Bambang Waluyo Febriantoko
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH KOMPOSISI SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KOEFISIEN GESEK DAN TEMPERATUR GESEK PADA BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN DARI KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA SERBUK TEMBAGA FIBERGLASS DENGAN MATRIK PHENOL Purboputro, Pramuko Ilmu; Febriantoko, Bambang Waluyo
Jurnal Simetris Vol 5, No 2 (2014): Jurnal Simetris
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.872 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan dengan menggunakan fraksi berat serat kelapa, serbuk tembaga, fiberglass dengan resin phenolic terhadap keausan dan kekerasan specimen kampas kopling dan membandingkannya dengan kampas kopling yang sudah ada di pasaran Special Genuine Part (SGP ). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat kelapa, serbuk tembaga, fiberglass, dan resin phenolic. Pembuatan dilakukan dengan  proses kompaksi, dengan gaya sebesar 2 ton dan ditahan selama 60 menit. Setelah mencapai holding time yang diinginkan, dies (cetakan) dimasukkan kedalam oven dan dilakukan proses sintering dengan suhu 800 C selama 40 menit dan specimen dikeluarkan dari cetakan. Setelah didapat tiga specimen kampas kopling variasi serart kelapa, serbuk tembaga, dan fiberglass lalu dilakukan proses pengujian kekerasan Brinell dengan standar ASTM F 1957-99 dan pengujian keausan dengan standar ASTM D 3702-94 kemudian dilakukan foto makro untuk melihat kepadatan dan sifat masing-masing bahan penyusun specimen kampas kopling.  Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa komposisi bahan dengan fraksi berat serat kelapa sebesar 40 %, serbuk tembaga sebesar 20 %, fiberglass 20 % dan resin phenolic 20% didapat harga kekerasan 4,098 kg/mm2, harga keausan uji kering sebesar 0,14 mm/jm dan harga keausan uji basah pengaruh oli sebesar 0,19 mm/jm. Sehingga mendekati harga kampas kopling SGP dengan harga kekerasan 3,974 kg/mm2, harga keausan uji kering sebesar 0,15 mm/jm dan harga keausan uji basah pengaruh oli sebesar 0,20 mm/jm.   Kata kunci : kampas kopling, serat kelapa, serbuk tembaga, fiberglass, resin phenol, kekerasan, keausan.
STUDI VARIASI SUHU TERHADAP KUAT MEKANIK SAMBUNGAN ANTARA BAJA DENGAN TEMBAGA PADA PROSES FURNACE BRAZIN Febriantoko, Bambang Waluyo
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 9, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aplikasi furnace brazing digunakan pada pembuatan mold/dies dengan metode laminated steel tooling. Kekuatan sambungan antara logam induk dengan logam pengisi (filler) merupakan permasalahan yang utama. Kekuatan ini tergantung dari material logam induk, material logam pengisi, suhu proses brazing, tekanan proses dan metode brazing. Penelitian ini menyelidiki variasi suhu proses furnace brazing antara logam induk baja mild steel dengan logam pengisi tembaga. Metode penyambungan antara mild steel dengan baja dilakukan dengan menggunakan jig untuk memberi tekanan selama proses brazing. Jig berikut dengan spesimen uji tarik, uji geser, dan uji belah dilakukan pemanasan didalam furnace serta didinginkan dengan perlahan setelah mencapai suhu penelitian. Pengujian mekanis dilakukan dengan mesin Universal Testing Machine. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi suhu brazing akan didapatkan kekuatan yang semakin naik, namun suhu maksimum tergantung dari titik leleh logam pengisi.
RANCANG BANGUN MOLD UNTUK PROSES TERMOFORMING PROSTHETIC BELOW KNEE (B/K) Febriantoko, Bambang Waluyo; Aryanto, Aris; Riyadi, Tri Widodo Besar
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 18, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Industri semakin berkembang, kebutuhan terhadap plastik pun semakin bertambah. Akan tetapi, dalam aplikasi proses pembentukan plastik sering mengalami kendala. Salah satunya adalah penyusutan. Penyusutan sering terjadi pada proses pembentukan plastik, terutama pembentukan dengan sistem mechanical thermoforming. Sehingga perlu dianalisis hal-hal yang menyebabkan penyusutan pada produk yang dihasilkan. Beberapa hal yang diidentifikasi mempengaruhi terjadinya penyusutan adalah bentuk mold, temperatur, dan jenis plastik yang digunakan.Metode penelitian yang digunakan adalah membuat alat uji mechanical thermoforming dan  membuat  mold  yang  akan  digunakan  untuk  menganalisis  penyusutan.  Mold yang digunakan ada 2 macam, yaitu mold telapak kaki atas dan mold telapak kaki bawah. Selain variasi pada mold, analisis juga ditujukan pada temperatur plastik polypropylene (PP) dan plastik PVC yang akan diproses. Variasi temperatur yaitu:1000C,  1200C,  dan  140oC.  Sedangkan  jenis  plastik  yang  diujikan  adalah  plastikpolypropylene (PP) dan plastik PVC.Dari data hasil pengujian dan pembahasan pada proses mechanical thermoforming untuk plastik polypropylene (PP) dengan ketebalan 1,0 mm tidak dapat dianalisis persentase penyusutan yang terjadi karena sifat viskos pada plastik rendah. Pada plastik jenis PP ini meskipun membentuk pola, tetapi tidak sempurna. Bahan plastik PP setelah proses penekanan dengan temperatur 100ºC-120ºC plastik tidak mengalami pemuaian yang cukup baik, karena plastik masih bersifat elastik. Pada temperatur140ºC plastik mengalami pemuaian, tetapi saat proses penekanan plastik mengalami bentuk pola yang tidak sempurna, karena temperatur terlalu tinggi. Sedangkan pada plastik PVC didapatkan hasil bahwa pada mold telapak kaki atas dengan ketinggian2 cm dan tebal plastik 1,0 mm menghasilkan persentase penyusutan rata-rata 7,85% dengan temperatur 100ºC, 9,80% dengan temperatur 120ºC dan 12,11% dengan temperatur 140ºC. Pada mold telapak kaki bawah dengan ketinggian 2 cm dan tebal plastik 1,0 mm menghasilkan persentase penyusutan rata-rata 10,01% dengan temperatur 100ºC, 10,96% dengan temperatur 120ºC dan 12,08% dengan temperatur140ºC. Kata Kunci: Mechanical thermoforming, penyusutan plastik, mold ABSTRACT The growing of industry has the effect to the increase of plastic need.  However, the application of plastic forming process often experiences constraints. One of them is depreciation. Depreciation often occurs in the plastic forming process, especially forming with mechanical thermoforming system. So it is necessary to analyze the things that cause shrinkage on the product. Some of the things that are identified to influence the shrinkage are the molds, temperatures and types of used plastics.The used method is to make mechanical thermoforming test and make mold which will be used to analyze depreciation. There are 2 kinds of molds, namely upper foot sole mold and bottom foot sole mold. In addition to the variations of the mold, the analysis is also aimed at the temperature of polypropylene plastic (PP) and PVC plastic which will be processed. The temperature variations are 1000C, 1200C and 140oC and the types of plastics that are tested is polypropylene plastic (PP) and PVC plastic.The results show that on mechanical thermoforming process for polypropylene (PP) plastic with 1.0 mm thickness, the percentage of shrinkage can not be analyzed because of the low viscous nature of plastic. PP type plastic can form a pattern, but not perfect. PP plastic material does not experience a good expansion after pressing process with100ºC-120ºC plastic temperature. This is because the plastic is still elastic. At 140ºC, the plastic undergoes expansion, but when the plastic pressing process, it undergoes an imperfect pattern. The reason is the temperature is too high. Meanwhile for the PVC plastic, it was found that in the upper foot sole mold with height of 2 cm and 1.0 mm plastic thickness, the percentages of shrinkage average are 7.85% with temperature100ºC, 9.80% with temperature 120ºC and 12.11% with temperature of 140ºC. In the bottom foot sole mold with 2 cm height and 1.0 mm plastic thickness, the percentages of shrinkage average are 10.01% with temperature 100ºC, 10.96% with temperature120ºC and 12.08% with temperature 140ºC. Keywords: Mechanical thermoforming, plastic shrinkage, mold
PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT 52 LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Riyadi, Tri Widodo Besar; Safaat, Alfian; Febriantoko, Bambang Waluyo
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 17, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan yang ingin didapat dari simulasi ini yaitu mengetahui terjadinya fenomena springback dan ”weld movement”  pada proses deep drawing khususnya pada pelat jenis tailored blank sehingga dapat dilakukan permodelan desain deep drawing untuk optimasi hasil draw piece agar springback bukan menjadi masalah dalam proses deep drawing.Pada simulasi ini, model yang digunakan adalah square cup deep drawing dengan dimensi model dies, diameter atas d1 : 180 mm, diameter tengah d2 : 80 mm, diameter bawah d3 : 60 mm, kedalaman atas h1 : 10  mm, kedalaman tengah h2 : 10 mm dengan radius 135o, dan kedalaman bawah h3 : 10 mm. Bahan tailored welded blanks (TWB) yang digunakan yaitu pelat baja (mild steel) dengan ketebalan 1 mm dan 0,8 mm kemudian di las. Diameter benda uji (blank) yang digunakan yaitu : 160 mm.Hasil simulasi pada kedua pelat tebal dan pelat tipis, menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu bahwa springback terbesar terjadi pada bagian penampang samping, sedangkan springback terkecil terjadi pada bagian bawah. Sedangkan Pergerakan lajur las (weld movement) mengalir dari pelat dengan ketebalan 1 mm menuju ketebalan 0,8 mm, hal ini terjadi karena tegangan mengalir menuju pada pelat yang lebih tipis
PENGARUH KOMPOSISI SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KOEFISIEN GESEK DAN TEMPERATUR GESEK PADA BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN DARI KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA SERBUK TEMBAGA FIBERGLASS DENGAN MATRIK PHENOL Purboputro, Pramuko Ilmu; Febriantoko, Bambang Waluyo
Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer Vol 5, No 2 (2014): Jurnal Simetris
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.872 KB) | DOI: 10.24176/simet.v5i2.219

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan dengan menggunakan fraksi berat serat kelapa, serbuk tembaga, fiberglass dengan resin phenolic terhadap keausan dan kekerasan specimen kampas kopling dan membandingkannya dengan kampas kopling yang sudah ada di pasaran Special Genuine Part (SGP ). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat kelapa, serbuk tembaga, fiberglass, dan resin phenolic. Pembuatan dilakukan dengan proses kompaksi, dengan gaya sebesar 2 ton dan ditahan selama 60 menit. Setelah mencapai holding time yang diinginkan, dies (cetakan) dimasukkan kedalam oven dan dilakukan proses sintering dengan suhu 800 C selama 40 menit dan specimen dikeluarkan dari cetakan. Setelah didapat tiga specimen kampas kopling variasi serart kelapa, serbuk tembaga, dan fiberglass lalu dilakukan proses pengujian kekerasan Brinell dengan standar ASTM F 1957-99 dan pengujian keausan dengan standar ASTM D 3702-94 kemudian dilakukan foto makro untuk melihat kepadatan dan sifat masing-masing bahan penyusun specimen kampas kopling. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa komposisi bahan dengan fraksi berat serat kelapa sebesar 40 %, serbuk tembaga sebesar 20 %, fiberglass 20 % dan resin phenolic 20% didapat harga kekerasan 4,098 kg/mm2, harga keausan uji kering sebesar 0,14 mm/jm dan harga keausan uji basah pengaruh oli sebesar 0,19 mm/jm. Sehingga mendekati harga kampas kopling SGP dengan harga kekerasan 3,974 kg/mm2, harga keausan uji kering sebesar 0,15 mm/jm dan harga keausan uji basah pengaruh oli sebesar 0,20 mm/jm. Kata kunci : kampas kopling, serat kelapa, serbuk tembaga, fiberglass, resin phenol, kekerasan, keausan.
Rekayasa Pembuatan Kampas Rem Berbahan Dasar Serbuk Tempurung Kelapa Bermatriks Phenolic Resin Terhadap Performa Gesek Pengereman Binyamin Binyamin; Anis Siti Nurrokayati; Bagas Bayu Prasetyo; Syahrul Fathur Rahman; Bambang Waluyo Febriantoko
TRAKSI Vol 19, No 2 (2019): TRAKSI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2861.056 KB) | DOI: 10.26714/traksi.19.2.2019.104-120

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sifat mekanik material komposit berpenguat tempurung kelapa sebagai bahan dasar campuran kampas rem. Untuk menggantikan kampas rem berbahan asbes yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Metode yang digunakan mencampurkan komposisi bahan kampas rem yang diteliti bermatriks phenolic resin penguat serbuk tempurung kelapa dengan limbah serbuk logam (aluminium, kuningan, barium sulfat, kalsium karbonat, grafit) dan fiberglass. Beban penekanan 10 ton serta waktu pengepresan campuran material yaitu 5 menit pada temperatur 150°C, 8 menit pada temperature 130°C dan 10 menit pada temperatur 120°C. Pengujian gesek dalam kondisi kering dan basah dengan pembebanan 15 kg serta pengujian kekerasan dengan durometer. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu nilai keausan dan kekasaran kampas rem sangat dipengaruhi oleh komposisi material penyusun serta waktu dan temperatur penekanan.
PELAPISAN PRODUK HASIL PRINTER 3 DIMENSI DENGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAT DAN PELAPIS RESIN Bambang Waluyo Febriantoko; Rachman Rio Riyanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.966 KB)

Abstract

Pengembangan produk berbasis additive manufacturing salah satunya adalah Fused Deposition Modelling. Kelemahan dari Fused Deposition Moldelling atau yang lebih dikenal dengan printer 3D yaitu waktu proses pengerjaan yang lama dan hasil permukaan yang kurang halus. Guna mengatasi kekurangan hasil permukaan yang kurang halus, maka perlu adanya riset untuk mengatasinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kekasaran bahan plastik ABS dari produk printer 3D dengan fill density 20% dan 50% yang tidak dilapisi, dilapisi cat Chrome dan dilapisi Gelcoat Resin Pengujian ini mengunakan bahan (ABS) dengan pengujian kekasaran pada variasi bahan ABS dengan fill density 20% dan 50% yang tanpa pelapis, dengan pelapis cat Chrome dan dengan pelapis RenGel. Tingkat kekasaran bahan (Ra) ABS dari produk printer 3D dengan fill density 20% yang tidak dilapisi menghasilkan nilai Ra sebesar 10,291 µm, sedangkan Cat Chrome sebesar 1,780 µm dan yang dilapisi Gelcoat Resin sebesar 0,849 µm. Tingkat kekasaran bahan ABS dari produk printer 3D dengan fill density 50% yang tidak dilapisi menghasilkan nilai Ra sebesar 5,164 µm, sedangkan Cat Chrome sebesar 1,115 µm dan yang dilapisi Gelcoat Resin sebesar 0,529 µm. Dari data-data tersebut tingkat kehalusan yang optimal pada spesimen dengan fill density 50% dan berpelapis Gelcoat Resin.Kata kunci: 3D Printer, Fused Deposition Modelling, ABS   
DISAIN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN DIES SASIS MOBIL MINI TRUK ESEMKA Bambang Waluyo Febriantoko
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 4 2013
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lewat serangkaian riset anak bangsa tiada henti melakukan inovasi di bidang pembuatan mobil nasional. Salah satu pengembangannya melalui perakitan dan pembuatan mobil esemka. Riset ini dibiayai oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan untuk proses pembelajaran dalam bidang otomotif.  Penelitian ini diawali dari reverse engineering mobil import buatan China.  Tahap awal dilakukan pengambilan data dari bodi, sasis, dan bak angkut. Pada sasis dilakukan disain awal sasis dan perencanaan dies untuk pembuatan sasis secara massal. Tujuan penelitian ini menciptakan produk sasis yang siap digunakan untuk produksi massal. Metode penelitian diawali dari disain dies yang dilanjutkan dengan pembuatan pattern untuk proses cor logam. Pengecoran dilakukan di Batur Ceper Klaten, bahan yang digunakan adalah FC 300 dan FCD. Setelah pengecoran selesai, dilakukan proses permesinan  dan proses fabrikasi. Proses finishing meliputi reaming dan polishing dilakukan sebelum fabrikasi. Dies Spotting dilakukan untuk memastikan kondisi kedua pasangan dies pada kondisi yang optimal. Uji coba produk dilakukan dengan menggunakan mesin pres 1000  ton. Tahap ini dilakukan sebanyak tiga kali proses untuk tiap produk. Proses pertama pengepresan bagian depan, belakang dan proses ketiga untuk meratakan sambungan antar proses. Jumlah produk yang diuji coba sebanyak 22 produk meliputi sasis bagian kiri dan sasis bagian kanan.  Hasil dari pengujian dilakukan analisis produk akhir dengan cara melakukan pengukuran produk hasil dan dibandingkan dengan ukuran awal dari dies yang telah dibuat. Analisis menunjukkan bahwa akurasi dimensi sebesar 1,7 mm, produk dalam kategori yang baik.   Kata kunci: mobil esemka, sasis long member, dies
PENGUKURAN CACAT WARPAGE PADA PRODUK PLASTIK DENGAN CETAKAN BERSALURAN PENDINGIN TIPE LURUS DAN CONFORMAL Bambang Waluyo Febriantoko; Agung Setyo Darmawan
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 7 2016
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.093 KB)

Abstract

Salah satu cara meningkatkan keakurasian dimensi dengan cara membuat cetakan yang mempunyai saluran pendingin yang merata, mengikuti kontur dari cavity, sehingga arah penyusutan produk pada siklus pendinginan dapat merata. Mold tipe solid yang selama ini digunakan mempunyai keterbatasan pada sistim saluran pendinginan. Saluran pendingin tipe conformal dapat dibuat menggunakan cetak resin yang dicampur serbuk logam yang didalamnya ada pipa mengikuti bentuk cavity. Penelitian ini akan membandingkan cacat warpage produk plastik yang dibuat dari dua tipe cetakan yaitu cetakan solid bersaluran pendingin lurus dan soft tooling bersaluran pendingin conformal. Analisa produk meliputi pengukuran warpage arah tinggi, diameter dalam, diameter luar dari produk berbentuk lingkaran pipih. Metode penelitian yang digunakan dengan membuat cetakan sebanyak 2 buah, terdiri dari cetakan bersaluran pendingin lurus dan bersaluran conformal tipe soft tooling. Tiap cetakan digunakan untuk membuat spesimen sebanyak 20 buah. Bahan plastik digunakan adalah Polypropylene (PP). Pengukuran kesilindrisan dilakukan dengan mengukur diameter luar dan dalam produk menggunakan jangka sorong. Pengamatan warpage dilakukan dengan mengamati hasil produk secara makro dan pengukuran dengan dial indikator.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa saluran pendingin tipe conformal soft tooling mempunyai kesilindrisan yang lebih baik dibanding cetakan bersaluran pendingin lurus. Cacat produk yang paling banyak pada jenis cetakan tipe solid bersaluran pendingin lurus. Kata kunci: conformal cooling, injeksi plastik, soft tooling, warpage
KARAKTERISTIK CAMPURAN KARET ALAM DENGAN PET Bambang Waluyo Febriantoko; Heri Pujiastono
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2011): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2 2011
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan dasar karet dan plastik dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai. Plastik adalah zat organik yang dihasilkan dari senyawa-senyawa dari unsur C (Karbon), H (Hidrogen), dan N (Nitrogen). Sedangkan karet dapat dihasilkan dari sumber alam maupun sintetis yang secara umum terdiri dari unsur C, dan H . Plastik mempunyai sifat mekanis yang baik, yakni kekuatan yang tinggi, dan kekakuan yang tinggi, serta tahan terhadap panas, sedangkan karet mempunyai gaya elastis yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan plastik dengan karet supaya mendapatkan sifat yang menguntungkan dari kedua bahan yang dapat diamati secara mikro dan morphology. Dalam penelitian ini, bahan yang digunakan adalah plastik jenis PET (Polyethylene Terephthalate), NR (Natural Rubber), dan RR (Recycle Rubber). Masing-masing bahan tersebut dilakukan pencampuran yaitu antara PET dengan NR, PET dengan RR, dan NR dengan RR dengan perbandingan berat 95/5, 90/10, 80/20, 75/5, 70/30 dalam bentuk serbuk. Pembuatan spesimen uji sesuai dengan standar ASTM D 412-98a dan dilakukan dengan metode High Pressure High Temperature Sintering (HPHTS) pada suhu 160º C, tekanan 200 Mpa, dan dilakukan selama 10 menit pada masing-masing spesimen. Untuk mengetahui morphology dari masing-masing bahan dilakukan pengamatan hasil foto makro dan pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM) yang disertai dengan EDX (Electron Dispersive Spectroscopy X-Ray). Hasil penelitian dengan pengamatan foto makro dan SEM, menunjukkan bahwa adhesi dari kedua bahan masih belum sempurna, PET belum dapat terdispersi secara merata, dan surface threatment antar bahan belum terjadi dengan baik karena masing-masing bahan kurang membasahi (wettabilitynya rendah) yang dikarenakan perbedaan temperatur leleh. Kata kunci : Karet Alam, Sintering, Daur Ulang Karet, PET