Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Efek biji mahkota dewa terhadap ekspresi Anis Widyasari; Yudanti Riastiti; Indwiani Astuti; Rina Susilowati; . Harijadi
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 38, No 01 (2006)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.738 KB)

Abstract

The effect of mahkota dewa seed (Phaleria macrocarpa (Schaff. Bowl.) on active caspase-3 expression in WiDr Ca colon cell line Background: Mahkota dewa (MD, Phaleria macrocarapa (Schaff) BoerII.) is widely used for cancer therapy, but its mechanism as anticancer has not been known yet. Recently, ethanol extract of MD seed has been shown to have cytotoxic effect on WiDr Ca colon cell line. Objective: The purpose of this study is to know active caspase-3 expression in WiDr Ca colon cell fine after MD treatment. Methods: WiDr Ca colon cell line was incubated with ethanol extract of MD seed in three concentrations for 48 hours. Active caspase-3 expression was shown using immunohistochemistry method. Results: In the cell line treated with ethanol extract of MD seed 11.35 uglml (1/2 IC50), 22.7 ug/mI (IC,) and 45.4 ug/ml (2x1050), immunopositive cells had been found to be 20.4%, 49% and 63%, respectively. The cell line treated with 5-Fluorouracil (5-FU) in IC50 dosage only had 27.4% imunopositive cell. ConclUsion: Ethanol extract of MD seed had cytotoxic effect on WiDr cell line through the increased active caspase 3 expression. The effect was greater than 5-FU. Key words: Mahkota Dewa, WiDr cell line, Caspase 3, apoptosis, 5 FU
Overexpression of MiR-155-5p and increased number of macrophage population in precancerous prostatic disease Rachma Greta Putri; Sari Eka Pratiwi; Didik Setyo Heriyanto; Danarto Danarto; Indwiani Astuti; Nur Arfian; Sofia Mubarika Haryana
Health Science Journal of Indonesia Vol 11 No 2 (2020)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsji.v11i2.3952

Abstract

Latar Belakang: Gangguan regulasi mikroRNA(miR) dan inflamasi kronik dapat mengubah tumor menjadi karsinoma dan kanker dengan metastasis melalui perubahan seluler dan genomik. Lesi prekanker memiliki peluang 33,3 persen menjadi kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran miR-155-5p terhadap mRNA SOCS1 dan populasi makrofag terhadap progresivitas penyakit yang berhubungan dengan Benign Prostate Hyperplasia (BPH), High Grade Prostatic Intraepithelial Neoplasia (HGPIN), dan Prostate Adenocarcinoma (PRAD). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan 3 kelompok, yaitu BPH,HGPIN, dan PRAD. Sampel jaringan didapatkan dari Tindakan TURP. Ekspresi miR-155 dianalisis menggunakan qPCR dan dikalkulasi menggunakan metode Livak. Ekspresi mRNA SOCS-1 dianalisis menggunakan reverse transcriptase PCR. Penanda pan makrofag, anti CD-68 monoclonal antibody(MoAb) digunakan untuk mendeteksi populasi makrofag pada jaringan dengan imunohistokimia. Hasil: Ekspresi miR-155 lebih tinggi pada HGPIN dibandingkan BPH dan PRAD (p=0,14). Ekspresi mRNA SOCS1 pada HGPIN paling rendah diantara ketiga sampel (p=0,96). Terdapat korelasi negative antara miR-155 dan mRNA SOCS1 (p=0,02). Terdapat peningkatan persentase populasi makrofag yang signifikan pada HGPIN (6,03 persen) dibandingkan BPH (0.89 persen) dengan p=0,00. Kesimpulan: Pada penelitian ini, terdapat perubahan persentase makrofag dan miR-155 pada HGPIN. Variasi ekspresi miR-155 dan persentase populasi makrofag dapat disebabkan karena perubahan epigenetik. Oleh sebab itu, perlu penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi hasil tersebut dan memahami kemungkinan menjadi biomarker pada penyakit prekanker pada prostat. Kata Kunci: Prostatic Intaepithelial Neoplasia, miR-155, Makrofag Abstract Background: Impaired microRNA(miR) regulation and chronic inflammation could transform tumors into carcinoma and cancer by metastasis through cellular and genomic changes. Precancerous lesions have a 33.3 percent chance of becoming cancerous. This study investigated the role of miR-155 related to SOCS1 mRNA and macrophage population in disease progression associated with Benign Prostate Hyperplasia (BPH), High-Grade Prostatic Intraepithelial Neoplasia (HGPIN), and Prostate Adenocarcinoma (PRAD). Methods: This was a cross-sectional study using three groups of samples, namely BPH, HGPIN, and PRAD. Tissue samples were obtained from TURP Action. The expression of miR-155 was analyzed using real-time qPCR and calculated using the Livak method. The expression of SOCS1 mRNA was analyzed using reverse transcriptase PCR. The macrophage pan-marker, anti-CD68 monoclonal antibody (MoAb), was used to detect macrophage population in tissues by immunohistochemistry. Results: The expression of miR-155 was higher in HGPIN than BPH and PRAD (p=0.14). The expression of SOCS1 mRNA in HGPIN was the lowest among the three samples (p=0.96). There was a negative correlation between miR-155 and SOCS1 mRNA (p=0.02). There was a significant increase in the percentage of the macrophage population in HGPIN (6.03 percent) compared to BPH (0.89 percent) with p=0.00. Conclusion: In this study, there were changes in the percentage of macrophage and miR-155 in HGPIN. The variation in miR-155 expression and the percentage of the macrophage may be caused by epigenetic changes. Therefore, further research is needed to validate these results and understand the possibility of being a biomarker in precancerous disease of the prostate. Keywords: Prostatic Intraepithelial Neoplasia, miR-155, Macrophage
PENGARUH ASAP ROKOK TERHADAP KUALITAS HIDUP TOTAL PENDERITA RINITIS ALERGI PERSISTEN Roy David Sarumpaet; Mohammad Juffrie; Suprihati .; Indwiani Astuti
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 2 No 1 (2016): Januari-Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v2i1.235

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Pengaruh asap rokok pada penderita Rinitis Alergi Persisten (RAP) yang prevalensinya semakin meningkat di Indonesia belum mendapat perhatian untuk diteliti, meskipun jumlah penduduk yang merokok semakin bertambah. Tujuan: Menganalisis hubungan asap rokok “side-stream” (SS)  dengan  perubahan kualitas hidup (KH) total penderita Rinitis Alergi Persisten (RAP).  Metode: Penelitian ini adalah dengan desain kasus kontrol, dimana 63  penderita RAP  sedang-berat yang dibuktikan dengan tes alergi dibagi menjadi kelompok perlakuan (32) dan kontrol (31) secara acak. 32 penderita RAP dipaparkan dengan asap rokok (SS) dari 5 batang rokok selama 2 jam dalam  suatu  ruangan. Seluruh responden diminta mengisi kuesioner kualitas hidup dari Juniper’s RQLQ. Hasil: KH total antara kelompok perlakuan dengan kontrol tidak berbeda bermakna. KH total yang terpapar asap rokok setiap hari  berbeda bermakna. Diskusi: Asap rokok yang dipaparkan pada penderita RAP tidak menyebabkan perubahan kualitas hidup.ABSTRACT Introduction: The effect of cigarette smoke on Persistent Allergic Rhinitis patients (RAP) prevalence is increasing in Indonesia. Although the number of people who smoke is increasing yet  it has not received attention for examination. Objective: To analyze the relationship between cigarette smoking "side-stream" (SS) with the change in total quality of life (TQL) among patients with Persistent Allergic Rhinitis (PAR). Method: This study is a case-control design, in which 63 patients with moderate-severe RAP evidenced by allergy tests are divided into treatment groups (32) and control (31) randomly. RAP 32 patients were exposed to cigarette smoke (SS) from 5 cigarettes for 2 hours in a room. All respondents were asked to fill out questionnaires quality of life of Juniper's RQLQ. Results: KH total between treatment groups was not significantly different with control. KH total exposed to secondhand smoke every day significantly different. Discussion: Cigarette smoke described in patients with RAP does not lead to changes in the quality of life.
PENGARUH ASUPAN VITAMIN D TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOLIK TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN. Dessy Hermawan; Sri Kadarsih; Sunarti Sunarti; Indwiani Astuti; Zainal Arifin Nang Agus
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 3 (2012): Volume 1 Nomor 3
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i3.334

Abstract

Hipertensi masih merupakan penyakit yang mengancam kehidupan manusia. Angkakejadian hipertensi di Indonesia masih tinggi dan cenderung meningkat. Penelitiantentang hipertensi melaporkan bahwa ada korelasi antara jarak dari katulistiwa dengantekanan darah, semakin jauh tinggalnya dari katulistiwa maka akan cenderung terjadipeningkat tekanan darah, hal ini karena tubuh kekurangan kadar vitamin D akibatkekurangan paparan sinar matahari. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruhpenghilangan dan pemberian asupan vitamin D terhadap tekanan darah.Rancangan penelitian ini adalah eksperimen laboratorik dengan pre-post test groupdesign. Subeyek penelitian ini adalah 20 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan usia2 bulan. Subyek dibagi menjadi lima kelompok perlakuan, yang masing-masingmendapat perlakuan berupa: diletakkan dalam kandang gelap dan diberi pakan tanpavitamin D selama 1 – 13 hari. Kemudian subyek diletakkan dalam kandang terang dandiberi asupan vitamin D 0,25 μg/Kg BB selama 1 - 5 hari. Data berupa tekanan darahsistolik sebelum dan sesudah perlakuan dikumpulkan dan dianalisis denganmenggunakan uji t berpasangan.Penghilangan asupan vitamin D dengan meletakkan di dalam kandang gelap danmemberi pakan bebas vitamin D menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darahsistolik secara bermakna. Peningkatan tekanan darah sistolik akan sangat bermakna (p0,01) setelah 7 hari penghilangan asupan vitamin D. Sedangkan pemberian kembaliasupan vitamin D 0,25 μg/Kg BB menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darahsejak hari pertama pemberian. Namun demikian penurunan tekanan darah sistolik akansangat bermakna (p 0,001) setelah hari keempat pemberian asupan vitamin D.Kesimpulan penelitian ini adalah penghilangan dan pemberian asupan vitamin Dsangat berpengaruh terhadap tekanan darah sistolik hewan coba.Kata Kunci : Hipertensi, Vitamin D, Tekanan Darah Sistolik