Vitus Dwi Yunianto Budi Ismadi
Department Of Animal Science, Faculty Of Animal And Agricultural Sciences, Diponegoro University, Jl. Prof. H. Soedarto S.H, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 50275

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Fat and cholesterol meat of briler chicken feed by step down protein with addition lime juice as acidifier Hasanuddin, Sumaiya; Yunianto, Vitus Dwi; Tristiati, .
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of  research is to produce low fat and cholesterol in broiler meat with given lime juice (APJN) and citric acid (AS) as acidifier in step down protein feeding system, without interfering function of digestive tract of broiler. The material used were 192 birds DOC (day old chick) Hubbard strain MB 202 "unsex" . Research using CRD (completely randomized design) with 6 treatments and 4 replications, and there are 24 experimental units. Each experimental unit consisted of 8 chick broiler. Treatments were P0 (control diet (without step down)), P1 (step down diet), P2 (step down + citric acid 0.8%), P3 (step down + lime acid 0.4 % (6.9 ml/100g feed)) P4, (step down + lime  acid 0.8% (13.8 ml/100g feed)) and P5 (step down + lime acid 1.2% ( 20.7 ml/100g feed)). Parameters measured in this research were fat and cholesterol in broiler meats. The data were subjected to analysis by software SPSS 16, to determine the effect of treatment. If the treatment was significant it continued to Duncan test . The results showed that  step down protein feeding system  with given lime juice as acidifier were significant effect (P <0.05) to decrease cholesterol meat (mg/g) with an average (0.99, 0.89, 1.11, 1.02, 1.03 and 0.81), but no effect (P> 0.05) to decrease fat meat (%) with a mean (5.53, 6.30, 6.13, 6.15, 7.38 and 4.8) .
PENGARUH PENGGUNAAN KULIT PISANG BIOKONVERSI DALAM RANSUM TERHADAP PENYERAPAN KALSIUM SERTA PERTUMBUHAN TULANG AYAM BROILER Siahaan, Nikodemus Bernando; Sunarti, Dwi; Yunianto, Vitus Dwi
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dengan penggunaan kulit pisang fermentasi cairan rumen bertujuan meningkatkan kalsium tulang dan melihat pengaruhnya terhadap morfologi tulang ayam broiler. Penelitian menggunakan 120 ekor ayam broiler umur 14 hari dengan rata-rata bobot badan 475 ± 0,98 g/ekor. Analisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dibagi dalam 4 perlakuan dan 6 ulangan, masing-masing ulangan menggunakan 5 ekor ayam. Perlakuan sebagai berikut: T0 = Ransum perlakuan tanpa kulit pisang fermentasi cairan rumen, T1 = Ransum mengandung 5% Kulit pisang fermentasi cairan rumen, T2 = Ransum mengandung 10% Kulit pisang fermentasi cairan rumen, T3 = Ransum mengandung 15% Kulit pisang fermentasi cairan rumen. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis ragam (Analysis of Variance / ANOVA) dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji Duncan melalui program SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kulit pisang fermentasi cairan rumen pada level 10% dalam ransum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan panjang tulang femur (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian adalah, penambahan kulit pisang fermentasi baik digunakan pada taraf 10% pada periode starter dalam memaksimalkan pertumbuhan panjang tulang ayam broiler
LEMAK DAN KOLESTEROL DAGING PADA AYAM BROILER YANG DIBERI PAKAN STEP DOWN PROTEIN DENGAN PENAMBAHAN AIR PERASAN JERUK NIPIS SEBAGAI ACIDIFIER Hasanuddin, Sumaiyah; Yunianto, Vitus Dwi; Sukamto, Bambang
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.955 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menghasilkan daging ayam broiler yang rendah lemak dan kolesterol dengan pemanfaatan air perasan jeruk nipis (APJN) maupun asam sitrat (AS) sebagai acidifier dalam pakan step down protein tanpa mengganggu fungsi saluran pencernaan ayam broiler. Materi yang digunakan adalah DOC (day old chick) strain Hubbard MB 202 “unsex” sebanyak 192 ekor. Pola penelitian menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga terdapat 24 unit percobaan yang. Masing-masing unit percobaan  terdiri dari 8  ekor  ayam  broiler.  Perlakuan  terdiri  dari   P0:  Pakan  Kontrol  (tanpa  step  down), P1: Pakan Step down, P­2: Pakan Step down + AS 0,8 %, P3: Pakan Step down+ APJN 0.4% (6,9 ml/100g pakan), P4:Pakan Step down+APJN 0.8% (13,8 ml/100g pakan) dan P5:Pakan Step down + APJN 1,2% (20,7 ml/100g pakan). Parameter yang diamati adalah kadar kolesterol dan lemak daging. Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam, menggunakan bantuan software SPSS versi 16. Apabila perlakuan berpengaruh  nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan step down protein dengan penambahan air perasan jeruk nipis sebagai acidifier berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penurunan kolesterol daging (mg/g) dengan rataan (0,99, 0,89, 1,11, 1,02, 1,03 dan 0,81), tetapi  tidak  berpengaruh (P>0,05) terhadap penurunan lemak daging (%) dengan rataan (5,53, 6,30, 6,13, 6,15, 7,38 dan 4,8) pada ayam broiler.                                                                                         Kata kunci: Ayam Broiler, Lemak Daging, Kolesterol Daging, Step down Protein, Jeruk Nipis.
PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) DAN KLORIN TERHADAP MASSA KALSIUM DAN MASSA PROTEIN DAGING PADA AYAM BROILER (Feeding Beluntas Leaf Extract (Pluchea indica Less) and Chlorine on Muscle Calcium and Protein Massin Broiler Chickens) Syafitri, Yuniar Erlin; Yunianto, Vitus Dwi; Suthama, Nyoman
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.852 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan mengkaji pengaruh pemberian ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less) dan klorin dalam ransum ayam broiler terhadap massa kalsium dan protein daging. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan5 perlakuan dan 4 ulangan, masing-masing unit ulangan 7 ekor ayam.Perlakuan yang diterapkan T0 = ransum tanpa penambahan ekstrak beluntas dan klorin, T1 = ransum dengan penambahan ekstrak daun beluntas 2%, dan air minum dengan klorin 30 ppm, T2 = ransum dengan penambahan ekstrak daun beluntas 4%, dan air minum dengan klorin 20 ppm, T3 = ransum dengan penambahan ekstrak daun beluntas 6%, dan air minum dengan klorin 10 ppm, dan T4 = ransum dengan penambahan ekstrak daun beluntas 8%, tanpa klorin.Parameter yang diamati adalah retensi kalsium, massa kalsium daging, massa protein daging, danpertambahan bobot badan harian (PBBH). Ternak yang digunakan adalahDay Old Chick (DOC) broiler sebanyak 140 ekor, dengan bobot badan awal 45,58 ±2,99 g.Ransum yang digunakan satu jenis formulasi sejak periode starter sampai finisher. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun beluntas (Pluchea indica Less) 8% setelah 5 minggu perlakuan menghasilkan protein daging sama, tetapi terjadi peningkatan pertambahan bobot badan pada ayam broiler.Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ransum dengan menggunakan ekstrak daun beluntas 8% sebagai feed supplementtanpa klorin (T4)menghasilkan pertambahan bobot badan ayam broiler paling tinggi, dengan massa protein daging yang sama. Kata kunci: ayam broiler; Pluchea indica Less; retensi kalsium; massa kalsium daging; massa protein daging. ABSTRACT         The aims of the study was to determine the effect of beluntas leaf extract (Pluchea indica Less) and chlorine on muscle calcium and protein mass in broiler.The present study was assigned in a acompletely randomized design with 5 treatments and 4 replications ,(7 birds). Dietary treatments were as follows T0 = control diet, T1 = 2 % beluntas leaf extract and 30 ppm chlorine , T2 = 4 % beluntas leaf extract and 20 ppm chlorine , T3 = 6 % leaf extract beluntas and 10 ppm , T4 = 8 % beluntas leaf extract wihtout chlorine. Parameters measured were retention of calcium ,muscle calcium mass,muscle protein mass, and daily body weight gain (DBWG).Experimental animals were 140 birds of Day Old Chick (DOC) broilers,with initial body weight of 45.58  ± 2.99 g. One formulation ration was applied for the period from starter to finisher. The results showed that beluntas leaf extract(Pluchea indica Less) at 8 % after 5 weeks of treatment resulted in the same muscle protein mass, but it increased body weight gain in broiler chickens.Based on the results, it can be concluded that the ration by using beluntas leaf extracts 8% as a feed supplement without chlorine (T4) resulted in body weight gain of broilers highest, with the same mass of meat protein.Keywords : broilers; Pluchea indica Less; retention of calcium; muscle calcium mass; muscle protein mass.
PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS SERTA LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIBERI ACIDIFIER ASAM SITRAT DALAM PAKAN DOUBLE STEP DOWN (Percentage of Carcass and Non-Carcass and Abdominal Fat of Broiler Chickens were Given Acidifier Citric Acid in Feed Doubl Sibarani, Jesica; Yunianto B.I., Vitus Dwi; Mahfudz, Luthfi D.
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 2 (2014): Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.799 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan acidifier asam sitrat dalam pakan double step down (fase stater, dan finisher) terhadap bobot hidup, bobot dan presentase karkas, non karkas dan lemak abdominal. Menggunakan ayam broiler unsex strain Lohman MB 202 sebanyak 168 ekor yang terdiri dari 84 ekor jantan dan 84 ekor betina umur 7 hari dengan bobot badan awal rata – rata 186,3 ± 0,68 gram (cv= 0,36) ditempatkan dalam kandang dengan ukuran 1 x 1 x 0,6 m yang disekat menjadi 28 unit dan setiap unit percobaan di isi dengan 6 ekor ayam (3♀:3♂). Pakan yang digunakan terdiri dari jagung, bekatul, minyak nabati, bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO3, dan tepung kulit kerang. Acidifier yang diberikan berupa asam sitrat sintetik dan jeruk nipis. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 7 perlakuan dan 4 kali ulangan yaitu: Pakan kontrol (tanpa double step down dan asam sitrat), pakan double step down tanpa asam sitrat, pakan double step down + jeruk nipis 0,8%, pakan double step down + asam sitrat sintetik 0,4 %; 0,8 %; 1,2 %; dan 1,6 %. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis ragam dengan uji F pada taraf 5% dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap peningkatan persentase bobot karkas dan menurunkan lemak abdominal, tapi tidak berpengaruh (p>0,05) terhadap bobot hidup dan persentase bobot non karkas. Kesimpulan yaitu pemberian pakan double step down dengan penambahan asam sitrat sebanyak 1,6 % dapat diterapkan pada penelitian ayam broiler.Kata kunci : ayam broiler; step down protein; acidifier; produksi karkas; lemak abdominal ABSTRACT This research aim to determine the effect of feed acidifier citric acid in a double step-down (phase starter and finisher) on body weight , carcass weight and percentage, non carcass and abdominal fat . Using Lohman broiler strains unsex as many as 168 MB 202 tail consisting of 84 males and 84 females aged 7 days with average initial body weight - average 186.3 ± 0.68 g ( cv = 0.36 ) were placed in cages with size of 1 x 1 x 0.6 m is partitioned into 28 units and each unit in the experiment with the contents of 6 chickens (3 ♀ : 3♂) . Feed used consisted of corn , rice bran, vegetable oil, soybean meal, fish meal , CaCO3 and flour shells. Acidifier citric acid are given in the form of synthetic and lime . The method used was completely randomized design (CRD), with 7 treatments and 4 replications, namely : Feed control (without double step-down and citric acid) , double step-down feed without citric acid , double step-down feed lime + 0.8 %, double step-down synthetic citric acid + 0.4; 0.8; 1.2; and 1.6 % . Data were analyzed using analysis of variance procedure with F test at level 5% and followed by Duncan 's multiple range test (p<0.05). The results showed that treatment significantly (p<0.05) increase in the percentage of carcass weight and abdominal fat loss, but had no effect (p> 0.05) on body weight and persentasse non carcass weight. Conclusion that the double step-down feeding by the addition of 1.6 % citric acid can be applied to studies broilers.Key words : broiler chickens, step-down protein, acidifier, production carcass; abdominal fat
EVALUASI KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER DENGAN RANSUM BERBEDA LEVEL PROTEIN DAN ASAM ASETAT (Evaluation of Crude Protein Digestibility and Nitrogen Retention of Broiler with Different Level Crude ProteinDiet and Acetic A Indrasari, Farina Nur; Yunianto B.I., Vitus Dwi; Mangisah, Istn
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.931 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh interaksi pemberian ransum berbeda level protein dan asam asetat pada ayam broiler. Materi yang digunakan untuk penelitian adalah ayam broiler sebanyak 180 ekor, asam asetat serta ransum terbuat dari bekatul, jagung kuning, tepung ikan, bungkil kedelai,poultry meat mealdan premiks. Peralatan yang digunakan meliputi kandang, loyang, plastik, tempat pakan dan tempat minum, timbangan, ember, gelas ukur, sapu, semprotan serta sekam. Metode penelitian dilakukan dengan pemeliharaan ayam broiler mulai umur 1 hari sampai 21 hari. Pengambilan data kecernaan dilakukan pada umur 22, 23 dan 24 hari. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x3 dengan3 ulangan. Faktor pertama yaitulevel protein kasar ransum sebesar 21%(T1) dan 20%(T2).  Faktor kedua adalah level asam asetat sebesar 0% (V0), 0,75% (V1) dan 1,5% (V2). Data hasil penelitian diolah secara statistik dengan analisis ragam. Apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi yang nyata (P>0,05) antara penggunaan level protein kasar ransum dan asam asetat terhadap kecernaan protein kasar dan retensi nitrogen pada ayam broiler. Pemberian level protein dan asam asetat yang berbeda dalam ransum ayam broiler memperoleh hasil yang sama terhadap konsumsi ransum, kecernaan protein dan retensi N atau nitrogen pada ayam broiler.Kata kunci : broiler, asam, kecernaan, retensi. ABSTRACTThis research was aimed to find interaction effect of using different level protein of crude diet and acetic acid on broiler. Matters were used 180 broiler chicken, acetic acid and crude diet (rice brand, yellow corn, fish meal, soybean meal, poultry meat meal and premix).Equipments wereused including cage, brass, plastic, buckets, brooms, spray and chaff. The method of this study was done by raising broiler according with the treatment started from 8 to 21 days old. This research used completely randomized factorial design with 2 x 3 treatment with each three replication. First factor was level crude protein 21% (T1) and 20% (T2). Second factor was level acetic acids 0% (V0), 0,75% (V1) and 1,5% (V2). Research used variance analysis. The research showed there was no significant interaction (P>0,05) between using diet with different level of crude protein and acetic acid to crude fiber digestibility and nitrogen retention on broiler.Key word : broiler, acid, digestibility,retention.
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN PROTEIN PUYUH JANTAN UMUR 6 – 10 MINGGU (The Effect of Seaweed by Product (Gracilaria verrucosa) on Protein Efficiency of 6 – 10 Weeks Old Male Quail) Lestari, Ika Dian; Yunianto B.I., Vitus Dwi; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.963 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian limbah rumput laut (Gracilaria verrucosa) terhadap efisiensi penggunaan protein puyuh jantan. Materi yang digunakan yaitu160 ekor puyuh jantan (Coturnix-coturnix japonica) umur 6 minggu dengan rata – rata bobot badan 120,92 ± 0,48 g.Pakan tersusun dari jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, Poultry Meat Meal (PMM), premix, minyak kelapa, dan rumput laut dengan PK 20% dan EM 2600 kkal/kg. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap(RAL), 4 perlakuan dan 5 ulangan, T0 : pakan mengandung 0% rumput laut; T1 : pakan mengandung 5% rumput laut; T2 : pakan mengandung 7,5% rumput laut; T3 : pakan mengandung 10% rumput laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi protein, Rasio Efisiensi Protein (REP), dan retensi nitrogen. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan limbah rumput laut sampai level 10% tidak menaikkan atau menurunkan efisiensi penggunaan protein puyuh jantan umur 6-10 minggu.Kata kunci :limbah rumput laut; puyuh jantan; efisiensi protein. ABSTRACT This research aimed to determine the effect of seaweed by product(Gracilaria verrucosa)on protein efficiency of male quail. The materials were six weeks old 160 male quail with average body weight 120,92 ± 0,48 g. Rations were used composed of yellow corn, rice bran, soybean meal, fish meal, Poultry Meat Meal (PMM), premix, coconut oil, and seaweed with 20% protein and metabolizable energy 2600 kcal/kg. Experimental design was Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 replications.There were T0: diets with 0% seaweed; T1: diets with 5% seaweed; T2: diets with 7,5% seaweed; T3: diets with 10% seaweed. The results showed that the treatment had no significant effect (P> 0.05) on the protein consumption, Protein Efficiency Ratio (PER), and nitrogen retention. It could be concluded that 10% seaweed level did not increase or decrease on protein efficiency of 6-10 weeks old male quail.Keywords: seaweed by product;male quail; protein efficiency.
PENGARUH TARAF PROTEIN DAN LISIN RANSUM TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI AYAM KAMPUNG (Effect of Dietary Protein and Lysine Level on the Production Performance of Native Chicken) Permana, Primasta Adi; Yunianto B.I., Vitus Dwi; Atmomarsono, Umiyati
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 2 (2014): Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.757 KB)

Abstract

ABSTRAK          Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji pemberian taraf protein dan lisin ransum yang sesuai terhadap performans ayam kampung. Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, presentase karkas, dan meat bone ratio. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 3 dengan taraf protein sebagai faktor pertama dan taraf lisin sebagai faktor kedua. Setiap perlakuan memiliki 4 ulangan dengan 10 ekor ayam pada tiap unit percobaan. Perlakuan yang diterapkan adalah P1L1 (protein 17% + penambahan lisin 0,6% dari ransum), P1L2 (protein 17% + penambahan lisin 0,7% dari ransum), P1L3 (protein 17% + penambahan lisin 0,8% dari ransum), P2L1 (protein 14% + penambahan lisin 0,6% dari ransum), P2L2 (protein 14% + penambahan lisin 0,7% dari ransum), P2L3 (protein 14% + penambahan lisin 0,8% dari ransum). Perlakuan dimulai pada umur 1 hari hingga umur 12 minggu. Data dianalisis dengan uji F untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf probabilitas 5% jika ada pengaruh signifikan dari perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh interaksi antara protein dan lisin ransum terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, presentase karkas, dan meat bone ratio. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penambahan lisin sintesis dalam ransum tidak dapat memberikan pengaruh yang berbeda dalam performans ayam kampungKata kunci : protein ransum; lisin; performans produksi; ayam kampung ABSTRACT             This research aimed to examine level of dietary protein and lysine which is optimum for native chicken performance. Parameters measured were feed consumption, body weight gain, feed conversion, carcass percentage, and meat bone ratio. The research used completely randomized design in 2 x 3 factorial pattern with dietary protein level as the first factor and lysine level as the second factor. Each treatment had 4 replications with 10 heads per trial unit. Treatments applied were P1L1 (protein level 17% + lysine addition 0.6% of diet), P1L2 (protein level 17% + lysine addition 0.7% of diet), P1L3 (protein level 17% + lysine addition 0.8% of diet), P2L1 (protein level 14% + lysine addition 0.6% of diet), P2L2 (protein level 14% + lysine addition 0.7% of diet), P2L3 (protein level 14% + lysine addition 0.7% of diet). The treatment was started  to be offered from 1-day-old and completed when the chicken were 12-week-old. The data was analyzed using F test to determine the effect of treatment, continued with Duncan's multiple range test at 5% probability level if any significant effect was found. The results showed no effect of the interaction between dietary protein and lysine on feed consumption, body weight gain, feed conversion, carcass percentage, and meat bone ratio. Based on the results, it was concluded that lysine addition was not give significant effect on native chicken performance.Key words : dietary protein; lysine; production performance; native chicken
TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT DAN Escherichia coli PADA AYAM BROILER YANG DIBERI CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM Rahmah, Atika; Suthama, Nyoman; Yunianto, Vitus Dwi
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 3 (2013): Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.93 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan campuran herbal dalam ransum terhadap total bakteri asam laktat (BAL) dan Escherichia coli (E. coli) pada saluran pencernaan, serta pertambahan bobot badan ayam broiler. Penelitian menggunakan ayam broiler day old chick (DOC) sebanyak 200 ekor dengan bobot badan 37 g ± 3,08 g dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Ransum yang digunakan terdiri dari jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, dedak, dan mineral dengan campuran herbal, yaitu bawang putih, kunyit, jahe dan kencur. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 = ransum tanpa penambahan herbal (kontrol), T1 = ransum + 0,5% campuran herbal, T2 = ransum + 1,0% campuran herbal, T3 = ransum + 1,5% campuran herbal. Parameter yang diamati adalah total BAL, total E. coli dan pertambahan bobot badan. Sampel diambil pada saat ayam umur 42 hari secara acak pada setiap unit percobaan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penambahan campuran herbal dalam ransum ayam broiler tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap total BAL, total E.coli dan pertambahan bobot badan. Penambahan campuran herbal dalam ransum ayam broiler menghasilkan total BAL berkisar dari yang terendah 4,69 x 109 cfu/g (T1) sampai yang yang tertinggi 2,41 x 1010 cfu/g (T3) dan total E.coli terendah 6,47 x 104 cfu/g (T2) tertinggi 3,57 x 105 cfu/g (T3), sedangkan pertambahan bobot badan berkisar dari 57 g/ekor/hari (T1) sampai 60 g/ekor/hari (T0). Simpulan dari penelitian adalah peningkatan level penambahan campuran herbal dalam ransum belum dapat meningkatkan total BAL atau menurunkan E.coli sehingga menghasilkan pertambahan bobot badan yang sama.
KECERNAAN SERAT KASAR DAN ENERGI METABOLIS PADA AYAM KEDU UMUR 24 MINGGU YANG DIBERI RANSUM DENGAN BERBAGAI LEVEL PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR Wulandari, Kartika Yuga; Ismadi, Vitus Dwi Yunianto Budi; Tristiarti, Tristiarti
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.998 KB)

Abstract

ABSTRACTThe research aims to study more about crude fiber digestibility and the metabolic energy of Kedu hens at 24 weeks fed with different levels of protein and crude fiber. The benefits of research can provide information about the level of crude protein and fiber crude fiber that give best value of crude fiber digestibility and metabolic energy in Kedu hens at 24 weeks. This research used Randomized Block Design (RBD) with 3 treatments and 5 groups. Each group used 5 units of animal experiments. Treatment consist of different levels of crude protein (12.25%, 14.24% and 16.12%) and different levels of crude fiber (16.87%, 14.14% and 11.12%). Parameters observed were feed consumption, crude fiber digestibility, energy metabolic and body weight gains. The material used are 75 Kedu hens at 24 weeks, concentrate, bran, corn flour, fish meal, soybean meal, oyster shell powder, CaCO3, premix. The equipment used are batteery cages, where feed and drink, blender, strainer, box, hygrometers, thermometers, scales, sprays, indicators Cr2O3, 0.2 N HCl, alcohol, vitachick, as well as equipment for proximate analysis and bomb kalorimeter. The results showed that the ration formulations with different levels of crude protein and crude fiber significantly affect crude fiber digestibility and metabolic energy, but did not significantly affect the feed consumption and body weight gain.Keywords: chicken Kedu, digestibility, metabolic energy, crude fiber, crude proteinABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut tentang kecernaan serat kasar dan nilai energi metabolis pada ayam kedu umur 24 minggu yang diberi ransum dengan berbagai level protein dan serat kasar. Manfaat penelitian dapat memberikan informasi mengenai level protein dan serat kasar yang menghasilkan kecernaan serat kasar dan nilai energi metabolis yang terbaik pada ayam Kedu umur 24 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 5 kelompok. Tiap kelompok menggunakan 5 unit ternak percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah ransum dengan protein kasar level berbeda (12,25%; 14,24% dan 16,12%) dan serat kasar level berbeda (16,87%, 14,14% dan 11,12%). Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, kecernaan serat kasar, energi metabolis dan pertambahan bobot badan harian. Materi yang digunakan adalah 75 ekor ayam Kedu umur 24 minggu, konsentrat, dedak, jagung giling, tepung ikan, tepung bungkil kedelai, tepung cangkang kerang, CaCO3, premix. Peralatan yang digunakan adalah kandang batteery, tmpat pakan dan minum, blender, saringan, box simpanan, higrometer, thermometer, timbangan, semprotan, indikator Cr2O3, HCl 0,2N, alkohol, vitachick, serta peralatan untuk analisis proksimat dan bomb kalorimeter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum formulasi perbaikan dengan berbagai level protein kasar dan serat kasar berpengaruh nyata terhadap kecernaan serat kasar dan energi metabolis, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan harian.Kata kunci : ayam Kedu, kecernaan, energi metabolis, serat kasar, protein kasar