Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

The Effects of Aloe Vera Gel Addition on the Effectiveness of Sunscreen Lotion Tri Yuni Hendrawati; Hana Ambarwati; Ratri Ariatmi Nugrahani; Susanty Susanty; Ummul Habibah Hasyim
Jurnal Rekayasa Proses Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.426 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.45247

Abstract

especially in cosmetics. The aloe plant that is cultivated in Indonesia to supply this industry is Aloe chinensis Baker. This research is to determine the effects of Aloe vera gel extract on the effectiveness of sunscreen lotion. The steps taken included Aloe vera gel extraction, flavonoid absorption test, sun protection factor (SPF) value measurement, pH test, viscosity test, homogeneity test, and organoleptic evaluation. The extract was added to the base sunscreen formulation at five different concentrations. UV-Vis spectrophotometry at 290 – 320 nm was performed on the preparations to determine their SPF values. The highest SPF value of 10.21 was found in the preparation containing 20% Aloe vera gel extract. This value falls within the national industrial standard for sunscreen SPF value range of 2 – 60. The research showed that a higher concentration of Aloe vera gel extract increased the pH, with the most elevated pH at 7.0 for the preparation containing 20% Aloe gel vera extract. This value also falls within the national pH standard for sunscreen of 4.5 – 8.0. The higher concentration of Aloe vera gel extract also increased the dispersive amount of the sunscreen preparation, with the highest value of 5 cm resulting from 20% Aloe vera gel extract addition. This research showed that the increased addition of Aloe vera gel extract resulted in higher SPF value. A B S T R A KLidah buaya adalah salah satu tanaman obat yang banyak digunakan dalam industri farmasi, terutama di bidang kosmetik. Tanaman lidah buaya yang dibudidayakan di Indonesia untuk memasok kebutuhan  industri adalah Aloe jenis Chinensis Baker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak gel lidah buaya terhadap efektivitas lotion tabir surya. Langkah-langkah yang diambil adalah ekstraksi gel lidah buaya, uji serapan flavonoid, pengukuran nilai sun protection factor (SPF), uji pH, uji viskositas, uji homogenitas, dan evaluasi organoleptik. Ekstrak ditambahkan ke formulasi tabir surya dasar pada lima konsentrasi yang berbeda. Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 290-320 nm dilakukan pada persiapan untuk menentukan nilai SPF tabir surya aloe vera. Nilai SPF tertinggi sebesar 10,21 ditemukan dalam sediaan yang mengandung 20% ekstrak gel lidah buaya. Nilai ini termasuk dalam Standar Industri Nasional (SNI) untuk kisaran nilai SPF tabir surya 2-60. Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi yang lebih tinggi dari ekstrak gel lidah buaya meningkatkan pH, dengan pH tertinggi pada 7,0 untuk preparasi yang mengandung 20% ekstrak lidah buaya. Nilai ini juga berada  kisaran standar pH nasional untuk tabir surya 4,5-8,0. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak gel Aloe vera juga meningkatkan nilai dispersif sediaan tabir surya, dengan nilai tertinggi 5 cm yang dihasilkan dari penambahan 20% ekstrak lidah buaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak gel lidah buaya menghasilkan nilai SPF yang lebih tinggi.
PEMBUATAN NATRIUM ALGINAT DARI ALGA COKLAT (Phaeophyta) DAN PENGARUH PENAMBAHANNYA PADA SIFAT ANTIBAKTERIAL SABUN MINYAK DEDAK PADI (RICE BRAN OIL) Muhammad Ilham Setyoaji; Muhammad Subehi; Susanty .; Ratri Ariatmi Nugrahani
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI Vol 7 No 3 (2019): September
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.214 KB) | DOI: 10.24843/JRMA.2019.v07.i03.p04

Abstract

Indonesia is a country with abundant natural resources that support its economic growth. One of the natural resources of Indonesia is Sargassum sp, a genus of brown algae (Phaeophyta). Alginate is the main constituent of the cell walls, is composed of calcium salts, magnesium, sodium, and potassium alginate. The purposes of this study were to synthesize Sodium Alginate, to analyze the effect of NaOH concentration, to characterize and identify, as well as to apply as emulsifier, dispersant therefore it affect an antibacterial properties of Rice Bran Oil bar soap, RBO. As the research method, the extraction of Alginate was conducted through the acid pathway with the concentration of NaOH varied into 2%, 4%, 8%, 10%, and 12%, cell disruption with 1% of HCI, extraction with 4% of Na2CO3, and conversion into alginic acid with the addition of 10% of HCI. The conversion of alginic acid into Sodium Alginate was conducted by adding NaOH. The addition of isopropyl alcohol was done for the purification. The product characterization was carried out on the pH and water content, while the identification was performed by using FTIR. Then, an evaluation was done for the application of antibacterial properties on RBO bar soap. The results of this study showed that the best condition was indicated from the addition of 4% NaOH concentration with 10.95% yields, 5-9 pH level, as well as 3.3% - 36.67% water content. The result of FTIR analysis indicated that the product obtained was Sodium Alginate with asymmetric group COO, hydroxyl group OH , and symmetric group COO. The evaluation result of Sodium Alginate on the antibacterial properties of rice bran oil bar soap indicated an ineffective result in inhibiting bacterial growth. Keywords : Brown algae, FTIR, Sodium Alginate, Sodium Hydroxyde
PENGARUH PENAMBAHAN GEL ALOE VERA TERHADAP EFEKTIFITAS ANTISEPTIK GEL Susanty Susanty; Tri Yuni Hendrawati; Wenny Diah Rusanti
Jurnal Teknologi Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.12.1.79-86

Abstract

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh yang sangat rentan  terkena infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur. Aloe vera merupakan tanaman multikhasiat yang mengandung 17 asam amino yang penting bagi tubuh. Jenis Aloe vera yang dibudidayakan di Indonesia adalah jenis Aloe Chinensis Baker. Gel Aloe vera mempunyai kandungan saponin, flavonoid, polifenol, serta tanin yang bersifat antiseptik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan gel Aloe vera terhadap efektifitas antiseptik gel Aloe vera untuk mendapatkan formula terbaik. Penelitian ini menggunakan variabel sediaan gel Aloe vera dengan konsentrasi 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% dan 12,5%. Parameter yang digunakan untuk analisa adalah indeks bias, pH, kadar vitamin C, densitas dan uji Antimikroba. Pada uji antimikroba menggunakan parameter pertumbuhan escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Dari penelitian ini menunjukkan kemampuan hambat pertumbuhan tertinggi bakteri Escehricia coli pada Antiseptik gel Aloe vera mencapai 12 dengan persamaan y = 27,429x + 7,619 dengan R2 = 0,5366 adalah pada penambahan gel Aloe vera konsentrasi 7,5%. Pada konsentrasi ini juga menunjukan tanda negatif pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.  Selain itu penambahan gel Aloe vera pada konsentrasi 7,5% juga menunjukan pH yang aman untuk kulit
Efikasi Cuka Air Kelapa Sebagai Penghambat Perkembangan Mikroorganisme Pada Ikan Tangkap Indonesia Susanty Susanty; Sri Anastasia Yudistirani
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cuka air kelapa adalah larutan asam laktat yang kemampuannya sudah teruji dapat menurunkan pH. Perkembangbiakan mikroba sangat erat kaitannya dengan kondisi pH dari tempat mikroba tersebut berada, dengan menurunkan pH pada media mikroba tersebut diharapkan dapat mengendalikan pertumbuhan mikroba, sehingga perkembangbiakannya dapat dihentikan untuk sementara. Mikroorganisme yang berkembangbiak pada kulit ikan akan dapat merusak ikan tersebut dan akan menurunkan kualitas protein dan kalsium yang terdapat pada tubuh ikan. Dengan menghentikan perkembangbiakan mikroba dapat menjaga kualitas protein dan kalsium yang terkandung dalam ikan dan dapat dipertahankan hingga kita mengkonsumsinya. Untuk memutus rantai perkembangbiakan mikroorganisme bisa dilakukan dengan cara memberikan cuka air kelapa sesegera mungkin setelah ikan ditangkap, agar bakteri tidak berkembang biak masuk kedalam badan ikan melalui kepala, insang dan permukaan kulit.Pengawetan ikan selama ini masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit, nelayan harus diberikan alternatif pengawetan untuk mendapatkan kualitas ikan tangkapnya agar terjaga. Analisa kandungan Protein dan Kalsium yang terdapat pada ikan yang diwetkan dengan pengawet cuka air kelapa dengan variabel konsentrasi cuka air kelapa dan waktu perendaman ikan dalam cuka air kelapa setelah dilakukan uji dengan methode ICP OES dan Kjeltec mendapatkan hasil yang optimal akan menjadikan ikan yang ditangkap kesegarannya masih bisa dinikmati sampai proses pengolahan. Selain itu analisa pengaruh konsentrasi air cuka ikan tersebut berpengaruh terhadap terhadap nilai nutrisi yang dikandung ikan setelah dilakukan pengawetan.Dengan demikian penggunaan cuka air kelapa dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kehilangan kesegaran serta kandungan nutrisinya tetap terjaga.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Zat Tambahan Pembuatan Moisturizer Susanty Susanty; Naufal Abiyu Ridnugrah; Alfan Chaerrudin; Sri Anastasia Yudistirani
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang mudah tumbuh pada daerah tropis. Daun kelor mengandung senyawa aktif flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan untuk membantu menetralisir dan menstabilkan radikal bebas sehingga tidak lagi merusak sel-sel dan jaringan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak daun kelor melalui metode ekstraksi maserasi dan membuat pelembab (moisturizer) dengan penambahan ekstrak daun kelor. Maserasi dengan variasi waktu (1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari) menggunakan pelarut etanol PA dan rasio pelarut 1:10 memperoleh rendemen sebesar 3,5; 8,8; 9,4; 13,2; dan 12,1%. Pengaruh waktu maserasi terhadap rendemen yang diperoleh dinyatakan dengan persamaan y = 2,16 x + 2,92 dengan R2 = 0,82. Selanjutnya rendemen dianalisis menggunakan spetrofotometri UV – Vis untuk menghitung kadar flavonoid yang terkandung dalam ekstrak. Kadar flavonoid berdasarkan perhitungan sebesar 5,84; 7,19; 8,04; 8,73; 9,65 (mg/ml) dan dinyatakan dalam persamaan y = 0,916 x + 5,142 dengan R² = 0,985. Perolehan nilai IC50 sebesar 4,289 menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi. Aplikasi dari penelitian ini adalah pembuatan moisturizer dengan analisis pH sebesar 7,82; viskositas sebesar 6853 cP, dan bobot jenis sebesar 0,9652 gram/liter.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK MINYAK DEDAK PADI (RICE BRAN OIL) TERHADAP pH DAN SIFAT ANTIMIKROBIAL SABUN CAIR Fatma Sari; Ratri Ariatmi Nugrahani; Nurul Hidayati Fithriyah; Nelfiyanti Nelfiyanti; Susanty Susanty
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dedak padi mengandung nutrisi dan berbagai senyawa aktif untuk keperluan pangan maupun non pangan. Salah satu bahan yang terkandung di dalamnya adalah minyak. Minyak dedak padi mengandung asam lemak jenuh maupun tidak jenuh, minyak atsiri yang mengandung bioaktif sebagai antioksidan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan ekstrak minyak dedak padi terhadap pH dan sifat antimikroba sabun cair. Adapun metodologi penelitian yang dilakukan adalah pembuatan sabun cair dengan bahan baku asam stearat, asam laurat, asam miristat, KOH dan ekstrak minyak dedak padi sebagai bahan tambahan dengan cara mencampurkan semua bahan termasuk bahan tambahan pada temperatur kamar dengan variasi ekstrak minyak dedak padi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% (v/v), selanjutnya dilakukan analisis pH, uji antimikroba, dan analisis korelasi antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada berbagai penambahan ekstrak minyak dedak padi, besarnya pH cenderung tetap. Pada penambahan ekstrak minyak dedak padi 2%, 4%, 6% menunjukkan pH 7 dan pada penambahan ekstrak 8%,10% pH mengalami penurunan menjadi 6, hal ini dikarenakan minyak dedak padi bersifat asam. Hasil ini sesuai dengan SNI 1996 persyaratan pH sabun mandi cair berkisar antara 6-8. Kemampuan penghambatan mikroba eschericia coli tetap sebesar 8 cm dan penghambatan mikroba staphylococcus aureus meningkat, terbesar pada ekstrak minyak dedak padi 10% yaitu 21 cm. Ekstrak minyak dedak padi mempunyai kemampuan menghambat mikroba Esherichia coli dan Staphylococcus aureus
Pemanfaatan Karbon Aktif Dari Biji Pala (Myristica fragrans Houtt.) Untuk Pemurnian Minyak Jelantah Ilham Kurniawan; Susanty Susanty; Tri Yuni Hendrawati; Wenny Diah Rusanti
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biji tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) yang terdiri dari bagian tempurung memiliki kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin, serta bagian biji mengandung fixed oil atau mentega pala dimana mayoritas penyusun senyawa tersebut adalah atom karbon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu terbaik proses pemurnian minyak jelantah menggunakan karbon yang berasal dari biji pala. Penelitian ini menggunakan metode karbonisasi dengan suhu tinggi untuk mendapatkan karbon aktif sebagai adsorban. Rendemen karbon aktif yang diperoleh sebesar 24.40%. Hasil karakterisasi karbon berupa bagian yang hilang dari pemanasan sebesar 7.14%, kadar air sebesar 2.00%, kadar abu sebesar 1.00%, dan daya serap terhadap I2 sebesar 847.64 mg/g. Variabel penelitian yang digunakan yakni lama waktu perendaman karbon aktif dalam minyak jelantah selama 8,16,24,32,40, dan 48 jam. Karakteristik hasil pemurnian minyak jelantah yang diamati antara lain warna kuning, berbau normal, bilangan asam sebesar 0.7713 mgKOH/g dan bilangan peroksida sebesar 3.8168 mgO2/g. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh waktu terbaik perendaman karbon aktif dari biji pala dalam minyak jelantah yakni pada 32 jam.
PREDIKSI EFEKTIVITAS INTERAKSI ANTARA ANTIBODI DAN VAKSIN H1N1 MELALUI METODE MOLECULAR DOCKING SECARA IN SILICO Susanty Susanty
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Flu babi H1N1 merupakan penyakit menular akibat virus influenza tipe A yang telah menjadi pandemik dan mortalitasnya sangat tinggi pada manusia. Pemberian vaksin menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit tersebut. Bagian antigenik (epitope) virus H1N1 digunakan untuk merancang suatu vaksin. Beberapa epitope telah diprediksi dari perwakilan protein hemagglutinin (HA), neuramidase (NA), dan matriks 2 (M2) virus H1N1. Pendekatan in silico dilakukan melalui kombinasi prediksi antigen pada tahapan respons imun, yaitu proteasomal cleavage (NetChop), Transporter Antigen Processing (TAP) binding (TAPPred), dan Major Histocompability Complex (MHCPred). Upaya meningkatkan respons imun juga dilakukan dengan memprediksi epitope sel B menggunakan server DiscoTope (conformational epitope) dan BepiPred (sequensial epitope). Enam model vaksin, yaitu NHM, MHN, HNM, MNH, HMN, dan NMH diperoleh dari 21 kombinasi terbaik epitope sel T dan sel B sebagai representasi variasi allele Human Leukocyte Antigen (HLA) dan protein virus H1N1 sehingga diharapkan mampu memberikan respons imun. Struktur 3D vaksin diprediksi dan dimodeling menggunakan server CPHModels dan program Swiss-Pdb Viewer (Deep View). Hasil struktur 3D vaksin dievaluasi menggunakan Ramachandran Plot, BLASTp (database PDB virus), dan FeatureMap 3D. Vaksin terdiri dari 258 asam amino dan memiliki lebih dari 50 % kesamaan struktur 3D dengan protein dalam database. Proses akhir efektivitas antibodi terhadap vaksin diuji melalui molecular docking antara vaksin dengan antibodi dalam database, diperoleh 14 clustering dengan waktu yang dibutuhkan sekitar 18 detik dan data energi minimum interaksi didapatkan antara antibodi terhadap vaksin NHM sebesar -13,6859 kkal/mol.
METODE EKSTRAKSI UNTUK PEROLEHAN KANDUNGAN FLAVONOID TERTINGGI DARI EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) Susanty Susanty; Sri Anastasia Yudistirani; Muhammad Bahrul Islam
JURNAL KONVERSI Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.263 KB) | DOI: 10.24853/konversi.8.2.6

Abstract

ABSTRAK. Kelor (Moringa oliefera) merupakan tanaman perdu yang mengandung senyawa antioksidan flavonoid, saponin, sitokinin, asam-caffeolylquinat dan mengandung asam lemak tak jenuh seperti linoleat (omega 6) dan alfalinolenat (omega 3). Tujuan penelitian yaitu menentukan kandungan total fenolik dari ekstrak daun kelor Moringa oliefera. Metode ekstraksi yang dilakukan antara lain maserasi, perkolasi, sokletasi, rebusan, dan ekstraksi ultrasonik. Ekstrak kasar yang diperoleh kemudian diuapkan menggunakan evaporator vakum putar. Uji fitokimia dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui kandungan flavonoid total dalam ekstrak daun kelor. Kandungan total flavonoid terbesar diperoleh dari metode rebusan sebesar 245,771 mg/kg.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) SEBAGAI ZAT TAMBAH PEMBUATAN SABUN CAIR Fatma Sari; Ika Kurniaty; Susanty Susanty
JURNAL KONVERSI Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.10.1.7

Abstract

.Antioksidan merupakan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan  karena sifatnya yang dapat memperlambat proses oksidasi lipid. Ekstrak daun jambu biji mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan yang digunakan untuk melindungi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun jambu biji terhadap sifat antioksidan sabun cair. Ekstrak daun jambi biji didapatkan dengan metode ektraksi ultrasonik dengan menvariasikan waktu ekstraksi (5 menit, 10 menit, 15 menit,20 Menit, 25 Menit) dengan menggunakan pelarut etanol dengan rasio pelarut 1:10. Hasil kadar flavonoid terbaik didapat pada waktu 15 menit sebesar 5,27 μg/ml.Hasil ekstraksi dengan flavonoid terbaik ditambahkan ke dalam Sabun cair dengan konsentrasi 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%, 0,5%. Kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Dari hasil penelitian didapatkan zat antioksidan dengan % inhibisi terbaik pada konsentrasi 0,1% yaitu 87,66% didapatkan persamaan regresi linier y = -53,721X + 95,789 .Perolehan IC50 sebesar 1,17 µg/mL dan dapat menghambat 50% radikal bebas. Kata kunci:  Daun jambu biji, Flavonoid,Antioksidan Sabun cair