Prijo Sudibjo
Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

IDENTIFIKASI TINGKAT KEBUGARAN OTOT ATLET BULUTANGKIS USIA 9-12 TAHUN DENGAN METODE KRAUS WEBER Dinan Mitsalina; Prijo Sudibjo
MEDIKORA Vol 16, No 1 (2017): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.976 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v16i1.23479

Abstract

Bulutangkis merupakan olahraga yang memiliki risiko cedera yang tinggi disebabkan karena karakteristik olahraga tersebut (high impact, high intensity, and multi direction sports). Upaya pencegahan cedera dapat dilakukan dengan memiliki kebugaran otot dan fleksibilitas yang baik. Identifikasi kebugaran otot dan fleksibilitas atlet dapat dilakukan dengan metode Krauss Weber. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kebugaran otot atlet bulutangkis usia 9-12 tahun tahun dengan metode Krauss Weber.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan metode survei dengan instrumen berupa tes Kraus Weber. Subjek penelitian yang digunakan adalah atlet bulutangkis usia 9-12 tahun di Klub Jaya Raya Satria. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, dengan jumlah 12 atlet. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan persentase.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran otot atlet bulutangkis usia 9-12 tahun yang paling buruk adalah pada kekuatan otot perut, didominasi oleh semua atlet dengan kategori obesitas yang berjenis kelamin putra. Seluruh atlet bulutangkis usia 9-12 tahun memiliki kekuatan otot punggung maupun fleksibilitas tulang belakang dan otot hamstring yang baik.
HUBUNGAN STATUS KEBUGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA PEMBUAT BUIS BETON Hari Wahyono; Prijo Sudibjo
MEDIKORA Vol 15, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.779 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v15i2.23203

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status kebugaran jasmani dan status gizi dengan produktivitas kerja pekerja pembuat buis beton di Dusun Blawong I, Trimulyo, Jetis, Bantul. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasi cross sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pembuat buis beton di Dusun Blawong I, Trimulyo, Jetis, Bantul. Sampel dalam penelitian ini berjumlah lima belas orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi product moment dan uji regresi (α = 0,05).Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan jantung-paru danproduktivitas kerja (p = 0,005) dan (r = 0,743), kekuatan otot tungkai dengan produktivitas kerja (p = 0,030) dan (r = 0,559), kekuatan otot lengan dengan produktivitas kerja (p = 0,002) dan (r = 0,729), kelentukan dengan produktivitas kerja (p = 0,009) dan (r = 0,647), persentase lemak dengan produktivitas kerja (p = 0,033) dan (r = -0,551). Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan produktivitas kerja (p = 0,040) dan (r = 0,536). Hasil uji regresi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara status kebugaran jasmani dan status gizi dengan produktivitas kerja (p = 0,004).
PENYULUHAN AKTIVITAS FISIK DAN SCREENING PARAMETER SINDROM METABOLIK PADA POPULASI LANSIA Cerika Rismayanthi; Prijo Sudibjo; Novita Intan Arovah; Krisnanda Dwi Apriyanto
MEDIKORA Vol 18, No 1 (2019): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.736 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v18i1.29194

Abstract

Kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan informasi tentang profil tingkat kebugaran lansia binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Yogyakarta, (2) mendapatkan informasi tentang faktor risiko sindrom metabolik bagi lansia binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Yogyakarta, (3) memberikan pengetahuan bagi lansia binaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Yogyakarta tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik dan mengetahui parameter sindrom metabolik. Khalayak sasaran utama dari kegiatan ini adalah Kelompok Lansia Teratai Nogotirto, Kelurahan Nogotirto, Kecamatan Gamping Sleman berjumlah 118 orang. Metode kegiatan PPM dilakukan dengan beberapa kegiata meliputi: cek kesehatan, tes pengukuran kebugaran jasmani bagi lansia, serta evaluasi dan penyuluhan. Cek kesehatan meliputi pengukuran tekanan darah, lingkar perut, trigliserida, HDL dan glukosa darah puasa. Penyuluhan diberikan setelah para lansia mendapatkan hasil dari cek kesehatan. Metode penyuluhan dilakukan agar para lansia mempunyai motivasi untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari sindrom metabolik yang dapat memicu munculnya penyakit degeneratif. Tes pengukuran kebugaran jasmani meliputi jalan selama 6 menit, fleksibilitas, keseimbangan. Pengisian kuesioner dilakukan untuk mengetahui seberapa penting manfaat kegiatan PPM ini bagi para lansia. Berdasarkan hasil cek kesehatan diperoleh data bahwa sejumlah 78 (66,1%) lansia terindikasi sindrom metabolik. Dan dari sejumlah 78 lansia, 98,71% (77 lansia) yang terindikasi sindrom metabolik adalah perempuan. Dari data lansia laki-laki diperoleh rata-rata usia 61,5 tahun, dengan norma normal jalan 6 menit lansia laki-laki dengan usia tersebut adalah 610 – 735 yards (558-672 meter) dan norma normal jalan 6 menit lansia wanita dengan usia tersebut adalah 545 – 660 yards (498-603 meter). Jadi kesimpulan dari tes kebugaran lansia, baik laki-laki maupun wanita mempunyai tingkat kebugaran yang di atas rata-rata (above average). Physical Activity Counseling and Screening Parameter Metabolic Syndrome in the Elderly PopulationAbstractThe Community Service Program activity aims to: (1) obtain information on the profile of the fitness level of the elderly under the guidance of the Indonesian Doctors Association (IDI) and the Indonesian Doctors' Wives Association (IIDI) Yogyakarta, (2) obtain information about the risk factors for metabolic syndrome for the elderly under the guidance of the Association Indonesian Doctors (IDI) and the Indonesian Doctors 'Wives Association (IIDI) Yogyakarta, (3) provides knowledge for the elderly assisted by the Indonesian Doctors Association (IDI) and the Indonesian Doctors' Wives Association (IIDI) Yogyakarta about the importance of physical activity and knowing the parameters of metabolic syndrome. The main target audience for this activity is the Elderly Lotus Group Nogotirto, Kelurahan Nogotirto, Sleman Gamping District, with a total of 118 people. The PPM activity method is carried out with several activities including: health check, physical fitness measurement test for the elderly, as well as evaluation and counseling. Health checks include measurements of blood pressure, stomach circumference, triglycerides, HDL and fasting blood glucose. Counseling is given after the elderly get the results of a health check. The counseling method is done so that the elderly have motivation to maintain health and avoid the metabolic syndrome which can trigger the emergence of degenerative diseases. Physical fitness measurement tests include walking for 6 minutes, flexibility, balance. The questionnaire was filled out to find out how important the benefits of PPM activities are for the elderly. Based on the results of health checks obtained data that a number of 78 (66.1%) elderly indicated metabolic syndrome. And of the 78 elderly, 98.71% (77 elderly) who indicated metabolic syndrome were women. From the data of elderly men obtained an average age of 61.5 years, with the normal norm of walking 6 minutes elderly men with that age is 610 - 735 meters (558-672 meters) and the normal norm of walking 6 minutes elderly women with age these are 545 - 660 yards (498-603 meters). So the conclusion of the elderly fitness test, both men and women have a fitness level that is above average (above average).
PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN, GAMBARAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, SERTA INDEKS MASA TUBUH (IMT) BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN FIK UNY TAHUN AKADEMIK 2018 DAN 2019 Prijo Sudibjo; Yudik Prasetyo; Sumarjo Sumarjo; Cerika Rismayanthi
MEDIKORA Vol 18, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.68 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v18i2.29204

Abstract

Sehat dan bugar adalah dambaan setiap orang. Seseorang yang bugar tidak akan mudah lelah menghadapi kehidupan sehari-hari. Pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2018 dilakukan tes keterampilan dan kesehatan, sedangkan pada tahun 2019 tidak ada tes keterampilan dan kesehatan karena calon mahasiswa hanya mengunggah fortofolio dan tes tulus SBMPTN. Hal ini sangat berbeda dirasakan terutama pada mata kuliah gerak dasar yang sedikit mengalami kendala. Sehubungan dengan itu maka sekiranya perlu dilakukan tes keterampilan dan kesehatan pada mahasiswa prodi Ikor angkatan tahun 2019. Hal ini dikarenakan perlu k=kiranya dilakukan uji perbedaan yang dilihat berdasarkan indikator kebugaran fisik, berat badan dan tinggi badan serta Indeks Massa Tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Tingkat Kebugaran, Gambaran Tinggi Badan, Berat Badan, Serta Indeks Masa Tubuh (IMT) Bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK UNY Tahun Akademik 2018 Dan 2019. Penelitian ini merupakan Penelitian  komparatif  dapat  berupa  komparatif  deskriptif  (descriptive comparative) maupun komparatif korelasional (correlation comparative). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Rencana penelitian ini dilaksanakan Lapangan Tennis FIK UNY. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah. Untuk mengetahui kategori kebugaran jasmani maka data yang berupa waktu tempuh  dikonsultasikan dengan tabel penilaian Kebugaran jasmani. Teknik analisis data meliputi: uji normalitas, uji reliabilitas dan uji komparatif. COMPARISON OF FITNESS LEVELS, HEIGHT, WEIGHT, AND BODY MASS INDEX (BMI) FOR THE STUDENTS OF SPORT SCIENCE STUDY PROGRAM FIK UNY ACADEMIC YEAR 2018 AND 2019AbstractHealthy and fit is everyone's dream. A person who is fit will not be tired of facing everyday life. At the admission of new students in 2018 there will be a skills and health test, while in 2019 there will be no skills and health tests because prospective students only upload the SBMPTN portfolio and sincere tests. This is very different to be felt, especially in basic motion subjects that are slightly constrained. In connection with that, it is necessary to conduct skills and health tests on students of Ikor study program class of 2019. This is because it is necessary to test the differences that are seen based on indicators of physical fitness, weight and height as well as Body Mass Index. This study aims to determine the Comparison of Fitness Levels, Body Height, Weight, and Body Mass Index (BMI) for Students of Sport Science Study Program FIK UNY Academic Year 2018 and 2019. This research is a comparative study in the form of descriptive comparative (descriptive comparative) and correlational comparative (correlation comparative). Sampling was done by consecutive sampling technique. The research plan was carried out by the FIK UNY Tennis Court. The instrument used to collect data is. To find out the physical fitness category, the data in the form of travel time is consulted with a physical fitness assessment table. Data analysis techniques include: normality test, reliability test and comparative test.
TINGKAT PEMAHAMAN DAN SURVEI LEVEL AKTIVITAS FISIK, STATUS KECUKUPAN ENERGI DAN STATUS ANTROPOMETRIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FIK UNY Prijo Sudibjo; Novita Intan Arovah; Rachmah Laksmi Ambardini
MEDIKORA Vol. XI No. 1 Oktober 2013
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v11i2.2816

Abstract

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan dipersiapkan menjadi pelatih yang kompeten. Salah satu kompetensi yang diperlukan oleh pelatih adalah pemahaman dan keterampilan dalam pengukuran tingkat aktivitas fisik, status kecukupan energi dan status antropometrik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengukuran level aktivitas fisik, status kecukupan energy, dan status antropometrik mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNY. Penelitian ini merupakan penelitian observasi cross sectional pada 30 mahasiswa Program Stusi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNY yang telah menempuh mata kuliah Anatomi. Pengukuran tingkat pemahaman dilaksanakan dengan metode tes. Level aktivitas fisik diukur dengan kuesioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire), status kecukupan energi diukur dengan membagi antara asupan kalori dibagi dengan kebutuhan kalori, dan status antropometris dinilai dengan menggunakan rumus BMI (body mass index) dansomatotype berdasarkan Health Charter Manual. Data diolah secara deskriptif dan korelatif menggunakan analisis Korelasi Pearson untuk melihat hubungan antara tingkat pemahaman dan status level aktivitas fisik, status kecukupan energy, dan status antropometrik dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNY mempunyai level aktivitas fisik yang baik (skor IPAQ rata-rata 7248,13 ± 2420,58 METS), dan status kecukupan energi yang baik pula (rata-rata kecukupan energi sebesar 96,62 ± 19,81%). Di sisi lain, status gizi pada 90 % mahasiswa menunjukkan kriteria yang normal. Uji Korelasi Pearson menunjukkan adanya korelasi positif yang sangat kuat antara tingkat pemahaman level aktivitas fisik dan level aktivitas fisik (korelasi 0.902 dan p 0,05), namun tidak terbukti adanya korelasi yang signifikan (p 0,05) antara tingkat pemahaman dan status kecukupan energi dan status gizi yang secara berurutan didapatkan nilai korelasi sebesar 0,27 dan 0,048.Kata Kunci: level aktivitas fisik, status kecukupan energi, status antropometrik
TEKANAN DARAH ANGGOTA KELOMPOK SENAM LANSIA CONDONG CATUR, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Prijo Sudibjo, Jaka Sunardi, Rachmah Laksmi Ambardini
MEDIKORA Vol 15, No 1 (2016): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.652 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v15i1.10069

Abstract

Tekanan darah seseorang akan semakin bertambah dengan bertambahnya usia. Tekanan darah tinggi pada usia lanjut usia (lansia) berkaitan erat dengan timbulnya penyakit jantung, ginjal, stroke dan penyakit pembuluh darah yang lainnya. Latihan fisik yang teratur merupakan salah satu upaya untuk membantu menurunkan level tekanan darah pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran level tekanan darah kelompok senam lansia dan untuk mengetahui efek senam lansia terhadap tekanan darah kelompok senam lansia.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional pada seluruh anggota kelompok senam lansia Paguyuban Lansia Mina Makarti, Condong Catur, Depok, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara purposive sampling. Semua subjek diukur tekanan darah dan denyut nadi. Tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer air raksa untuk mengetahui tekanan sistolik dan diastolik. Selain itu pada setiap subjek dicari beberapa faktor risiko terhadap terjadinya tekanan darah tinggi, penyakit akibat tekanan darah tinggi, sindroma metabolik serta lamanya mengikuti senam lansia. Data akan ditampilkan secara diskriptif kualitatif dengan persentase.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua subjek penelitian yang mempunyai tekanan darah normal hanya terdapat 8 orang anggota saja atau sekitar 13,1 %, sedangkan sisanya sebesar 53 orang 86,9 % mengindikasikan adanya hipertensi. Hipertensi meliputi prehipertensi 17 orang 27,9 %, hipertensi stage 1 ditemukan 20 orang 32,8 %, dan hipertensi stage 2 sebanyak 16 orang 26,2 %, namun sebagian besar subjek yang terindikasi hipertensi kurang menyadarinya. Selain itu ditemukan pula adanya beberapa faktor risiko lain seperti peningkatan timbunan lemak sentral, indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi yang akan mengakibatkan tingginya penyakit cardiovasculare dan sindrom metabolik. Tingginya kasus hipertensi, tingginya timbunan lemak sentral, dan IMT mengindikasikan bahwa efek senam yang diharapkan masih belum bisa dirasakan.Kata Kunci: tekanan darah, tekanan darah tinggi, lansia
PROGRAM AKTIVITAS BERBASIS AEROBIK PADA LANSIA UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN DAN KUALITAS PROFIL ANTROPOMETRI Prijo Sudibjo; Suharjana Suharjana; Krisnanda Dwi Apriyanto
MEDIKORA Vol 17, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.823 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v17i2.29186

Abstract

Kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk : (1) mendapatkan informasi tentang profil tingkat kebugaran lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta, (2) mendapatkan informasi tentang profil tingkat fleksibilitas lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta dengan sit and reach test, (3) mendapatkan gambaran antropometri lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta yang meliputi berat badan, tinggi badan, IMT, lingkar perut dan lingkar panggul dan (4) memberikan pengetahuan bagi lansia pensiunan Bank Mandiri tentang pentingnya mempertahankan tingkat fleksibilitas dan pentingnya menjaga berat badan ideal. Khalayak sasaran utama dari kegiatan ini adalah Lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta yang berjumlah 100 orang. Metode kegiatan PPM dilakukan dengan metode tes pengukuran fleksibilitas dan pelatihan. Pengukuran tes yang dilakukan adalah sit and reach test untuk mengukur tingkat kelentukan/fleksibilitas. Metode pelatihan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran pengetahuan tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik utamanya yang bersifat aerobik untuk menjaga kebugaran serta melakukan latihan untuk menjaga tingkat fleksibilitas dan menjaga berat badan ideal bagi lansia pensiunan Bank Mandiri. Pelaksanaan kegiatan PPM ini yang meliputi pengukuran antropometris (pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut dan lingkar panggul), cek kesehatan (tekanan darah, denyut nadi), pengukuran kebugaran jasmani dan senam lansia mendapat apresiasi yang baik oleh pihak peserta lansia pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta. Dengan adanya kegiatan PPM ini diharapkan para lansia khususnya pensiunan Bank Mandiri Yogyakarta mampu menjaga kesehatan dan melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya agar kebugaran tetap terjaga. AEROBIC BASED ACTIVITY PROGRAMS IN ELDERLY TO IMPROVE FITNESS AND QUALITY OF ANTHROPOMETRY PROFILE  AbstractThis Community Service Program activity aims to: (1) get information about the fitness level profile of elderly Bank Mandiri Yogyakarta retirees, (2) get information about the flexibility level profile of Bank Mandiri Yogyakarta retired elderly people with sit and reach tests, (3) get an anthropometric picture Bank Mandiri Yogyakarta pensioners who cover weight, height, BMI, abdominal circumference and hip circumference and (4) provide knowledge to Bank Mandiri retired elderly people about the importance of maintaining a level of flexibility and the importance of maintaining an ideal body weight. The main target audience for this activity is 100 Mandiri Bank Indonesia pensioners. The method of PPM activities is carried out by the test method of measurement of flexibility and training. Measurement of tests performed is sit and reach test to measure the degree of flexibility / flexibility. The training method is carried out with the aim of providing an overview of knowledge about the importance of performing primarily aerobic physical activities to maintain fitness as well as doing exercises to maintain a level of flexibility and maintain ideal body weight for elderly Bank Mandiri retirees. The implementation of PPM activities which included anthropometric measurements (measurements of height, weight, abdominal circumference and pelvic circumference), health checks (blood pressure, pulse rate), physical fitness measurements and elderly exercise received good appreciation by the elderly participants of Bank Mandiri pensioners Yogyakarta. With this PPM activity it is hoped that the elderly, especially retirees at Bank Mandiri Yogyakarta, will be able to maintain their health and carry out physical activities in accordance with their abilities so that fitness is maintained.
Hubungan antara sindrom metabolik dengan kebugaran jasmani pada lansia Prijo Sudibjo; Cerika Rismayanthi; Krisnanda Dwi Apriyanto
Jurnal Keolahragaan Vol 9, No 2: September 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.285 KB) | DOI: 10.21831/jk.v9i2.41007

Abstract

Prevalensi sindrom metabolik pada lansia cukup tinggi. Sindrom metabolik dapat dicegah salah satunya dengan aktivitas fisik. Aktivitas fisik juga dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi, kelenturan sendi, keseimbangan dan kekuatan otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sindrom metabolik dengan kebugaran kardiorespirasi, fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan pada lansia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan teknik consecutive sampling pada 118 lansia di Yogyakarta. Sindrom metabolik ditetapkan berdasarkan kriteria diagnosis dari Adult Treatment Panel. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes jalan 6 menit (6-minute walking test), sit and reach, hand grip dynamometer, leg and back dynamometer dan berdiri satu kaki. Teknik analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 32 lansia mengalami sindrom metabolik. Tujuh puluh dari 118 orang memiliki data yang lengkap untuk analisis korelasi. Terdapat korelasi antara sindrom metabolik dengan kekuatan otot tungkai/leg strength (r=-0,295, p=0,013) dan keseimbangan (r=-0,282, p=0,018), namun tidak ada korelasi antara sindrom metabolik dengan kekuatan peras tangan/hand grip, kekuatan otot punggung/back strength (p=0,405), kebugaran kardiorespirasi (p=0,103) dan fleksibilitas (p=0,488). Dapat disimpulkan bahwa lansia yang terdiagnosis mengalami sindrom metabolik cenderung mengalami pelemahan kekuatan tungkai dan penurunan keseimbangan. Oleh karenanya, lansia perlu melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan. The Correlation between metabolic syndrome and physical fitness in elderly AbstractThe prevalence of metabolic syndrome in the elderly is quite high. One way to prevent metabolic syndrome is by being physical active. Physical activity can also improve cardiorespiratory fitness, joint flexibility, balance and muscle strength. This study aimed to determine the relationship between metabolic syndrome and cardiorespiratory fitness, flexibility, strength, and balance in the elderly. This study was a cross sectional study with a consecutive sampling technique on 118 elderly people in Yogyakarta. Metabolic syndrome was defined based on the diagnostic criteria from the Adult Treatment Panel. The instruments used to collect the data were a 6-minute walking test, sit and reach, hand grip dynamometer, leg and back dynamometer and standing on one leg. The analysis technique used the Spearman correlation test. The results of the study showed that 32 elderly had metabolic syndrome. Seventy out of 118 people had complete data for correlation analysis. There was a correlation between metabolic syndrome and leg muscle strength (r = -0.295, p = 0.013) and balance (r = -0.282, p = 0.018), but there was no correlation between metabolic syndrome and hand grip strength. back muscle strength (p = 0.405), cardiorespiratory fitness (p = 0.103) and flexibility (p = 0.488). It can be concluded that the elderly who are diagnosed with metabolic syndrome tend to experience weakened leg strength and decreased balance. Therefore, the elderly need to do physical activity to improve leg muscle strength and balance.