Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

POTENSI SISTEM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT DI DESA KADATUAN KECAMATAN GARAWANGI KABUPATEN KUNINGAN Sulistyono Sulistyono; Chandra Wirawan; Ika Karyaningsih
Wanaraksa Vol 11, No 01 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i01.1067

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengelolaan pengusahaan hutan rakyat, menghitung jumlah potensi tegakan di hutan rakyat, dan mengetahui manfaat ekonomi yang diberikan dari pengusahaan hutan rakyat berupa tambahan pendapatan masyarakat terhadap petani hutan di Desa Kadatuan. Penelitian ini dilakukan di Desa Kadatuan Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan mulai bulan Agustus-Oktober 2015. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan wawancara melalui kuisioner, studi data sekunder dan literatur. Untuk pengumpulan data potensi tegakan hutan rakyat menggunakan metode Stratified Random Sampling (penarikan contoh acak berlapis) dengan berdasarkan ketentuan strata kelas umur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden di Desa Kadatuan berusia produktif, berpendidikan rendah dengan kepemilikan lahan 0,25 s/d 0,50.  Berdasarkan silvikulturnya, jenis hutan rakyat di Desa Kadatuan menggunakan sistem agroforestry dan campuran. Pemanenan kayu hutan rakyat di Desa Kadatuan  dengan sistem tebang pilih dengan memilih pohon yang sudah berdiameter  20 cm. Pemasaran kayu hutan rakyat dilakukan secara langsung dengan sistem tebasan oleh pengepul. Selain ituPotensi kayu di Desa Kadatuan mahoni 126.46 m3 dan sengon 104.92 m3 sedangkan jati 55.65 m3 pada luasan pengusahaan 11.14 ha.Kata Kunci: potensi kayu, hutan rakyat, potensi tegakan, agroforestry
KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DAN PEMANFAATANNYA DI KAWASAN HUTAN GUNUNG TILU DESA JABRANTI KECAMATAN KARANGKENCANA KABUPATEN KUNINGAN Sulistyono Sulistyono; Ika Karyaningsih; Atik Nugraha
Wanaraksa Vol 10, No 02 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i02.1062

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui keanekaragaman jenis, arsitektur dan pemanfaatan bambu di kawasan Hutan Gunung Tilu. Penelitian ini telah dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Tilu Kecamatan Karangkencana Kabupaten Kuningan pada bulan April-Mei 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis, yaitu metode penelitian dengan menggambarkan hasil pengamatan dan menganalisisnya dengan menggunakan teori yang sudah ada.Dari hasil penelitian diketahui jenis bambu yang ditemukan di Gunung Tilu Desa Jabranti Kecamatan Karangkencana terdapat 9 jenis yaitu: jenis bambu Kirisik (Bambusa multiplex), jenis bambu Tali (Asparagus cochinchinensis), Jenis bambu Hijau (Gigantochloa apus), Jenis bambu tamiang (Schizostachyum blumei Nees), jenis bambu Temen (Gigantochloa  pseudoarundinacea), jenis bambu kuda, jenis bambu Surat ( Gigantochloa pseudoarundinacea), Jenis bambu Surat (Bambusa lako), Jenis bambu Hitam (Bambusa lako) danjenis bambu Kuning (Bambusa vulgaris).Kata Kunci: Keanekaragaman, Bambu, Hutan Lindung
KEANEKARAGAMAN SATWA PADA AREAL PASCA KEBAKARAN DI HUTAN BINTANGOT TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Ika Karyaningsih; Sulistyono Sulistyono; Irvan Hidayat
Wanaraksa Vol 10, No 01 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i01.1053

Abstract

Kebakaran hutan mempunyai dampak secara langsung dan tidak langsung terhadap populasi satwa liar. Dampak secara langsung adalah hilang dan berkurangnya jenis-jenis satwa. Sementara itu dampak secara tidak langsung adalah rusaknya habitat satwa serta vegetasi. Menurut BTNGC (2013) setiap tahun telah terjadi kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai dari tahun 2006 sampai 2013. Resort Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan salah satu kawasan  yang mengalami kebakaran hutan pada tahun 2012. Oleh karena itu perlu diadakannya penelitian tentang keanekaragaman satwa liar pada lahan pasca kebakaran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragamaan jenis satwa liar pada lahan pasca kebakaran  di Hutan Bintangot Resort Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremai serta mengetahui jenis vegetasi pada lahan pasca kebakaran di Hutan Bintangot Resort Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremai.Penelitian ini di laksanakan di hutan Bintangot RESORT Mandirancan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), pengambilan data di lakukan pada areal pasca kebakaran yang memiliki luasan ±1,70Ha dan pengambilan data dilapangan diambil pada bulan Desember 2014.Hasil Penelitian menunjukkan keanekaragaman jenis satwa yang didapatkan pada lokasi penelitian di Hutan Bintangot Resort Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremai diperoleh 16 jenis satwa dari dua kelas yaitu kelas Aves 15 jenis dan kelas Mamalia 11 jenis dengan jumlah individu sebanyak 69 individu. Hasil penelitian dilapangan menunjukan bahwa nilai keragaman satwa liar pada lokasi penelitian tidak terlalu tinggi, dan kemerataanya pada kategori kurang merata. Untuk nilai dominansi satwa, dari hasil penelitian diperoleh nilai jenis satwa yang dominan  berjumlah 8 jenis(78,26%), sedangkan jenis satwa yang sub-dominan berjumlah 5 jenis (17,39%), dan jenis satwa yang tidak dominan 3 jenis (4,34%).Kata Kunci: keanekaragaman jenis, dominansi , kemerataan, Kebakaran hutan
Pengaruh Inertial Measurement Unit (IMU) MPU- 6050 3-Axis Gyro dan 3-Axis Accelerometer pada Sistem Penstabil Kamera (Gimbal) Untuk Aplikasi Videografi Rosada Tri Asnada; Sulistyono Sulistyono
Jurnal Teknologi Elektro Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Electrical Engineering, Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.493 KB) | DOI: 10.22441/jte.2020.v11i1.007

Abstract

Otomasi sistem merupakan penggabungan antara mekanik, dan software menjadi sebuah fungsi tertentu sebagai cara untuk mempermudah kehidupan manusia. Otomasi sistem pada bidang fotografi memiliki prospek yang cukup menarik untuk dikembangkan peralatan otomatis yang menunjang keperluan fotografi. Dengan adanya sistem penstabil kamera (gimbal), videografer bisa mengambil gambar dengan hasil kualitas yang memadai di tempat manapun tanpa harus memikirkan getaran maupun gerakan yang akan mengganggu kamera saat pengambilan video. Sistem yang diimplementasikan ini menggunakan mikrokontroller dan sensor MPU6050 yaitu sebuah sensor yang memiliki 3-axis gyroscope dan 3-axis accelerometer. Gimbal merupakan salah satu perangkat sinematografi yang digunakan untuk menjaga posisi kamera agar kamera dapat mengambil gambar dengan baik pada suatu sudut pandang tertentu. Untuk mengetahui sudut pada gimbal dapat digunakan sensor IMU yang terdiri dari sebuah accelerometer dan gyroscope. Sensor accelerometer dapat mengukur sudut dengan baik saat diam, dan sensor gyroscope dapat mengukur sudut saat benda bergerak. Berdasarkan hasil analisa dan pengujian yang telah dilakukan pada penelitian ini akan memungkinkan kamera untuk bergerak bebas tanpa menghasilkan goyangan saat pengambilan gambar. Alat penstabil kamera ini menggunakan sensor gyroscope dan accelerometer dengan tipe MPU6050. Untuk bagian pengendali menggunakan modul mikrokontroler Arduino Nano ATMega328 dan sebagai penggeraknya digunakan 3 buah motor servo yang berfungsi untuk mempertahankan posisi kamera pada set point yang sudah ditentukan. Diharapkan dengan perancangan prototype ini akan dapat membantu meningkatkan hasil kualitas video
PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA ANAK DIKEPOLISIAN SEKTOR JATEN KEPOLISIAN RESOR KARANGANYAR SULISTYONO SULISTYONO
RECHTSTAAT Vol 8, No 2 (2014): RECHTSTAAT
Publisher : RECHTSTAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.571 KB)

Abstract

The objective of research was to find out the investigation mechanism of crime committed by child; in addition adequate data was available to support this research.The data was collected using sociological approach with descriptive analysis specification. To analyze the data, the author employed a normative qualitative method.Considering the result of research and data analysis, it could be concluded that the mechanism of investigating the crime committed by child included: investigating, acting including convening, arresting, detaining, frisking, seizing, and examining including examining the witness/victim, expert and the suspect as well as case document submission. Some constraints the investigators encountered in the field included status quo factor in the venue and infrastructure factor. The strategy of dealing with the constraints in the process of investigating a crime committed by a child was status quo factor in the venue. The measures taken to cope with the constraints emerging was status quo factor in the venue, the closest personnel came to and secured immediately, by means of closing the venue using police line and guarding it. When they arrived at the venue and many people had swarmed over it, they warned the people to keep away from the venue and secured it. Keywords: Investigation, Child Crime, Police
Pengalaman Perawat Dalam Merawat Pasien Perilaku Kekerasan Yang Disebabkan Halusinasi Di Ruang Melati Rsj Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Sulistyono Sulistyono; Indah Winarni; Heni Dwi Windarwati
coba Vol 2 No 2 (2014): Mei 2014
Publisher : Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6.098 KB) | DOI: 10.32831/jik.v2i2.37

Abstract

The high numbers of patients with an angry expression of asertif with a history of violent behavior that average caused hallucinations, need to get attention and serious handling for all parties concerned especially the nurse on duty in rsj dr. Radjiman wediodiningrat lawang. This is because the patients in acute conditions as mentioned above. may harm or threaten the safety of the patient or the safety of others. Research purposes which is to dig experience nurse in giving an orphanage nursing in patients behavior violence caused hallucinations in melati room rsj dr. Radjiman wediodiningrat lawang. The method of this research is to use qualitative research designs with descriptive phenomenology of approach. Participants who participated in this research as many as four people room nurse melati rsj dr. Radjiman wediodiningrat lawang. The result of analisi with the methods colaizzi against the transcript verbatim produce three themes the steps the preformance of the process of nursing, self-awareness, and empathy. A conclusion that obtained from the results of this research is a nurse in to treating a patient behavior violence caused hallucinations there has been a cycle is turning which is that of self- awareness, empathy, and carry out steps in the process of nursing. The institution clinic should increase the capability of perawatnya especially in treating patients in the condition of acute or crisis Key words: patients with violent behavior, nurse experience, qualitative
Peranan Pelayanan Pelanggan dan Dampaknya terhadap Managemen Bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sulistyono Sulistyono
Swara Patra Vol 8 No 2 (2018): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberhasilan dari bisnis industri jasa pelayanan akan sangat bergantung pada manajemen dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ditengah ketatnya persaingan dunia usaha pada saat ini, manajemen usaha SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggan atau konsumen (customer). Pelanggan akan menilai perusahaan dari kesan pertama dalam berhubungan dengan para karyawan SPBU tersebut karena karyawan akan mewakili citra perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum sikap yang diharapkan berdasarkan konsep pelayanan yang baik kepada pelanggan adalah sikap pelayanan yang mempunyai rasa kebanggaan terhadap pekerjaan, memiliki pengabdian yang besar terhadap pekerjaan, senantiasa menjaga martabat dan nama baik perusahaan. Prinsip dalam melayani pelanggan pada bisnis di SPBU dikenal dengan prinsip 3S (Senyum - Salam - Sapa). Dalam dunia bisnis apapun termasuk bisinis SPBU, pelayanan kepada pelanggan ibarat darah dalam tubuh. Sehingga bisnis akan mati bila pelayanan kepada pelanggan jelek atau bahkan mandek. Pelayanan pelanggan yang baik bertujuan untuk membuat pelanggan berkunjung lagi, dan membuat mereka cukup senang, terkesan dan bercerita tentang hal- hal yang positif kepada orang lain dan pada gilirannya mereka menjadi pelanggan tetap. Pelayanan kepada pelanggan dapat bermakna sebagai suatu bentuk pelayanan yang dapat memberikan kepuasan bagi pelanggannya, selalu dekat dengan pelanggan sehingga kesan yang menghibur, menyenangkan senantiasa selalu diingat oleh pelanggannya
PROGRAM DIVERSIFIKASI ENERGI MELALUI KONVERSI BBM KE BBG DAN KENDALA PERKEMBANGANNYA Sulistyono Sulistyono
Swara Patra Vol 4 No 2 (2014): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini sektor transportasi merupakan sektor pengguna energi terbesar dari minyak dan gas bumi (56%), disusul pembangkit listrik (18%), industri (13,5%) dan rumah tangga (12,5%). Sementara itu pemanfaatan energi nasional saat ini masih didominasi oleh minyak bumi sebesar 51,66%, disusul bahan bakar lain seperti gas bumi 28,57%, batubara 15,34%, tenaga air 3,11% dan panas bumi 1,32%. Sementara itu cadangan gas bumi Indonesia cukup besar yaitu sekitar 170 TSCF, dengan produksi gas bumi rata-rata pada tahun 2013 sebesar 8.195 MMSCFD atau setara dengan 1,411 juta BOEPD. Pada era sebelum tahun 2006 pemanfaatan gas bumi didalam negeri masih belum optimal sehingga kontrak pengelolaan gas bumi banyak yang diekspor. Sesuai Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dan dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan strategi energi nasional khususnya kebijakan diversifikasi energ, dalam rangka mengurangi penggunaan dan subsidi BBM yang jumlahnya cukup besar pemerintah mempunyai program konversi dari BBM ke BBG. Namun program tersebut sepertinya mati suri, jalan ditempat dan sudah tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga. Diperlukan keseriusan pemerintah dan dukungan yang kuat dari pemerintah yaitu berupa pemberian subsidi dan pemberian kredit lunak untuk pembelian BBG kepada dunia usaha yang turut berperan serta dalam mendukung program konversi BBM ke BBG. Selain itu juga diperlukan pembangunan SPBG sampai ke pelosok-pelosok desa.
DAMPAK TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) DI PERAIRAN LAUT PADA KEGIATAN INDUSTRI MIGAS DAN METODE PENANGGULANGANNYA Sulistyono Sulistyono
Swara Patra Vol 3 No 1 (2013): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah negeri nusantara, negeri kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan laut yang berlimpah. Panjang pantai 81.000 km atau 14% garis pantai seluruh dunia, dimana 2/3 wilayah Indonesia berupa perairan laut. Luas laut kedaulatan 3,1 juta km2 Luas laut ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta km2. Sebagaimana diketahui bahwa 70% permukaan bumi ditutup oleh laut. sementara Laut merupakan suatu lahan yang kaya dengan sumber daya alam termasuk keaneka ragaman sumber daya hayati yang kesemuanya dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Sumber utama pencemaran laut adalah berasal dari tumpahan minyak (oil spill) baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal tanker. Polusi dari tumpahan minyak di laut akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut. Badan Dunia Group of Expert on Scientific Aspects of Marine Pollution (GESAMP) mencatat sekitar 6,44 juta ton per tahun kandungan senyawa hidrokarbon masuk ke dalam perairan laut dunia. Dampak terhadap tumpahan minyak dapat berdampak langsung terhadap organisma yang meliputi dampak lethal (kematian), sublethal, plankton dan ikan migrasi. Sedangkan dampak langsung dari kegiatan perikanan diantaranya adalah tainting (bau lantung), budidaya dan ekosistem. Secara umum penanganan tumpahan minyak di laut dapat dilakukan dengan salah satu atau ketiga metode berikut yaitu penanganan secara fisika, kimia dan biologi. Pemerintah dalam hal ini instansi terkait seperti KLH, Pariwisata, Diknas, Perindustrian dan Perdagangan, DKP, TNI AL, Kepolisian, Perhubungan, PT.Pertamina (Persero) dan Pemerintah Daerah menjadi ujung tombak dalam pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut ini. Dengan melibatkan beberapa instansi terkait diharapkan penanggulangan tumpahan minyak di perairan laut akan menjadi lebih baik, terpadu dan komprehensive.
PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR FOSIL Sulistyono Sulistyono
Swara Patra Vol 2 No 2 (2012): Swara Patra
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya kemajuan dan teknologi mendorong meningkatnya pertumbuhan industri dan sarana transportasi. Peningkatan jumlah industri dan sarana transportasi di dunia sudah barang tentu juga diikuti oleh peningkatan penggunaan bahan bakar terutama bahan bakar minyak (BBM). Peningkatan penggunaan BBM terutama BBM dari fosil sudah barang tentu juga akan meningkatkan gas karbon dioksida (CO2) sebagai gas hasil pembakaran dari BBM fosil. Seperti diketahui gas CO2 adalah salah satu komponen gas rumah kaca, diperkirakan setiap tahun dilepaskan sekitar 18,35 miliar ton CO2. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, maka semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yangdipancarkan ke bumi, sehingga menyebabkan pemanasan global (global warming). Penyebab utama pemanasan global ini adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batubara yang melepaskan gas CO2 dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Pemanasan global sudah menjadi isu internasional dan menjadi permasalahan dunia karena dampaknya dapat membahayakan makhuk hidup di dunia diantaranya adalah suhu bumi meningkat, terjadi perubahan iklim, peningkatan permukaan laut, gangguan ekologis dan dampak sosial politik. Protokol Kyoto adalah konvensi yang dilakukan oleh negara-negara di dunia yang peduli lingkungan, berkomitmen untuk mengurangi emisi gas CO2 dan lima gas rumah kaca lainnya. Jika Protokol Kyoto sukses diberlakukan, diprediksi akan mengurangi ratarata pemanasan global antara 0,02°C - 0,28°C pada tahun 2050. Indonesia sebagai negara yang masih mempunyai hutan yang cukup luas punya peluang untuk mensukseskan Protokol Kyoto tersebut. Beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan di Indonesia adalah membatasi emisi karbon dengan mengganti dari energi fosil dengan sumber energi lainnya seperti biofuel yang lebih ramah lingkungan, memperbanyak tanaman untuk menyerap gas rumah kaca yang berlebih, menjaga, mengelola dan melestarikan hutan, karena hutan sangat potensial menyerap gas rumah kaca, menjaga keseimbangan antara tingkat polusi dan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di setiap wilayah, mendorong penelitian dan pengembangan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.