Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MATURASI IKAN LELE MUTIARA Clarias gariepinus BETINA DENGAN ESTRADIOL-17? MELALUI PAKAN Risa Febriyanti; Deny Sapto Chondro Utomo; Munti Sarida
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol 9, No 1 (2021): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v9i1.13963

Abstract

Some problems in catfish culture are the spawning circle, female catfish begin to mature gonad at 10 months, and after 1,5 months can spawn again. The purpose of this study was to evaluate the process of accelerating maturation female mutiara catfish with the addition Estradiol-17? by oral treatments. The study was design used 3 treatments : 0 ml/kg feed, 0,4 ml/kg feed, 0,6 ml/kg feed with three individual replications. The result showed that the addition of Estradiol-17? significantly affected on reproductive performance : Gonado Somatic Index (GSI) 102,3% and eggs diameter 16,4% in female mutiara catfish compared with 0 ml/kg feed. Key words : Clarias gariepinus, Eggs Diameter, Estradiol-17ß, Gonadosomatic Index (GSI), Reproductive Performance.
MATURASI LELE MUTIARA Clarias gariepinus BETINA MELALUI PENAMBAHAN HORMON OODEV DAN ESTRADIOL-17ß PADA PAKAN Oktavia Rugus Ayu Enditha; Deny Sapto Chondro Utomo; Munti Sarida
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol 9, No 1 (2021): JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v9i1.13075

Abstract

The problem in Mutiara strain of North African catfish Clarias gariepinus culture is that the production of both larvae and seeds is still inhibited by the seasonal reproductive cycle where the catfish only spawn once during the spawning season.  The purposes of this study were to evaluate the effect of administration of oodev and estradiol-17ß on the maturity process and to determine the best doses in accelerating the maturion of female Mutiara strain. This study used a Completely Randomized Design with 5 treatments and 3 individual replications. The treatments were combination between dose Oodev (PMSG and Anti-Dopamine) and dose Estradiol-17ß in feed (both doses in ml/kg feed):A(0+0), B(0.5+0), C(0+0.6), D(0.5+0,6), E(1+1). The results of this study showed that the administration of Oodev and Estradiol-17ß significant affect on gonadal maturity index about 82.21% compared to control and acclerating maturation of female mutiara strain with doses the best is the treatment E (oodev 1 ml/kg feed+estradiol-17ß 1 ml/kg feed).Key words: Clarias gariepinus, dose, estradiol-17ß, maturation, oodev
PERFORMA REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN BOBOT MUTLAK NILEM (Osteochilus hasselti Cuvier & Valenciennes 1842) DENGAN PENAMBAHAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN KERAPU KERTANG Nadila Sutrisno; Deny Sapto Chondro Utomo; Munti Sarida
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v29i2.3950

Abstract

Terdapat beberapa masalah dalam budidaya nilem seperti pertumbuhan lambat, kualitas telur rendah, kurangnya kontinuitas telur, dan terbatasnya waktu pemijahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa reproduksi dan pertumbuhan bobot mutlak nilem melalui metode oral yang mengandung hormon pertumbuhan rekombinan kerapu kertang (r-ElGH). Rancangan penelitian menggunakan lima perlakuan dengan ulangan individu: tanpa kuning telur, phosphate buffer saline, dan r-ElGH (A, kontrol negatif), dengan penambahan kuning telur, phosphate buffer saline, tanpa r-ElGH (B, kontrol positif), dan dosis r-ElGH berbeda (20, 35, 50 mg/kg pakan; C, D, dan E) dengan pemberian pakan perlakuan setiap 5 hari sekali selama 45 hari sedangkan pakan pemeliharaan menggunakan pakan tanpa penambahan r-ElGH, kuning telur, dan PBS (kontrol negatif (A) selama 67 hari setiap 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari menggunakan metode ad satiation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan r-ElGH berpengaruh nyata terhadap performa reproduksi: meningkatkan fekunditas dan meningkatkan pertumbuhan bobot mutlak pada nilem betina dibandingkan dengan kontrol negatif.
PERFORMA REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN BOBOT MUTLAK NILEM (Osteochilus hasselti Cuvier & Valenciennes 1842) DENGAN PENAMBAHAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN KERAPU KERTANG Nadila Sutrisno; Deny Sapto Chondro Utomo; Munti Sarida
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v29i2.3950

Abstract

Terdapat beberapa masalah dalam budidaya nilem seperti pertumbuhan lambat, kualitas telur rendah, kurangnya kontinuitas telur, dan terbatasnya waktu pemijahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa reproduksi dan pertumbuhan bobot mutlak nilem melalui metode oral yang mengandung hormon pertumbuhan rekombinan kerapu kertang (r-ElGH). Rancangan penelitian menggunakan lima perlakuan dengan ulangan individu: tanpa kuning telur, phosphate buffer saline, dan r-ElGH (A, kontrol negatif), dengan penambahan kuning telur, phosphate buffer saline, tanpa r-ElGH (B, kontrol positif), dan dosis r-ElGH berbeda (20, 35, 50 mg/kg pakan; C, D, dan E) dengan pemberian pakan perlakuan setiap 5 hari sekali selama 45 hari sedangkan pakan pemeliharaan menggunakan pakan tanpa penambahan r-ElGH, kuning telur, dan PBS (kontrol negatif (A) selama 67 hari setiap 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari menggunakan metode ad satiation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan r-ElGH berpengaruh nyata terhadap performa reproduksi: meningkatkan fekunditas dan meningkatkan pertumbuhan bobot mutlak pada nilem betina dibandingkan dengan kontrol negatif.
Penyuluhan Budi Daya dan Perlindungan Sumber Daya Lobster serta Demonstrasi Budi Daya Lobster untuk Masyarakat di Kuala Stabas, Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung Yudha Trinoegraha Adiputra; Agus Setyawan; Munti Sarida; Hilma Putri Fidyandini; Nidya Kartini
KALANDRA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 6 (2023): November
Publisher : Yayasan Kajian Riset Dan Pengembangan Radisi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55266/jurnalkalandra.v2i6.337

Abstract

Penangkapan lobster oleh masyarakat di Kuala Stabas Krui, Kabupaten Pesisir Barat telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan karena menunjukkan tanda-tanda telah melebihi kapasitas penangkapan berkelanjutan (maximum sustainable yield). Masyarakat belum paham, bahwa lobster memerlukan perlindungan sumber daya agar tidak cepat punah. Saat ini, tidak mudah memperoleh lobster berukuran besar dan dewasa. Pada sisi lain, teknologi pembesaran lobster dengan pakan formulasi yang telah dilakukan Unila, dapat meningkatkan pertumbuhan lobster dan perintisan pembenihan lobster telah mencapai tahap pemijahan sehingga diperoleh lobster betina yang membawa telur hasil budidaya. Tetapi, penyebar luasan teknologi pembesaran dan pembenihan harus disebarluaskan pada masyarakat luas. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk menyebarluaskan informasi tentang perlindungan sumber daya lobster dengan menerapkan pelarangan penangkapan lobster pada ukuran tertentu dan budi daya lobster kepada masyarakat dan kelompok nelayan penangkap lobster di Kuala Krui, Kabupaten Pesisir Barat. Dua tahapan yang akan dilakukan adalah penyuluhan yang menyangkut aspek potensi dan biologi lobster, konservasi dan perlindungan lobster, penyuluhan tentang prinsip budi daya lobster dan tahapan budi daya lobster dengan pakan formulasi. Tahapan kedua adalah penyebaran informasi melalui praktek dalam plot demonstrasi pembesaran lobster dengan wadah bak fiber dan pakan formulasi. Hasil yang diperoleh masyarakat dapat meningkat pengetahuannya tentang sumber daya lobster dan memahami situasi turunnya tangkapan lobster meskipun sedang musim penangkapan. Nelayan juga tertarik dengan teknik pembesaran lobster dan penggunaan pakan formulasi. Pengabdian ini mendorong nelayan dapat membudidayakan lobster hasil tangkapannya untuk memperoleh ukuran yang besar dan harga jual yang lebih tinggi.