Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSAINGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DENGAN SUBSEKTOR-SUBSEKTOR PERTANIAN LAINNYA DI PROVINSI MALUKU (ANALISIS INPUT-OUTPUT) THE COMPETITION OF THE ANIMAL HUSBANDRY SUBSECTOR WITH OTHERS AGRICULTURAL SUBSECTORS IN MALUKU PROVINCE (AN INPUT-OUTPUT ANALYSIS) Tienni Mariana Simanjorang; Any Suryantini; Jamhari Jamhari; Nafly Comilo Tiven
Buletin Peternakan Vol 41, No 3 (2017): BULETIN PETERNAKAN VOL. 41 (3) AGUSTUS 2017
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i3.16969

Abstract

INTISARIPembangunan suatu daerah sering ditemui adanya suatu ketimpangan prioritas pembangunan. Ketimpangan ini disebabkan tidak tepatnya penentuan prioritas sektor ekonomi yang akan dikembangkan akibat adanya persaingan prioritas kebijakan dalam suatu wilayah/daerah. Persaingan subsektor dalam suatu daerah dapat dilihat dari kontribusi pendapatannya pada PDRB dan Net ekspor-impor serta pengukuran keunggulan sektor/subsektor tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persaingan subsektor peternakan dengan sub sektor-subsektor pertanian lainnya di Provinsi Maluku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Input-Output; data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Tahun 2013. Hasil Penelitian menunjukkan Persaingan subsektor peternakan di Provinsi Maluku belum mampu bersaing dengan subsektor pertanian lainnya; hal ini terlihat dari kontribusi pendapatannya pada PDRB Maluku dan nilai Net Ekspor-Impornya. Dampak penyebaran subsektor peternakan bila ditinjau dari derajat kepekaan dan derajat penyebaran; subsektor peternakan berada pada kuadran pertama, artinya nilai derajat kepekaan dan derajat penyebaran lebih dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor peternakan merupakan subsektor unggulan di provinsi Maluku. Walaupun persaingan subsektor peternakan belum mampu bersaing sengan subsektor pertanian lainnya dilihat dari kontribusi pendapatan terhadap PDRB dan net ekspor-impor, namun subsektor peternakan merupakan subsektor potensial untuk dikembangkan di Provinsi Maluku.Kata kunci : (Input-Output, Persaingan, Pertanian, Subsektor Peternakan)    ABSTRAK            The development of a region often encountered the existence of an inequality of development priorities. This inequality caused not exactly determinated the economy priority sectors  which will be developed as a result of the priorities competition policy in a region or area.  The subsector competition in an area can be seen from  contributions in the GDP and net revenue exports-imports as well as measurement of excellence sectors / sub-sectors. This paper is aimed to determine the competition animal husbandry sector with the other agricultural subsectors in the province of Maluku. The method used in this research was the Input-Output Analysis; data obtained from the Central Statistics Agency Province of Maluku in 2013. Results showed the animal husbandry subsector competition in Maluku Province had not been able to competed with other agricultural subsectors; it can be seen from the revenued contribution in the GDP Province of Maluku and value Net revenue Export-Import. The impact of the distribution of the animal husbandry subsector when the reviewed of the degree of sensitivity and the degree of distribution; the animal husbandry subsector were in the first quadrant, that meaning the value of the degree of sensitivity and the degree of distribution were more than one. This showed that the animal husbandry subsector were a superior subsector in Province of Maluku. Although the animal husbandry subsector competition had not been able to compete with other agricultural subsector viewed on the contribution to the GDP and net revenue import-export, but the animal husbandry subsector was a potential sub-sectors to be developed in the Province of Maluku.Keyword : (Agriculture, Animal Husbandry Subsector, Competition, Input-Output)
KUALITAS KIMIA BAKSO DAGING SAPI TERSUBSTITUSI DAGING IKAN TUNA (Thunnus sp) Nafly Comilo Tiven; Tienni Mariana Simanjorang
Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman Vol 10 No 2 (2022): Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ajitt.2022.10.2.65-70

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kimia bakso daging sapi yang disubstitusi dengan daging ikan tuna (Thunnus sp). Daging sapi (otot Biceps femoris) dan daging ikan tunal, dihaluskan terpisah untuk pembuatan bakso dengan komposisi 70,00% daging sapi, 16,00% tepung tapioka, 9,00% air es, 2,00% garam, 2,20% bawang putih, dan 0,80% lada. Daging sapi disubstitusi dengan daging ikan tuna dengan level 0%, 20%, dan 40%, kemudian semua bahan digiling halus hingga tercampur merata membentuk adonan. Adonan bakso dibentuk bulat (diameter ± 2 cm) secara manual dengan tangan, kemudian direbus hingga matang (sampai bakso mengapung). Bakso diangkat dan ditiriskan. Parameter yang diuji yaitu kualitas kimia (kadar air, protein, lemak, dan abu). Data yang diperoleh, dianalisis sidik ragam menggunakan rancangan acak lengkap, dengan 3 perlakuan level daging ikan tuna (0%, 20%, dan 40%), masing-masing 5 ulangan. Perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging sapi yang disubstitusi dengan daging ikan tuna, meningkatkan (P<0,01) kadar air dan kadar lemak bakso, tetapi menurunkan (P<0,01) kadar protein bakso. Dapat disimpulkan bahwa daging sapi dapat disubstitusi dengan daging ikan tuna dalam pembuatan bakso, yang berdampak pada peningkatan kadar air dan kadar lemak, tetapi menurunkan kadar protein bakso.