Fatkurahman Arjuna
Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT BODYWEIGHT TERHADAP KEBUGARAN JASMANI, INDEKS MASSA TUBUH, PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN FLEKSIBILITAS Nanda Dwicahya; Fatkurahman Arjuna
MEDIKORA Vol 16, No 1 (2017): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.205 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v16i1.23486

Abstract

Memiliki status kebugaran jasmani yang baik dan tubuh yang ideal merupakan harapan semua orang. Sebagian besar member fitness Ros-In Hotel memliki tubuh yang kurang ideal dan kebugaran jasmani yang kurang bagus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan circuit bodyweight terhadap kebugaran jasmani, indeks massa tubuh, persentase lemak tubuh, dan fleksibilitas member fitness Ros-In Hotel Yogyakarta.Penelitian ini merupakan pre-experimental design dengan one-group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah member dengan usia antara 19-25 tahun, aktif minimal dua bulan, dan bersedia mengikuti latihan 18 kali pertemuan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan pengukuran. Instrumen yang digunakan yaitu tes rockport, stadiometer, timbangan, scinfold caliper, dan sit and reach. Analisis data penilitian menggunakan uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan variabel antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.Hasil penelitian ini menunjukan uji t data VO2Max diperoleh nilai t hitung 3.000 t tabel 2.262, dan nilai p 0,015 0,05 maka ada peningkatan VO2Max yang signifikan. Hasil uji t IMT diperoleh nilai t hitung 6.957 t tabel 2.262, dan nilai p 0,000 0,05 maka ada penurunan berat badan yang sangat signifikan. Hasil uji t lemak tubuh diperoleh nilai t hitung 9.221 t tabel 2.262, dan nilai p 0,000 0,05 maka ada penurunan lemak tubuh yang sangat signifikan. Hasil uji t fleksibilitas diperoleh nilai t hitung 6.332 t tabel 2.262, dan nilai p 0,000 0,05 maka ada peningkatan fleksibilitas yang sangat signifikan.
PENGARUH LATIHAN CIRCUIT BODYWEIGHT TERHADAP KEBUGARAN JASMANI, INDEKS MASSA TUBUH, PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN FLEKSIBILITAS Nanda Dwicahya; Fatkurahman Arjuna
MEDIKORA Vol 16, No 1 (2017): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.205 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v16i1.23487

Abstract

Memiliki status kebugaran jasmani yang baik dan tubuh yang ideal merupakan harapan semua orang. Sebagian besar member fitness Ros-In Hotel memliki tubuh yang kurang ideal dan kebugaran jasmani yang kurang bagus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan circuit bodyweight terhadap kebugaran jasmani, indeks massa tubuh, persentase lemak tubuh, dan fleksibilitas member fitness Ros-In Hotel Yogyakarta.Penelitian ini merupakan pre-experimental design dengan one-group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah member dengan usia antara 19-25 tahun, aktif minimal dua bulan, dan bersedia mengikuti latihan 18 kali pertemuan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan pengukuran. Instrumen yang digunakan yaitu tes rockport, stadiometer, timbangan, scinfold caliper, dan sit and reach. Analisis data penilitian menggunakan uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan variabel antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.Hasil penelitian ini menunjukan uji t data VO2Max diperoleh nilai t hitung 3.000 t tabel 2.262, dan nilai p 0,015 0,05 maka ada peningkatan VO2Max yang signifikan. Hasil uji t IMT diperoleh nilai t hitung 6.957 t tabel 2.262, dan nilai p 0,000 0,05 maka ada penurunan berat badan yang sangat signifikan. Hasil uji t lemak tubuh diperoleh nilai t hitung 9.221 t tabel 2.262, dan nilai p 0,000 0,05 maka ada penurunan lemak tubuh yang sangat signifikan. Hasil uji t fleksibilitas diperoleh nilai t hitung 6.332 t tabel 2.262, dan nilai p 0,000 0,05 maka ada peningkatan fleksibilitas yang sangat signifikan.
GAMBARAN KOMPONEN FISIK PREDOMINAN (KOMPONEN FISIK DASAR) PELATIH SSO REAL MADRID FIK UNY Fatkurahman Arjuna
MEDIKORA Vol 17, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.446 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v17i2.29181

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran komponen fisik predominan (komponen fisik dasar) pelatih SSO Real Madrid FC FIK UNY 2016.  Adapun komponen fisik predominan (komponen fisik dasar) yang diukur meliputi kekuatan, daya tahan otot, speed, kelincahan, kelentukan, power dan daya tahan dasar (kardiovaskuler). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survai, dengan teknik tes. Subjek penelitian ini adalah pelatih SSO Real Madrid FC FIK UNY tahun 2016 sebanyak 11 orang. Instrumen yang digunakan untuk kekuatan otot punggung dan tungkai dalah leg and back dynamometer. Daya tahan otot perut diukur dengan tes sit up, daya tahan otot lengan dan bahu dengan tes push up, daya tahan otot tungkai dengan tes squat jump. Speed dengan tes lari 30 meter. Kelincahan dengan tes beam side step. Kelentukan dengan alat flexometer. Power otot tungkai dengan tes vertical jumps. Daya tahan umum (kardiovascular) dengan multistage test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatih SSO Real Madrid FC FIK UNY 2016 secara umum memiliki kekuatan otot punggung yang baik sekali dengan rata-rata 138,7 kg. Pengukuran kekuatan otot tungkai menunjukkan rata-rata 170,9 kg yang artinya mayoritas pelatih memiliki kekuatan otot tungkai yang cukup dan kurang. Pelatih SSO Real Madrid FC secara umum memiliki daya tahan otot perut yang kurang dengan rata-rata sit up 45,5 kali dan daya tahan otot lengan dan bahu yang baik dan cukup dengan rata-rata push up 20,9 kali. Sedangkan daya tahan otot tungkai secara umum masuk kategori kurang dengan rata-rata squat jump 16,4 kali. Pelatih SSO Real Madrid FC memiliki speed yang kurang dengan rata-rata 4,826 detik. Hasil pengukuran menunjukkan seluruh pelatih memiliki kelincahan yang kurang dengan rata-rata 27,4 detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh pelatih memiliki kelentukan yang sempurna dengan rata-rata 37,9 cm. Hasil pengukuran power menunjukkan rata-rata vertical jump 45,8 cm, yang artinya pelatih SSO Real Madrid FC memiliki power yang cukup. Sementara hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatih SSO Real Madrid FC secara umum memiliki tingkat daya tahan umum (kardiovaskuler) yang kurang dengan rata-rata 33,67 ml.kg/menit. DESCRIPTION OF PREDOMINANT PHYSICAL COMPONENTS (BASIC PHYSICAL COMPONENTS) REAL MADRID SSO TRAINER AbstractThis study aims to determine the description of predominant physical components (basic physical components) SSO coach of Real Madrid FC FIK UNY 2016. The predominant physical components (basic physical components) measured include strength, muscular endurance, speed, agility, flexibility, power and power basic (cardiovascular) resistance. The design used in this study was survey research, with test techniques. The subjects of this study were 11 SSO Real Madrid FC FIK UNY trainers. The instrument used for back and leg muscle strength is leg and back dynamometer. Abdominal muscle endurance was measured by sit-up tests, arm and shoulder muscular endurance by push-up tests, leg endurance by squat jump tests. Speed with a 30 meter test run. Agility with beam side step tests. Make use of the flexometer. Leg muscle power with a vertical jump test. General endurance (cardiovascular) with a multistage test. The results showed that the 2016 Real Madrid FC FIK UNY SSO coach in general had excellent back muscle strength with an average of 138.7 kg. Measurement of leg muscle strength shows an average of 170.9 kg, which means the majority of trainers have sufficient and less leg muscle strength. SSO coaches Real Madrid FC in general have less abdominal endurance with an average sit-up of 45.5 times and good endurance of arm and shoulder muscles and enough with an average push-up of 20.9 times. While leg muscle endurance is generally in the category of less with an average squat jump of 16.4 times. SSO coaches Real Madrid FC have less speed with an average of 4.826 seconds. The measurement results show that all trainers have less agility with an average of 27.4 seconds. The results showed that all trainers had perfect flexibility with an average of 37.9 cm. Power measurement results show an average vertical jump of 45.8 cm, which means SSO Real Madrid FC coaches have enough power. While the results of the study show that SSO coaches Real Madrid FC in general have a general level of endurance (cardiovascular) which is less with an average of 33.67 ml.kg/min.
Pengaruh latihan sirkuit dengan interval istirahat tetap dan menurun terhadap komposisi tubuh pemain bola voli putri Fatkurahman Arjuna
MEDIKORA Vol 19, No 1 (2020): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.41 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v19i1.30975

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menguji ada tidaknya perbedaan pengaruh jenis latihan sirkuit dengan interval istirahat tetap dan menurun terhadap komposisi tubuh pemain bola voli putri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan Metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Analisis data menggunakan analisis kuantitatif kelompok perlakuan menggunakan jenis latihan sirkuit dengan interval istirahat tetap dan menurun terhadap IMT (indeks masa tubuh dan lemak tubuh). Subjek dalam penelitian ini pemain bola voli baja 78 yang berjumlah 36 orang. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa perlakuan latihan sirkuit interval dengan istirahat tetap dan kontrol sama-sama tidak menunjukkan peningkatan yang berarti antara pretest dan posttest sedangkan pada pengukuran IMT perlakuan latihan sirkuit dengan interval menurun menunjukkan peningkatan yang berarti. Effect of circuit training with fixed and decreased resting interval on body composition of female volleyball playersAbstractThis study aims to examine and test whether there are differences in the effect of circuit training types with fixed and decreased resting interval on the body composition of female volleyball players. This research is a quantitative research with quasi-experimental method. The data analysis used quantitative analysis of the treatment group using a type of circuit training with fixed and decreased rest intervals for BMI (body mass index and body fat). Subjects in this study were “baja 78” volleyball players totaling 36 people. The measurement results showed that the treatment of interval training circuits with constant rest and control equally did not show a significant increase between pretest and posttest whereas the measurement of BMI treatment circuit training with a decreased interval showed a significant increase.
PERSEPSI INSTRUKTUR MENGENAI KEBUGARAN DAN CEDERA DI KAMPUNG WISATA AIR TITIK 0 JAWA TENGAH: STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF Rizki Mulyawan; Yudik Prasetyo; Fatkurahman Arjuna; Atikah Rahayu; Farid Imam Nurhadi
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 6 No 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2021.6.2.7

Abstract

Resiko terjadi cedera tidak hanya ada di lapangan, aktivitas fisik di lingkungan tempat wisata pun memiliki potensi terjadinya cedera yang sangat besar. Persepsi mengenai cedera perlu dipertimbangkan sebagai langkah awal antisipasi kejadian cedera akibat aktivitas fisik di tempat rekreasi. Mayoritas praktisi mungkin lupa bahwa peran instruktur khususnya di tempat wisata perlu dipelajari lebih mendalam karena masih jarang ada yang berani untuk menelusuri lebih lanjut. Observasi studi ini dilakukan kepada 18 instruktur melalui teknik pengambilan subjek dengan total sampling di Kampung Wisata Air Titik 0 Jawa Tengah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa semua instruktur yang terlibat terbiasa melakukan aktivitas fisik 1-2 kali seminggu sebesar 88,89%, lebih besar dibandingkan instruktur yang terbiasa beraktivitas fisik 3-4 kali seminggu yang hanya sebesar 11,11%. Cedera di bagian kepala belum pernah dialami oleh seluruh instruktur, satu orang mengalami cedera pada bagian punggung (5,5%) dan tubuh bagian atas (5,5%), dan mayoritas instruktur mengalami cedera pada tubuh bagian bawah (88,89%). Kondisi tegang (38,89) dan memar (27,78%), retak (16,67%), berputar atau terkilir (5,56%) dialami oleh semua intruktur. Penyebab cedera terjadi mayoritas akibat jatuh (72,27%), kontak fisik (16,67%) dan beban berlebih (11,11%). Lebih dari 50% instruktur mengalami pengulangan cedera dan berhenti melakukan kegiatan kurang lebih sampai rentang 2 minggu. Terjadi penurunan waktu peregangan, meskipun semua instruktur tidak lupa untuk melakukan sebelum dan setelah aktivitas. Perlu adanya penerapan strategi pemulihan, meskipun instruktur beranggapan bahwa cedera tidak menurunkan kondisi kebugaran.
Tingkat kebugaran dan hubungan antara detak jantung, air tubuh, gejala dehidrasi pada remaja selama pandemi Rizki Mulyawan; Yudik Prasetyo; Fatkurahman Arjuna; Sumaryanti; Sigit Nugroho
Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran Vol 7 No 3 (2021): Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2168.083 KB) | DOI: 10.29407/js_unpgri.v7i3.16586

Abstract

This study was conducted to find out the body response occurred immediately after bleep test after undergoing a pandemic period of more than one year. This research is an analytic observational study with a cross-sectional approach, using the purposive sampling technique. The research subjects were 43 students, 14 women and 29 men with the criteria (1) sports students who were physically active three times a week during the last 1-2 months; (2) no injury or (3) illness in the last 3-7 days. The instruments used are polar heart rate monitor h-10 (measure heart rate), Omron HBF 375 Karada Scan (assess the percentage of water in the body), and urine color scale (dehydration predictor). Data analysis through homogenity test, Kolmogorov-Smirnov normality test, and Pearson Correlation test. The findings of this research were female (30.2 ± 2.63) and male (36.8 ± 5.31) VO2Max concluded as fair category. There was no significant relationship between heart rate with body water (0.071 > 0.05) and urine color (0.557 > 0.05), even body water and urine colour (0.10 > 0.05). The pandemic period is proven to make fitness levels stand in a fair category. Heart rate, body water percentage, and dehydration do not have a significant relationship with each other.