Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

POTENSI DAS KAHAYAN SEBAGAI RUANG HIJAU DALAM PERENCANAAN KAWASAN TERPADU KOTA PALANGKA RAYA Noor Hamidah; Mahdi Santoso
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 6, No 1 (2010): Mei
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.085 KB) | DOI: 10.21831/inersia.v6i1.10570

Abstract

Kahayan’s watershed have a potential area of green space as the first steplarge enough to maintain the sustainability of green space. This watershed is animportant part to absorb global warming and structuring integrated area Palangkaraya in Central Kalimantan province. The presence of green space will be needed in an integrated region planning Palangkaraya to compensate for the density of buildings. Various forms of green space activities in general are as shade from the warm environment, and as receptacles for the city of Palangkaraya community to socialize and interact with nature. Fulfillment of green areas in the city of Palangkaraya is an initial effort to grow awareness of the environment in terms of aligning the media downturn availability of clean air and healthy due to natural degradation in Palangkaraya. The concept of integrated area planning Palangkaraya by relying on the potential of green space Kahayan’s watershed is expected to balance between vegetation and the presence of alignment with the ecological environment constructionof city infrastructure, so that will achieve the purpose of applying the concept ofsustainable development and is also able to overcome the problem of global warming are felt at this time.Keywords: Potential, Kahayan’s watershed, Integrated Area Green Space,Palangkaraya
Kampung sebagai Model Permukiman Berkelanjutan di Indonesia Noor Hamidah; R Rijanta; Bakti Setiawan; Muh. Aris Marfai
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 12, No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.242 KB) | DOI: 10.21831/inersia.v12i2.12586

Abstract

ABSTRACTThe concept of eco settlement is one of concept toward sustainability development. Eco settlement have three component as a part of sustainability development indicator, consist of: physical, economic, and social. Kampung is one of sustainable settlement model in the world by long history of kampung. Kampus is a part of formal and informal settlement. Kampung was occupied by million peoples with a unique characteristic of formal and informal sector in Indonesia. Kampung showed an integration of formal and informal activities within kampung and outside kampung.  The research objective is to identify of integration formal and informal activity within kampung, or activity between kampung to the city center. Kampung is an unique characteristic called “Kampung” or “Compact Kampung”. Research method is used decriptive-qualitative, with the research conducting exploring of potential Kampung focus on  urban riverside settlement area.  The location of research is “called a“first kampung” lies on  Kahayan riverside area, nowadays kampung develop to “Palangka Raya City”. Data collection is used two type, first step is field observation and second step is depth interview by key person and stakeholder. Pahandut Kampung has an integration within internal institution of kampung and integration among external institution of Kampung. This research prove that between Kampung Pahandut and Palangka Raya city could be not separate among social, economic and spatial.   Keywords: kampung, model, sustainable settlement ABSTRAKKonsep permukiman yang berwawasan lingkungan merupakan suatu konsep untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan. Permukiman berwawasan lingkungan mempunyai tiga komponen yang digunakan sebagai indikator permukiman, yaitu: fisik, ekonomi, dan sosial Kampung merupakan salah satu model permukiman berkelanjutan ditinjau atas sejarah awal permukiman berasal dari Kampung. Kampung merupakan perpaduan permukiman formal dan informal. Kampung merupakan tempat bermukim jutaan penduduk dengan kekhasan penduduk bekerja di sektor formal dan informal. Kampung merupakan sebuah integrasi ditunjukkan oleh aktivitas formal dan informal baik aktivitas di dalam kampung tersebut maupun aktivitas kampung terhadap kota. Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi integrasi aktivitas formal dan informal dalam sebuah Kampung yang menunjukkan keunikan “Kampung” atau lebih dikenal dengan sebutan “Compact Kampung”. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan mengekplorasi potensi dan sumberdaya Kampung di kawasan tepian sungai. Lokasi penelitian ialah “kampung-kampung awal” terletak di Kecamatan Pahandut dalam lingkup kawasan tepian Sungai Kahayan sebelum berkembang menjadi “Kota Palangka Raya”. Pengumpulan data melalui dua cara yaitu observasi lapangan dan wawancara dengan narasumber yaitu tokoh masyarakat dan pengampu kebijakan. Kampung Pahandut mempunyai kekhasan yaitu integrasi internal di antara integrasi institusi dalam sebuah Kampung Kota, dan juga integrasi eksternal diluar institusi kampung. Penelitian ini membuktikan bahwa sebuah kampung, dalam kasus ini keterkaitan Kampung Pahandut dengan Kota Palangka Raya tidak terpisah secara sosial, ekonomi maupun spasial.                                                                                                    Kata kunci: kampung, model, permukiman berkelanjutan.
Potensi Ruang Hijau bagi Keberlangsungan Masyarakat Miskin Tepian Sungai Kahayan Tatau Wijaya Garib; Noor Hamidah; Indra Bakti Sangalang; Wijanarka Wijanarka
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 12, No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/inersia.v12i2.12590

Abstract

ABSTRACT Based on Palangka Raya history Pahandut is a first village around Kahayan riverside area. Dayak Ngaju peoples are oriented to the river as a life sources in The Conception of God Among A South Borneo People Hans Scharer wrote Dayak Ngaju is indigeous people occupied along Kahayan riverside area. Kahayan riverside area is main orientation for Dayaknese people do social activity and trading. Most of  Dayaknese people used technology building with philosophy Pasah Mandulang along Kahayan riverside area. Pasah Mandulang is implementation of Dayak Ngaju people about how to life and how to work around river. It is approved that river is an important for Dayak people for their life. This research is to try  the river function was changed because of city planning growth dynamic , where is occupation growth as an organic and sirculation pattern follow the occupation growth. This research objective is to explore  a potential public space along Kahayan Riverside area. This concept comes out with new settlement pattern as an image riverside area. This  concept try to keep a riverside history for people living around the river and philosophy of the river is still to maintain. Location of this research is open space area along Kahayan Riverside area. Research methodology consist of: (1) Bacis stage is to do some survey, quisioner and potential identification; (2) Literature review is to explore the information of settlement theory; (3) Observation stage is to use empirical study based on literature review and field observation; (4) Analysis stage  is to use combination with emphirical data based on literature review and field observation to observe; (5) Recommendation design stage is and to analysis how a sirculation and public space growth around a riverside area. Based on decsriptive method we will analyse how a sirculation and public space  growth can be explained to this area.The output of this research will consist of physical and non physical. For physical planning we try to design: (a) Planning for sirculation pattern; (b) planning for walkable pattern ; (c) design of building pattern; and (d) design of street furniture. For non-physical planning we try to design: (a) social activity planning; (b) ecomic activity planning; (c) concept of an unique activity around a riverside area. Keywords: analyses, renewal, settlement, riverside area ABSTRAKAwal mula sejarah Kota Palangka Raya adalah berawal dari permukiman di sekitar kawasan Tepian Sungai Kahayan. Orientasi masyarakat Dayak Ngaju yang hidup di bantaran sungai Kahayan ini memiliki orientasi rumah menghadap ke sungai. The Conception of God Among A South Borneo People menyatakan bahwa masyarakat Dayak sebagai suku asli terbesar yang bermukim di sepanjang bantaran Sungai Kahayan menganut falsafah hidup sungai sebagai sumber kehidupan, melakukan aktivitas sosial dan perdagangan dengan memanfaatkan jalur transportasi air. Fungsi Sungai sebagai falsafah masyarakat Dayak Ngaju yaitu konsep orientasi tempat tinggal menghadap ke sungai, dimana Sungai sebagai sumber kehidupan, hal ini diperkuat juga di tulisan Damang Yohanes Salilah (1977) dalam bukunya Teknologi Dayak Ngaju, menyertakan salah satu bangunan yang dikenalinya yaitu Pasah Mandulang di kawasan tepian Sungai Kahayan berfungsi sebagai tempat tinggal bagi para pendulang selama mereka bekerja. Penelitian ini membuktikan bahwa sungai merupakan orientasi, tempat tinggal dan tempat bekerja bagi masyarakat Dayak. Oleh karena itu, maka dirasakan kurang tepat bilamana kita meninggalkan konsepsi hidup masyarakat Dayak Ngaju tepian Sungai Kahayan, peran sungai sebagai orientasi, tempat tinggal dan mengembangkan kehidupan manusia. Namun dalam perkembangannya permasalahan muncul yaitu kota berkembang secara dinamis, perkembangan permukiman pun tumbuh secara organik, perkembangan pola jalan berorientasi ke darat dan perubahan orientasi pola hunian yang membelakangi sungai, semakin kontras dengan fungsi awal sungai sebagai falsafah hidup dan orientasi masyarakat Dayak Ngaju. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali potensi ruang terbuka di area permukiman tepian Sungai Kahayan dan mengembangkan konsep pola ruang bersama sebagai dasar studi di kawasan tepian Sungai Kahayan melalui kajian nilai historis kawasan yaitu menelaah kembali fungsi sungai berdasarkan falsafah hidup masyarakat Suku Dayak dimana orientasi sungai sebagai sumber kehidupan yang diimplementasikan dalam orientasi tempat tinggal dan sungai sebagai tempat bekerja bagi masyarakat Tepian Sungai Kahayan. Locus penelitian berada di area ruang terbuka kawasan permukiman tepian Sungai Kahayan yangterletak di Kelurahan Pahandut, Kota Palangka Raya. Metodologi penelitian ini menggunakan beberapa tahapan yaitu: (1) tahap persiapan yaitu survey, wawancara dan identifikasi potensi; (2) Tahap Kajian Literatur/ literature review yaitu menggali berbagai informasi pengetahuan tentang teori permukiman; (3) Tahap Observasi yaitu kajian empirik/ pengamatan lapangan (field observation); (4) Tahap analisa menggunakan metode deskriptif-kualitatif berdasarkan hasil kajian literatur dan kajian empirik; dan (5) Tahap rekomendasi konsep Penelitian dijabarkan dalam konsep kajian aspek fisik dan non fisik lingkungan buatan permukiman antara lain (a) penataan pola pejalan kaki di ruang terbuka; (b) penataan pola sirkulasi; dan (c) penataan jalur hijau dan tipe-tipe street furniture kawasan. Sedangkan Aspek non fisik kajian akan dibatasi pada aspek-aspek: (a) sosial lingkungan; dan (b) ekonomi dan (c) jenis aktivitas di kawasan.  Kata kunci: kawasan tepian Sungai Kahayan, kota Palangkaraya, potensi, ruang terbuka publik
KAJIAN POTENSI RUANG TERBUKA DI KAWASAN TEPIAN KAHAYAN KOTA PALANGKARAYA Noor Hamidah
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 8, No 2 (2012): Desember
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/inersia.v8i2.4000

Abstract

-
Kajian Transportasi Sungai Untuk Menghidupkan Kawasan Tepian Sungai Kahayan Kota Palangkaraya Noor Hamidah; R Rijanta; Bakti Setiawan; Muh Aris Marfai
TATALOKA Vol 16, No 1 (2014): Volume 16 Number 1, February 2014
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.975 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.16.1.1-17

Abstract

River is a first transportation for connection city to village and central for economic community. Nowadays, land transportation is a trend  for connection city to village. River transportation have been not priority, due to land transportation more easy to access, low cost and faster rather than river transportation. River have been not priority for infrastructure and river is a backward. River is facing serious problems such as physical and environmental problem. River are still occupy for lower income people as a reason house can built by themselves and close to work location with a location in green belt area. Thispaper try to arguehow is a problem in  river transportation. The location of this research is Kahayan River, Palangkaraya City. This research aim is to reveal of potential of river transportation and unique of moda transportation will be revitalize of Kahayan riverside area of Palangkaraya City, Central Kalimantan.River is a first transportation for connection city to village and central for economic community. Nowadays, land transportation is a trend  for connection city to village. River transportation have been not priority, due to land transportation more easy to access, low cost and faster rather than river transportation. River have been not priority for infrastructure and river is a backward. River is facing serious problems such as physical and environmental problem. River are still occupy for lower income people as a reason house can built by themselves and close to work location with a location in green belt area. Thispaper try to arguehow is a problem in  river transportation. The location of this research is Kahayan River, Palangkaraya City. This research aim is to reveal of potential of river transportation and unique of moda transportation will be revitalize of Kahayan riverside area of Palangkaraya City, Central Kalimantan.
Pengabdian Arsitektur ke Betang Toyoi di Desa Tumbang Malahoi, Kabupaten Gunung Mas Noor Hamidah; Indrabakti Sangalang; Syahrozi; Wijanarka; Yesser Priono; Alderina Rosalia; Yunitha; Elis Sri Rahayu; Joni Wahyubuana Usop; Giris Ngini; Tatau Wijaya Garib
Diteksi : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Teknik Vol. 1 No. 1 (2023): Diteksi, Vol. 1, No. 1, Mei 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa wisata mempunyai karakteristik topografi, budaya, dan lingkungan untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Desa wisata berlokasi di Desa Tumbang Malahoi, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas mempunyai karakteristik topografi di kawasan tepian sungai dan kekhususan wisata budaya pada permukiman awal. Wisata budaya di Desa Tumbang Malahoi meliputi Betang atau rumah panjang, karak betang dan rumah-rumah panggung. Tujuan adalah mengeksplorasi potensi wisata budaya pada Betang Toyoi dan permukiman di Desa Tumbang Malahoi, Kabupaten Gunung Mas. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mengumpulkan data-data primer dari observasi bangunan Betang Toyoi dan wawancara dengan kepala adat dan penduduk Desa Tumbang Malahoi mengenai arsitektur Betang Toyoi dan mendokumentasikan kegiatan kunjungan lapangan. Tahap penggalian informasi dilakukan antara lain tahap persiapan yaitu survei awal dan pemetaan lokasi, tahap pelaksanaan melakukan survei dan dokumentasi Betang Toyoi, eksplorasi bangunan Betang Toyoi dan permukiman di Desa Tumbang Malahoi, dan tahap pasca pelaksanaan adalah mendokumentasikan data lapangan Betang Toyoi dan permukiman di Desa Tumbang Malahoi, dan membuat laporan hasil penelitian, serta publikasi ilmiah