Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Studi Penerapan Akuntansi Zakat pada BAZNAS Provinsi Kalsel dan BAZNAS Kota Banjarmasin Ipansyah, Nor; Rahmi, Nispan; Helmi, Rahman
TASHWIR Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : IAIN Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jt.v1i1.160

Abstract

This research is aimed to find out how the implementation of alms accounting in the alms management dan its compatibility with the 109 PSAK regarding alms accounting and dole. The research is carried out in BAZNAS of South Kalimantan and BAZNAS of Banjarmasin city by using descriptive-comparative method. The data of the research is obtained through interview dan documentation study. The result of the research indicates that in general, the implementation of alms accounting in BAZNAS of South Kalimantan has been in accordance with PSAK 109, namely: deviding the fund based on the source and its designation which include alms fund, dole fund, non halal fund, administrator fund which respectively is presented separately in (1) Financial Position Report, (2) Fund Alteration Report, dan (3) Cash Flows Report. Whereas the implementation of alms acoounting in BAZNAS of Banjarmasin city is not entirely in accordance with the 109 PSAK because the disclosure of the financial report is only presented with Fund Alteration Report.Keywords: BAZNAS, alms accounting, PSAK 109, financial report.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi zakat pada pengelola zakat dan kesesuaiannya dengan PSAK 109 mengenai Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah. Penelitian ini dilakukan pada BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan dan BAZNAS Kota Banjarmasin dengan menggunakan metode deskriptif-komparatif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentas.. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan akuntansi zakat pada BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan secara umum telah sesuai dengan PSAK 109, yaitu: dengan membagi dana berdasarkan sumber dan peruntukannya, meliputi dana zakat, dana infak, dana non halal, dan dana pengelola yang masing-masing disajikan secara terpisah dalam (1) Laporan Posisi Keuangan, (2) Laporan Perubahan Dana, dan (3) Laporan Arus Kas. Sedangkan penerapan akuntansi zakat pada BAZNAS Kota Banjarmasin belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 109 karena pengungkapan laporan keuangan hanya disajikan dengan Laporan Perubahan Dana.Kata kunci: BAZNAS, akuntansi zakat, PSAK 109, laporan keuangan.
TAREKAT JUNAIDIYAH DI KALIMANTAN SELATAN Ipansyah, Nor
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 10, No 1 (2011)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.411 KB) | DOI: 10.18592/al-banjari.v10i1.929

Abstract

The name of AlphaJunaidiyah Tarekat attributed to the Sufi Abu al-Qasim Junaid al-Baghdadi. This Tarekat has a special attraction for its followers; those are the practical deeds, not exclusive and highly compromised with the situation of modern life. Historically this Tarekat has included the oldest Tarekat in the Islamic world, but its new entrants and developing in Indonesia, about 1956. This Tarekat is open, accepting students from various backgrounds and give them freedom to follow another tarekat. The genealogy of Junaidiyah Tarekat is not continued, but by his followers accepted the validity of the argument berzakhi theory or Uwaisy, which is commonly believed by the Sufis. The Junaidiyahs teachings or doctrines were sourced from the teachings of the books of Tawheed, Fiqh and Sufism is popular among Ahlussunah wal Jamaat. Implementation the teachings of Junaidiyah Tarekat was began with baiat, granting diplomas and genealogy
TAREKAT JUNAIDIYAH DI KALIMANTAN SELATAN Ipansyah, Nor
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 10, No 1 (2011)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.411 KB) | DOI: 10.18592/al-banjari.v10i1.929

Abstract

The name of AlphaJunaidiyah Tarekat attributed to the Sufi Abu al-Qasim Junaid al-Baghdadi. This Tarekat has a special attraction for its followers; those are the practical deeds, not exclusive and highly compromised with the situation of modern life. Historically this Tarekat has included the oldest Tarekat in the Islamic world, but its new entrants and developing in Indonesia, about 1956. This Tarekat is open, accepting students from various backgrounds and give them freedom to follow another tarekat. The genealogy of Junaidiyah Tarekat is not continued, but by his followers accepted the validity of the argument berzakhi theory or Uwaisy, which is commonly believed by the Sufis. The Junaidiyahs teachings or doctrines were sourced from the teachings of the books of Tawheed, Fiqh and Sufism is popular among Ahlussunah wal Jamaat. Implementation the teachings of Junaidiyah Tarekat was began with bai'at, granting diplomas and genealogy
BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG HISTORIOGRAFI BANJAR Ipansyah, Nor
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 6, No 1 (2008)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v6i1.3069

Abstract

Masalah penulisan sejarah (historiografi) Banjar sepertinya kurang mendapat perhatian. Karenanya sejarawan Banjar di daerah ini sangat langka. Untuk menulis sejarah Banjar yang lengkap bahannya bukan tidak ada, umpamanya yang ditulis oleh Belanda. Sumber-sumber sejarah baik Iisan, tulisan, atau benda-benda peninggalan yang ada di daerah ini sangat banyak dan perlu digali, terutama kisah-kisah sejarah yang tersebar dari mulut ke mulut para tecuha masyarakat Banjar. Historiografi Banjar akan lebih bermakna kalau mengikuti perkembangan metodologi penulisan sejarah modem. Oleh karenanya penggunaan metodologi dan teori penting dilakukan dalam historiografi, agar sejarah yang dihasilkan tidak sekadar kisah, tetapi mempunyai nilai historitas
Understanding Qibla Orientation through the 'Nagara' Artificial Compass: A Falak Legal Perspective Hamdan Mahmud; Bahran Bahran; Nor Ipansyah; Siti Faridah; Ruslan Ruslan
Syariah: Jurnal Hukum dan Pemikiran Vol 23 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/sjhp.v22i2.6492

Abstract

Abstract: Facing or directing towards Qibla, which is one of the essential conditions for the validity of prayer, is sometimes challenging and tends to rely on existing directions or estimations. Among the various Qibla direction indicators circulating in society, especially in South Kalimantan, the Nagara-made compass was found (from one of the Districts in South Hulu Sungai Regency), which later became known as the Nagara compass. The research method used by the author is qualitative research, which produces descriptive data. The type of research is field research, conducted by gathering data by observing the object to be studied, with the researcher as the subject (actor) of the research. The reason for using this type of research is to obtain data in line with the location's data and to avoid invalid data regarding the Nagara compass. The data obtained are collected through observation techniques and data analysis through the science of falak. This study proves that the results of the Qibla direction indication by the Nagara compass cannot be considered scientifically accurate and cannot be justified scientifically; it can only be used as a mere aid for estimating the Qibla direction.Keywords: Qibla, Compass, magnetic correction. Abstrak:Ketentuan menghadap atau mengarah ke Qiblat yang merupakan salah satu syarat sahnya shalat, terkadang merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, dan cenderung memanfaatkan arah yang sudah ada atau dengan taksiran saja. Diantara sekian banyak alat penunjuk arah Qiblat yang beredar di masyarakat, khususnya di Kalimantan Selatan, ditemukan kompas buatan Nagara  (salah satu Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan), kompas ini kemudian lebih dikenal dengan kompas Nagara. Metode penelitian yang dilakukan penulis merupakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Untuk jenis penelitian yaitu penelitian lapangan. Dengan cara mencari data dengan melihat obyek yang akan diteliti. Dimana peneliti sebagai subyek (pelaku) penelitian. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sesuai dengan data lokasi, serta untuk menghindari data yang tidak valid terhadap kompas Nagara. Data yang diperoleh menggunakan teknik observasi dan telaah data melalui ilmu falak. Penelitian ini membuktikan bahwa hasil penunjukkan arah Qiblat kompas Nagara secara ilmiah belum dapat dikatakan akurat dan malah belum dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya, dan hanya dapat dijadikan sebagai alat bantu semata, untuk mengira-ngira “arah” Qiblat.Kata Kunci : Qiblat, Kompas, koreksi magnet, 
Determination Of Sekufu In The Kitabun Nikah Al-Banjari Nor Ipansyah; Hamdan Mahmud; Ruslan Ruslan; Anwar Hafidzi
Syariah: Jurnal Hukum dan Pemikiran Vol 21 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.753 KB) | DOI: 10.18592/sjhp.v21i1.6835

Abstract

Abstrak: Penelitian ini akan membahas tentang hak sekufu (kesetaraan antara suami dan istri dalam keluarga pada komponen-komponen tertentu) dalam perkawinan masyarakat Banjar dalam Kitab Nikah oleh Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Buku yang disusun oleh ulama Banjar abad ke-16 ini membuktikan bahwa persoalan kafa'ah yang diajarkan dalam hadits Nabi memiliki ciri khas tersendiri oleh para ulama Banjar, Kalimantan Selatan. Penelitian ini akan membuktikan apakah teori sekufu berdampak pada kelangsungan penentuan hak nikah calon pengantin pria yang akan melamar calon istrinya. Meskipun banyak yang meneliti tentang hak kafa'ah dalam pernikahan, penelitian ini belum membahasnya karena implikasi dari sekufu didasarkan pada adat Banjar. Tidak hanya itu, kafa'ah juga dijadikan sebagai tolak ukur atau standar dalam memilih pasangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan sumber utama kitab an-Nikah karya Syekh Muhammad Arsyad al-Banjary, serta penelitian lapangan berupa wawancara untuk menambah informasi yang relevan dengan hasil penelitian penulis. Penelitian ini menemukan bahwa menurut al-Banjari, kafa'ah merupakan hak bagi perempuan yang dapat menentukan pilihan dalam hal ijab kabul melalui hak-hak keluarga perempuan. Hal ini membuktikan bahwa hak sekufu terlihat dalam bentuk keluarga, bukan individuKata Kunci: Al-Banjari;Kitabun Nikah;Sekufu;Penentuan   Abstract: This research will discuss the right of sekufu (equality between husband and wife in a family on certain components) in marriage in Banjar society in the Kitabun Nikah by Shaykh Muhammad Arsyad al-Banjari. This book, which was compiled by the 16th-century Banjar cleric, proves that the issue of kafa’ah taught in the Prophet's Hadith has its characteristics by the scholars of Banjar, South Kalimantan. This study will prove whether the sekufu theory has an impact on the continuity of determining the marriage rights of the groom who will propose to his future wife. Although many have researched the right of kafa'ah in marriage, this research has not discussed it because the implications of sekufu are based on Banjar customs. Not only that but kafa'ah is also used as a benchmark or standard in choosing a partner. The method used in this research is a literature study with the primary source of the book an-Nikah by Sheikh Muhammad Arsyad al-Banjary, as well as field research in the form of interviews to add relevant information to the results of the author's research. This study found that according to al-Banjari, kafa’ah is a right for women who can make choices in terms of marital consent through the rights of the woman's family. This is evidenced that the rights of sekufu are seen in the form of a family, not an individual.Keywords: Al-Banjari;Kitabun Nikah;Sekufu;Determination