Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

CIVIL SOCIETY, KONSEP UMMAH DAN MASYARAKAT MADANI Vita Fitria Sri Agustin Sutrisnowati
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 13, No 1 (2013): Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v13i1.3199

Abstract

Konsep ummah, civil society dan mayarakat madani mempunyaidefinisi dan penjelasan yang cenderung mempunyai beberapa persamaan.Ketiganya mempunyai landasan yang sama yakni menekankan pada prinsipprinsiptoleransi, desentralisasi, kewarganegaraan, aktivisme dalam ruang publik,sukarela, swasembada, swadaya, otonom, dan konstitusionalisme dan sebagainya.Meskipun demikian, pemahaman dan aplikasi tentang ketiga konsep tersebut tidakbisa dikerucutkan kedalam satu pemikiran yang seragam. Civil society lebihmenginduk dari proses sejarah masyarakat Barat. Dalam hubungannya dengansejarah panjang umat Islam, pola-pola seperti yang tercermin dalam konsep civilsociety tersebut sudah dibangun oleh Rasullullah ketika di Madinah dengankonsep Ummah, yang tercatat dalam Piagam Madinah. Sementara konsepMasyarakat Madani merupakan suatu istilah untuk memudahkan dan memaknaikonsep civil society dan konsep ummah dalam konteks Islam dan Indonesia.Kata Kunci : Civil Society, Konsep Ummah, Masyarakat Madani
Pengetahuan, sikap, dan perilaku seksual remaja anggota pusat informasi konseling remaja SMA Negeri 2 Bantul Sri Agustin Sutrisnowati; Nurul Khotimah; Dyah Respati Suryo Sumunar; Mawanti Widyastuti; Sriadi Setyawati
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 17, No 1 (2019): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.705 KB) | DOI: 10.21831/gm.v17i1.28302

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengetahuan seksual remaja, (2) sikap dan perilaku seksual remaja anggota Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di SMAN 2 Bantul. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Variabel penelitian meliputi pengetahuan remaja, sikap remaja, dan perilaku seksual remaja. Penelitian dilaksanakan di SMA N 2 Bantul bulan April-Oktober 2016. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMAN 2 Bantul yang berjumlah 830 orang. Sampel ditentukan secara purposive, dengan mengambil siswa kelas X IPA/IPS dan XI IPA/IPS, sebanyak 111 orang. Data dikumpulkan melalui observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pengetahuan seksual responden adalah “cukup” (55,9%), “baik” (40,5%), dan “kurang” (3,6%), (2) (a) sikap seksual responden semuanya (100%) adalah “negatif” atau cenderung menghindari, menjauhi, dan membenci hal-hal berkaitan seks pranikah, dan (b) perilaku seksual responden untuk mengungkapkan kasih sayang terhadap pacar adalah pegang tangan (55,9%), cium pipi (22,1%), dan cium bibir (7,4%). Semua responden belum pernah mengungkapkan kasih sayang terhadap pacar dengan meraba bagian tubuh sensitif, petting, oral seks, anal seks, dan hubungan seksual.
Lansia Tangguh “7 (Tujuh) Dimensi” di Kota Yogyakarta (Kasus: Lansia di Badran RW XI, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis) Sri Agustin Sutrisnowati; Nurul Khotimah; Mawanti Widyastuti
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 17, No 2 (2019): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.829 KB) | DOI: 10.21831/gm.v17i2.29624

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kondisi lansia tangguh “7 (tujuh) dimensi” di Kota Yogyakarta, dan (2) faktor yang paling berhubungan dengan kondisi lansia tangguh “7 (tujuh) dimensi” di Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan peneltian deskriptif yang dilakukan di Kota Yogyakarta dengan mengambil kasus lansia di Badran RW XI, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, yang telah mendapat intervensi BKL. Variabel penelitian ini adalah kondisi lansia tangguh “7 (tujuh) dimensi” dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi lansia tangguh “7 (tujuh) dimensi”. Sampel ditentukan secara kuota sampling, yaitu sebanyak 50 orang. Data penelitian dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data penelitian selanjutnya dianalisis secara deskriptif berdasarkan data tabel frekuensi dan hasil uji statistik korelasi pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kondisi lansia tangguh 7 (tujuh) dimensi di daerah penelitian didominasi dengan kategori sedang, (2) faktor yang paling berhubungan dengan kondisi lansia tangguh 7 (tujuh) dimensi adalah pendidikan lansia, dengan nilai korelasi pearson sebesar 0.385 atau korelasi cukup.
Pendidikan karakter jujur melalui metode bercerita di sekolah dasar di Yogyakarta St. Nurbaya; Rukiyati Rukiyati; Sri Agustin Sutrisnowati
LITERA Vol 21, No 3: LITERA (NOVEMBER 2022)
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v21i3.51226

Abstract

Pendidikan karakter jujur terintegrasi ke dalam tema-tema pelajaran dengan  metode bercerita  penting dilakukan sebagai upaya mendidik siswa agar menjadi orang yang jujur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan praktik pendidikan karakter jujur melalui metode bercerita bagi siswa kelas 4 pada tujuh sekolah dasar di Yogyakarta. Buku panduan untuk guru dan buku cerita telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya dan telah dinyatakan valid serta  layak digunakan, menurut para ahli maupun guru.Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan model interaktif dari Miles, Huberman dan Saldana (2014).Teknik  pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan diskusi grup terfokus, didukung dengan penggunaan skala Likert untuk mengukur sikap siswa terhadap kejujuran. Teknik analisis data dilakukan secara interaktif meliputi kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menyimpulkan praktik pendidikan karakter jujur melalui metode bercerita untuk siswa kelas IV sekolah dasar telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Guru telah dapat melaksanakan pembelajaran sesuai buku panduan dan siswa telah memahami arti penting kejujuran dalam berbicara dan bertindak. Siswa menyatakan sikap setuju terhadap pernyataan dan tindakan yang jujur. Oleh karena itu, pendidikan karakter jujur melalui metode bercerita dapat digunakan secara luas sebagai upaya menanamkan nilai kejujuran dalam diri siswa sekolah dasar.  Kata kunci:  nilai, karakter, jujur, dan metode bercerita
Women and The Poverty Trap (Study on The South Merapi Slope) Hastuti Hastuti; Sri Agustin Sutrisnowati
Geosfera Indonesia Vol 8 No 2 (2023): GEOSFERA INDONESIA
Publisher : Department of Geography Education, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/geosi.v8i2.34798

Abstract

The infection rate of COVID-19 has forced many households into economic hardship when poverty strikes, women are the most affected. In rural areas, the beginning of the poverty trap is economic difficulties in addition to reduced arable land. The research was conducted in Girikerto Kapanewon Turi District, women in the research areas experience increasingly complicated poverty traps. This study aims to find out the social conditions and economic conditions of women during COVID-19, the second objective is to find out the efforts made by women to escape from household poverty during the COVID-19 pandemic, and third to find out how women find alternative social and economic activities during COVID-19. To examine primary and secondary data related to demographics, descriptive quantitative data analysis is essential. Frequency tables are utilized to describe the distribution and pattern of features of particular variables. The demographic characteristics of women in the research region are dominated by their productive age, high school/vocational education, their status as housewives, and their employment in agriculture. The result show women can still meet their food needs from their limited agricultural land. The poverty trap experienced by women is the difficulty in fulfilling household needs other than food such as the cost of educating children, the health of household members, and transportation. Women manage household finances by tightening the fulfillment of household needs, even women have to sacrifice setting aside the fulfillment of their own needs in order to meet the minimum household needs. Women to get out of the poverty trap take advantage of social relations, family ties, and government assistance, even when women have access to look for alternative income, women try to find additional income by working modestly. Keywords : Women; poverty trap; south merapi slope Copyright (c) 2023 Geosfera Indonesia and Department of Geography Education, University of Jember This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Share A like 4.0 International License
Social Capital as a Livelihood Support for Women on the Southern Slopes of Merapi Hastuti Hastuti; Sri Agustin Sutrisnowati
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpg.v10i2.16493

Abstract

This study reveals that the social capital that women use as a source of income is also a difficulty for them. The study was conducted based on quantitative descriptive and associations to define the pattern and distribution of phenomena, which was strengthened by reduction, classification, and interpretation of field-specific research findings. Women are dominated by the age group of less than 40 years old, with the highest level of education being SMA, and the work of farmers, while being dominated by a restricted land tenure of less than 0.1 hectares and an income of less than 2,667,000.00 rupiah. Social capital derives from social networks, primarily non-family kinships such as religion and activist links in the arts. Social capital derived from social networks is the most popular option among women in the research field. Socioeconomic network-based social capital is dominated by arisan activities. The largest social capital, based on the confidence of neighbors, results from the highest social ideals and norms of the rewang and the highest engagement in social organizing activities by the PKK. Women with social capital frequently meet food and non-food demands, such as social charges, school tuition, health, and house repairs. Women utilize social capital to sustain their social, cultural, and economic well-being. In the studied area, it can be challenging for women to fulfill their social, cultural, and economic commitments associated to community activities.