Return saham memegang peranan penting dalam dunia perbankan karena return saham menunjukkan bagaimana investor memandang kinerja suatu perusahaan. Perusahaan memilih tujuan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Hal ini dapat dicapai jika pemegang saham semakin tertarik untuk berinvestasi pada saham perusahaannya. Bunga ini tercermin pada return harga saham karena masih kurangnya penelitian mengenai penerapan manajemen risiko pada perbankan, maka penelitian ini menggunakan berbagai indikator kesehatan bank pada sektor perbankan untuk mengetahui keberhasilan penerapan manajemen risiko dan dampaknya terhadap return saham Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak penerapan manajemen risiko dengan menggunakan berbagai indikator kesehatan bank terhadap return saham bank BUMN dan non-BUMN, serta membandingkan manajemen risiko pada bank BUMN dan non-BUMN bank-bank milik negara. Bank-bank milik negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2017 menjadi sorotan. Kelompok yang dipilih untuk penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2017. Besar sampel yang digunakan adalah 30 bank. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data melalui dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan terdiri dari beberapa uji regresi linier dan uji beda Penelitian menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap return saham Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap return saham, namun CAR, NIM, LDR, dan NPL tidak berpengaruh terhadap return saham. Rasio BOPO dan GCG bank non BUMN lebih tinggi dibandingkan bank BUMN. Tidak terdapat perbedaan antara bank BUMN dan bank non BUMN dalam hal return saham (CAR, NIM, LDR, dan NPL) karena nilai signifikansinya >0,05 Kata Kunci : CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, GCG, return saham.