Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TINJAUAN ASPEK KESEJAHTERAAN HEWAN PADA SAPI YANG DIPOTONG DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN KOTAMADYA BANDA ACEH (Study of the Animal Welfare Aspect on Cattle Slaughtered in Slaughter house in Banda Aceh) Yudha Bhaskara; Mulyadi Adam; Idawati Nasution; Triva Murtina Lubis; Teuku Armansyah; Muhammad Hasan
Jurnal Medika Veterinaria Vol 9, No 2 (2015): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.209 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v9i2.3806

Abstract

This study was conducted to obtain the information about animal welfare on cattle slaughtered in Slaughterhouse in Banda Aceh. The animal welfare parameter was observed related to the transport aspect, shelter aspect, and slaughter aspect. The three aspects compared to the recommendation of Meat Livestock Australia (MLA) and Indonesian National Standard 02-4509-1998. Method used to determine the animal welfare was scoring evaluation. The result of study showed that transport aspect get 20 score with a percentage of 50% which categorized as sufficient. Shelter aspect get 33 score with percentage of 82,5% which categorized as good, and slaughter aspect get 32 score with percentage of 80% which categorized as good. Based on scoring evaluation of shelter aspect and slaughter aspect, the animal welfare of cattle slaughtered in Slaughter house in Banda Aceh is considered good, meanwhile the transport aspect is considered sufficient.Key words: animal welfare, cattle, slaughterhouse
DAYA LARVASIDA EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L) Jack) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti Emi Minarni; Teuku Armansyah; Muhammad Hanafiah
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 1 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.691 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i1.2915

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas larvasida ekstrak etil asetat daun kemuning terhadap larva Ae. aegypti. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etil asetat daun kemuning (EEADK). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas enam perlakuan yaitu P1 (100 ml aquades), P2 (abate 10%), P3 (EEADK 10 ppm), P4 (EEADK 50 ppm), P5 (EEADK 100 ppm), dan P6 (EEADK 1000 ppm). Pada masing-masing perlakuan ditambahkan 25 larva nyamuk Ae. Aegypti dan ragi sebagai makanan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian (ANAVA). Rata-rata jumlah larva yang mati 24 jam setelah pemberian ekstrak pada kelompok P1; P2; P3; P4; P5; dan P6 masing-masing adalah 25,00±0,00; 0,00±0,00; 0,33±0,39; 1,00±0,00 ; 2,33±0,94; dan 3,33±0,47. Berdasarkan analisis uji Puncan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P0,05) antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Pemberian ekstrak etil asetat daun kemuning dapat menurunkan jumlah larva Ae. Aegypti.
Tampilan Reproduksi Kambing Betina Lokal yang Induksi Berahinya Dilakukan dengan Sistem Sinkronisasi Singkat Tongku Nizwan Siregar; Teuku Armansyah; Arman Sayuti; Syafruddin -
Jurnal Veteriner Vol 11 No 1 (2010)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.363 KB)

Abstract

The aim of this study is to determine the reproduction performance of local does in which theirestrous was induced by short synchronization system. In this study 10 healthy female, unpregnant andhave relatively homogenous body weights were used. All does were devided into 2 experiment groups.Group 1 consisted of 4 does as control and group II consisted of 6 does as treatment. Group I, were injectedwith 125 ?g cloprostenol intramuscular, twice in 11 days interval. Group II, was treated with shortsynchronization using 125 ?g cloprostenol intramuscular, and then followed by injection of 300 IU hCGand 0.5 mg estradiol benzoate after 12 hours later. The does were inseminated 10 hours after onset ofestrous and repeated 12 hours later. Parameters measured were oestrous percentage, pregnancy, andlitter size. Results showed that all does (100%) from both groups showed estrous. Percentage of pregnantdoes group I and II were 75.00% and 83.33% respectively, and the averages litter size were 2.0 ± 1.0 and 1.4± 0.3, respetively. Treatment with short synchronization can increase pregnancy and delivered percentagealthough litter size not affected.
Tampilan Reproduksi Kambing Lokal Hasil Induksi Superovulasi dengan Ekstrak Pituitary Sapi (THE REPRODUCTIVE PERFORMANCE OF LOCAL DOES FOLLOWING INDUCED SUPEROVULATION WITH CATTLE PITUITARY EXTRACTS) Tongku Nizwan Siregar; Indah Kesuma Siregar; Teuku Armansyah; Syafruddin .; Arman Sayuti; Hamdani .
Jurnal Veteriner Vol 14 No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.307 KB)

Abstract

The aim of this study was  to determine the effect of pituitary extracts on the reproductive threeperformance of local does. This study used 15 local female does that were divided into three treatmentgroups.  Each group consisted of five does.  All does were injected with 7.5 mg Prostaglandin F2? /PGF2?(Prostavet C, Virbac S.A) intramuscularlly, twice in 10 days interval. In group 1 (K1), the does wereinseminated 36 hours after last PGF2? administration.  In group II (KII), does were injected with 500 IUpregnant mare serum gonadotropine/PMSG (Folligon ™, Intervet, Boxmeer, Holland) on day 9 cycles andfollowed with injection of 7.5 mg PGF2? two days after. In group III (KIII), goats injected with pituitaryextract on days 9, 10, and 11 cycles with decreasing dose :  2, 1, and; 0.5 ml intramuscular injection locatedat some point, followed with injection of 7.5 mg PGF2? 2 days after. The does on the KII and KIII wereinseminated 36 hours after PGF2? administration. Parameters measured were oestrous percentage,pregnancy, kidding rate, twinning, total of litter size, and averages litter size.  Results showed that alldoes (100%) from all groups showed estrous and kidding rate. Percentage of pregnant does group I, II, andIII were  60, 40, and 80%, respectively. Percentage of twinning group I, II, and III were 0, 50, and 25%.  Thetotal of litter size group I and II were 3 does, and group III were 5 does. The averages litter size group I, II,and III were 1; 1.5; and 1.25 respectively. In conclusion, treatment with pituitary extracts can increasereproductive performance of local does.
Pemberian Gonadotropin Releasing Hormone Meningkatkan Konsentrasi Hormon Testosteron pada Domba Waringin Teuku Armansyah; Sara Febria Putri; Oppi Oktaviany; Tongku Nizwan Siregar; Syafruddin Syafruddin; Budianto Panjaitan; Arman Sayuti
Jurnal Veteriner Vol 22 No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.2 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.22.3.342

Abstract

Salah satu upaya untuk meningkatkan konsentrasi testosteron adalah dengan pemberian gonadotropin releasing hormone (GnRH). Peningkatan testosteron menyebabkan peningkatan kualitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian gonadotropin releasing hormone (GnRH) terhadap peningkatan kualitas semen dan level testosteron domba waringin. Dalam penelitian ini digunakan tiga ekor domba waringin dengan rancangan pola bujur sangkar latin 3 x 3 sehingga hewan percobaan menerima suntikan NaCl fisiologis sebagai kontrol (K0), 50 ìg GnRH (K1), dan 100 ìg GnRH (K2). Penampungan semen dilakukan satu kali ejakulasi/minggu, selama tiga minggu. Sampel semen dikoleksi menggunakan elektroejakulator 24 jam setelah perlakuan dan diamati warna, konsistensi, volume, motilitas, konsentrasi, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa. Koleksi darah untuk pemeriksaan konsentrasi hormon testosteron dilakukan 60 menit setelah penyuntikan GnRH. Analisis konsentrasi testosteron dilakukan menggunakan metode enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Data mengenai warna dan konsistensi semen dilaporkan secara deskriptif, sedangkan level testosteron, volume semen, motilitas, konsentrasi, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa dianalisis dengan analisis varian. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warna dan konsistensi semen yang dikoleksi pada semua kelompok perlakuan adalah krem dengan konsistensi kental. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa volume semen, konsentrasi spermatozoa, motilitas spermatozoa, viabilitas spermatozoa dan abnormalitas spermatozoa setelah pemberian GnRH menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (P>0,05). Rata-rata (±SD) konsentrasi testosteron pada kelompok K0, K1, dan K2 masing-masing adalah 1,82±1,08; 8,05+2,24; dan 8,81±1,09 ng/mL (P<0,05). Disimpulkan bahwa pemberian GnRH tidak memengaruhi kualitas semen namun dapat meningkatkan konsentrasi hormon testosteron pada domba waringin.
Aplikasi Metode Pemeriksaan Kimia Urin Untuk Diagnosis Kebuntingan Dini Pada Sapi Masyarakat Di Desa Lampu’uk Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Syafruddin Syafruddin; Arman Sayuti; Tongku Nizwan Siregar, MP; Teuku Armansyah; Sri Wahyuni; Hafizuddin Hafizuddin; Budianto Panjaitan; Amalia Sutriana; Mulyadi Adam
Peternakan Abdi Masyarakat (PETAMAS) Vol 3, No 1 (2023): Volume 3, Nomor 1, Juni 2023
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/petamas.v3i1.30921

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan meningkatkan pengetahuan peternak tentang kerugian yang diakibatkan oleh ketiadaan pemeriksaan kebuntingan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan inseminator tentang metode pemeriksaan kimia urin. Kelompok sasaran dari kegiatan ini adalah 15 (lima belas) orang masyarakat petani peternak sapi di Desa Lampu’uk Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar dan 2 (dua) orang inseminator di wilayah setempat. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan 2 metode, yaitu (1) metode pendidikan dan penyuluhan dan (2) demonstrasi dan pelatihan di lapangan. Pada kegiatan penyuluhan, peternak akan diajarkan tentang kerugian akibat ketiadaan diagnosis kebuntingan.  Kepada inseminator setempat  diperkenalkan cara dan alat/bahan yang diperlukan untuk diagnosis kebuntingan. Pada kegiatan demonstrasi akan dilakukan pemeriksaan urin sapi yang telah diinseminasi buatan. Dari hasil kegiatan  disimpulkan bahwa pengetahuan peternak tentang kerugian yang diakibatkan oleh ketiadaan pemeriksaan kebuntingan meningkat dan inseminator terampil melakukan diagnosis kebuntingan melalui pemeriksaan kimia urin. 
Pemanfaatan larutan lugol 2% untuk menanggulangi kasus kawin berulang pada sapi di Gampong Cot Madhi, Aceh Besar (Utilization 2% lugol’s solution to overcome the repeat breeding case of cows in Cot Madhi Village, Aceh Besar) S Syafruddin; Mulyadi Adam; R Roslizawaty; Tongku Nizwan Siregar; H Hafizuddin; Budianto Panjaitan; Teuku Armansyah; Sri Wahyuni; Arman Sayuti
Buletin Pengabdian Vol 1, No 2 (2021): Bull. Community. Serv.
Publisher : The Institute for Research and Community Services (LPPM) Universitas Syiah Kuala (USK)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/bulpengmas.v1i1.20108

Abstract

The objective of this activity was to introduce the use of Lugol's solution to farmers in Cot Madhi Village as an alternative solution to overcome the repeat breeding case in cows. This activity has involved 10 farmers who have cows suspected of experiencing repeat breeding in the village according to the information from the local inseminator. The implementation of this activity was carried out by two methods, namely (1) education and counseling methods and (2) demonstration and field training methods. From these community service activities that have been carried out, farmers have realized the importance of handling reproductive cases to increase livestock productivity. In addition, participants also understood how to obtain Lugol's solution in the market, did dilution according to the recommended dose, and understood the technical treatment of repeat breeding in cows using Lugol's solution. In conclusion, participants have understood the technical treatment with Lugol's solution.