Dyah Weny Respatie
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh Lima Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Senyawa Aktif Daun Sirsak (Annona muricata L.) Galuh Asrinda Titi Masito, Dyah Weny Respatie, Rohlan Rogomulyo
Vegetalika Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.829 KB) | DOI: 10.22146/veg.5417

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan lima macam pupuk organik terhadap pertumbuhan dan kandungan senyawa aktif daun sirsak (Annona muricata L.). Penelitian lapangan dilaksanakan pada bulan Juni hingga Oktober 2013 di Klaseman, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Analisis senyawa aktif kuantitatif daun sirsak dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2013 di Laboratorium Chem-mix Pratama, Bantul, Yogyakarta. Penelitian menggunkan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan lima macam pupuk organik yaitu pupuk kandang kambing (P2), pupuk kandang sapi (P3), pupuk kandang ayam (P4), pupuk kascing (P5) kompos (P6) dan pupuk urea sebagai kontrol (P1) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik memberikan pengaruh yang sama baiknya dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan tanaman sirsak. Pupuk organik meningkatkan kandungan senyawa aktif daun sirsak secara kuantitatif yaitu tanin dan flavonoid dengan hasil yang terbaik pada pupuk kompos.Kata kunci: daun sirsak, pupuk organik, senyawa aktif.
Pengaruh Takaran SP-36 terhadap Pertumbuhan Tanaman, Pembungaan dan Kandungan Lutein Tagetes erecta L. dan Cosmos sulphureus Cav. di Dataran Tinggi Rima Pratiwi; Dyah Weny Respatie; Sri Trisnowati
Vegetalika Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.199 KB) | DOI: 10.22146/veg.24658

Abstract

Penggunaan pewarna dalam industri makanan merupakan salah satu cara untukmenarik minat konsumen agar membeli produk makanan tersebut. Pewarna makananyang baik adalah pewarna yang tidak menimbulkan efek negatif bagi tubuh ketikadikonsumsi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Bunga marigold dan bunga kosmos dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami makanan warna kuning.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran pupuk SP-36 terhadappertumbuhan tanaman, pembungaan dan kandungan lutein dua jenis kenikir (T. erectaL. dan C. sulphureus Cav.) di dataran tinggi dan menentukan jenis kenikir dan takaranpupuk SP-36 yang dapat memberikan pertumbuhan tanaman, pembungaan dankandungan lutein dua jenis kenikir (T. erecta L. dan C. sulphureus Cav.) terbaik didataran tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2014 di KebunPercobaan BPPTPH (Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan danHortikultura) Ngipiksari Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta sertapengamatan tanaman sampel di Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman,Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada danpengamatan kandungan lutein di Laboratorium Proses Separasi, Fakultas Teknik,Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (splitplot) dengan jenis kenikir sebagai petak utama dan perlakuan takaran pupuk SP-36sebagai anak petak. Jenis kenikir yang digunakan yakni Marigold (T. erecta L.) danKosmos (C. sulphureus Cav.) dengan lima perlakuan takaran pupuk SP-36, yakni 0kg/ha, 75 kg/ha, 150 kg/ha, 225 kg/ha dan 300 kg/ha. Data hasil pengamatan dianalisisdengan analisis varian dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila terdapat beda nyatadilanjutkan dengan analisis uji jarak Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengantingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk SP-36tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan marigold, takaran pupuk SP-36 75 kg/hamampu menghasilkan berat total bunga marigold terbaik 541,41 kg/ha. Hasil penelitianjuga menunjukkan takaran pupuk SP-36 berpengaruh terhadap kandungan luteinbunga marigold meskipun tidak meningkatkan nilai kandungan luteinnya. Padakosmos pemberian takaran pupuk SP-36 sampai dengan takaran 225 kg/haberpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pada pembungaan, pupuk SP-36takaran 75 kg/ha mampu menghasilkan berat total bunga terbaik sebesar 39,02 kg/ha.Pemberian takaran pupuk SP-36 belum berpengaruh terhadap kandungan lutein bungakosmos.
Pengaruh Intensitas Naungan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) di Lahan Pasir Pantai Bugel, Kulon Progo Adwitya Handriawan; Dyah Weny Respatie; Tohari Tohari
Vegetalika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.753 KB) | DOI: 10.22146/veg.25346

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kedelai, menentukan kultivar kedelai paling toleran terhadap naungan diantara tiga kultivar yang diuji, dan menentukan waktu naungan kritis terbaik dalam pemilihan kultivar kedelai toleran naungan. Penelitian lapangan dilaksanakan pada 12 Juli – 9 Oktober 2015 di lahan pasir pantai, Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian terdiri atas dua faktor yaitu naungan dan kultivar dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan tiga ulangan. Faktor utama sebagai petak utama adalah naungan yang terdiri dari tiga taraf, yaitu 0%, 25%, dan 50% sedangkan anak petak adalah kultivar kedelai Dena 1, Anjasmoro, dan Grobogan. Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada taraf signifikansi (α) 5% dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan apabila terdapat beda nyata antar perlakuan. Naungan kritis ditentukan menggunakan persamaan regresi antara intensitas naungan dengan berat kering biologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman tiga kultivar kedelai tidak berbeda secara signifikan. Naungan 25% (53.700 lux) tidak menurunkan pertumbuhan tanaman kedelai namun naungan 50% (26.663 lux) menurunkan pertumbuhan tanaman kedelai secara signifikan. Naungan 25% dan 50% mengakibatkan penurunan hasil biji taksiran kedelai Dena 1 sebesar 17,41% dan 34,38%, Anjasmoro 22,87% dan 45,74%, serta Grobogan 12,33% dan 23,79%. Berdasarkan tingkat naungan kritisnya maka kultivar Grobogan merupakan kultivar paling toleran terhadap naungan daripada kultivar Dena 1 dan Anjasmoro serta berat kering biologis pada umur 4 mst dapat digunakan untuk menentukan kultivar kedelai toleran naungan.
Pengaruh Konsentrasi Pyraclostrobin terhadap Kandungan Protein, Lemak dan Fenolik Total Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Klon ICCRI 04 dan Scavina 6 Ratnasani Ambarwati Siniwi; Eka Tarwaca Susila Putra; Dyah Weny Respatie
Vegetalika Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.611 KB) | DOI: 10.22146/veg.26169

Abstract

Produksi dan kualitas kakao di Indonesia saat ini mengalami penurunan karena serangan hama Phytophtora palmivora. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan aplikasi fungisida berbahan aktif pyraclostrobin sebagai penanganan penyakit oleh Phytophtora palmivora sekaligus sebagai Plant Growth Reguator. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi pyraclostrobin yang optimum dalam perbaikan kandungan protein, lemak, dan fenolik total biji kakao pada setiap set penelitian  klon ICCRI 04 dan klon Scavina 6. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan tiga blok sebagai ulangan. Satu set percobaan diperlakukan konsentrasi pyraclostrobin dan diaplikasikan pada dua macam klon kakao asal SE yaitu ICCRI 04 dan Scavina 6 secara terpisah. Adapun konsentrasi pyraclostrobin yang diuji pada penelitian ini adalah 0, 63, dan 126 ppm. Penyemprotan pyraclostrobin dilakukan sebanyak empat kali, yaitu 1) saat terbentuknya primordia bunga, 2) saat bunga memasuki fase anthesis pada hari ke-21, 3) saat terbentuknya pentil kakao pada hari ke-50, dan 4) saat hari ke-75 setelah pembungaan.  Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada taraf kepercayaan  95%, dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) jika hasil analisis varian menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan. Konsentrasi pyraclostrobin yang optimal untuk perbaikan kualitas biji kakao (dengan indikasi berupa kenaikan konsentrasi, protein, lemak, dan fenolitk total) serta hubungan antar variabel pengamatan ditentukan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa kenaikan konsentrasi pyraclostrobin yang diberikan pada tanaman kakao klon ICCRI 04 sampai dengan 126 ppm secara nyata meningkatkan aktivitas nitrat reduktase serta kandungan protein dan lemak dalam biji. Sedangkan kenaikan konsentrasi pyraclostrobin sampai dengan 126 ppm pada klon Scavina 6 tidak memberikan perbaikan terhadap indikator kualitas biji kakao yaitu kandungan protein, lemak, dan fenolik total biji kakao.  
Pengaruh Waktu Penyiangan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Kurnia Dyah Puspita; Dyah Weny Respatie; Prapto Yudono
Vegetalika Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.269 KB) | DOI: 10.22146/veg.28015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu penyiangan terhadappertumbuhan dan hasil dua kultivar kedelai, menentukan periode kritis dua kultivarkedelai dan mengetahui komposisi gulma dominan pada pertanaman dua kultivarkedelai.Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 – Februari 2016 di KebunPercobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitianmenggunakan Rancangan Split Plot 2 faktor yaitu kultivar kedelai (Grobogan danArgomulyo) sebagai petak utama dan perlakuan waktu penyiangan (penyiangan sejaktanam hingga umur 2, 4, 6 minggu dan panen, serta tanpa penyiangan sejak tanamhingga umur 2, 4 , 6 minggu, dan panen) sebagai anak petak.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa waktu penyiangan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasildua kultivar kedelai. Penyiangan yang dilakukan pada periode kritis tanaman kedelaimenunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanamankedelai yang tidak dilakukan penyiangan. Periode kritis tanaman kedelai kultivarGrobogan dan kultivar Argomulyo yaitu pada umur 0-6 minggu setelah tanam. Gulmayang dominan pada pertanaman kedelai Grobogan yaitu Bulbostylis puberula. Gulmayang dominan pada pertanaman kedelai Argomulyo yaitu Cyperus rotundus.
Pengaruh Takaran Kombinasi Pupuk NPK dan Pupuk Organik Alami Diperkaya Mikroba Fungsional terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) Irma Erselia; Dyah Weny Respatie; Rohlan Rogomulyo
Vegetalika Vol 6, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.436 KB) | DOI: 10.22146/veg.30915

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2015 di KebunPercobaan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, di Banguntapan, Bantul,Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan takaran kombinasi pupuk NPKdan pupuk organik alami diperkaya mikroba fungsional (POD) yang memberikanpertumbuhan dan hasil jagung optimal, dan mengetahui efektivitas POD dalammeningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung. Perlakuan disusun dalam rancanganacak kelompok lengkap faktor tunggal dengan 3 blok sebagai ulangan. Faktor yang diuji berupa takaran kombinasi pupuk NPK (NPK majemuk + urea) dan POD yangterdiri atas 7 aras yaitu tanpa pupuk (P0), 300 kg/ha NPK + 250 kg/ha urea (P1), 2ton/ha POD (P2), 300 kg/ha NPK + 250 kg/ha urea + 2 ton/ha POD (P3), 225 kg/haNPK + 187,5 kg/ha urea + 2 ton/ha POD (P4), 150 kg/ha NPK + 125 kg/ha urea + 2ton/ha POD (P5) dan 75 kg/ha NPK + 62,5 kg/ha urea + 2 ton/ha POD (P6). Datapengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dengan taraf signifikasi 5% dan apabilaterdapat beda nyata dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test dengan tarafsignifikasi yang sama. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan dan hasil pipilankering biji jagung optimal (6,12 ton/ha) dicapai oleh perlakuan 300 kg/ha NPK + 250kg/ha urea (P1). Takaran kombinasi pupuk 225 kg/ha NPK + 187,5 kg/ha urea + 2ton/ha POD (P4) memberikan pertumbuhan dan hasil jagung (6,09 ton/ha) yang samabaiknya dengan takaran NPK standar (P1). POD sebanyak 2 ton/ha yangdikombinasikan dengan ¾ NPK standar (P4) efektif meningkatkan pertumbuhan danhasil jagung dengan nilai RAE mendekati 100%.
Pengaruh Tingkat Naungan dan Takaran Pupuk Kandang Kambing Etawa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) di Lahan Pasir Pantai Suhesti Mustika Ningrum; Tohari Tohari; Dyah Weny Respatie
Vegetalika Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1016.332 KB) | DOI: 10.22146/veg.34876

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat naungan kritis dan rekomendasi pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai Kultivar Dena-1 yang dibudidayakan di Lahan Pasir Pantai Samas, Bantul. Tujuan jangka panjang, informasi ini dapat digunakan sebagai tolok ukur petani dalam menentukan komposisi tanaman untuk sistem tumpangsari, pemilihan lokasi tanam, dan takaran pupuk kandang. Penelitian dilaksakan mulai bulan Maret-September 2016.Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split plot design). Faktor utama (main plot) adalah naungan dengan tingkat 0%, 25%, dan 50%. Faktor kedua (sub plot) adalah pupuk kandang kambing Etawa takaran 0 ton/ha, 10 ton/ha, dan 20 ton/ha. Data yang dikumpulkan meliputi parameter lingkungan, fisiologi, dan agronomi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan berpengaruh nyata terhadap luas daun 42 hst, bobot kering tajuk, panjang akar, bobot kering tanaman 63 hst, bobot segar tanaman 42 dan 63 hst, bobot kering tanaman 63 hst, jumlah polong hampa dan berisi, umur mulai berbunga, umur mulai terbentuk polong, dan umur panen. Takaran pupuk kandang kambing Etawa berpengaruh nyata pada luas daun dan indeks luas daun 21 hst, jumlah daun, panjang akar, bobot segar dan kering tanaman 63 hst. Bobot segar akar 21 dan 42 hst, rasio akar/tajuk, jumlah polong hampa dan berisi, dan hasil kedelai. Terdapat interaksi antar perlakuan pada kadar klorofil a dan klorofil total 42 hst, koefisien a dan c tinggi tanaman 42 hst, panjang akar 63 hst. Tingkat naungan kritis terjadi pada naungan 59,25% pada takaran pupuk kandang kambing Etawa 20 ton/ha dan naungan 58,16% pada takaran pupuk 0 ton/ha. Kombinasi perlakuan yang paling baik adalah taraf naungan 25% dengan pupuk kandang kambing Etawa 10 ton/ha.
Pengaruh Metode Pengendalian Gulma terhadap Dominansi Gulma serta Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Dela Yusuf Efendy; Prapto Yudono; Dyah Weny Respatie
Vegetalika Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.44998

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode pengendalian gulma yang efektif dan efisien untuk menekan kompetisi yang diakibatkan oleh keberadaan gulma pada pertanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Tri Dharma Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Banguntapan, Bantul, dan Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan April hingga Juli 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan perlakuan satu faktor dan tiga blok sebagai ulangan. Faktor yang digunakan adalah metode pengendalian gulma yakni: W0 (tanpa pengendalian gulma) sebagai kontrol negatif, W1 (pengendalian gulma secara mekanis pada umur kedelai 1 MST), W2 (pengendalian gulma secara mekanis pada umur kedelai 1 dan 2 MST), W3 (pengendalian gulma secara mekanis pada umur kedelai 1, 2, dan 3 MST), W4 (pengendalian gulma secara mekanis pada umur kedelai 1, 2, 3 dan 4 MST), W5 (pengendalian gulma menggunakan bioherbisida kenikir konsentrasi 400 g.L-1 pada umur kedelai 1 MST), W6 (pengendalian gulma menggunakan herbisida sintetis dosis 200 mL.m-2 pada umur kedelai 1 MST), W7 (pengendalian gulma menggunakan herbisida sintetis dosis 300 mL.m-2 pada umur kedelai 1 MST), W8 (pengendalian gulma menggunakan herbisida sintetis dosis 400 mL.m-2 pada umur kedelai 1 MST), dan W9 (perlakuan bebas gulma) sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara perlakuan pengendalian gulma terhadap bobot kering gulma, bobot kering tanaman, laju pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan kehilangan hasil tanaman kedelai. Perla kuan pengendalian gulma secara mekanis hingga umur 3 MST (W3) paling efektif dan efisien menekan pertumbuhan gulma dan menghasilkan produktivitas tanaman kedelai setara dengan perlakuan bebas gulma.
Pengaruh Kombinasi Pupuk Anorganik dan Vinase Diperkaya Mikrobia terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) Dyah Weny Respatie; Muhammad Saifur Rohman; Donny Widianto; Jaka Widada
Vegetalika Vol 9, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.60497

Abstract

Penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang akan berdampak buruk bagi lahan pertanian, oleh karena itu diperlukan eksplorasi pupuk alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi pupuk NPK dan vinase diperkaya mikrobia yang memberikan pertumbuhan dan hasil jagung optimal serta mengetahui efektivitasnya dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung. Penelitian dilaksanakan pada Februari - Juni 2020. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan tiga blok sebagai ulangan. Faktor yang diuji berupa kombinasi pupuk NPK standar (NPK majemuk + urea) dan vinase diperkaya mikrobia yang terdiri atas enam aras yaitu tanpa pupuk (P0), NPK standar yang terdiri dari 300 kg/ha NPK + 250 kg/ha urea (P1), vinase diperkaya mikrobia sesuai dosis anjuran 15000 L.ha-1 (P2), ¾ NPK standar + 15000 L.ha-1 vinase diperkaya mikrobia (P3), ½ NPK standar  + 15000 L.ha-1 (P4) dan ¼ NPK standar  + 15000 L.ha-1 vinase diperkaya mikrobia (P5). Data pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA pada taraf  α = 5%  apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf  α = 5%. Kombinasi  3/4 NPK standar  + 15000 L.ha-1 (P3) memberikan pertumbuhan dan hasil jagung optimal yang sama baiknya dengan NPK standar (P1). Vinase diperkaya mikrobia sebanyak 15000 L.ha-1 yang dikombinasikan dengan ¾ NPK standar (P3) efektif meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung dengan nilai RAE >100%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa vinase diperkaya mikrobia mampu mensubstitusi penggunaan pupuk kimia sebesar 25 % pada pertanaman jagung.
Aplikasi Daminozide dalam Upaya Pembentukan Kenikir (Cosmos sulphureus Cav.) menjadi Tanaman Hias Pot Tio Eka Sinurat; Aziz Purwantoro; Dyah Weny Respatie
Vegetalika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.62736

Abstract

Kenikir merupakan salah satu tanaman hias yang dapat dikembangkan menjadi tanaman hias pot. Akan tetapi dengan tinggi yang mencapai satu meter, apabila dijadikan tanaman hias pot terlihat kurang menarik. Maka perlu adanya modifikasi tinggi tanaman pada tanaman kenikir. Salah satu cara untuk mengurangi tinggi tanaman adalah penggunaan zat penghambat pertumbuhan atau retardant berupa daminozide. Metode aplikasi yang tepat pada tanaman dapat upaya pembentukan tanaman hias pot yang sesuai dengan kriteria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode aplikasi yang paling baik dalam upaya pembentukan kenikir menjadi tanaman kenikir pot. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari-Agustus 2020 di Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dua faktor. Faktor pertama adalah perbedaan waktu perendaman benih dengan daminozide (1500 ppm) yang terdiri dari empat aras perlakuan yaitu, perendaman air selama 36 jam, perendaman daminozide 12 jam, 24 jam, dan 36 jam. Faktor kedua adalah adanya penyemprotan daminozide (1500 ppm) setiap minggunya yang terdiri dari dua aras perlakuan yaitu, tanpa penyemprotan dan penyemprotan daminozide setiap minggu. Data yang diperoleh dilakukan analisis varian (ANOVA), jika hasil berbeda nyata dilakukan uji lanjut dengan uji lanjut Tukey HSD (Honestly Significant Difference) dengan alfa 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi waktu perendaman 24 jam diikuti dengan penyemprotan menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria tanaman hias pot.