Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MENGGUNAKAN KATALIS ENZIM LIPASE PSEUDOMONAS FLUORESCENS AMOBIL Susanty, Arba; ., Fitriani; Candra, Krisna Purnawan
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 2 (2013): Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Mendukung Ketahanan Energi Nasional
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6557.393 KB)

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan, yang biasanya diproduksi melalui proses esterifikasi diikutidengan transesterifikasi kimia. Produksi biodiesel menggunakan katalis enzim lipase telah mulai dikembangkan. Tetapi penggunaan enzim lipase terkendala dengan mahalnya harga lipase dan hanya dapat digunakan untuk satu kali reaksi.     Dengan ambolisasi lipase akan meningkatkan produktivitas lipase sehingga lipase dapat digunakan kembali. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi produksi biodiesel  dari CPO (Crude Palm Oil) dan metanol sebagai bahan baku, menggunakan katalis enzim lipase (Pseudomonas fluorescens) amobil. Produksi biodiesel dilakukan dengan mereaksikan CPO dan metanol dengan penambahan enzim lipase arnobil, Amobilisasi lipase menggunakan carrier I matrik kaolin dan celite. Hasil penelitian  didapatkan bahwa untuk produksi biodiesel dengan bahan baku CPO dan methanol dapat dilakukan dengan menggunakan katalis enzim lipase Pseudomonas fluorescens amobil, menggunakan perbandingan molar CPO dan methanol adalah1 : 6 dan suhu di atas 50°C. Amobilisasi lipase dengan matriks terbaik berdasarkan persentase protein yangterikat pada matriks menggunakan kaolin yaitu sebesar 1,36 mg/mL.  FAME dominan yang diperoleh adalah metil eser palmitat dan metil ester oleat. yang masing-masing berasal dari asam palmitat dan asam oleat yang merupakan asam lemak utama penyusun CPO. Kata kunci: amobil, lipase, Pseudomonas fluorescens, crude palm oil
PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MENGGUNAKAN KATALIS ENZIM LIPASE PSEUDOMONAS FLUORESCENS AMOBIL Susanty, Arba; ., Fitriani; Candra, Krisna Purnawan
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 2 (2013): Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Mendukung Ketahanan Energi Nasional
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6557.393 KB)

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan, yang biasanya diproduksi melalui proses esterifikasi diikutidengan transesterifikasi kimia. Produksi biodiesel menggunakan katalis enzim lipase telah mulai dikembangkan. Tetapi penggunaan enzim lipase terkendala dengan mahalnya harga lipase dan hanya dapat digunakan untuk satu kali reaksi.     Dengan ambolisasi lipase akan meningkatkan produktivitas lipase sehingga lipase dapat digunakan kembali. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi produksi biodiesel  dari CPO (Crude Palm Oil) dan metanol sebagai bahan baku, menggunakan katalis enzim lipase (Pseudomonas fluorescens) amobil. Produksi biodiesel dilakukan dengan mereaksikan CPO dan metanol dengan penambahan enzim lipase arnobil, Amobilisasi lipase menggunakan carrier I matrik kaolin dan celite. Hasil penelitian  didapatkan bahwa untuk produksi biodiesel dengan bahan baku CPO dan methanol dapat dilakukan dengan menggunakan katalis enzim lipase Pseudomonas fluorescens amobil, menggunakan perbandingan molar CPO dan methanol adalah1 : 6 dan suhu di atas 50°C. Amobilisasi lipase dengan matriks terbaik berdasarkan persentase protein yangterikat pada matriks menggunakan kaolin yaitu sebesar 1,36 mg/mL.  FAME dominan yang diperoleh adalah metil eser palmitat dan metil ester oleat. yang masing-masing berasal dari asam palmitat dan asam oleat yang merupakan asam lemak utama penyusun CPO. Kata kunci: amobil, lipase, Pseudomonas fluorescens, crude palm oil
Isolation and characterization of lignocellulolytic microbes from oil palm empty fruit bunches (EFB) Ariana, Ariana; Candra, Krishna P.
Sustinere: Journal of Environment and Sustainability Vol 1 No 1 (2017): pp. 1 - 62 (June 2017)
Publisher : Centre for Science and Technology, IAIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.858 KB) | DOI: 10.22515/sustinere.jes.v10i23.2

Abstract

Oil palm empty fruit bunches (EFB) is one of the major by-products of palm oil production. This lignocellulosic biomass is commonly used as a fertilizer at oil palm plantations. Unfortunately, the composting process of EFB is very slow. This study aimed to identify potential lignocellulosic microbes isolated from EFB. This information is essential for improving EFB biodegradation process by reducing the decomposition time. Samples of approximately 6, 12, and 24-month-old EFB were obtained from two palm oil mills in East Kalimantan, Indonesia. The isolation of lignocellulytic microbes utilized selective medium cellulose congo red agar (CCRA) while its characterization used lignin agar (LgA) and oil palm empty fruit bunches agar (EFBCRA). As much as 430 isolates were successfully collected and 12 of them exhibited promising capability to synthesize lignocellulolytic enzyme, the key for FEB degradation.
Factors Associated with Cholinesterase Level of Spraying Workers Using Paraquat Herbicide at Oil Palm Plantation in East Kalimantan, Indonesia Ramdan, Iwan Muhamad; Candra, Krishna Purnawan; Purwanto, Herry
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 19, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.19.1.16-20

Abstract

Latar Belakang: Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2006 memperkirakan 1-5 juta kasus keracunan pestisida setiap tahun pada pekerja pertanian dengan kematian mencapai 220.000 korban. Sekitar 80% keracunan pestisida dilaporkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada 10 tahun terakhir, luas perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur meningkat sebesar 7,7%. Pada tahun 2017 perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur mencapai 1,2 juta ha dengan jumlah pekerja mencapai 234 ribu orang. Hingga saat ini belum pernah ada kajian dampak paparan pestisida terhadap gangguan kesehatan dengan indikator kadar cholinesterase. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan tingkat keracunan penyemprot perkebunan kelapa sawit yang mengaplikasikan herbisida paraquat.Metode: Penelitian cross-sectionaldengan metoda sampling acak sederhana telah dilakukan pada 326 penyemprot dari 10 perkebunan kelapa sawit yang menggunakan herbisida paraquat, untuk mengidentifikasi prevalensi keracunan dan faktor risikonya. Tingkat keracunan pestisida diukur berdasarkan kadar enzim cholinesterase darah menggunakan Tintometer kit. Usia, masa kerja, dan area penyemprotan per hari dikumpulkan dengan wawancara langsung. Data dianalisis menggunakan Uji Spearman.Hasil:Penyemprot herbisida sebagian besar berusia >26-34 tahun (31,9%), mempunyai masa kerja < 5 tahun (76,1%), menyemprot area seluas < 4 ha per hari (84%). Toksisitas ringan dialami oleh 29 orang penyemprot (8,9%). Keracunan ringan herbisida tersebut berkorelasi signifikan dengan usia (p=0,000) dan area penyemprotan per hari (p=0,014).Kesimpulan: Prevalensi keracunan paraquat di kalangan pekerja penyemprot herbisida di perkebunan kelapa sawit relatif rendah. Penggunaan herbisida dengan dosis yang lebih rendah dan pengurangan area semprot menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan dalam usaha pencegahan keracunan herbisida yang lebih buruk.ABSTRACTBackground: In 2006, World Health Organization estimates a number of 1-5 million cases of pesticide poisoning per year in agricultural workers with deaths reaching of 220,000 casualties. About 80% of pesticide poisoning was reported in developing countries, including Indonesia. In the last ten years, palm oil plantation area in East Kalimantan increased at 7.7%. In 2017, palm oil plantation covered an area of 1,2 billion ha with 234.000 workers. Until now, there is no study on pesticide exposure on health disorder with indicator using cholinesterase level.Methods: A cross-sectional study has been conducted using simple random sampling on 326 sprayers from 10 oil palm plantations using paraquat herbicide to identify herbicide poisoning prevalence, and its risk factor. The pesticide poisoning rate was measured based on blood cholinesterase enzyme level using a Tintometer kit. Age, working period, and spraying area per day were collected by direct interview. Data were analysed by Spearman test.Result: The most sprayer workers was at age of > 26-34 years (31.9%), having working experience <5 years (76.1%), implementing a spray area per day of <4 ha (84%). A mild toxicity was experienced by 29 sprayers (8.9%). The prevalence of paraquat herbicide was correlated significantly with age (p=0.000) and spraying area per day (p=0.014).Conclusion: The prevalence of paraquat among herbicide sprayer at oil palm plantation was relative low. Application of herbicide with lower doses and reducing the spraying area are the necessary factors to be considered in order to prevent the herbicide poisoning become worst.
PENGARUH FORMULA GULA AREN DAN SUSU SKIM BUBUK TERHADAP PENERIMAAN SENSORIS MINUMAN COKELAT INSTAN DARI KAKAO TERFERMENTASI ASAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR Candra, Krishna Purnawan; Kusdiyanto, Hery; Yuliani, Yuliani
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 13, No 1 (2020): Februari
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.456 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v13i1.42203

Abstract

Perception of preventing behavior against COVID-19 among Indonesian industrial workers Iwan Muhamad Ramdan; Krishna Purnawan Candra; Muhammad Sultan
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 11, No 1: March 2022
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v11i1.21071

Abstract

The coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic is continuing, but companies have been allowed to continue their business with the obligation strictly to apply health protocol. A cross-sectional study aimed to examine the perception of COVID-19 and its prevention behavior based on the health belief model was conducted on 285 industrial workers from eight company types sampled by online survey. The results show that most workers have poor COVID-19 perceptions (54.7%). However, the workers showing good behavior (61.1%) in preventing COVID-19 transmission. Gender (p=0.009), education background (p=0.017) and company types (p=0.001) were related to the COVID-19 perception. In addition, the perceptions related to the behavior in preventing COVID-19 transmission (p=0.000). Except cues to action, all perception components, i.e., perceived susceptibility (p=0.000), seriousness (p=0.005), benefits (p=0.000), barriers (p=0.000), and self-efficacy (p=0.000) related to behavior to prevent COVID-19 transmission. However, the perception components show a weak correlation with preventing behavior (r=0.167-0.234). The information types were related to perceived barriers (p=0.046) and cues to action (p=0.007). Maintain a safe distance (p=0.029), using a face mask (p=0.039), and eat nutritious food (p=0.019) related to information types. The increase of COVID-19 perception is the key to improve industrial workers' behavior to prevent the COVID-19 transmission.
Solubilization, Activation and Partial Purification of a Sialidase from Horse Liver KRISHNA PURNAWAN CANDRA; PETER ROGGENTIN; ROLAND SCHAUER
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 12 No. 3 (2005): September 2005
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.646 KB) | DOI: 10.4308/hjb.12.3.87

Abstract

Using sialyl-methylumbelliferyl -glycoside as substrate, sialidase in horse liver was detected as a membrane-bound enzyme. A yield of about 50% of sialidase activity was found in supernatant when solubilized in 0.1 M sodium-phosphate buffer pH 5.5, containing 0.15 M NaCl, 0.25 M sucrose, and 0.5% Triton X-100. Sialidase in the solubilisate could be activated by incubating in acidic pH at 37 oC. Incubation of this solubilized enzyme at 37 oC for 1.5 h at pH 5.0 led to 10% increase of activity and to the precipitation of about 50% of contaminating protein. Using cation-exchange chromatography on S-Sepharose FF and affinity chromatography on p-aminophenyl oxamic acid-agarose following solubilization and activation, about 6% of total sialidase activity was recovered with the purification factor of about 500. The pH and temperature optimum were measured at pH 4.3 and between 37-45 oC, respectively. Neu5Ac2en was a strong inhibitor, while p-aminophenyl oxamic acid had only a weak inhibitory effect.
AUTENTIKASI CEPAT MADU HUTAN KALIMATAN TIMUR DENGAN ATR-FTIR SPEKTROSKOPI KOMBINASI ANALISIS KEMOMETRIKA Yudha Agus Prayitno; Aswita Emmawati; Sulistyo Prabowo; Krishna Purnawan Candra; Anton Rahmadi
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 32 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6066/jtip.2021.32.2.181

Abstract

Honey adulteration is mostly conducted by the addition of sucrose. In this study, the authentication of honey was conducted using ATR-FTIR and chemometrics. Pure honey samples (MA) were collected from nine regions in East Kalimantan. The ATR-FTIR spectra of these samples were then compared to sucrose-adulterated honey (MS), which were prepared in the sucrose concentration from 2.5 to 50% (v / v).The data analysis was performed using chemometrics techniques: 1) Principle Component Analysis (PCA) method, 2) classification with Discriminant Analysis (DA), and 3) regression with (PCR) and (PLS). As a result, PCA was able to visualize the differences between MS and MA. DA analysis was able to distinguish MS and MA at wave numbers from 1200 to 800 cm-1 with 92.5% performance index. Quantitative calibration models of the sucrose-adulterated honey could be obtained from PLS and PCR, while the best calibration model was obtained with the PLS method from the 2nd derivative spectra. In summary, sucrose-adulterated honey from East Kalimantan can be authenticated using ATR-FTIR method in combination with chemometric analysis.
Karakteristik Kerupuk Ikan dengan Substitusi Tepung Tulang Ikan Gabus (Channa striata) sebagai Fortifikan Kalsium Yuliani Yuliani; Marwati Marwati; Hendri Wardana; Aswita Emmawati; Krishna Purnawan Candra
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.753 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i2.23042

Abstract

Kerupuk ikan gabus telah dikenal luas namun biasanya terbuat dari bagian dagingnya saja. Limbah berupa tulang ikan belum dimanfaatkan secara  optimal, oleh karena itu dijadikan sebagai bahan substitusipada pembuatan produk kerupuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh substitusi tepung tulang ikan gabus (TTIG) sebagai fortifikan kalsium terhadap sifat sensoris dan fisika-kimia kerupuk ikan gabus. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan substitusi tepung tulang ikan gabus dalam tepung tapioka dengan kadar (0; 4; 8; 12; dan 16% b/b) dan di ulang sebanyak empat kali. Parameter yang dianalisis pada penelitian ini adalah sifat sensoris dan sifat fisika-kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi TTIG berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap sifat sensoris rasa, aroma, warna dan tekstur serta sifat fisika-kimia kerupuk ikan gabus. Peningkatan kadar TTIG menurunkan kadar air dan volume pengembangan kerupuk ikan gabus, tetapi meningkatkan kadar protein dan kadar kalsium (p<0,05). Substitusi TTIG sampai dengan 4% menghasilkan kerupuk ikan gabus dengan volume pengembangan yang sama dengan kontrol (tanpa substitusi TTIG) dengan kadar kalsium 200 mg/100 g dan kadar protein 14,27%. Rasa dan warna kerupuk ikan gabus disukai hingga substitusi TTIG 12%, sedangkan aroma dan tekstur disukai hingga substitusi TTIG 8%.
Pengaruh jenis plastik kemasan terhadap sifat kimia, mikrobiologi dan sensoris selama masa simpan kue kacang produksi beberapa UMKM di kota Samarinda dan Balikpapan Tholhah Tholhah; Krishna Purnawan Candra
Journal of Tropical AgriFood Volume 1, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.1.1.2019.2414.36-40

Abstract

Pengemasan dilakukan untuk mempertahankan mutu dan kualitas produk yang disimpan serta untuk memperpanjang umur simpannya karena dapat melindungi kerusakan seperti penyerapan air dan proses oksidasi yang menyebabkan ketengikan. Pada penelitian ini dilaporkan tentang pengaruh jenis plastik kemasan (Polypropylane, Polyethylene terephtalate, dan Polystyrene) terhadap masa simpan kue kacang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi dengan sampel berasal dari beberapa UMKM di Samarinda dan Balikpapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kemasan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan kadar air kue kacang. Penyimpanan kue kacang selama tiga bulan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata untuk angka lempeng total (p>0,05). Nilai TPC kue kacang dengan semua kemasan melewati batas maksimal SNI 2973:2011 (1x104 koloni/g) sejak penyimpanan hari ke-14. Jenis kemasan memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap karakteristik hedonik seperti warna, rasa, aroma, dan tekstur, juga pada mutu hedonik. Lama penyimpanan menyebabkan penurunan respons penerimaan kue kacang yang dikemas dengan keempat jenis plastik tersebut.