Chatarina Nurjati Supadiningsih
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ZONASI KAWASAN TERDAMPAK AKIBAT SEBARAN BUBBLE DI LUAR BATAS TANGGUL LUMPUR LAPINDO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Dwi Wahyuningsih; Muhammad Taufik; Chatarina Nurjati Supadiningsih
Geoid Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.01 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v7i1.4214

Abstract

Peristiwa semburan panas lumpur Lapindo yang terletak di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo telah memasuki usia 5 tahun. Beragam peristiwa secara fisik terjadi seperti rusaknya infrastruktur, fasilitas dan sarana umum (fasum), maupun bencana geologi. Berbagai upaya telah ditempuh untuk menanggulangi penyebarannya. Pembendungan yang dilakukan di daerah luapan lumpur Lapindo telah menimbulkan gerakan tanah secara dinamis  dan memunculkan semburan baru yang mengeluarkan gas mudah terbakar yang beriisi air maupun lumpur yang tertahan di bawah lapisan sedimen tersebut. Dengan pemanfaatan teknologi Global Positioning System (GPS) yaitu untuk melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap posisi deteksi arah persebaran bubble maupun luas daerah yang terdampak. Maka dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG  dan didukung dengan adanya data spasial topografi Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo beserta data non-spasial yang meliputi informasi rekahan dan persebaran bubble yang telah dilakukan pengamatan sebelumnya. Dari data-data tersebut,  maka dilakukan pengolahan data sehingga dapat menunjang pembuatan zoning wilayah terdampak yang diakibatkan oleh  adanya sebaran bubble di luar batas tanggul lumpur Lapindo. Dengan mengambil lokasi penelitian di area terdampak sebaran lumpur Lapindo. Maka diharapkan dari penelitian ini mampu memanfaatkan hasil akhir penelitian berupa peta zoning wilayah terdampak yang di tiap tahunnnya mengalami prosentase tersendiri.
ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi Kasus : Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati) Pandu Sandy Utomo; Chatarina Nurjati Supadiningsih; Hepi Hapsari Handayani
Geoid Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.522 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v7i1.4224

Abstract

Peraturan Menteri Negeri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 (PMNA/KBPN 3/1997) pasal 142 ayat 1 menyebutkan peta pendaftaran tanah dibuat dengan memetakan hasil pengukuran bidang tanah pada peta dasar pendaftaran tanah. Sedangkan pada peraturan yang sama pasal 12 ayat 1 menyebutkan bahwa pengukuran dan pemetaan untuk pembuatan peta dasar pendaftaran diselenggarakan dengan metode terestrial, fotogrametrik, atau metode lainnya. Kemajuan dalam bidang penginderaan jauh dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pemetaan,  khususnya dalam pembuatan peta pendaftaran tanah. Salah satunya adalah citra satelit ALOS-PRISM dengan resolusi 2,5 meter. Penelitian ini menggunakan dua data utama yaitu citra satelit ALOS-PRISM tanggal 16 Juli 2008 wilayah Kabupaten Pati Jawa Tengah dan Peta Dasar Pendaftaran Tanah skala 1 : 1.000 dengan nomor lembar 49.2.02.078.09.8. Wilayah studi adalah Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dimana kondisi pada daerah tersebut relatif datar. Koreksi geometrik menggunakan 9  titik kontrol tanah berupa titik orde 3 BPN di Kecamatan Gabus dan sekitarnya. Pengukuran lapangan (menggunakan pita ukur) dilakukan untuk mengetahui ketelitian planimetris citra. Dari data tersebut dihitung selisih perbedaan luasan bidang sawah di citra dan peta pendaftaran tanah, dengan ketentuan toleransi perbedaan luas oleh BPN sebesar KL £ (0,5ÖL) m2. Analisis terhadap jarak dan luasan bidang sawah pada peta pendaftaran tanah dan citra, dilakukan untuk mendapatkan tingkat kelayakan penggunaan citra satelit ALOS-PRISM di dalam pembuatan peta pendaftaran tanah. Dari hasil koreksi geometric didapatkan nilai RMSe sebesar 0,507 meter. Berdasarkan uji-t sampel berpasangan, terdapat perbedaan jarak dan luas yang signifikan. Citra satelit ALOS-PRISM tidak memenuhi kelayakan untuk kegiatan updating Peta Pendaftaran Tanah skala 1 : 1.000, namun memenuhi untuk skala 1 : 10.000 dengan pengkajian lebih lanjut terhadap skala tersebut.
PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI Ben Proyogo Hillman; Chatarina Nurjati Supadiningsih; Yuwono Yuwono
Geoid Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.109 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v7i1.4217

Abstract

Dalam proses pencatatan tanah memperlukan survey dan pemetaan, dimana  hasilnya dapat berupa data dan informasi yang berbentuk peta ataupun sistem informasi sebagai basis data tentang pertanahan yang akurat dalam mendukung peran dan fungsi Badan Pertanahan Nasional. Akan tetapi, pada kenyataannya sistem pengarsipan di Kantor Pertanahan masih terdapat suatu kekurangan, sehingga bagi masyarakat pengguna jasa Kantor Pertanahan masih mengalami kesulitan mendapatkan informasi tentang status tanah yang ada. Maka dikembangkanlah suatu metoda baru yaitu Graphic Index Mapping ( GIM ). Graphic Index Mapping (GIM) merupakan suatu metode pemetaan digital dalam melokasikan bidang tanah yang telah terdaftar pada peta dasar pendaftaran agar diketahui posisi relatif bidang tersebut dengan keadaan sekitarnya dan bertujuan untuk mempermudah dalam penyajian data pencatatan tanah. Data hasil proses GIM, dimana hasil utamanya berupa peta tematik, dipergunakan dalam penyusunan Sistem Informasi Pendaftaran Tanah ( SIPT ). Dari hasil pembuatan SIPT, di Desa Puri terdapat sebanyak 1820 bidang tanah dengan kriteria 1241 bidang tanah yang belum memiliki sertifikat Tanah dan sebanyak 579 bidang tanah telah memiliki sertifikat tanah dan di Desa Winong terdapat sebanyak 2220 bidang tanah dengan kriteria 1508 bidang tanah yang belum memiliki sertifikat Tanah dan sebanyak 712 bidang tanah telah memiliki sertifikat tanah. Dengan penggunaan GIM pada penyusunan SIPT, didapatkan suatu tampilan peta yang lebih sistematis dan lengkap mengenai informasi bidang tanah dibandingkan dengan metoda pemetaan digital pada umumnya . Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan GIM lebih sesuai dalam penyajian data spasial terutama dalam pemetaan bidang-bidang tanah.
EVALUASI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN DALAM PROGRAM REFORMA AGRARIA DIKAITKAN DENGAN STANDARDISASI TEKNIS (Studi Kasus : Kabupaten Rembang Jawa Tengah) Muslihatul Ummah; Chatarina Nurjati Supadiningsih; Roedy Rudianto
Geoid Vol 6, No 2 (2011)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.725 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v6i2.4238

Abstract

Program reforma agraria merupakan upaya untuk menata kembali hubungan antara masyarakat dengan tanah, dengan perkataan lain, menata kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang berkeadilan. Penelitian ini tentang pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dalam program reforma agraria dikaitkan dengan standardisasi teknis yang berlaku dengan wilayah studi di Kabupaten Rembang.Dari hasil pengolahan data dan analisa didapatkan bahwa dalam proses pengukuran dan pemetaan persil tanah dalam program reforma agraria di Kantor Pertanahan kabupaten Rembang banyak terjadi ketidaktepatan. Hal tersebut dapat dilihat dari alat yang digunakan dalam mengukur sudut dan jarak dalam poligon utama serta alat yang digunakan untuk mengukur jarak dalam pengukuran bidang tanah, cara pengukuran poligon utama, tenaga pelaksana pengukuran, spesifikasi komputer grafis yang digunakan.