Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM SPIRITUALITAS ISLAM (Suatu Upaya Menjadikan Perempuan Produktif) Jannah, Hasanatul
JURNAL KARSA (Terakreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012) Vol 19, No 2 (2011): Islam, Budaya dan Perempuan
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak:Artikel ini mengulas tentang pemberdayaan perempuan dalam spritulitas Islam, Perempuan sudah semestinya berani  memulai memberdayakan dirinya sendiri dengan melakukan upaya-upaya revolusioner seperti: memiliki manajemen waktu, menambah wawasan informasi, pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai perempuan dan meningkatkan pemahaman tentang kesehatan diri, baik fisik maupun mental. Di mana faktor penunjang utama pemberdayaan adalah pendidikan yang menjadi kebutuhan  perempuan dimulai dari diri masing-masing. Dalam artikel ini juga diuraikan profil perempuan-perempuan Islam inspirasional yang banyak memberikan inspirasi bagi perempuan yang lain untuk majuKata kunci:Pemberdayaan perempuan, produktifitas, dan spiritualitas islamAbstract:This article reviews the women empowerment from the perspective of Islamic spirituality. Women should have been courageous to begin to empower themselves in performing revolutionary efforts: possesing time management, skill and knowledge concerning their obligation and right as women, and accelerating their comprehension on physical and mental self-soundnesses. However, the main factor that can support the women empowerment is education. It becomes the women need and must be fulfilled by themseves. This article is also about to break down the profiles of inspirative female Muslims that inspire the other women to progress.Key words:the women empowerment, productivity, and Islamic spirituality
MEWUJUDKAN KEADILAN BAGI PEREMPUAN DALAM DUNIA KERJA Jannah, Hasanatul
PALASTREN Vol 5, No 2 (2012): Jurnal Palastren (Juli - Desember)
Publisher : PALASTREN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Old perception that women only play a role on the domestic sector would be a myth. Women now enter the public sector that embody the dual role. Thus, women need to set the best time in order to create a balance between public and domestic roles. In this case, there is a need for awareness for women given the opportunity to change the structure and culture, both through the social environment and through themselves. This awareness is necessary for social change that makes women independent structurally and culturally by removing the subordination style. Basically men and women have equal position. However, in reality there is often discrimination in wages for women workers (laborers). Wage of women workers are not comparable with the job because there is no justice in the amount that must be accepted. Keywords: Women workers, wages, discrimination
PESANTREN DAN PUSAT KONSELING BAGI GENERASI MUDA Jannah, Hasanatul
KONSELING RELIGI Vol 5, No 1 (2014): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

pesantren memberikan kontribusi besar  dalam membentuk akhlak remaja.  Di saat negara sedang gencar meyerukan kepada masyarakat untuk bersama-sama membentuk generasi muda yang bermoral, maka sesungguhnya  pesantren telah menjadi pionir dalam program pembentukan akhlakul karimah bagi remaja. Melalui nilai-nilai pendidikan pesantren dengan beberapa pola pembelajarannya, bahkan pesantren dapat berperan sebagai pusat kegiatan konseling dalam pembinaan generasi muda yang sedang dalai masa pencarian identitas dirinya.Kata Kunci: Pesantren, Konseling, Generasi MudaBOARDING SCHOOL AS  CENTRAL COUNSELING FOR YOUNGS. This article aims to reveal the extent of Islamic boarding schools provide a major contribution in shaping moral adolescents. At a time when countries are incessantly meyerukan  to the community to work together to form the young generation that immoral behavior, verily pesantren  has become  a pioneer  in the establishment of the supremacy of karimah  program for adolescents. Through the values of education pesantren with some patterns of learning , even pesantren can serve as the center of counseling activities in the construction of the young generation who is the Dalai Lama search time identity. Keywords: Pesantren, Counseling , Young Generation
KYAI, PERUBAHAN SOSIAL DAN DINAMIKA POLITIK KEKUASAAN Jannah, Hasanatul
FIKRAH Vol 3, No 1 (2015): FIKRAH: JURNAL ILMU AQIDAH DAN STUDI KEAGAMAAN
Publisher : Prodi Ilmu Aqidah Jurusan Ushuluddin STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/fikrah.v3i1.1831

Abstract

Kajian tentang sosok kyai beserta perannya selalumenarik dan aktual untuk dianalisis. Kyai menurutpandangan masyarakat adalah sosok yang dijadikanpanutan baik dalam perkataan maupun perilakunya.Sosok kyai sendiri tidak lepas dengan pengetahuan agamayang sangat melekat pada dirinya, sehingga masyarakatselalu mendiskusikan permasalahan keagamaan kepadakyai. Belakangan ini terjadi polarisasi pemikiran tentangsosok kyai, sehingga memunculkan tipologi kyai yangcukup variatif. Sebagian kalangan berpendapat bahwakyai seharusnya cukup berperan sebagai pengayomumat terutama dalam kehidupan beragama, sehinggaakan lebih baik jika kyai menghindarkan diri darikegiatan politik praktis, sehingga tidak terjebak padaperan ganda. Namun ada juga sebaliknya, bahwa tidakada alasan kyai meninggalkan politik praktis sebabberpolitik merupakan bagian dari kehidupan agama itusendiri. Namun, seringkali ketika kyai memilih politik,maka jarak kepada masyarakat akan mulai memudar,halini disebabkan dunia politik yang penuh dengan hirukpikuk dan penuh dengan intrik, dimana sangat bertolakbelakang dengan kehidupan kyai saat di tengahmasyarakatnya yang penuh kesetiaan dan apa adanya.Lalu bagaimana seharusnya kyai menjalankan missikeagamaannya ditengah-tengah pergolakan perubahansosial yang tidak terbendung saat ini?, dan bagaimanapula benturan politik kekuasaan dikemasnya?.
KEPASTIAN HUKUM HUKUM PEMENUHAN NAFKAH ISTRI PASCA PERCERAIAN Jannah, Hasanatul
De Jure: Jurnal Hukum dan Syari'ah Vol 2, No 1: Juni 2010
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j-fsh.v2i1.57

Abstract

Pemenuhan nafkah istri bukan hanya ketika ikatan perkawinan masih terjalin, namun pasca perceraian nafkah istri juga harus dipenuhi. Agama sangat jelas mengatur dan menjembatani hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan nafkah istri. Problem seputar  nafkah istri pasca perceraian sering kali menjadi kasus yang tak kunjung usai, karena banyak terjadi dari pihak mantan suami lalai memenuhi kewajibannya terhadap mantan istrinya, akibatnya pihak istri sering kali dirugikan. Kasus yang sering mencuat ke permukaan masyarakat  adalah disebabkan banyaknya istri yang awam hukum diselesaikan begitu saja, sementara hak- haknya diabaikan. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak masyarakat yang belum melek hukum, terutama yang berkaitan dengan hukum-hukum agama. Di sisi lain suami masih cenderung menyepelekan kewajiban karena dianggap persoalan  sudah selesai seiring dengan putusan cerai, sehingga banyak yang tak memenuhi kewajibannya seperti: memberi nafkah selama iddah, pembagian harta bersama (gono gini), melunasi mahar yang terutang dan  memberikan biaya hadhanah kepada anak- anaknya.Maintenance is not only the right of  wife in the bond of  marriage but also after the divorce. However, women mostly denied the right of  maintenance after the dissolution of marriage. This denial is partly resulted from the women’s ignorance of  their legal right and partly due to the negligence of the men to carry out their duty of  maintenance falsely considering that the duty has ended by the termination of marriage. Maintenance during the waiting period (iddah), distribution of  estates (gono gini), giving the unpaid dower, and widow right of  retention are among the perplexing issues following the dissolution of  marriage. Sanction against the violation of  these rulings should be enacted and implemented.
MENJEMBATANI KRISIS ADVOKASI TERHADAP TKW INDONESIA DILUAR NEGERI Jannah, Hasanatul
De Jure: Jurnal Hukum dan Syari'ah Vol 4, No 1: Juni 2012
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j-fsh.v4i1.2155

Abstract

Sebagai salah satu penghasil devisa negara dan mendapat julukan yang begitu tehormat dari negara sebagai Pahlawan Devisa, TKW Indonesia seharusnya mendapat perhatian tersendiri dari pemerintah maupun pihak yang terkait, sehingga terkirimnya para TKW keluar negeri memiliki jaminan keselamatan. Untuk itu diperlukan adanya kesepakatan antara pihak pengirim dengan penerima TKW agar kehadiran TKW bisa memperoleh perlindungan di Negara tempat mereka bekerja. Seharusnya berbagai kasus yang banyak menimpa para TKW selama ini seperti penganiaaan, pelecehan seksual dan tindak kekerasan lainnya baik yang di ketahui publik maupun tidak, menjadi pelajaran penting bagi bangsa Indonesia.   As one of state foreign exchange producer and the hero of foreign exchange, Indonesian migrant workers should get sufficient attention from the government and all parts which are related to their process of being migrant workers in order they get safety guarantee in the countries they work. Therefore, it is a need to have an agreement between internal agent (that sends the workers) and external agent (that accept and manage the workers) to make sure that the migrant workers will get protection. What have been experienced, so far, by migrant workers such as mistreatment, sexual harassment and  violence which are publicly known or ice versa should be an important lesson for Indonesia.  
PESANTREN DAN PUSAT KONSELING BAGI GENERASI MUDA Jannah, Hasanatul
KONSELING RELIGI Vol 5, No 1 (2014): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v5i1.1062

Abstract

pesantren memberikan kontribusi besar  dalam membentuk akhlak remaja.  Di saat negara sedang gencar meyerukan kepada masyarakat untuk bersama-sama membentuk generasi muda yang bermoral, maka sesungguhnya  pesantren telah menjadi pionir dalam program pembentukan akhlakul karimah bagi remaja. Melalui nilai-nilai pendidikan pesantren dengan beberapa pola pembelajarannya, bahkan pesantren dapat berperan sebagai pusat kegiatan konseling dalam pembinaan generasi muda yang sedang dalai masa pencarian identitas dirinya.Kata Kunci: Pesantren, Konseling, Generasi MudaBOARDING SCHOOL AS  CENTRAL COUNSELING FOR YOUNGS. This article aims to reveal the extent of Islamic boarding schools provide a major contribution in shaping moral adolescents. At a time when countries are incessantly meyerukan  to the community to work together to form the young generation that immoral behavior, verily pesantren  has become  a pioneer  in the establishment of the supremacy of karimah  program for adolescents. Through the values of education pesantren with some patterns of learning , even pesantren can serve as the center of counseling activities in the construction of the young generation who is the Dalai Lama search time identity. Keywords: Pesantren, Counseling , Young Generation
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM SPIRITUALITAS ISLAM (Suatu Upaya Menjadikan Perempuan Produktif) Jannah, Hasanatul
KARSA: Journal of Social and Islamic Culture Islam, Budaya dan Perempuan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v19i2.62

Abstract

Abstrak:Artikel ini mengulas tentang pemberdayaan perempuan dalam spritulitas Islam, Perempuan sudah semestinya berani  memulai memberdayakan dirinya sendiri dengan melakukan upaya-upaya revolusioner seperti: memiliki manajemen waktu, menambah wawasan informasi, pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai perempuan dan meningkatkan pemahaman tentang kesehatan diri, baik fisik maupun mental. Di mana faktor penunjang utama pemberdayaan adalah pendidikan yang menjadi kebutuhan  perempuan dimulai dari diri masing-masing. Dalam artikel ini juga diuraikan profil perempuan-perempuan Islam inspirasional yang banyak memberikan inspirasi bagi perempuan yang lain untuk majuKata kunci:Pemberdayaan perempuan, produktifitas, dan spiritualitas islamAbstract:This article reviews the women empowerment from the perspective of Islamic spirituality. Women should have been courageous to begin to empower themselves in performing revolutionary efforts: possesing time management, skill and knowledge concerning their obligation and right as women, and accelerating their comprehension on physical and mental self-soundnesses. However, the main factor that can support the women empowerment is education. It becomes the women need and must be fulfilled by themseves. This article is also about to break down the profiles of inspirative female Muslims that inspire the other women to progress.Key words:the women empowerment, productivity, and Islamic spirituality
Pondok Pesantren sebagai Pusat Otoritas Ulama Madura Hasanatul Jannah
Jurnal Al-Hikmah Vol 17 No 2 (2019): Ilmu Dakwah dan Pengembangan Masyarakat
Publisher : Fakultas Dakwah IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/alhikmah.v17i1.9

Abstract

This study examines and recognizes that Madurese ulama (Islamic Scholars) are represented as charismatic characters placed in a strategic social layer who are influential to their society. Therefore, they have high authority in religious, social and cultural aspects. The manifestation of their scholarly traist are usually displayed in signs of their devotion in practicing religion, consistency in practicing their knowledge, being a role model and having the ability to transform knowledge in the midst of their society. The figure of a scholar in Madura is inseparable from his ownership of Islamic boarding schools (Pesantren) where they become the main center of the scholars’ work on social and religious authority. This study discovered that Madurese scholars established and developed their authority in Islamic boarding schools; making it hard for the world of Islamic boarding schools to be separated from the lives of Madurese scholars. Therefore, the Islamic boarding school became the main authority center. The Islamic Boarding Schools’ path is psychologically related to being more attached and they tend to generate significant mass. The emotional attachment between the santri (students of Islam) and their ulama (Islamic Scholars) will strengthen the authority of the scholars in all aspects of life.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM SPIRITUALITAS ISLAM (Suatu Upaya Menjadikan Perempuan Produktif) Hasanatul Jannah
Karsa: Journal of Social and Islamic Culture Islam, Budaya dan Perempuan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v19i2.62

Abstract

Abstrak:Artikel ini mengulas tentang pemberdayaan perempuan dalam spritulitas Islam, Perempuan sudah semestinya berani  memulai memberdayakan dirinya sendiri dengan melakukan upaya-upaya revolusioner seperti: memiliki manajemen waktu, menambah wawasan informasi, pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai perempuan dan meningkatkan pemahaman tentang kesehatan diri, baik fisik maupun mental. Di mana faktor penunjang utama pemberdayaan adalah pendidikan yang menjadi kebutuhan  perempuan dimulai dari diri masing-masing. Dalam artikel ini juga diuraikan profil perempuan-perempuan Islam inspirasional yang banyak memberikan inspirasi bagi perempuan yang lain untuk majuKata kunci:Pemberdayaan perempuan, produktifitas, dan spiritualitas islamAbstract:This article reviews the women empowerment from the perspective of Islamic spirituality. Women should have been courageous to begin to empower themselves in performing revolutionary efforts: possesing time management, skill and knowledge concerning their obligation and right as women, and accelerating their comprehension on physical and mental self-soundnesses. However, the main factor that can support the women empowerment is education. It becomes the women need and must be fulfilled by themseves. This article is also about to break down the profiles of inspirative female Muslims that inspire the other women to progress.Key words:the women empowerment, productivity, and Islamic spirituality