Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

CASE BASED REASONING UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN MANGGA MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMILARITAS SORGENFREI Anton Setiawan; Setyawan Wibisono
Dinamik Vol 23 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Stikubank

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.138 KB) | DOI: 10.35315/dinamik.v23i1.7172

Abstract

Untuk mendapatkan suatu informasi tentang bagaimana mendiagnosa penyakit dan hama pada tanaman mangga secara digital maka dibutuhkan suatu aplikasi dalam bentuk sistem pakar yang dapat mewakili seorang pakar yang ahli di bidangnya untuk memberikan solusi terhadap permasalahan tanaman mangga. Case Based Reasoning untuk mendiagnosa penyakit dan hama tanaman mangga menggunakan algoritma similaritas Sorgenfrei adalah sebuah sistem pakar yang dapat sebagai alat bantu untuk melakukan konsultasi tentang penyakit dan hama tanaman mangga. Untuk mengimplementasikan Case Based Reasoning diperlukan empat tahapan proses yaitu retrieve, reuse, revise, dan retain. Sistem yang telah memberikan hasil dari perhitungan dengan nilai paling tinggi yang akan dijadikan solusi penyakit dan hama tanaman mangga. Pada proses revise, sistem akan meninjau kembali hasil perhitungan penyakit tanaman mangga. Jika hasil tersebut kurang atau sama dengan 20 persen, maka sistem tidak akan memberikan solusi penyakit tanaman mangga, dikarenakan informasi berupa penyakit yang tidak memenuhi syarat akan masuk ke dalam tabel revise yang selanjutnya akan diperbaiki kembali oleh pakar untuk menemukan solusi yang tepat. Setelah proses revise selesai dan sudah ditemukan solusi yang benar-benar tepat barulah pakar mulai menambah aturan dengan memasukan data kasus baru yang sudah ditemukan solusinya proses inilah yang dinamakan dengan proses retain.
PENGARUH VARIASI TEKANAN TERHADAP SIFAT KEKERASAN BAJA HASIL PLASMA KARBURASI Nota Ali Sukarno; Anton Setiawan
Perwira Journal of Science & Engineering Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Perwira Purbalingga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.014 KB) | DOI: 10.54199/pjse.v1i2.84

Abstract

Baja merupakan baja tahan karat jenis martensitik yang mempunyai sifat tahan terhadap korosi tetapi nilai kekerasan rendah. Proses Karburising terhadap Baja adalah salah satu cara untuk dapat meningkatkan kekerasannya. Untuk mencapai kekerasan yang maksimal diperluan parameter yang optimum. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan meterial yang tahan terhadap gesekan namun tetap ulet pada tengahnya. Penelitian ini dilakukan dengan variasi tekanan 1.2, 1.6, dan 2.0 mBar dengan suhu 500 ˚C serta waktu 3 jam. Dari hasil penelitian menunjukkan kekerasan yang terbesar atau optimum diperoleh pada tekanan 1.6 mBar, yaitu pada 201,07 HVN. Kemudian hasil dari pengamatan struktur mikro bahwa lapisan tipis terlihat di bagian luar permukaan dengan unsur karbon yang teridentifikasi sangat tipis. Dari hasil pengujian EDS menghasilkan unsur campuran karbon (C) dengan unsur- unsur lainnya seperti campuran Oksigen (O), Silikon (Si), dan Klorida (Cl) dengan besi (Fe).
“BIOFLOKULASI SISTEM” TEKNOLOGI BUDIDAYA LELE TEBAR PADAT TINGGI DENGAN KAPASITAS 1M3/750 EKOR DENGAN FLOCK FORMING BACTERIA Anton Setiawan; Rizky Ariqoh; Pratiwi Tivani; Laras Pipih; Isti Pudjiastuti
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1644

Abstract

Teknologi bioflokulasi merupakan salah satu teknologi yang saat ini sedang dikembangkan dalam akuakultur yang bertujuan untuk memperbaiki kualilas air dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrisi. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pertumbuhan ikan lele yang dipelihara menggunakan sistem bioflok dan sistem konvensional. Teknologi bioflock dilakukan penambahan probiotik mandiri berisi flock foarming bacteria diawali dengan mencampurkan beberapa bahan seperti ragi roti (fermipan), yakult, soda kue, pupuk ZA, Urea, Ragi Tempe, dan Air dalam 8 liter Galon lalu disimpan selama 1 minggu agar terjadi fermentasi secara sempurna kondisi galon di tutup rapat dalam kondisi anaerob. Sampel penelitian yang digunakan adalah 750 bibit ikan ukuran 4-6 cm, yang dipelihara selama 0 hari dan 25 hari. Parameter pertumbuhan yang diamati adalah panjang dan berat ikan. Parameter lingkungan yang diamati adalah suhu air dan udara, karbondioksida terlarut, oksigen terlarut, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan panjang dan berat tubuh benih lele pada kedua media budidaya. Dengan teknologi bioflok, peningkatan berat yang dialami yaitu 5,794±0,03 gram dan peningkatan panjang 4,6±0,1 cm sedangkan dengan sistem konvensional, peningkatan berat mencapai 4,051±0,02 gram dan peningkatan panjang 3±0,4 cm Meskipun peningkatan pertumbuhan tidak terlalu tinggi, namun cukup memberikan gambaran bahwa benih lele yang dipelihara dengan aplikasi bioflok mengalami pertumbuhan yang lebih baik. Hal ini mengindikasikan bahwa pakan yang diberikan dan media pemeliharaannya mampu mendukung pertumbuhan benih lele. Media pemeliharaan yang mengaplikasikan teknik bioflok menunjukkan kondisi yang lebih baik dan relatif ideal untuk budidaya ikan lele. Hal ini juga diperkuat dengan relatif rendahnya tingkat kematian benih selama pemeliharaan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi bioflok memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan pertumbuhan dan perkembangan ikan lele. Kata kunci: Bioflokulasi System, Flock Forming Bacteria, Lele, Tebar Padat Tinggi.