Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

The Influence of Livelihood Assets in Livelihood Resilience Farm Household at Sukabakti Village, Bekasi Fatimah Azzahra; Arya Hadi Dharmawan
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 3 No. 1 (2015): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.079 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v3i1.9427

Abstract

The purpose of this study was to analyze the use of livelihood assets by farm household and their influence o n  th e leve l o f fa rm  h o u seh o ld ’s res ili en ce a t S u kab a kti villa g e.  Fa rm  h o u seh o ld  wa s d i vid e d  in to  t wo  a rea s  that was farm household in the flood area and farm household in the not flood area. In addition, the research also view structure a living that on farm, off farm, and non farm built by farm household in two areas. This study combined quantitative approach using questioner method and qualitative approach using depth interview method. The result of these study explained livelihood asset used by farmers in Sukabakti village highly influencin g  th eir resil ien ce ’s le vel.   There are significant differences between the two areas where farm household in the flood area are dominated in non farm sector, while in the not flood area are d o m ina ted  o n  fa rm  an d  o ff fa rm  secto r.  T h e lev el o f h o u seho ld ’s resil ien ce in  th e n o t flood  a rea  is h igh er  than farm household in the flood area.  Keywords:  farm household, livelihood assets, resilience
Sampai Kapan Pemuda Bertahan di Pedesaan? Kepemilikan Lahan dan Pilihan Pemuda Untuk Menjadi Petani Dwi Wulan Pujiriyani; Sri Suharyono; Ibnul Hayat; Fatimah Azzahra
BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 2 No. 2 (2016): Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.522 KB) | DOI: 10.31292/jb.v2i2.72

Abstract

Abstract : Nowadays, regeneration crisis of manpower for farming has become an alert for many countries, both poor and developing countries. In Indonesia, this crisis is seen in the decreasing number of agriculture labour, especially for the youth age. Cikarawang is one of many villages which experienced crises of youth employments in farming sector. This research was aimed to explore possible aspects for the youth to allow them remain working in farming sector. Bonding and pushing factors for the youth to remain working in farming sector are the main aspects that were focused in this research. This research used the concept of “gerontocracy and land access for the youth” by Ben White. This research was conducted using mixed method, by integrating quantitative and qualitative approaches. Qualitative approach was performed by observation and an in-depth interview. Quantitative approach was conducted by implementing survey of 40 youths in Cikarawang Village as respondents, with the age of 16 – 35 as the samples. Qualitative data were analysed using Nvivo, while quantitative data were analysed using cross tabulation technique. The results show that land possession, farming skill and marital status were the main factors for the youth to remain working in farming sector. Whilst, factors that eliminates the youth to leave agricultural sector were education and the capabilities of non-farming skills. Keywords : Youth, Farming, Land Possession, Gerontocracy, Regeneration, laborIntisari : Krisis regenerasi tenaga pertanian menjadi persoalan di banyak negara saat ini, baik negara-negara miskin maupun negara berkembang. Dalam konteks Indonesia, krisis regenerasi tenaga pertanian di desa secara nyata terlihat dari penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian yang terjadi pada kelompok umur pemuda. Cikarawang merupakan salah satu desa yang mengalami krisis tenaga muda di sektor pertanian. Penelitian ini diarahkan untuk menggali aspek yang memungkinkan pemuda untuk tetap tinggal dan terjun di sektor pertanian. Aspek-aspek ini secara khusus difokuskan pada faktor pengikat dan pendorong bagi pemuda untuk bertahan di sektor pertanian. Perspektif teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah konsep gerontokrasi dan akses lahan untuk pemuda dari Ben White. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode campuran yaitu dengan mengintegrasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan observasi dan metode wawancara mendalam terhadap informan. Sementara itu, pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei dengan mengambil 40 responden berusia 16-35 tahun sebagai sampel dari seluruh pemuda di Desa Cikarawang. Teknik analisa data dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan Nvivo dan kuantitatif dengan menggunakan tabulasi silang. Hasil Penelitian menunjukan bahwa kepemilikan lahan, keahlian bertani, dan status perkawinan adalah faktor yang mengikat pemuda untuk bertahan di sektor pertanian. Sementara itu faktor yang mendorong pemuda untuk keluar dari sektor pertanian adalah pendidikan dan keahlian non pertanian. Kata Kunci: pemuda, pertanian, kepemilikan lahan, gerontokrasi, regenerasi, tenaga kerja
Resiliensi Nafkah dan Perubahan Rasionalitas Rumah Tangga Petani Sawit: Analisis Dampak Ekspansi Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Jambi Fatimah Azzahra; Arya Hadi Dharmawan; Nurmala K Pandjaitan
Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension Vol. 1 No. 2 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/agrimanex.v1i2.5113

Abstract

Alih fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan kelapa sawit menjadi fenomena yang cukup banyak terjadi di Provinsi Jambi. Perkebunan kelapa sawit dianggap dapat memberikan dampak ekonomi yang tinggi dibandingkan komoditas lainnya. Namun, terdapat dampak social dan lingkungan yang terjadi seperti bencana kekeringan, kebanjiran, dan perubahan rasionalitas petani. Dalam menghadapi dampak negative seperti bencana kekeringan dan kebanjiran, rumah tangga petani memanfaatkan modal nafkah agar tetap bisa bertahan dan mencapai kondisi resiliensi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pemanfaatan modal nafkah rumah tangga petani untuk mencapai resiliensi. Desain penelitian yang digunakan yaitu campuran antara desain kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak negatif ekspansi perkebunan kelapa sawit yaitu kekeringan sehingga menyebabkan kerentanan rumah tangga petani. Dalam kondisi rentan tersebut, rumah tangga petani memanfaatkan lima modal nafkah untuk mencapai resiliensi nafkah. Kelima modal nafkah tersebut yaitu modal alam, modal manusia modal sosial, modal finansial, dan modal fisik. Selain itu, terdapat dampak social berupa perubahan rasionalitas juga terjadi pada masyarakat di kedua wilayah yaitu perubahan dari rasionalitas moral menjadi rasionalitas formal.
Women and Livelihood Resilience of Household: Analysis of Oil Palm Expansion Impact in Jambi Fatimah Azzahra; Arya Hadi Dharmawan; Nurmala K. Pandjaitan
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 5 No. 1 (2017): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.957 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v5i1.16269

Abstract

ABSTRACTIndonesia is the greatest producer of oil palm in the world. Despite providing economic benefits, oil palm plantations cause significant environmental and social impacts. Environmental impacts such as deforestation, loss of biodiversity, forest fires and drought. The social impact of oil palm expansion changes women works in livelihood resilience. The purpose of this study are to analyze the influence of oil palm plantations to the livelihood structure and working changes in women and men at smallholder household in Jambi. The method used is mix method using questionnaire and in-depth interviews. The results are the expansion of oil palm plantations cause structural changes such as the shift subsistence living from rubber plantations into oil palm plantation and on lower household changes women from domestic work into the public work as oil palm labours. This is done to increase income of the household in order to remain economically resilient when a crisis situation. However, the environment is very vulnerable, causing drought and exacerbated by forest firesKeywords: oil palm, livelihood, women, resilience, householdABSTRAKIndonesia merupakan negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Meskipun memberikan manfaat ekonomi, perkebunan kelapa sawit menimbulkan dampak lingkungan dan sosial yang signifikan. Dampak lingkungan seperti deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, hingga bencana kebakaran hutan dan kekeringan. Dampak sosial perkebunan kelapa sawit yaitu mengubah pekerjaan perempuan dalam resiliensi nafkah. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis sejauh mana ekspansi perkebunan kelapa sawit mempengaruhi struktur nafkah dan kerja nafkah laki-laki dan perempuan pada rumahtangga petani di Provinsi Jambi. Metode yang digunakan yaitu metode campuran dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini yaitu ekspansi perkebunan kelapa sawit menyebabkan perubahan struktur nafkah berupa pergeseran sumber nafkah dari perkebunan karet menjadi perkebunan kelapa sawit. Selain itu, pada rumahtangga lapisan bawah terjadi perubahan kerja perempuan dari domestic menjadi ke ranah publik yaitu sebagai buruh kelapa sawit. Hal tersebut dilakukan untuk menambah penerimaan rumahtangga agar tetap resilien secara ekonomi ketika terjadi krisis. Namun, lingkungan menjadi sangat rentan sehingga menimbulkan kekeringan dan diperparah dengan kebakaran hutan.Kata kunci: kelapa sawit, nafkah, perempuan, resiliensi, rumahtangga
PEMANFAATAN PEKARANGAN EFEKTIF PENUNJANG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA TANI DI DESA PASIRTALAGA KECAMATAN TELAGASARI KABUPATEN KARAWANG Kuswarini Sulandjari; Fatimah; Ratna Mufidah
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 5 No 1 (2022): APTEKMAS Volume 5 Nomor 1 2022
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.58 KB) | DOI: 10.36257/apts.v5i1.4448

Abstract

Potensi pangan lokal untuk kemandirian pangan terkait dengan aset mata pencaharian yang dimiliki unit terkecil dalam suatu rantai produksi pangan, yaitu rumah tangga petani, diantaranya berupa pekarangan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan penguatan modal alam melalui upaya pemanfaatan pekarangan berbasis komunitas. Mitra pengabdian adalah Kelompok Tani Wanita di Desa Pasirtalaga Kecamatan Talagasari Kabupaten Karawang. Kegiatan dilakukan melalui penyuluhan dengan pendekatan perorangan dan kelompok, menggunakan metode anjangsono, FGD, ceramah, demonstrasi plot, demonstrasik cara, demonstrasi hasil. Kegiatan melalui tahapan: persiapan, penyuluhan dan fasilitasi, serta evaluasi. Hasil pengabdian masyarakat: Terdapat perubahan pengetahuan dan persepsi anggota KWT setelah mengikuti kegiatan penyuluhan pemanfaatan pekarangan dan pembuatan kompos dari sampah dapur; Pemanfaatan pekarangan merupakan hal yang penting dan sedang didorong oleh pemerintah Desa Pasirtalaga melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa pasirtalaga. Subjek yang melaksanakan program secara langsung yaitu ibu-ibu yang tergabung sebagai anggota kelompok Wanita tani (KWT) Desa Pasirtalaga. Ibu-ibu anggota KWT nantinya akan menjadi percontohan atau kader bagi rumah tangga lain dalam hal pemanfaatan pekarangan. Perlunya memperhatikan keberlanjutan program, melalui monitoring dan evaluasi. Pendampingan perlu dilakukan kepada KWT sebagai basis komunitas untuk pengembangan penanaman pekarangan. Kader perlu memantau perawatan tanaman hingga panen dan pemanfaatannya oleh rumah tangga.
Analisis Modal Sosial (Trust, Network, and Norms) Rumah Tangga Petani Pada Masa Pandemi Covid-19 di Desa Pasirtalaga, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang Fatimah Azzahra; Kuswarini Sulandjari
Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol. 20 No. 02 (2022): Juli 2022
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46937/20202240339

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda di seluruh dunia memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat, tak terkecuali rumah tangga petani di Desa Pasirtalaga, Kecematan Telagasari, Kabupaten Karawang. Virus covid-19 dan juga kebijakan pemerintah berupa PPKM dapat menjadi stressor yang menyebabkan rumah tangga petani dalam kondisi krisis. Modal sosial merupakan salah satu buffer capacity rumah tangga petani yang dapat menjadi tumpuan saat kondisi krisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis modal sosial rumah tangga petani dilihat dari unsur-unsur modal sosial yaitu norma, jaringan, dan kepercayaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Responden berjumlah 40 rumah tangga petani yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial rumah tangga petani di Desa Pasirtalaga bernilai tinggi, khususnya pada tingkat kepatuhan terhadap norma, dan tingkat kepercayaan terhadap lingkungan sosial. Maka dapat disimpulkan bahwa modal sosial sangat penting bagi rumah tangga petani di Desa Pasirtalaga saat pandemi covid-19.
Peran Organisasi Petani dalam Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Petani di Indonesia Bayu Budiandrian; Fatimah Azzahra; Arief Setyadi
Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension Vol. 2 No. 2 (2022): Maret
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/agrimanex.v2i2.6477

Abstract

Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan tugas berat yang tidak bisa dimaknai sebagai tanggungjawab pemerintah semata. Kolaborasi yang bersifat penta-helix untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan pertanian di Indonesia merupakan prasyarat yang wajib dipenuhi demi tercapainya cita-cita bersama. Di Indonesia, organisasi tani telah mengambil tempat dalam banyak momentum sejarah, khususnya dalam berbagai gerakan agraria dari masa ke masa. Sajogyo (1965) menyebutkan bahwa organisasi tani merupakan salah satu elemen yang berjasa dalam mempelopori riset awal sosiologi pedesaan dan gerakan tani pada masa awal kemerdekaan. Meski demikian, sampai saat ini nasib sebagian besar petani masih belum kunjung sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk melihat strategi dan upaya yang dilakukan organisasi petani untuk peningkatkan kesejahteraan keluarga petani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik kritis untuk mengkaji peran serta organisasi tani melalui program dan layanan yang diberikan kepada anggota, serta sejauh mana kecenderungan program dan layanan tersebut berkorelasi dengan kebijakan pembangunan pertanian secara nasional. Penelitian ini fokus pada 5 (lima) organisasi tani yang tergabung dalam Asia Pacific Farmers’ Programme (APFP): Aliansi Petani Indonesia (API), Serikat Petani Indonesia (SPI), Jaringan Masyarakat Tani (JAMTANI), Wahana Masyarakat Tani (WAMTI) dan Serikat Nelayan Indonesia (SNI). Penelusuran informan dilakukan dengan teknik snowball dan pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan dialektik dan trialektik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diperlukan penguatan program dan layanan yang tidak hanya dirahkan pada peningkatan produktivitas pertanian, tetapi juga pada penurunan beban pengeluaran keluarga petani, sehingga penghidupannya lebih berkelanjutan.