Claim Missing Document
Check
Articles

The Characterization of Wastewater at the Pesanggaran Slaughterhouse Suardana, I Wayan
ANIMAL PRODUCTION Vol 9, No 2 (2007): May
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.279 KB)

Abstract

This research aimed to analyze the ability of wastewater treatment to reduce the pollutant component at the wastewater that produced by slaughtered activities, so that the hazards that impacted by the activities to the community that lived surrounding the area can be monitoring. This experiment used Randomize Completely Block Design, with 5 point collected samples as block and 5 times repeatly as treatment. Result of the research at 50 meters from the end of wastewater treatment to generally sewage for the temperature parameter (26.40 + 0.42 0C), pH (6.97 + 0.11), BOD5 (124.200 + 8.352 mg/l) and COD (255.000 + 20.07 mg/l) indicated equal with the standard. The result means the wastewater management at Pesanggaran slaughterhouse is effective to produce wastewater quality with the second standard (waste water standard for agriculture) of wastewater quality according to the Indonesian National Standard. (Animal Production 9(2): 116-122 (2007) Key Words : Slaughterhouse, temperature, pH, BOD5, COD
PEMANFAATAN ECENG GONDOK {Eichhomia crassipes (Mart) Solm} SEBAGAI TEKNIK ALTERNATIF DALAM PENGOLAHAN BIOLOGIS AIR LIMBAH ASAL RUMAH PEMOTONGAN HEWAN (RPH) PESANGGARAN DENPASAR - BALI [The Use of Water Hyacinth {Eichhomia crassipes (Mart) Solm} as an Alternative Technique for the Wastewater Biolgical Treatment at Pesanggaran Slaughterhouse] Suardana, IW
BERITA BIOLOGI Vol 9, No 6 (2009)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v9i6.853

Abstract

A part from its main product, meat, a slaughterhouse also produces by products and waste. The waste from slaughterhouse is categorized as organic waste, which is high in proteins, fats, and starches. This waste is potential as a source of pollutant. Slaughterhouse wastes can be treated by physically, chemically, and biologically.One of biological treatments is the use of water hyacinth (Eichhomia crassipes (Mart) Solm.), which is known to have an ability to remove organic and unorganic compound and heavy metals.The objective of this research was to evaluate the wastewater quality with water hyacinth treatment and to identify the interaction between action period and the density of water hyacinth during treatment. Four model ponds of 95 cm long x 50 cm wide x 50 cm high were used in this research. The parameters observed were pH, BOD5, and COD for the water quality. Each parameter was observed on day 0, 7, 14, 21, and 28, respectiv ely. The results of the research indicates that the water hyacinth had significant effect (P<0.01) on declining pH, BOD5 and COD of wastewater. The interaction between treatment and time observation lh showed significant effect (P<0.01) up to 28Â day of observation.
Faktor Risiko Infeksi Escherichia coli O157:H7 pada Sapi Bali di Petang, Badung, Bali Lestari Amin, Andi Isma; Agustina, Kadek Karang; Suardana, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (3) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.64 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko yang berperan dalam menyebarkan agen E. coli O157:H7 dan mengetahui asosiasi diantara faktor-faktor risiko terhadap penyebaran E. coli O157:H7 pada ternak sapi. Sampel yang dipergunakan adalah sebanyak 58 sampel feses sapi yang dilengkapi dengan data epidemiologi. Sampel berasal dari tujuh desa di Kecamatan Petang Kabupaten Badung, Bali. Tahapan isolasi E. coli dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Selanjutnya dilakukan pewarnaan Gram untuk mengetahui bentuk dan warna dari E. coli. Untuk membedakan bakteri fecal coli dan non fecal coli maka dilakukan identifikasi isolat dengan uji Indol, Methyl red, Voges-proskauer dan Simon citrate. Selanjutnya untuk mengkonfirmasi E. coli O157 maka isolat ditumbuhkan pada media sorbitol MacConkey Agar (SMAC) yang dilanjutkan dengan uji aglutinasi latek O157. Tahapan akhir yang dilakukan untuk memastikan E. coli O157 tersebut adalah E. coli O157:H7 maka diuji dengan uji antiserum H7. Hasil analisis data epidemiologi dengan Odds ratio menunjukkan bahwa sapi jenis kelamin jantan memiliki nilai Odds ratio 4,1 yang berarti  memiliki risiko menyebarkan E. coli O157:H7 4,1 kali lebih besar dibandingkan dengan sapi yang berjenis kelamin betina. Selain itu, sumber air minum ternak yang berasal bukan dari Perusahaan Air Minum memiliki nilai Odds ratio 2,4 yang berarti 2,4 kali berisiko menyebarkan E. coli O157:H7 dibandingkan dengan air minum yang bersumber dari Perusahaan Air Minum. Pada uji Chi square belum ditemukan adanya pengaruh nyata (P>0,05) dari asosiasi diantara faktor-faktor risiko tersebut. Dari penelitian ini ditemukan faktor yang beresiko terhadap penyebaran E. coli O157:H7 adalah jenis kelamin dan sumber air minum dan tidak terdapat asosiasi yang signifikan diantara faktor resiko tersebut.
Profil Kadar Aspartate Aminotransferase dan Alanine Aminotransferase Anjing Kintamani Amrulloh, Muhammad Faqih; Suartini, I Gusti Ayu Agung; Suardana, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (5) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.086 KB)

Abstract

Anjing kintamani adalah anjing lokal yang hidup di pegunungan Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Anjing kintamani merupakan salah satu plasma nutfah Indonesia yang sangat berpotensi dikembangkan untuk tujuan komersial, karena mempunyai penampilan menarik, sebagai anjing ras pertama milik Indonesia yang perlu di jaga kelestariannya. Penelitian ini penting untuk dilakukan, karena data fisiologis kadarAspartate Aminotransferase (AST) dan Alanine Aminotransferase (ALT)pada anjing kintamani berguna untuk menentukan diagnosa status kesehatan anjing kintamani secara akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profilkadarAspartate Aminotransferase (AST) dan Alanine Aminotransferase (ALT) anjing kintamani berdasarkan jenis kelamin dan umur (<6 bulan dan >12 bulan). Analisis serum menggunakan mesin semi automatic biochemistry analyzer by photometer 501 Germany. Rata-rata kadar Aspartate Aminotransferase (AST) anjing kintamani jantan <6 bulan dan >12 bulan yaitu 208,2(±58,4) U/L dan 128,0(±58,4) U/L sedangkan anjing rata-rata kadar Aspartate Aminotransferase (AST) kintamani betina umur <6 bulan dan >12 bulan berturut-turut yaitu 82,8(±58,4) U/L dan 93,8(±58,4) U/L.Rata-rata kadar Alanine Aminotransferase(ALT) anjing kintamani jantan umur <6 bulan yaitu 66,2(±28,5) U/L dan umur >12 bulan yaitu 111,0(±28,5) U/L. Sedangkan rata-rata kadar Alanine Aminotransferase(ALT) anjing kintamani betina umur <6 dan >12 bulan berturut-turut 97,4(±28,5) U/L dan 62,4(±28,5) U/L. Rata-rata kadar Aspartate Aminotransferase (AST) anjing kintamani jantan umur <6 bulan, lebih tinggi dibanding dengan anjing kintamani betina dan diatas 12 bulan lebih tinggi dibandingkan anjing kintamani betina. Rata-rata kadarAlanine Aminotransferase (ALT) anjing kintamani jantan umur <6 bulan lebih rendah dibandingan anjing kintamani betina. Sedangkan anjing kintamani jantan umur >12 bulan lebih tinggi dibandingkan anjing kintamani betina.
Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli O157:H7 pada Sapi Bali di Kuta Selatan, Badung, Bali Hananto, Wahyu; Rudyanto, Mas Djoko; Suardana, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (4) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.948 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji perbandingan jumlah serta korelasi keberadaan antara Coliform,E. coli, E. coli O157 dan E. coli O157:H7 pada sapi bali di Kuta Selatan, Badung, Bali. Penelitian diawali dengan pengambilan 60 sampel feses sapi bali secara acak dan proporsional dari empat desa di Kecamatan Kuta Selatan, dilanjutkan dengan penumbuhan dan isolasi pada media eosin metylen blue agar (EMBA), identifikasi menggunakan pewarnaan Gram, uji indol, methyl red, voges proskauer, dan citrat (IMViC), konfirmasi E. coli O157 menggunakan media sorbitol MacConkey(SMAC)agar dan uji aglutinasi latex O157 yang diakhiri dengan Uji serologis antiserum H7.Hasil penelitian menunjukkan persentase perbandingan antara Coliform, E. coli, E. coli O157, dan E. coli O157:H7 berturut-turut yaitu100%, 56,67%, 8,33% dan 8,33%, dengan rataan jumlah Coliform dan E. coli pada feses sapi bali masing–masing sebesar (9,0±8,5)x105CFU/g dan (3,8±1,6)x105CFU/g. Didapatkan juga jumlah Coliform pada feses sapi bali berbeda cukup jauh dibandingkan dengan jumlah E. coli, sedangkan E. coli O157 yang terdeteksi pada feses sapi sama dengan E. coli O157:H7 selain itu ada korelasi antara ditemukannya E. coli O157 dengan kehadiran E. coli O157:H7, tetapi tidak ditemukan adanya korelasi antara terdeteksinya E. coli O157 ataupun E. coli O157:H7 dengan kehadiran Coliform ataupun E. coli.Berdasar hasil tersebut disimpulkan bahwaE. coli O157:H7 terdapat pada sapi bali di Kuta Selatan, Badung, Bali.
Ketahanan Bakteri Asam Laktat (BAL) Isolat 9A Hasil Isolas dari Kolon Sapi Bali terhadap pH Rendah dan Natrium Deoksikolat (NaDC) Febrianti, Andri Nurdiana; Suardana, I Wayan; Suarsana, I Nyoman
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (5) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.143 KB)

Abstract

Bakteri asam laktat (BAL) merupakan salah satu kelompok bakteri probotik, yang dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan manusia dan hewan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bakteri asam laktat isolat 9A yang merupakan hasil isolasi dari kolon sapi bali sebagai kandidat probiotik yang memiliki ketahanan terhadap pH rendah dan Natrium Deoksikolat (NaDC). Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yakni tahap pertama diawali dengan uji kultivasi yang bertujuan untuk memastikan isolat tidak terkontaminasi mikroorganisme selain bakteri asam laktat, yang meliputi uji pertumbuhan pada media MRS cair, uji katalase, dan pewarnaan Gram. Tahap kedua meliputi pengujian ketahanan isolat 9A terhadap pH rendah (pH 2, 3, dan 4) dan uji NaDC dengan konsentrasi 0,2 mM, 0,4 mM dan 0,6 mM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa isolat 9A memiliki sifat dapat tumbuh baik pada media MRS cair dengan suasana anaerob, uji katalase negatif, dan termasuk bakteri Gram positif. Pada uji ketahanan terhadap pH rendah dan NaDC, isolat 9A memiliki daya tumbuh pada media dengan pH 2 dan NaDC dengan konsentrasi sampai 0,6 mM. Hasil ini menunjukkan bahwa isolat 9A memiliki ketahanan terhadap pH rendah dan NaDC, yang merupakan syarat utama dari probiotik.
Isolasi dan Identifikasi Escherichia Coli O157:H7 dada Sapi Bali Di Abiansemal, Badung, Bali Baehaqi, Khamid Yusuf; Putriningsih, Putu Ayu Sisyawati; Suardana, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (3) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.982 KB)

Abstract

Escherichia coli O157:H7 merupakan salah satu agen zoonosis yang menyebabkan haemorrhagic colitis dan haemolytic uraemic syndrome pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan identifikasi E. coli O157 dan E. coli O157:H7 serta kaitan antara tingkat infeksi E. coli O157 dengan E. coli O157:H7 pada feses sapi bali di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, Bali. Penelitian menggunakan 60 sampel feses sapi bali yang diawali dengan isolasi bakteri pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA), kemudian pewarnaan Gram dan dilanjutkan dengan uji Indol, Methyl Red, Voges Proskauer dan Citrat. Identifikasi E. coli O157 dilakukan dengan penumbuhan isolat pada media Sorbitol MacConkey Agar (SMAC) yang dikonfirmasi dengan uji latek aglutinasi O157, dan diakhiri dengan uji antiserum H7 untuk identifikasi E. coli O157:H7. Isolasi dan identifikasi E. coli O157 ditemukan 11,67%, E. coli O157:H7 ditemukan 10% pada feses sapi bali. Uji Mc Nemar terlihat bahwa infeksi E. coli O157 menunjukkan perbandingan yang tidak nyata dengan infeksi E. coli O157:H7. Uji korelasi Spearman's rho menunjukkan bahwa adanya infeksi E. coli O157 dapat secara kuat dijadikan petunjuk keberadaan E. coli O157:H7.
Perbandingan Bakteri Coliform, E. coli, E. coli O157, dan E. coli O157:H7 pada Sapi bali di Mengwi, Badung, Bali Darmawan, Yuli; Swacita, Ida Bagus Ngurah; Suardana, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (4) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.74 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah bakteri Coliform, E. coli, E. coli O157, dan E. coli O157:H7 pada sapi bali yang berada di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Sampel yang diambil sebanyak 58 sampel feses, yang selanjutnya diidentifikasi melalui beberapa tahap, yaitu penumbuhan pada media eosin methylene blue agar, pewarnaan Gram, uji indol, methyl red, voges proskuer, citrate, penumbuhan pada media sorbitol macconkey agar, uji serologis dengan E. coli O157 latex agglutination test dan uji serologis dengan E. coli Anti-serum H7. Dari 58 sampel feses sapi bali yang diambil, 100% positif bakteri Coliform, 55,1% positif E. coli, 6,8% positif E. coli O157, dan 3,4% terdeteksi positif E. coli O157:H7. Hasil analisis Spearman’s rho menunjukan bahwa dari tingginya bakteri Coliform dan bakteri E. coli tidak berpengaruh nyata terhadap ditemukannya bakteri E. coli O157 maupun E. coli O157:H7. Simpulan yang dapat ditarik bahwa dari 58 sampel feses yang diambil, sebanyak 32 sampel positif bakteri E. coli, sedangkan hanya 2 sampel yang positif mengandung bakteri E. coli O157:H7 yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Bakteriosin Asal Streptococcus Bovis 9A sebagai Biopreservatif pada Daging Sapi Ditinjau dari Uji Eber Franciska, Juliana; Suardana, I Wayan; Suarsana, I Nyoman
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (2) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.336 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.2.158

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman bakteriosin asal Streptococcus bovis isolat 9A sebagai biopreservatif pada daging sapi ditinjau dari uji Eber. Penelitian dimulai dari persiapan kultur isolat 9A dan dilanjutkan dengan produksi bakteriosin kasar, persiapan sampel dan aplikasi bakteriosin sebagai biopreservatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman daging dalam bakteriosin 5 menit, 10 menit dan tanpa bakteriosin berpengaruh terhadap kualitas daging berdasarkan uji Eber. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perendaman daging dalam bakteriosin asal Streptococcus bovis isolat 9A mampu memperpanjang masa simpan daging sapi.
Faktor Risiko Penyebaran Escherichia coli O157:H7 pada Sapi di Mengwi, Badung, Bali Hastuti, Yunita Sri; Suada, I Ketut; Suardana, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (5) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.527 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor resiko serta signifikasi dari masing-masing faktor resiko terhadap penyebaran E. coli O157:H7. Sampel yang digunakan sebanyak 60 sampel feses sapi. Penelitian menggunakan metode cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan tehnik sampling purposif (purposive sampling). Isolasi Bakteri E. coli dimulai dengan menumbuhkan bakteri pada media EMBA, selanjutnya diuji pewarnaan Gram, dan tes IMVIC. Konfirmasi bakteri E. coli O157:H7 dibiakkan dengan menumbuhkan isolate pada media SMAC, Latex Agglutination Test dan uji serologi H7. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan di uji dengan Odds ratio dan uji Chi square. Hasil penelitian pada uji Odds ratio menunjukkan jenis kelamin sapi jantan dengan nilai odds ratio 1,52, sumber air non PAM dengan nilai odds ratio 1,52, dan keadaan cuaca hujan dengan nilai odds ratio 2,05 yang berarti memiliki resiko lebih tinggi terhadap penyebaran E. coli O157:H7. Kesimpulan dari variabel dari faktor risiko infeksi E. coli O157:H7 menunjukkan bahwa sapi dengan jenis kelamin jantan yang mendapat sumber air non-PAM pada saat cuaca hujan lebih berisiko terhadap penyebaran infeksi E. coli O157:H7. Namun, nilai chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor resiko tidak berasosiasi secara nyata(P>0,05) terhadap infeksi E. coli O157:H7 di Kecamatan Mengwi.
Co-Authors Abdul Manan Abdul Manan Amrulloh, Muhammad Faqih Anak Agung Gde Bagus Udayana Andi Isma Lestari Amin, Andi Isma Ari Yuniastuti Aribaten, Ni Nengah Zinnia Arimbawa, I Gede Asyauqi Ilham Perdana, Asyauqi Ilham Bambang Sumiarto Bq Nurlita Anugrah BUDI SETIADI DARYONO Budi Setiadi Dayono Chandra Yowani D. A. Widiasih Denny Widaya Lukman Devi Dwi Jayanti Dewa Gede Agung Widyadnyana Dwi Lestari Dyah Ayu Widiasih Dyah Ayu Widiasih Dyah Ayu Widiasih Febrianti, Andri Nurdiana Franciska, Juliana Gama, Ketut Hana Kristal Alamanda Septiara Hendro Sukoco I Dewa Made Sukrama I G. Wijana I Gusti Agung Ayu Suartini I Gusti Made Krisna Erawan I Ketut Adi Sugita I Ketut Mangku Budiasa I Ketut Suada I Ketut Suatha I Komang Gede Wiryawan I Made Adikampana, I Made I Made Gede Arimbawa I Made Kardena I Made Sukada I Made Walesa Putra I Nengah Kerta Besung I Nengah Sujaya I Nengah Wirakesuma, I Nengah I Nyoman Ariana I Nyoman Suarsana I Putu Sampurna I Wayan Kun Adnyana, I Wayan Kun I Wayan Mustika I. H. U Utama Ida Bagus Ngurah Swacita Iga Prassetyo Adji, Iga Prassetyo INDAYATI LANYA Iwan Harjono Utama Karuni, Ni Kadek Khamid Yusuf Baehaqi, Khamid Yusuf Komang Januartha Putra Pinatih Kondra, I Wayan Korbinianus Feribertus Rinca MAS DJOKO RUDYANTO Mertanadi, I Made Michael Haryadi Wibowo Mita Ekamelinda Muka, I Ketut Ni Kadek Lyming Lestari Ni Ketut Suwiti Ni Luh Sustiawati, Ni Luh Ni Luh Watiniasih Ni Made Ayu Aryati Dinarini Nuria Fitrianti Putri NYOMAN SEMADI ANTARA Oktivia Chandra Mustika, Oktivia Chandra P. Sampurna Pebryani, Nyoman Dewi Pitriyantini, Putu Eka Pratiwi, Ida Ayu Windhari Kusuma Putu Ayu Sisyawati Putriningsih Putu Cahaya Semesta Putu Januari Ratna Apsari Putri Putu Sudiarta R Susanti Rasdianah Rasdianah Remawa, Anak Agung Gede Rai Reny Navtalia Sinlae Rian Ka Praja Richard Christian Daud Ruta, I Made Sri Anggreni Lindawati Sri Wahyuni Suarya Putra, I Nyoman Agus Sudiantara, Ketut Suharsono, Hamong Tjokorda Sari Nindhia Totton, Mary Louise Wahyu Hananto, Wahyu Wayan Tunas Artama Wayan Tunas Artama Widya Asmara Wilantari, Ni Nyoman Ayu Wulandari, Andi Dewi Yan Ramona Yuli Darmawan, Yuli Yunita Sri Hastuti, Yunita Sri