Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Distribution of Nitrate Household Waste and Groundwater Flow Direction around Code River, Yogyakarta, Indonesia Muryanto Muryanto; Suntoro Suntoro; Totok Gunawan; Prabang Setyono; Afid Nurkholis; Nurisa Fajri Wijayanti
Indonesian Journal of Geography Vol 51, No 1 (2019): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2052.8 KB) | DOI: 10.22146/ijg.43420

Abstract

The nitrate concentrations in shallow groundwater of the Yogyakarta City and its surroundings has increased to about twenty times in the period 1985-2018. The objective of this study was to analyse the distribution of nitrate concentrations in water well around the Code River, Yogyakarta. Flownets mapping was performed to find out the distribution and direction of potential groundwater pollution. Nitrate concentration was analysed by taking 18 groundwater samples scattered in the upstream, midstream and downstream areas of the Code River. The results of this study indicate that nitrate concentrations in the water well of upstream and downstream areas could still be used as a source of drinking water and recreation-irrigation-livestock. Meanwhile, the nitrate concentration in water well of the midstream area of the Code River, Yogyakarta City, mostly (80% of the sample) did not meet all classes of water quality standards. Human activities in the densely populated settlements were the main factors that influence nitrate pollution. Furthermore, groundwater flow in the study area leads from north to south and towards the Code River. This condition indicates that the nitrate concentrations in  the groundwater can be a source of a pollutant for the Code River.
Estimasi Emisi Partikulat (PM10) akibat Ragam Aktivitas Urban di Kota Surakarta Prabang Setyono; Widhi Himawan; Natasha Nancy
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 3 (2020): November 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.18.3.556-564

Abstract

Pelaksanaan inventarisasi emisi PM10 di Surakarta bertujuan mengetahui nilai emisi tahunan PM10 dan sebaran kontributornya pada aktivitas masyarakat. Metode pengumpulan data dilakukan secara bottom up pada tahun 2014 terhadap tiga sumber utama emisi yaitu : sumber area, sumber titik dan sumber bergerak serta top down pada tahun 2019. Perhitungan emisi menggunakan formula baku emisi dengan faktor emisi berdasarkan EMEP/EEA Corinair. Khusus untuk transportasi pada ruas jalan utama, data bottom up dianalisis menggunakan software Mobilev 3.0. Hasil inventarisasi emisi PM10 menemukan nilai emisi total di Surakarta sebesar 220,20 ton/tahun. Nilai tersebut mayoritas dikontribusikan oleh sumber bergerak senilai 122,25 ton/tahun (55%), diikuti oleh sumber area (39%) dan sumber titik (6%). Nilai tersebut menurun menjadi 182,61 ton/tahun pada inventarisasi berbasis data top down tahun 2019. Transportasi menjadi kontributor utama emisi PM10 di wilayah administratif Surakarta pada inventarisasi tahun 2014 maupun 2019. Penelitian ini menunjukkan nilai penting penggunaan data bottom up untuk menurunkan ketidakpastian pada estimasi sekaligus meningkatkan validitas dan reliabilitas mitigasi. Penggunaan data bottom up menyediakan akses ke sumber emisi penting yang kerap tidak terdokumentasi oleh data sekunder seperti konsumsi bahan bakar kayu dan arang untuk industri dan kuliner jalan raya.ABSTRACTThe aim of this inventory is to estimate annual emission of PM10 and their anthropogenic contribution. This research was divided into two phase, distinguished by data collection method (bottom up method in 2014 and top down in method 2019). The estimation used are based on a basic emission formula from IPCC and an emission factors of EMEP/EEA Corinair, except for transportation emission which analyzed with an assistance of the Mobilev 3.0 software. The emission source was classified into three cluster referred to the IPCC Guideline (2006): area sources, point sources and mobile sources. The total emission calculated was 220,20 tonnes PM10 annually.  This value was contributed by the mobile sources (55%), followed by area sources (39%) and point sources (6%). The emission value reduced to 182,61 tonnes PM10 annually in 2019 with approaches of topdown method. Transportation was the main contributor of PM10 emission either on 2014 or 2019. Result shows an advantage of using a topdown approaches, which is to reduce research uncertainties and to increase on mitigation validity and reliability. Bottom up approach provides an access to a unique emission source which generally unidentified and not documented in secondary data, for example : charcoal and woodwaste consumption and the street food vendors
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MENGKAJI TUTUPAN VEGETASI KAWASAN URBAN KOTA SURAKARTA 2017 MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL 2A Cynthia Permata Sari; Wiryanto Wiryanto; Prabang Setyono
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 9 No. 1 (2019): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.9.1.152-158

Abstract

Citra resolusi tinggi Sentinel 2A merupakan salah satu media untuk menilai kerapatan vegetasi kawasan perkotaan. Kecamatan Laweyan merupakan kawasan urban Surakarta dengan ragam dan intensitas kegiatan antropogenik tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan tutupan vegetasi Kecamatan Laweyan sebagai data dasar penentuan kebijakan ruang terbuka hijau untuk penyeimbang aktivitas antropogenik pada kawasan urban. Penelitian dilakukan dengan metode penginderaan jauh untuk menentukan nilai NDVI dengan menggunakan software ENVI 5.3 dan ArcMap 10.4. Data perekaman citra Sentenel 2A pada tanngal 7 Agustus 2017. Sampel yang digunakan sejumlah 30 titik dan survei lapangan dilaksankan pada 24 Desember 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan rentang NDVI -0,15 hingga 0,7 di Kecamatan Laweyan. Distribusi NDVI terbesar adalah pada rentang nilai 0,11 – 0,2 yang merujuk pada kategori vegetasi rendah dengan komposisi mencapai 31,3 %. Tingkatketelitian interpretasi NDVI dalam penelitian ini mencapai 83,2%. Hasil penelitian menunjukkan rendahnya ketersediaan ruang terbuka hijau Kecamatan Laweyan yang mengindikasikan kurangnya daya dukung lingkungan biotik untuk menanggulangi dampak aktivitas antropogenik perkotaan.
Menurunkan Indeks Glikemik Beras Putih Melalui Proses Pratanak Margono Margono; Fawnia Hanifah; Ameilia Ayu Safitri; Bregas Siswahjono Tatag Sambodo; Paryanto Paryanto; Joko Waluyo; Ari Diana Susanti; Prabang Setyono
Equilibrium Journal of Chemical Engineering Vol 4, No 2 (2020): Volume 4 No 2 December 2020
Publisher : Program studi Teknik Kimia UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/equilibrium.v4i2.45464

Abstract

Abstrak. Nasi merupakan sumber karbohidrat dan makanan pokok masyarakat di seluruh dunia, khususnya di Asia. Konsumsi karbohidrat khususnya beras dapat menimbulkan efek penyakit diabetes tipe 2. Hal ini disebabkan karena indeks glikemik nasi putih lebih tinggi yaitu 56. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh nasi ciherang setengah matang dan ekstrak daun keji beling. Beras direndam selama 6 jam sehingga kadar air meningkat menjadi 30%. Beras dimasak dalam autoclave pada suhu 116 oC selama 15 menit. Nasi kemudian dikeringkan pada suhu 50 oC selama 24 jam. Metode ini tidak berpengaruh pada penurunan indeks glikemik tetapi meningkatkan indeks glikemik lebih tinggi dari 54, mis. 56 oleh penguji 1 dan 80 oleh penguji 2. Abstract. Rice is a carbohydrate source and staple food for around the world of people, specially in Asia. Carbohydrate consumption , especially rice, can have effects of diabetes desease type 2. It is caused by the glycemic index of white rice is higher of 56. This research was conducted to study the effects of parboiled ciherang rice and extract of keji beling leaf. The rice was submerged for 6 hours so the mouisture increased to 30%. It was cooked in an autoclave at 116 oC for 15 minutes. The cooked rice then it was dried at 50 oC for 24 hours. This method didn’t have effects on reducing glycemic index but it increased the glycemic index higher than 54, e.g. 56 by tester 1 and 80 by tester 2.Keywords: rice, glycemic index, parboiled, ciherang.
PENINGKATAN NILAI EKONOMIS DAN DAYA SAING PRODUK AGRARIS MELALUI PENDIDIKAN KREATIF BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN DELINGAN, KARANGANYAR Muhamad Iqbal Febriansyah; A’la Mufadilah; Fathia Rizka Tathma; Milati Jaisyul’usrah Sirojd; Refiana Nafis Safiera; Riska Fenoria Aprilia; Suci Wahyu Rahmandani; Muhammad Nashir; Prabang Setyono; Widhi Himawan; Natasha Nancy
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 10, No 2 (2021): November
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v10i2.41953

Abstract

Kapasitas teknis pengolahan lanjut hasil panen menjadi sekat bagi upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan petani. Kondisi tersebut ditemukan pula pada masyarakat tani pada lokasi pengabdian di Kelurahan Delingan, Karanganyar. Hal tersebut bersumber dari rendahnya tingkat kepedulian dan partisipasi warga dalam pendidikan formal maupun non formal, termasuk pada pendidikan usia dini dan remaja. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah melaksanakan peningkatan kapasitas pengolahan pertanian dan perekonomian masyarakat melalui pendidikan berbasis masyarakat. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian adalah : pendidikan berbasis masyarakat, metode difusi ipteks, dan workshop. Hasil kegiatan pengabdian ini berupa pelaksanaan  program kerja yang terdiri dari  : pembuatan pupuk kompos, penanaman bibit tanaman, penanaman tanaman hias dengan jelly warna – warni (hydrogel), dan pengolahan nugget sayuran, serta 2 program penunjang (forum belajar dan BTQ). Kesimpulan dari seluruh kegiatan ini adalah bahwa kegiatan tersebut telah terlaksana dengan baik namun perlu dilakukannya pengawasan secara langsung oleh pemerintah setempat agar warga tetap konsisten dalam membangun Kelurahan Delingan.