Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Value Historis Situs Kelenteng Pantulak Sebagai Sumber Belajar IPS Berbasis Pendidikan Multikulture Kelas VII di SMPN 3 Sungai Ambawang Emi Tipuk Lestari; Saiful Bahri; Yulita Dewi Purmintasari
SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 16, No 2 (2019): SOCIA: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/socia.v16i2.28945

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Value Historis situs Klenteng Pantulak tersebut, dan mengetahui pemanfaatan situs Klenteng Pantulak  sebagai sumber belajar  dalam pembelajaran IPS berbasis Pendidikan Multikulture  di SMPN 3 Sungai Ambawang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelenteng Pantulak merupakan bentuk akulturasi suku Dayak, Melayu, Madura dan Cina menghasilkan keanekaragaman budaya dan perdamaian antar suku terjalin dengan baik hingga saat ini. Dalam pembelajaran IPS berbasis multikultur Klenteng Pantulak menjadikan sebuah sumber pembalajaran yang tepat dengan materi maupun kondisi siswa di SMP N 3 Ambawang yang multietnis.
UPAYA PELESTARIAN CAGAR BUDAYA HOLLANDSCH INLANDSCHE SCHOOL (HIS) PERTAMA DI PONTIANAK Saiful Bahri; Yuver Kusnoto; Basuki Wibowo; Sahid Hidayat; Yulita Dewi Purmintasari; Emusti Rivasintha; Superman Superman
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2019): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v3i1.1222

Abstract

Abstrak Upaya pelestarian benda cagar budaya membutuhkan keterlibatan banyak pihak dan yang terpenting adalah keterlibatan  masyarakat, terutama pada benda cagar budaya yang masih dipakai (living monument). Pelestarian living monument terkadang lebih sulit, dikarenakan kurangnya pemahaman sang pemilik tentang pentingnya pelestarian benda cagar budaya miliknya.Masyarakat sudah semakin sadar dan kritis dalam usaha-usaha pelestarian Cagar Budaya khususnya yang berwujud bangunan. Beberapa Komunitas peduli Cagar Budaya sudah mulai bermunculan dan melakukan berbagai kegiatan nyata di berbagai daerah. Kenyataan ini menunjukkan anak muda telah mulai peduli akan kelestarian Cagar Budaya. Dalam usaha pelestarian ini terkadang masyarakat masih binggung dengan cara apa. Masyarakat yang menempati cagar budaya SD Negeri14 Pontianak, sebagai pihak sekolah menginginkan adanya pendampingan kepada siswa untuk memberikan pemahaman tentang pelestarian cagar budaya. Melihat usia siswa yang masih harus mendapatkan perhatian maka dari itu orang tua/wali murid tidak dapat lepas peran pada hal ini karena orang tua juga harus mendukung pelestarian cagar budaya.Tujuan Pengabdian adalah untuk mengetahui Pemahaman siswa dan wali murid terhadap pelestarian cagar budayadan memberikan pemahaman kepada siswa dan wali murid terhadap pelestarian cagar budaya. Hasil dan manfaat Kegiatan Pengabdian ini adalah mampu mengenalkan kepada siswa dan wali murid tentang cagar budaya terutama Cagar Budaya SD 14 Pontianak, memberikan kesadaran kepada siswa dan wali murid dalam pelestarian Cagar Budaya terutama Cagar Budaya SD 14 Pontianak, dan memberikan pemahaman siswa dan wali murid mengenai pentingnya pelestarian cagar budaya terutama cagar budaya SD 14 Pontianak.
Masyarakat Bali di Kalimantan Barat Superman Superman; Yulita Dewi Purmintasari
HISTORIA : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 9, No 1 (2021): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.259 KB) | DOI: 10.24127/hj.v9i1.2297

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran spesifik mengenai kehidupan masyarakat Bali di Kalimantan Barat khususnya di Sedahan Jaya. Adapun aspek yang diteliti ialah mengenai sejarah awal masyarakat Bali bermigrasi ke Kalimantan Barat dan menetap di Sedahan Jaya. Aspek lain yang juga diteliti ialah budaya Bali yang mereka bawa serta lestarikan di Sedahan Jaya. Metode yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif deskriptif. Masyarakat Bali yang ada di Sedahan Jaya telah melewati perjalanan panjang hingga akhirnya menetap. Mereka bertransmigrasi ke Kalimantan Barat dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan setelah di daerah asal mereka Karangasem Bali dilanda musibah letusan Gunung Agung. Di tempat yang baru mereka harus bertahan dengan lingkungan yang sangat berbeda dari tempat asal. Masyarakat Bali di Sedahan Jaya memegang teguh budaya Bali dan agama Hindu. Hal tersebut tercermin dari keseharian mereka yang tidak jauh berbeda dengan masyarakat yang ada di Bali sendiri.