Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

The Study of Critical Eco-Linguistic in Green Discourse: Prospective Eco-Linguistic Analysis Tommi Yuniawan; Fathur Rokhman; Rustono Rustono; Hari Bakti Mardikantoro
Humaniora Vol 29, No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.926 KB) | DOI: 10.22146/jh.27441

Abstract

Eco-linguistic studies are influenced by one of the other interdisciplinary sciences, namely critical discourse analysis. The combination of these two sciences is called critical eco-linguistic studies. Critical eco-linguistic examines the discourse about the environment and various forms of discourse and their ideology which concerns people and the environment. The environmental discourse with all its manifestations (oral text, written text) is called green discourse. To that end, critical eco-linguistic dictates the linguistic aspects contained in the green discourse. Utilization of lingual units in green discourse will affect the sense and logic of people involved in the discourse, ie the writers and readers or the speakers and the speakers. What is recorded in their cognition, will affect their attitudes and actions to the environment. If green discourse is constructive, then their attitude and actions to the environment are constructive. Conversely, if green discourse is more destructive and exploitative, then their attitudes and actions towards the environment will also be affected towards destruction and exploitation. For this reason, critical eco-linguistic studies in green discourse deserve to be given space as a form of prospective eco-linguistic analysis.
Strategi Kesantunan Pemandu Acara Talkshow Kick Andy dan Mata Najwa di Metro Tv Mei Anjar Kumalasari; Rustono Rustono; B. Wahyudi Joko Santoso
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 3, No 1 (2018): VOLUME 3 NUMBER 1 MARCH 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.704 KB) | DOI: 10.26737/jp-bsi.v3i1.446

Abstract

Tujuan pada penelitian ini ialah menganalisis strategi kesantunan yang digunakan pemandu acara talkshow di Metro TV. Pendekatan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan pragmatis, sedangkan pendekatan metodologis yang digunakan ialah pendekatan deskriptif analitis secara kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan metode padan pragmatis dengan teknik dasar pilah unsur penentu dan teknik lanjutan berupa teknik hubung banding memperbedakan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pemandu acara talkshow di Metro TV menggunakan berbagai strategi kesantunan dengan intensitas yang berbeda-beda. Strategi kesantunan yang paling banyak digunakan pemandu acara Kick Andy ialah strategi kesantunan positif. Hal ini dikarenakan sebagai pemandu acara Andy berupaya memuaskan muka positif mitra tutur sehingga komunikasi di antara mereka menjadi lebih santun dan komunikatif. Sementara itu, strategi kesantunan yang banyak digunakan pemandu acara talkshow Mata Najwa ialah strategi langsung dan strategi kesantunan positif. Banyaknya tuturan Najwa yang menunjukkan penggunaan strategi langsung itu tidak terlepas dari ciri khas Najwa sebagai seorang wartawan yang tegas dan berani dalam berbicara. Adapun penggunaan strategi kesantunan positif sering dilakukan Najwa agar saat menggali informasi yang sedalam-dalamnya dari narasumber ia tetap tegas dan santun.
PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM ARTIKEL ILMIAH Mohammad Fakhrudin; Rustono Rustono; Junaedi Setiyono; Umi Faizah
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/btr.v8i2.7503

Abstract

Penelitian ini  bersifat pres­kriptif dengan tujuan mendeskripsi penggunaan konjungsi dalam artikel ilmiah. Dalam penelitian ini, data bersumber pada artikel ilmiah yang diakses dari jurnal ilmiah yang terdiri atas 5 rumpun ilmu dan 51 subrumpun ilmu sebagaimana dikelompokkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 257/M/KPT/2017. Data dikumpulkan dengan teknik dokumen; dianalisis dengan metode distribusional. Selanjutnya, hasil analisis disajikan dengan metode informal. Dari data dan pembahasannya, disimpulkan bahwa konjungsi antarkalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah sebanyak 53,17%, sedangkan konjungsi antarparagraf yang ditemukan, tidak ada yang sesuai dengan kaidah. Ada konjungsi yang digunakan secara tidak konsisten pada artikel yang sama, yakni (1) konjungsi selanjutnya, kemudian, selain itu, dan namun. Konjungsi itu digunakan sebagai kojungsi antarkalimat dan digunakan juga sebagai konjungsi intrakalimat, (2) konjungsi sedangkan digunakan sebagai konjungsi intrakalimat dan digunakan pula sebagai konjungsi antarkalimat, dan (3) konjungsi sehingga dan maka digunakan sebagai konjungsi antarkalimat di samping digunakan sebagai konjungsi intrakalimat.Kata kunci: konjungsi antarkalimat, konjungsi antarparagraf, preskriptif, artikel ilmiah.
Analisis Wacana Kritis Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman Yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi Tato Nuryanto; Rustono Rustono; Wahyudi Wahyudi
Paramasastra : Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Vol. 8 No. 2 (2021): Vol.8 No.2 Bulan September 2021
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/paramasastra.v8n2.p129-145

Abstract

Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk pada Pemberitaan Kompas.com berjudul “Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi” berisi tentang karakteristik dan pendekatan model Van Dijk yang menggambarkan tiga aspek yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Beberapa hal yang penting yaitu 1. Analisis Wacana Kritis menggambarkan Struktur makro menggambarkan secara umum tentang tema “Pahlawan” pada masing-masing topik berita, dan didalamnya tedapat point-point penting yang merujuk kembali pada tema besarnya. 2. Superstruktur wacana kritis, peneliti menginterpretasikan tema atau topik yang dikedepankan oleh media dan skema atau urutan berita yang ditampilkan di dalam teks berita tersebut. Pada wacana berita Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi , posisi tema atau topik pada umumnya terletak di bagian judul berita. Sedangkan bagian isi dan penutup media menyampaikan penganugerahan gelar pahlawan untuk Usmar Ismail. 3. Struktur mikro wacana kritis pada berita Kompas.com, 28 Oktober 2021, pada umumnya mereprentasikan keterlibatan beberapa elemen wacana, yakni aspek semantik (latar, praanggapan, detil dan maksud), aspek sintaksis (bentuk kalimat aktif dan pasif, kata ganti koherensdan nominalisasi) aspek stilistik (leksikon) sedangkan aspek retoris (grafis, metafora dan ekspresi). Sehingga berita yang diperoleh dari kompas.com dari ketiga struktur wacana model Van Dijk yaitu struktur makro, superstruktur dan micro berserta elemennya berkenaan dengan “Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi” tema tersebut pantas untuk diangkat sebagai berita utama,tetapi ketika keseluruhan wacana dianalisis secara kritis maka dialek pada berita tersebut berhubungan dengan situasi, institusi dan struktur sosial yang membentuknya yang digunakan untuk mendukung profil seorang pahlawan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan objek penelitian ini adalah Sosok Usmar Ismail yang layak dan pantas diberi anugerah sebagai Pahlawan. Data primer penelitian ini adalah berita dari kompas.com. (28/10/2021, 17:12 WIB) sedangkan data sekunder penelitian ini antara lain buku, jurnal, makalah, media online sebagai tambahan data serta pendukung analisis dalam penelitiannya. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan cara, memilih, memilah dan menginterpretasi. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi seorang tokoh, mengklarifikasi data dari tokoh tersebut sesuai dengan tiga aspek (superstruktur, struktur mikro dan struktur Makro) sesuai dengan kajian struktur Van Djik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kajian struktur Van Djik dalam penelitian ini cukup lengkap. Superstruktur yang digunakan pada berita “Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi” antara lain headline, sub headline, body copy, signatureline dan base line. Struktur mikro yang terdiri dari unsur verbal dan nonverbal. Struktur makro yang terdiri atas sosok pahlawan dan kiprahnya. Struktur wacana yang lengkap memudahkan pembaca untuk mengenali siapa sebenarnya sosok pahlawan tersebut. Sosok Usmar Ismail selama ini dikenal sebagai Bapak Perfilman Nasional. Sineas kelahiran Bukittinggi, 20 Maret 1921 ini menjadi salah satu tokoh penting bagi perfilman Indonesia Kata kunci : Kajian Struktur Van Djik, Pahlawan
Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi pada Takarir Instagram Universitas Negeri Semarang Edisi Bulan Oktober 2022 Legi Aspriyanti; Andi Naga Wulan; Imam Baehaqie; Rustono Rustono
Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 12 No. 2 (2022): Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.996 KB) | DOI: 10.22437/pena.v12i2.21755

Abstract

Tujuan penulisan ini untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang berfokus pada tataran morfologi di media sosial Universitas Negeri Semarang. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Hasil temuan menunjukkan bahwa terdapat beberapa kesalahan dalam proses morfologis ditakarir media sosial Universitas Negeri Semarang. Kesalahan tersebut terletak pada afiksasi dan penulisan leksem yang tidak sesuai dengan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tulisan ini hadir sebagai rujukan tambahan agar penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di media sosial semakin digalakkan.
THE CULTURAL SHIFT OF THE POEM “DIORAMA” BY SOSIAWAN LEAK: THE STUDY OF VAN DIJK's CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS: PERGESERAN KULTURAL PUISI “DIORAMA” KARYA SOSIAWAN LEAK: KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS VAN DIJK Adhetia Sukmafitriani Sugianto; Rustono Rustono; Benardus Wahyudi Joko Santoso
Jurnal Kata Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.41 KB) | DOI: 10.22216/kata.v6i1.639

Abstract

This study aims to reveal the meaning of cultural shift in the poem "Diorama" by Sosiawan Leak. The theory used for cultural shift is Van Dijk's critical discourse analysis model. This research has a descriptive qualitative design with a theoretical approach to Van Dijk's critical discourse analysis model. The source of research data is the poem "Diorama" by Sosiawan Leak. Van Dijk's critical discourse analysis consists of an analysis of the structure in the text, cognition, and the social context that surrounds the discourse. The data collection technique uses reading techniques in the form of heuristics related to linguistics or language conventions based on interpreter findings, while hermeneutics is based on readings made to interpret the "Diorama" poem based on the scalpel used. The data analysis technique used is content analysis, with the technique of presenting research results based on the discourse analysis of the Teun A. Van Dijk model. The results show that the poem "Diorama" reflects various forms of resistance and criticism of the colonization of the media crew in an effort to reveal oppression, violence, injustice, alienation, and education that is not intellectual.
Effects of Perlocutionary Hate Speech Media on National Discourse in 2021 on YouTube by Joseph Paul Zhang Eva Rafiqoh; Rustono Rustono; Tommi Yuniawan
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12 No 2 (2023): August 2023
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/seloka.v12i2.70234

Abstract

According to the Ministry of Technology and Information, the broadcast on Joseph Paul Zhang's YouTube channel contains hate speech. The hate speech has an effect on its listeners. Therefore, this study aims to examine the positive and negative effects of hate speech on the Joseph Paul Zhang channel. This study uses a descriptive-qualitative methodology and note-taking technique. The results of the study found positive effects, namely happy, calm, and relaxed effects, and negative effects, namely deceiving, embarrassing, upsetting, scaring, humiliating, prejudiced, and inviting people to do bad things.
Evaluasi Hasil Belajar pada Awal, Proses, dan Akhir Mata Kuliah Psikolinguistik di Universitas Muria Kudus Mila Roysa; Fathur Rokhman; Rustono Rustono; Hari Bakti Mardikantoro
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan evaluasi hasil belajar pada awal, proses, dan akhir mata kuliah psikolinguistik di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muria Kudus. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluatif dengan sumber data kartu data kriteria evaluasi hasil belajar. Berdasarkan pada hasil analisis data evaluasi hasil belajar pada awal, proses, dan akhir mata kuliah psikolinguistik di Universitas Muria Kudus diperoleh informasi bahwa aspek ketepatan perumusan indikator pencapaian kompetensi diperoleh persentase sebanyak 90% dengan kategori sangat baik. Pada aspek ketepatan penyusunan kisi-kisi penilaian hasil belajar diperoleh sebanyak 90% dengan kategori sangat baik. Aspek kualitas perangkat instrumen penilaian hasil belajar sebanyak 80% dengan kategori baik. Pada tahap-tahap pencapaian hasil belajar yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berkelanjutan mendapat nilai 80 dengan kategori baik. Aspek kaidah pengelolaan dan pemanfaatan hasil belajar dan aspek kaidah analisis butir soal masing-masing mendapat 90%. Berdasarkan pada data diatas, maka dapat diberikan rekomendasi untuk meningkatkan persentase menjadi 98% aspek penilaian hasil belajar. Rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti dalam evaluasi hasil belajar pada awal pembelajaran adalah perlunya mencantumkan hirarki kompetensi sesuai dengan Bloom yang disesuaikan dengan kemampuan berpikir kritis. Dapat dilakukan dengan cara meminta mahasiswa untuk memberikan masukan atau mencari sumber rujukan yang tepat. Rekomendasi yang dapat diberikan dalam evaluasi hasil belajar pada proses pembelajaran adalah sebaiknya dosen memperhatikan sepuluh kriteria evaluasi hasil belajar pada proses pembelajaran dengan baik. Kualitas perangkat instrumen penilaian harus dirancang dengan sebaik- baiknya memenuhi unsur komprehensif, valid, reliabel, fokus pada kompetensi, objektif, mendidik, terpadu, keterlibatan peserta didik, umpan balik, dan tindak lanjut. Berikut ini akan disajikan tabel evaluasi hasil belajar pada akhir pembelajaran. Rekomendasi yang dapat diberikan pada evaluasi hasil belajar pada akhir pembelajaran adalah hendaknya dosen dapat melakukan penilaian dengan baik dan memberikan umpan balik dengan tujuan memantik semangat belajar mahasiswa pada perkuliahan yang akan datang. Butir soal sebaiknya dianalisis dengan konsisten. Tidak hanya pada posttest tetapi juga saat pretest. Abstract. The purpose of this study is to describe the evaluation of learning outcomes at the beginning, process, and end of the psycholinguistics course in the Indonesian Language and Literature Education study program, Muria Kudus University. The research method used is evaluative research with data source card data of learning outcomes evaluation criteria. Based on the results of the data analysis on the evaluation of learning outcomes at the beginning, process, and end of the psycholinguistics course at Muria Kudus University, information was obtained that the accuracy aspect of the formulation of competency achievement indicators obtained a percentage of 90% with very good categories. In the aspect of the accuracy of the preparation of the learning outcomes assessment grid, it was obtained as much as 90% with a very good category. Aspects of the quality of the instrument for assessing learning outcomes as much as 80% with good categories. At the stages of achieving learning outcomes that include aspects of attitudes, knowledge, and skills on an ongoing basis, they get a score of 80 with a good category. Aspects of the rules of management and utilization of learning outcomes and aspects of the rules of item analysis each got 90%. Based on the data above, it can be given a recommendation to increase the percentage to 98% aspects of learning outcomes assessment. Recommendations that need to be followed up in evaluating learning outcomes at the beginning of learning are the need to include a competency hierarchy according to Bloom which is adapted to critical thinking skills. This can be done by asking students to provide input or look for appropriate reference sources. Recommendations that can be given in evaluating learning outcomes in the learning process are that lecturers should pay close attention to the ten criteria for evaluating learning outcomes in the learning process. The quality of the assessment instruments must be designed as well as possible to meet the elements of comprehensive, valid, reliable, focus on competence, objective, educating, integrated, student involvement, feedback, and follow-up. The following table will present the evaluation of learning outcomes at the end of the lesson. Recommendations that can be given to the evaluation of learning outcomes at the end of the lesson are that lecturers should be able to assess well and provide feedback with the aim of sparking students' enthusiasm for learning in future lectures. Items should be analyzed consistently. Not only in the posttest but also during the pretest.
Penguasaan Retorik Interpersonal Sebagai Strategi Kompetensi Komunikatif Guru Kelas dalam Pembelajaran Bahasa di Pendidikan Abad 21 Dina Mardiana; Fathur Rokhman; Rustono Rustono; Hari Bakti Mardikantoro
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Era digital abad 21 atau yang dikenal dengan era revolusi industri 4.0 semakin mendisrupsi banyak bidang, salah satunya bidang pendidikan. Pendidikan di abad 21 pun menyajikan banyak tantangan bagi kompetensi guru bahasa, tak terkecuali guru kelas yang juga mengajarkan bahasa untuk dapat mewujudkan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang efektif di SD/MI. Kompetensi guru kelas di era digital pembelajaran abad-21 ini tak hanya dituntut untuk mampu mengaplikasikan pengetahuan teknologi dan digitalnya, tetapi juga harus mampu mengaplikasikan pengetahuan pedagogiknya dalam kelas yang diampunya, salah satunya kompetensi komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar. Permasalahan utama yang dikaji dalam makalah ini adalah tantangan kompetensi komunikatif guru kelas dalam mewujudkan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dasar yang efektif di era digital abad 21. Tantangan tersebut dapat dijawab dengan baik apabila guru memiliki pemahaman tentang teori pragmatik interpersonal yang mencakupi retorik interpersonal sebagai strategi berkomunikasi yang efektif dan santun dalam kegiatan belajar mengajar. Ruang lingkup permasalahan yang sangat luas dibatasi hanya pada tantangan guru kelas dalam menguasai kompetensi komunikatif melalui langkah-langkah dalam retorik interpersonal. Abstract. The digital era of the 21st century or well-known as the industrial revolution era 4.0 is increasingly disrupting many fields, one of which is the education field. Education in the 21st century also presents many challenges for the competence of language teachers, unexpected to classroom teachers who also teach language to be able to realize effective learning of Indonesian language and literature in the primary school (SD/MI). The competence of classroom teachers in the digital era of the 21st century is not only required to be able to apply their technological and digital knowledge, but also to be able to apply their pedagogical knowledge in the learning classroom they teach, one of which is communicative competence in teaching and learning activities. The main problem studied in this paper is the challenge of the communicative competence of classroom teachers in realizing effective learning of Indonesian language and literature at the primary schools in the digital era of the 21st century. This challenge can be answered properly if the teacher has an understanding of interpersonal pragmatic theory which includes interpersonal rhetoric as effective and polite communication strategies in teaching and learning activities. The very broad scope of the problem in this paper is limited only to the challenges of classroom teachers in mastering communicative competence through steps in the interpersonal rhetoric.
Prinsip, Karakteristik, dan Profil dalam Pelatihan Kepewaraan Formal Mahasiswa di Perguruan Tinggi Berorientasi Kecakapan Hidup Irfan Efendi; Fathur Rokhman; Rustono Rustono; Rahayu Pristiwati
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan mahasiswa dalam meningkatkan kepewaraan sebagai sebuah kecakapan hidup sesuai dengan capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) Keterampilan berbicara dan Retorika. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan prinsip, karakteristik dan profil pelatihan kepewaraan formal mahasiswa di perguruan tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka (library research). Dalam penelitian ini, studi pustaka yang digunakan adalah jurnal nasional dan internasional, buku, maupun hasil penelitian yang relevan. Setelah data-data pustaka terkumpul, penulis menyusun dan mengurutkannya menjadi temuan baru atau pijakan baru. Hasil penelitian kajian ini bahwa pelatihan yang baik harus memiliki pertama prinsip pelatihan, yaitu (1) perbedaan individu; (2) spesifikasi mahasiswa; (3) motivasi mahasiswa; (4) partisipasi aktif; (5) seleksi mahasiswa; (6) seleksi pengajar; (7) kompetensi pengajar; (8) metode pelatihan; dan (9) asas belajar. Kedua, menentukan karakteristik pelatihan kepewaraan mahasiswa, yaitu (1) memiliki pengetahuan kebahasaan; (2) memiliki pengetahuan nonkebahasaan; (3) memiliki motivasi; (4) memiliki keberanian; (5) memiliki kepercayaan diri; (6) memiliki keterampilan Media kepewaraan atau teknologi informasi; (7) menguasai panggung. Ketiga, menentukan profil pewara formal.. Untuk menjadi pewara professional yang berorientasi kecakapan hidup diperlukan sintax berupa OEKIER, yaitu Orientasi, Eksplorasi, Konseptual, Implementasi, serta Evaluasi dan Refleksi. Simpulan penelitian ini adalah prinsip, karakteristik, dan profil pelatihan kepewaraan disusun berdasarkan kajian kurikulum dan CPMK yang telah disusun berdasarkan kebutuhan mahasiswa untuk menjadikan keterampilan kepewaraan sebagai sebuah kecakapan hidup. Untuk menjadi seorang pewara profesional dibutuhkan pengetahuan kebahasaan dan nonkebahasaan, selain itu harus ditunjang pula dengan unsur penunjang pewara, yaitu etika, estetika, kecakapan personal,kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Proses mewujudkannya dilakukan dengan pelatihan kepewaraan dengan langkah sintaks OEKIER (Orientasi, Eksplorasi, Konseptualisasi, Implementasi, Evaluasi dan Refleksi). Abstract. This research is motivated by the needs of students in improving sanity as a life skill in accordance with the learning outcomes of the subjects (CPMK) Speaking and Rhetoric Skills. The purpose of this study is to describe the principles, characteristics and profiles of formal student training in tertiary institutions. The research method used is library research. In this research, literature studies used are national and international journals, books, and relevant research results. After the library data has been collected, the authors arrange and sort them into new findings or new footholds. The results of this study indicate that good training must have the first principles of training, namely (1) individual differences; (2) student specifications; (3) student motivation; (4) active participation; (5) student selection; (6) teacher selection; (7) teacher competence; (8) training methods; and (9) the principle of learning. Second, to determine the characteristics of student sanity training, namely (1) having linguistic knowledge; (2) have non-linguistic knowledge; (3) have motivation; (4) have courage; (5) have self-confidence; (6) possessing media skills or information technology; (7) dominate the stage. Third, determine the profile of a formal presenter. To become a professional presenter with life skills orientation, a syntax in the form of OEKIER is required, namely Orientation, Exploration, Conceptual, Implementation, as well as Evaluation and Reflection. The conclusion of this research is that the principles, characteristics, and profiles of civic training are compiled based on a study of the curriculum and CPMK which have been compiled based on the student's needs to make civic skills a life skill. To become a professional presenter, linguistic and non-linguistic knowledge is needed, besides that, it must also be supported by supporting elements of the presenter, namely ethics, aesthetics, personal skills, social skills, academic skills, and vocational skills. The process of making it happen is carried out by sanity training with the OEKIER syntax steps (Orientation, Exploration, Conceptualization, Implementation, Evaluation and Reflection).