Hasil identifikasi data berdasarkan tupoksi Kemendagri selanjutnya dibandingkan dengan hasil identifikasi sistem vista Kemendagri sehingga dapat dilakukan analisis kesesuaian data. Dari hasil analisis tersebut, dapat diketahui bahwa sistem vista Kemendagri baru memenuhi 71,11% dari kebutuhan penyajian data dan informasi di lingkungan Kemendagri. Hal tersebut dikarenakan setiap kategori pada sistem vista masih terdapat kekosongan data sehingga belum memenuhi keseluruhan kebutuhan penyajian data.Kata kunci: visualisasi data, sistem visualisasi data, kementerian dalam negeriABSTRACTDevelopment of the Ministry of Home Affair’s data visualization system by Pusdatinkomtel is a first step in processing the Ministry of Home Affair’s data and information. The development aims to simplify, accelerate, facilitate, manipulate and process data and information into various data visualizations. Data and information visualization necessity develops in agreement with basic task and function of work unit in the Ministry of Home Affair’s. This study aims to evaluate development of the Ministry of Home Affair’s data visualization system related to the data, method, and implementation of data visualization. The research method in this study uses a top-­down method. The method analyses data needs based on the basic task and function of work unit in the Ministry of Home Affairs. Furthermore, data suitability analysis is done by comparing result of data identification based on the basic task and function of Ministry of Home Affair’s with data visualization system. The analysis result shows the Ministry of Home Affair’s data visualization system only fulfilling 71.11% from the data and information visualization necessity in the Ministry of Home Affair’s. This is because each category in data visualization system still has data gaps so it has not met the overall needs of data visualization.Keywords: data visualization, data visualization system, ministry of home affairs
Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung Naldi, Feri; Indrianawati, -
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1168.085 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2016i1.1832

Abstract

ABSTRAKKota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia dengan tingkat pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang cukup pesat, akibatnya di Kota Bandung terjadi penurunan daya dukung lingkungan hidup. Salah satu kegiatan yang dapat digunakan untuk memberikan informasi dalam menjaga keseimbangan ekologi Kota Bandung adalah dengan inventarisasi keberadaan dan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui pembangunan geodatabase RTH. Penyediaan RTH pada suatu kawasan perkotaan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008, dimana proporsi RTH yang harus disediakan pada wilayah perkotaan adalah minimal sebesar 30% dari total luas wilayah kota. Pembangunan geodatabase RTH dilakukan dengan mengintegrasikan data spasial RTH dengan informasi tipologi RTH dan data foto/video RTH. Dari hasil pembangunan geodatabase dapat diketahui bahwa Kota Bandung mempunyai 22,59% RTH publik (3.802,5 Ha) dan 3,45% RTH privat (581,51 Ha) yang tersebar di seluruh Kota Bandung.Kata kunci: SIG, Ruang Terbuka Hijau (RTH), GeodatabaseABSTRACTBandung is one of the cities in Indonesia with the level of development and population growth quite rapidly. Consequently, the carrying capacity of the environment in Bandung is decrease. One of the activities that can be used to provide information in maintaining the ecological balance of Bandung is the inventory of the existence and availability of green open space through the geodatabase development of green open space. Provision of green space in an urban area has been regulated in the Regulation of the Minister of Public Works No. 05/PRT/M/2008, where the proportion of green open space should be provided in urban areas is a minimum of 30% of the total area of the city. Geodatabase development of green open space is done by integrating spatial data of green open spaces with information of green open space typology and data of photos/videos of green open space. Results from the geodatabase development showed that Bandung has 22.59% public green open space (3802.5 ha) and 3.45% private green open space (581.51 ha) which spread throughout the city of Bandung.Keywords: GIS, Green Open Space, Geodatabase
Pemetaan Psikografis Kependudukan Untuk Kepentingan Kampanye Pilkada (Studi Kasus: Kota Cimahi) Gunawan, Muhammad; Sumarno, -; Indrianawati, -
REKA GEOMATIKA Vol 2016, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1493.523 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2016i2.1853

Abstract

ABSTRAKPemilihan kepala daerah (pilkada) memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih kepala daerahnya tanpa melalui suatu perwakilan. Dalam pelaksanaan pilkada terdapat proses kampanye yang bertujuan meyakinkan pemilih untuk memilih calon pasangan tertentu. Tujuan dari pemetaan psikografis kependudukan untuk kepentingan kampanye adalah memberikan data awal kampanye dan lokasi potensial kampanye. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistika spasial dengan metode Global Moran’s I dan Getis Ord-­G terhadap data karakteristik kependudukan untuk mengetahui adanya autokorelasi spasial dan bentuk pola kluster antara unit wilayah (kelurahan) di Kota Cimahi. Berdasarkan hasil analisis statistika spasial, dapat diketahui bahwa di seluruh kelurahan Kota Cimahi, data awal kampanye yang relevan adalah data karakteristik pekerjaan dan agama. Karakteristik pendidikan relevan di seluruh kelurahan Kota Cimahi, kecuali Kelurahan Cimahi dan Karangmekar. Karakteristik usia juga relevan di seluruh kelurahan Kota Cimahi, kecuali Kelurahan Cimahi dan Pasirkaliki.Kata kunci: kampanye, statistika spasial, autokorelasi, pola klusterABSTRACTRegional heads election (Pilkada) has given an opportunity to people for choosing their regional heads without any delegation in general election. The general election includes campaign process, which aims to select a certain candidate. In the campaign process, psychographic mapping of demography aims to give preliminary data and potential location of the campaign. This research has used spatial statistical analysis using Global Moran's I and Getis Ord-­G methods for analysing demographic characteristics. The methods aim to know spatial autocorrelation as well as cluster pattern between villages in Cimahi District. The analysis result shows the relevant characteristics in all Cimahi villages are job and religion. Meanwhile, education characteristic is relevant in all villages Cimahi, except Cimahi and Karangmekar villages. Age characteristic is also relevant in all villages Cimahi, except Cimahi and Pasirkaliki villages.Keywords: campaign, spatial statistic, autocorelation, cluster pattern