Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAPLIKASIKAN LANGKAHLANGKAH SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI MIN MIRUK ACEH BESAR Nida Jarmita
Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika Vol 4, No 1 (2016): Volume 4 nomor 1 Juni 2016
Publisher : IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.658 KB) | DOI: 10.23971/eds.v4i1.246

Abstract

Peran guru sangat penting dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Maka tugas guru adalah melaksanakan dan mengembangkan pendekatan saintifik minimal di sekolah masing-masing baik secara individu maupun kelompok. Fakta di lapangan menunjukkan aplikasi dari pendekatan saintifik ini masih kurang, guru masih kesulitan membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach). Adapun langkah-langkah tersebut meliputi: observing/pengamatan, questioning/bertanya, experimenting/percobaan,associating/menalar, dan membentuk jaringan/networking. Kelima langkah tersebut tidak seluruhnya muncul dalam rancangan pembelajaran yang telah dibuat guru. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengaplikasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di kelas rendah dan kelas tinggi. Dengan harapan agar dapat memberi masukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran secara khusus dan peningkatan mutu sekolah secara umum.
KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN KERANGKA TUGAS MATEMATIKA TAKSONOMI STEIN Jarmita, Nida
PIONIR: Jurnal Pendidikan Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ujicoba ini bertujuan melihat kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika tingkat SD/MI berdasarkan kerangka tugas matematika taksonomi Stein. Kerangka tugas dimaksud meliputi: menghafal, prosedur tanpa koneksi, prosedur dengan koneksi, dan bekerja dengan matematika. Soal yang diberikan ada 4 butir dan tertutup pada empat bidang konten: geometri, pengukuran, pecahan dan perbandingan. Secara umum, kemampuan mahasiswa Prodi PGMI dan Prodi Pendidikan Matematika UIN Ar-Raniry yang menjadi peserta tes dalam uji coba ini dapat dikategorikan pada tingkat kognitif rendah, kebanyakan mahasiswa belum sampai pada tingkat kognitif yang tinggi karena tidak mampu menjawab soal pada tingkat bekerja dengan matematika, bahkan masih banyak mahasiswa yang tidak bisa menjawab soal pada kategori menghafal. Namun kesimpulan ini tidak dapat digeneralisasikan untuk keseluruhan mahasiswa, karena sampel yang diambil tidak representatif.
ANALISIS PENGUASAAN KONSEP DAN KESULITAN MATERI MATEMATIKA DALAM UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA PGMI Jarmita, Nida
EDU SAINS Vol 1, No 2 (2013): Volume 1 Nomor 2 Desember 2013
Publisher : IAIN Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.986 KB)

Abstract

ABSTRAKPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) membekali kompetensi profesional para mahasiswa melalui beberapa mata kuliah bidang keahlian, khususnya Matematika I dan Matematika II. Dengan mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki kemampuan dalam melakukan proses pembelajaran matematika dan menguasai konsep matematika secara mendalam. Berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh data bahwa penguasaan konsep matematika mahasiswa PGMI masih berada pada kategori rendah. Selain itu, mereka juga mengalami beberapa kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan penguasaan konsep matematika mahasiswa PGMI dan kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi mahasiswa PGMI dalam menguasai konsep matematika. Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes penguasaan konsep dengan soal tes, dan teknik wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur serta studi dokumentasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penguasaan konsep matematika masih berada pada kategori rendah. Adapun kesulitan yang dihadapi terutama pada konsep perbandingan, bangun datar dan bangun ruang, hal ini disebabkan karena kurangnya pemanfaatan media yang dapat membantu pembelajaran.Kata Kunci: Penguasaan Konsep, Kesulitan Materi Matematika, Peningkatan Kompetensi
KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAPLIKASIKAN LANGKAHLANGKAH SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI MIN MIRUK ACEH BESAR Jarmita, Nida
EDU SAINS Vol 4, No 1 (2016): Volume 4 nomor 1 Juni 2016
Publisher : IAIN Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.658 KB)

Abstract

Peran guru sangat penting dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Maka tugas guru adalah melaksanakan dan mengembangkan pendekatan saintifik minimal di sekolah masing-masing baik secara individu maupun kelompok. Fakta di lapangan menunjukkan aplikasi dari pendekatan saintifik ini masih kurang, guru masih kesulitan membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach). Adapun langkah-langkah tersebut meliputi: observing/pengamatan, questioning/bertanya, experimenting/percobaan,associating/menalar, dan membentuk jaringan/networking. Kelima langkah tersebut tidak seluruhnya muncul dalam rancangan pembelajaran yang telah dibuat guru. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengaplikasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di kelas rendah dan kelas tinggi. Dengan harapan agar dapat memberi masukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran secara khusus dan peningkatan mutu sekolah secara umum.
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG Nida Jarmita
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol 13, No 1 (2012): Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Agustus 2012
Publisher : Center for Research and Publication Universitas Islam Negeri (UIN) of Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jid.v13i1.470

Abstract

Quasi-experimental study design with the pre-test and post-test is aimed to obtain objectiveinformation about the effectiveness of cooperative learning type STAD in improving students' mathematical understanding of class V MIN. The population of this study is student of class VMIN in the city of Banda Aceh. Based on the results of data analysis, improving the ability ofmathematical understanding in the experimental class and control class is quietly different in terms of level of school (good, adequate and low). The difference increased capability is then tested statistically by ANOVA test using two pathways with significance level (α) = 0,05. From the results of different test can be concluded that the increased understanding ofmathematical abilities of students through cooperative learning type STAD better than on improving the understanding of mathematical abilities of students through conventional learning.
PENGEMBANGAN MEDIA SEVEN IN ONE DITINJAU DARI UJI KELAYAKAN DAN UJI KEPRAKTISAN DI KELAS V MI/SD DI BANDA ACEH Nida Jarmita; Adek Elfera Chandrawati; Zulfiati Zulfiati
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol 21, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Didaktika Agustus 2020
Publisher : Center for Research and Publication Universitas Islam Negeri (UIN) of Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jid.v21i1.6317

Abstract

Salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah dengan merancang media seven in one. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dirancang dengan menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) yang bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran yang terbuat dari kotak catur yaitu seven in one. Data diperoleh dari lembar validasi dan angket diolah dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui kelayakan dan kepraktisan penggunaan media seven in one. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian dari ahli media baik dari aspek bahan dan aspek pemanfaatan yaitu dengan persentase masing-masing 100% dan 96,9%. Demikian juga penilaian dari ahli materi yaitu dengan persentase 100% yang menunjukkan kriteria sangat valid. Pengembangan media seven in one ditinjau dari uji kepraktisan dinyatakan praktis untuk diterapkan pada siswa kelas V MI/SD berdasarkan beberapa indikator yaitu: Indikator kemudahan, kejelasan, kesesuian, tampilan, dan kemenarikan. Masing-masing memperoleh persentasenya 87,1%, 87,1%, 89,2%, 90,8%, dan 90,85%. Demikian juga halnya respon guru terhadap indikator kemudahan, kejelasan, kesesuian, tampilan, dan kemenarikan. Masing-masing memperoleh persentasenya 97,5%, 92,5%, 97,5 %, 77,5%, dan 96,2%.
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD Jarmita, Nida; Abidin, Zainal; Nafizaturrahmi, Nafizaturrahmi
Jurnal keilmuan dan Kependidikan dasar Vol 11 No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.769 KB) | DOI: 10.32678/primary.v11i02.2298

Abstract

Pembelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus dipahami materinya oleh para siswa, namun siswa masih kesulitan untuk memahami apa yang telah diajarkan, sehingga pada saat diberikan masalah, siswa tidak bisa memecahkannya. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Realistic Mathematics Education (RME) yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi jaring-jaring kubus dan balok di kelas V MIN 12 Aceh Timur Tahun Pelajaran 2018/2019. Subjek dalam penellitian ini adalah kelas V-b MIN 12 Aceh Timur yang terdiri dari 30 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data dikumpulkan dengan cara memberikan tes pemahaman konsep matematika siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pemahaman konsep meningkat, pada siklus I hasil tes yaitu 69,06% (Sedang), mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 73,5% (Sedang), begitupun selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus III yaitu 81,04% (Tinggi) dan berhenti di siklus III dikarenakan telah mencapai kualifikasi pemahaman konsep yang tinggi dan telah mengalami peningkatan yang signifikan.
APAKAH PENYEBAB TERJADINYA MISKONSEPSI SISWA PADA OPERASI HITUNG? Nida Jarmita; Noval Alfyandi Rusmi
Jurnal keilmuan dan Kependidikan dasar Vol 11 No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.007 KB) | DOI: 10.32678/primary.v11i01.2004

Abstract

Miskonsepsi merupakan kesalahpahaman atas suatu konsep yang telah disepakati oleh pakar. Mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa sangatlah penting dilakukan, mengingat bahwa antar konsep yang satu dan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi atau melihat letak miskonsepsi siswa pada operasi hitung di kelas IVMIN 8 Aceh Besar Tahun Pelajaran 2018/2019.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MIN 8 Aceh Besar yang terdiri dari 29 siswa.Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan testertulis dan wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan memeriksa jawaban siswa kemudian dikelompokan kedalam kriteria kesalahan serta disesuaikan dengan konsep yang sebenarnya.Jika jawaban siswa tidak sesuai dengan kaidah yang sebenarnya, maka siswa mengalami miskonsepsi.Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa:Kesalahan yang dilakukan siswa kelas IV MIN 8 Aceh Besar yaitu kesalahan konsep, prinsip dan keterampilan. Penyebab terjadinya miskonsepsi pada operasi hitung adalah: Pertama, siswa masih belum mampu memahami konsep operasi hitung.Kedua, siswa masih belum mampu memahami soal sederhana dan teks cerita.Ketiga, siswa masih salah dalam mencari kunci jawaban.Keempat, siswa masih ceroboh dalam mencari kunci jawaban.Kelima, siswa belum mampu membaca soaluntuk di ubah ke dalam kalimat matematika.
Students’ Intuition of Field Independent and Field Dependent in Solving Divergence Mathematical Problem Abidin, Zainal; Jarmita, Nida
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 11, No 2 (2020): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v11i2.26804

Abstract

In solving divergent mathematical problem, there is a different mental activity of formal cognitition. The activity is wel known as intuitive cognition or intuition. This study aims at exploring students’ intuition styles of Field Independent and Field Dependent when they solve divergent mathematical problems. The subjects of this study were GEEFT-test-selected students of MAN Model Banda Aceh who had intuition styles of Field Independent and Field Dependent. The findings of this study showed that field independent students used direct affirmatory intuition in understanding problems, direct and global anticipatory intuition in making plans for solutions, and global anticipatory intuition in solving divergent mathematical problems. On the other hand, field dependent students used direct affirmatory intuition in understanding problems, direct and global anticipatory intuition in making problem-solving plans, and anticipatory global intuition in re-examining divergent mathematical problem solving.Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi intuisi siswa yang bergaya kognitif Field Independent dan Field Dependent saat memecahkan masalah matematika divergen. Dalam penelitian ini subjeknya adalah siswa MAN Model Banda Aceh yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent,  dipilih menggunakan tes GEEFT. Temuan dalam penelitian ini diperoleh bahwa siswa field independent menggunakan intuisi afirmatori yang bersifat langsung dalam memahami masalah, dalam membuat rencan pemecahan menggunakan intuisi antisipatori bersifat langsung dan global, dan dalam memecahkan masalah matematika divergen menggunakan intuisi antisipatori yang bersifat global. Sedangkan siswa field dependent menggunakan intuisi afirmatori yang bersifat langsung dalam memahami masalah, dalam membuat rencana pemecahan masalah menggunakan intuisi antisipatori yang besifat langsung dan global, dan dalam memeriksa kembali pemecahan masalah matematika divergen menggunakan intuisi antisipatori yang bersifat global.
KENDALA YANG DIHADAPI GURU MENGAJAR DARINGPADA MASA PANDEMI COVID-19 DI MIN 5 BANDA ACEH Nindia Taradisa; Nida Jarmita; Emalfida Emalfida
Jurnal keilmuan dan Kependidikan dasar Vol 12 No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/primary.v12i2.3582

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru pada saat mengajar daring di MIN 5 Banda Aceh. Penelitian ini bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data yang meliputi; observasi dan wawancara secara daring. Subjek penelitian ini adalah guru kelas V di MIN 5 Banda Aceh yang berjumlah 8 orang. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala yang dialami guru selama pembelajaran daring yaitu kurangnya pemahaman siswa ketika melakukan proses belajar daring. Hal ini dikarenakan siswa kurang paham dengan pembelajaaran yang diajarkan oleh guru karena tidak bertatap muka langsung dan guru sulit memantau perkembangan belajar siswa. Faktor utama yang lebih penting lagi adalah kurangnya fasilitas yang dimilki oleh siswa ketika belajar daring karena tidak semua siswa memiliki Smarthphone ataupun komputersebagai media pembelajaran menggunakan daring. Selain itu faktor lain adalah paket internet yang tidak bisa dijangkau oleh semua siswa.