Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

REKONTEKSTUALISASI PRAKTIK SOSIAL MEREJUNG DALAM NASKAH ULU PADA KELOMPOK ETNIK SERAWAI DI BENGKULU Sarwit Sarwono; Ngudining Rahayu; Agus Joko Purwadi
LITERA Vol 16, No 2: LITERA OKTOBER 2017
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v16i2.15607

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengetahuan budaya dan praktik sosial merejung dalam tari adat pada kelompok etnik Serawai di Bengkulu. Sumber data penelitian adalah naskah-naskah Ulu, yakni MNB 07.18, MNB 07.30, dan MNB 07.70 (koleksi Museum Negeri Bengkulu). Penelitian ini berbasis filologi dan analisisnya didukung analisis wacana, khususnya discourse and practice. Ketiga teks dalam naskah ditransliterasi dengan menggunakan edisi kritis. Adapun data pengetahuan budaya dan praktik merejung dalam tari adat dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara di desa Ujung Padang dan Nanjungan di Kecamatan Semidang Alas, Kabupaten Seluma. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, dalam ketiga naskah Ulu tertulis teks rejung (sejenis pantun) sebagaimana yang ditemukan dalam tradisi lisan yang biasa dibawakan secara berbalasan antara bujang dan gadis dalam tari adat pada bimbang (pesta) pernikahan. Kedua, sebagai wacana, ketiga teks Ulu merepresentasikan pengetahuan budaya dan praktik sosial merejung. Ketiga, sebagai wacana, ketiga teks merupakan transformasi dan rekontekstualisasi praktik sosial merejung dari kelompok etnik yang bersangkutan.Kata kunci: teks Ulu, rekontekstualisasi, transformasi, praktik sosial RECONTEXTUALIZATION OF THE SOCIAL PRACTICE OF MEREJUNG IN THE ULU MANUSCRIPT IN THE SERAWAI ETHNIC GROUP IN BENGKULUAbstractThis study aims to describe the cultural knowledge and social practice of merejung in the traditional dance in the Serawai ethnic group in Bengkulu. The data sources were Ulu texts, namely MNB 07.18, MNB 07.30, and MNB 07.70 (a collection of the State Museum of Bengkulu). The study was based on philology and the analysis was supported by discourse analysis, especially discourse and practice. The three texts in the manuscripts were transliterated using a critical edition. The data of the cultural knowledge and practice of merejung in the traditional dance were collected through observations and interviews in Ujung Padang and Nanjungan villages, Semidang Alas District, Seluma Regency. The findings are as follows. First, in the three Ulu manuscripts, rejung (a kind of pantun) texts are written as they are found in the oral tradition which is usually performed in an exchange between a boy and a girl in a traditional dance in a wedding bimbang (party). Second, as a discourse, all the three Ulu texts represent the cultural knowledge and social practice of merejung. Third, as a discourse, the three texts are the transformation and recontextualization of the social practice of merejung in the ethnic group concerned.Keywords: Ulu texts, recontextualization, transformation, social practice
ANALISIS KESANTUNAN BAHASA MAHASISWA DALAM PESAN WHATSAPP TERHADAP DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA Dicko Mifrian Tubi; Bambang Djunaidi; Ngudining Rahayu
Jurnal Korpus Vol 5, No 1: APRIL 2021
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v5i1.13157

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan pematuhan prinsip kesantunan berbahasa dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa pada pesan whatsapp yang dikirim mahasiswa kepada dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data berupa tuturan-tuturan dalam pesan whatsapp yang menunjukkan pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan bahasa. Sumber data penelitian ini berupa pesan whatsapp yang dikumpulkan  periode Januari sampai Juni 2019. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik dokumentasi. Langkah-langkah analisis data (1) mengumpulkan pesan whatsapp, (2) membaca pesan, (3) mengidentifikasi maksim-maksim, (4) mengklasifikasikan maksim-maksim, (5) menganalisis maksim-maksim, (6) kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan (1) pematuhan maksim kebijaksanaan mengucapkan Assalamualaikum bapak, maaf mengganggu waktunya pak, menggunakan salam sebagai bentuk sapaan sekaligus penghormatan. (2) Pematuhan maksim kedermawanan penutur memiliki kesadaran untuk meringankan beban seperti mau mengembalikan buku. (3) Maksim penghargaan seperti terimakasih arahannya. (4) Maksim kesederhanaan penutur mengurangi pujian pada dirinya sendiri dan mencaci dirinya sendiri mohon maaf mengganggu waktunya. (5) Maksim pemufakatan, penutur memiliki kecocokan dengan mitra tutur supaya percakapan terasa santun. (6) Maksim kesimpatian mengucapkan Sebelumnya mohon maaf lahir batin ya pak penutur menunjukkan bentuk kepedulian. Pelanggaran kesantunan (1) maksim kebijaksanaan Hari senin bisa saya bimbingan ngga bun penutur tidak memberikan pilihan. (2) Maksim pemufakatan penutur tidak mampu menyiapkan dirinya dalam membentuk kesepakatan.
ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA SISWA DAN GURU SMP NEGERI 03 KOTA BENGKULU Reni Veronika; Ngudining Rahayu; Bambang Djunaidi
Jurnal Korpus Vol 4, No 1: APRIL 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i1.12429

Abstract

TOPONIMI DESA DI KECAMATAN MUARA SAHUNG DAN KECAMATAN LUAS KABUPATEN KAUR Elen Erliani; Ngudining Rahayu; Dian Eka Chandra Wardhana
Jurnal Korpus Vol 5, No 3: DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v5i3.17171

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui toponimi yang mendasari penamaan desa di Kecamatan Muara Sahung dan Kecamatan Luas Kabupaten Kaur. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah informasi verbal dari informan, ketua adat, dan orang-orang yang mengetahui tentang asal usul penamaan desa yang ada di Kecamatan Muara Sahung dan Kecamatan Luas. Metode pengumpulan data diperoleh dari 1) observasi, 2) wawancara, 3) rekam, dan 4) catat. Analisis data menggunakan langkah-langkah 1) transkripsi data, 2) identifikasi data, 3) klasifikasi data, 4) analisis data, 5) kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa toponimi desa di Kecamatan Muara Sahung dan Kecamatan Luas dilihat dari penamaannya cenderung menunjukkan nama-nama desa yang dinamai berdasarkan nama tempat, perilaku manusia, dan aktivitas manusia. Kesimpulan pada penelitian ini adalah penamaaan desa cenderung mengacu pada aspek perwujudan diantaranya yaitu : latar rupa bumi, latar perairan, dan latar lingkungan alam, aspek kemasyarakatan diataranya yaitu: tradisi, kondisi sosial, dan tokoh masyarakat, aspek kebudayaan diantaranya yaitu: nilai pikiran positif . Saran pada penelitian ini yaitu bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji dan meneliti lebih dalam untuk melakukan penelitian-penelitian yang mengkaji budaya berdasar pada teori antropolinguistik.
PENAATAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PERCAKAPAN DALAM NOVEL ‘CINTA BRONTOSAURUS’ KARYA RADITYA DIKA Sri Hardina; Ngudining Rahayu; Dian Eka Chandra Wardhana
Jurnal Korpus Vol 3, No 3: DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v3i3.9565

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bentuk-bentuk penaatan dan pelanggaran prinsip kerja sama percakapan yang terdapat di dalam novel ‘Cinta Brontosaurus’karya Raditya Dika. Penaatan dan pelanggaran dari prinsip kerja sama percakapan bukan hanya terdapat di dalam sebuah wacana lisan, tetapi juga terdapat di sebuah wacana lisan yang dituliskan, salah satu contohnya adalah novel. Di dalam novel tersebut terdapat percakapan antar tokohnya yang mengandung bentuk-bentuk penaatan dan pelanggaran prinsip kerja sama percakapan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah percakapan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mencari bentuk-bentuk penaatan dan pelanggaran prinsip kerja sama adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data terdapat 5 tahap yaitu, (1) transkripsi data, menuliskan dan memberi nomor pada percakapan yang terdapat dalam novel (2) identifikasi data, (3) klasifikasi data, mengelompokkan data sesuai dengan jenisnya (4) interpretasi data, memberikan penafsiran (5) validasi data, dengan melakukan pengecekan ulang dan (6) kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian penaatan dan pelanggaran prinsip kerja sama dalam novel ‘Cinta Brontosaurus’ ditemukan bentuk-bentuk penaatan dan pelanggaran, yang mencakup semua maksim yaitu, maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim cara. Bentuk penaatan muncul pada konteks percakapan yang serius, sehingga percakapan yang muncul cenderung menggunakan kalimat yang cukup, sesuai fakta, dan jelas. Selain itu ditemukan juga bentuk penaatan maksim ganda. Sedangkan bentuk pelanggaran yang muncul bisa disengaja atau tidak sengaja dilakukan oleh para tokoh untuk memunculkan humor bagi pembaca.
ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM INTERAKSI TENTARA KODIM 0409 REJANG LEBONG Elsa Merdian; Ngudining Rahayu; Bambang Djunaidi
Jurnal Korpus Vol 2, No 3: DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.251 KB) | DOI: 10.33369/jik.v2i3.6781

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud jenis tindak tutur yang terdapat dalam interaksi tentara KODIM 0409 Rejang Lebong. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data penelitian ini berupa tindak tutur ilokusi interaksi tentara KODIM 0409 Rejang Lebong. Sumber data penelitian ini adalah tuturan lisan dalam interaksi tentara KODIM 0409 Rejang Lebong. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, catatan lapangan, dan perekaman. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah yaitu: (1) mentranskripsikan data (2) mereduksi data, (3) mengklasifikasikan data, (4) menginterpretasi data, dan (5) menyimpulkan hasil analisis. Hasil penelitian ditemukan total keseluruhan 365 tuturan diantranya ilokusi asertif sebanyak (217 tuturan) yang terdiri atas yaitu: tindak menyatakan (59 tuturan), melaporkan (1 tuturan), memberitahukan (127 tuturan), mengeluh (7 tuturan), menegaskan (2 tuturan), dan membanggakan (1 tuturan). Tuturan jenis direktif ditemukan pertanyaan (112 tuturan), tindak memerintah/ menyuruh (6 tuturan), meminta (8 tuturan), menasihatkan (1 tuturan), menyarankan (6 tuturan), dan menganjurkan (3 tuturan). Tuturan jenis ekspresif yang ditemukan yaitu ekspresif memuji (1 tuturan) dan mengucapkan terima kasih (6 tuturan). Tuturan komisif yang ditemukan yaitu tindak penolakan (1 tuturan) dan tindak menawarkan (2 tuturan). Selain  itu, jenis tuturan yang ditemukan yaitu deklarasi berupa tindak mengizinkan (1 tuturan) dan memutuskan (1 tuturan). Berdasarkan hasil kesimpulan makna yang terdapat pada tindak tutur dalam interaksi Tentara KODIM 0409 Rejang Lebong yaitu tindak tutur asertif menyampaikan informasi, tindak tutur direktif supaya mitra tutur melakukan apa yang dituturkan oleh penutur, tindak tutur komisif meyakinkan mitra tutur apa yang dituturkan oleh penutur, tindak tutur ekspresif mengungkapkan apa yang dirasakan penutur dan tindak tutur deklarasi memiliki makna pemahaman atau kesepakatan yang sama antara penutur dan mitra tutur. Kata Kunci: Tindak tutur, Interaksi Tentara, KODIM 0409 Rejang Lebong
KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS X MAN 1 MODEL KOTA BENGKULU Novia Anggraini; Ngudining Rahayu; Bambang Djunaidi
Jurnal Korpus Vol 3, No 1: APRIL 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.554 KB) | DOI: 10.33369/jik.v3i1.7345

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pematuhan dan pelanggaran kesantunan berbahasa Indonesia antara guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu berdasarkan prinsip kesantunan Geoffrey Leech. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas X  MAN 1 Model Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, teknik rekaman dan teknik wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran di kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu terdapat (173) pematuhan tuturan prinsip kesantunan Geoffrey Leech dengan 6 maksim, dan (12) pelanggaran tuturan prinsip kesantunan Geoffrey Leech dengan 4 maksim. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kesantunan berbahasa Indonesia di kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu banyak terdapat pematuhan prinsip kesantunan Geoffrey Leech, karena dari (185) data tuturan, terdapat (173) data tuturan pematuhan kesantunan berbahasa Indonesia, dengan kata lain memiliki tingkat pematuhan kesantunan yang tinggi yaitu 93,5%. Kata kunci: Kesantunan berbahasa, Prinsip Kesantunan Geoffrey Leech, Kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu.
CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR RADIO SETIAWANA 97,2FM KECAMATAN ARGAMAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA Siska Wulandari; Dian Eka Chandra Wardhana; Ngudining Rahayu
Jurnal Korpus Vol 4, No 3: DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i3.12881

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk campur kode dan mendeskripsikan faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode pada penyiar di radio Setiawana 97, 2FM Kecamatan Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah teknik rekam dan teknik wawancara. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data ada lima tahap yaitu pentranskripsikan data, penyeleksian data, pengklasifikasiandata, penafsiran dan penyimpulan data. Dalam penelitian ini ditemukan adanya bentuk campur kode yang berbentuk kata berupa kata nomina dasar, nomina turunan, verba dasar, verba turunan, ajektiva dasar, numeralia dasar, konjungsi, reduplikasi dan kategori fatis. campur kode yang berbentuk frasa berupa frasa nomina, verba, reduplikasi, ajektiva dan preposisi. Dan campur kode yang berbentuk klausa, serta faktor-faktor yang mempengaruhi  terjadinya campur kode pada bahasa yang digunakan oleh penyiar radio pada saat melakukan siaran. Hasil analisis data ditemukan bentuk campur kode yang berasal dari enam bahasa yaitu, BKL, BING, BJW, BPM, BAR, BGR. Bentuk campur kode berupa kata misalnya nak, lagunyo, siapo, request, urung, break, Bentuk campur kode berupa frasa misalnya jugo kksnyo, mintak lagunyo, idak ado,  dan bentuk campur kode berupa klausa misalnya request samo kawan kito, punyo mete tapi kalo misalnyo,  misalnyo idak ado mete ko. Faktor-faktor  yang menyebabkan terjadinya campur kode yakni (1) kebiasaan penutur, (2) pengaruh lingkungan tempat tinggal, (3) konteks situasi agar lebih santai dan akrab dengan pendengar, (4) menggunakan istilah yang lebih populer agar terlihat lebih keren, (5) untuk membangkitkan  rasa humor, dan (6) latar belakang suku / asal penutur. Kata kunci: campur kode, bahasa, penyiar, radio setiawana 97,2 FM
ANALISIS RETORIKA KHOTBAH JUMAT DI MASJID NUR-ILAHI KELURAHAN GUNUNG ALAM KECAMATAN ARGA MAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA Fifi Alfionita Anggraini; Ngudining Rahayu; Bambang Djunaidi
Jurnal Korpus Vol 4, No 3: DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i3.13101

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan teknik persuasi dan ciri penanda lingual dalam retorika khotbah Jumat di Masjid Nur-Ilahi Kelurahan Gunung Alam Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data penelitian ini berasal dari tuturan khatib yang mengandung teknik persuasi dan ciri penanda lingual yang terdapat dalam teknik persuasi tersebut. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik rekaman. Teknik analisis data yang dilakukan adalah menggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa pada bagian pendahuluan, isi, dan penutup khotbah ditemukan 5 teknik persuasi yaitu teknik persuasi secara langsung; teknik persuasi secara tidak langsung; teknik persuasi dengan menggunakan acuan/referensi; teknik persuasi dengan menggunakan analogi; dan teknik persuasi menggunakan harapan dan doa. Ciri penanda lingual dalam teknik persuasi tersebut adalah: (1) teknik persuasi secara langsung ditemukan enam variasi yang menjadi ciri penanda lingualnya yaitu menggunakan kata saya berpesan, marilah, kembali khatib mengingatkan, mari, kembali saya mengajak, dan selamatkan diri kita demi Allah selamatkan diri kita lari dari fitnah; (2) teknik persuasi secara tidak langsung ditemukan ciri penanda lingualnya yaitu maksud/ makna dari kutipan khatib (dilihat berdasarkan maksud yang disampaikan dalam tuturan khatib); (3) teknik persuasi dengan menggunakan acuan/referensi ditemukan ciri penanda lingualnya yaitu sebagaimana dalam Al-Quran, cerita hadits Nabi Muhammad, Allah berfirman, menurut Abdullah bin Mubarok (ulama), Nabi Muhammad bersabda, Abu Dzar berkata, Rasulullah bersabda, kata para ulama, dialog Nabi dengan para sahabat, dan dijelaskan dalam hadits; (4) teknik persuasi dengan menggunakan analogi ditemukan ciri penanda lingualnya yaitu analogi balans atau neraca yang dianalogikakan dengan amal perbuatan manusia; (5) teknik persuasi menggunakan harapan dan doa ditemukan ciri penanda lingualnya yaitu mudah-mudahan dan semoga.
LITERASI DAN NASKAH ULU ABAD XX PADA BERBAGAI KELOMPOK ETNIK DI BENGKULU Ngudining Rahayu
Wacana: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pengajaran Vol 14, No 2 (2016): Wacana, Vol. 14, No. 2, Juli 2016
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jwacana.v14i2.929

Abstract

AbstractThis research aims to explain the literacy Ulu and the function of the manuscripts in the context of socio-cultural communication in a variety of ethnic group in Bengkulu at the beginning oh the twentieth century.  The research based on survey of the Ulu literacy regarding a various ethnic groups in Bengkulu, and on discourse and practice of selected manuscripts preserved at the State Museum of Bengkulu, RUB (Royal Netherlands University Library) Leiden, KITLV (Royal Netherlands Institute of Southeast Asia and Caribbean Studies) Leiden, the National Library of Republic Indonesia, and the manuscripts preserved as families or villages heirlooms in several villages in Bengkulu Province as well.   The results of the research shows as follows: (1) at that time the number of literate people slightly, about 1 to 200 in Serawai ethnic group, 1 to 431 in Rejang ethnic group, and less on the others; nevertheles, the Ulu literacy amongs a variety of ethnic groups in Bengkulu at that time idicate the level of functional literacy; (2) generally they also literate in Jawi and Arabic script and mastered the cultural knowledge from the origin of Jawi and Arabic script as well; (3) the literate people are able to read and understand the text well and write texts of cultural knowledge and social practices; (4) they write texts related to social status and their role in society; in such condition, the Ulu manuscripts is a medium to represent, transform, and cunstruct the cultural knowledge and social practice