Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk Siswa Kelas Sujanem, Rai; Suwindra, I Nyoman Putu; Tika, I Ketut
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 42, No 2 Jul (2009)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.069 KB) | DOI: 10.23887/jppundiksha.v42i2 Jul.1743

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan mengembangkan (1) Modul Fisika kontekstual interaktif berbasis web, dan (2) pedoman guru tentang penerapan Modul Fisika kontekstual inter-aktif berbasis web untuk kelas I SMA. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian pe-ngembangan produk Modul Fisika kontekstual interaktif berbasis web. Pengembangan produk menggunakan desain model Dick dan Carey. Proses pengembangan menggunakan instrumen-instrumen: tes pemahaman konsep, angket fasilitas pendukung pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), angket kompetensi guru dan siswa dalam TIK, angket ahli isi, angket ahli media, angket siswa perorangan, angket siswa kelompok kecil, dan angket respon implementasi pada pembelajaran. Instrumen-instrumen tersebut memenuhi persyaratan validitas isi. Studi pendahulu-an melibatkan 440 siswa kelas I SMA di kota Singaraja, 12 orang guru TIK, dan 34 guru Fisika. Proses uji formatif melibatkan 3 ahli isi dan media pembelajaran, 3 ahli desain, 6 siswa perorangan, 12 siswa kelompok kecil, dan 4 orang guru. Uji sumatif melibatkan 60 siswa kelas I SMA. Ana-lisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan uji- t. Berdasarkan hasil analisis data, ditemu-kan hasil-hasil penelitian seperti berikut. Pertama, telah berhasil dikembangkan (1) enam Modul Fisika kontekstual interaktif berbasis web, dan (2) panduan Guru tentang penerapan Modul Fisika kontekstual interaktif berbasis web. Kedua, hasil evaluasi.Kata kunci : Modul Fisika kontekstual – interaktif – web.
Lexical Ambiguity in English Advertisement Slogans of Unilever Products I Gusti Ayu Dwi Dharmayanti; I Ketut Tika
Humanis Vol 19 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.199 KB)

Abstract

Skripsi ini berjudul Ambiguitas Leksikal dalam Slogan Iklan Berbahasa Inggris dari Produk-Produk Unilever. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna yang paling sesuai dari ungkapan ambigu dalam slogan iklan berbahasa inggris dari produk-produk Unilever dan menemukan faktor leksikal yang dapat menyebabkan ambiguitas leksikal. Sumber data penelitian ini diambil dari situs terkenal Unilever yang dimuat dalam situs https://www.unilever.com/brands. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dan data penelitian ini dianalisis menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menerapkan Teori Makna oleh Geoffrey Leech (1974: 10-22) untuk menemukan makna yang paling sesuai untuk kata-kata ambigu dan juga didukung dengan Kamus Oxford Advanced Learner untuk menentukan makna leksikal dari kata ambigu. Teori lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Ambiguitas leksikal oleh Ullmann (1977: 158) untuk menganalisis faktor-faktor leksikal yang dapat menyebabkan ambiguitas leksikal. Temuan menunjukkan bahwa pada bagian pertama diantara 13 merek global dari Unilever yang dianalisis, 10 slogan berisi kata-kata ambigu yang mana dari kata-kata ambigu tersebut dikategorikan sebagai makna Konseptual dan makna dari kata-kata ambigu pada 3 slogan lainnya dikategorikan sebagai makna Konotatif. Sedangkan, pada bagian kedua ditemukan bahwa faktor leksikal yang menyebabkan ambiguitas leksikal pada 7 slogan merek adalah Polysemi dan faktor leksikal yang menyebabkan ambiguitas leksikal pada 6 slogan merek lainnya adalahHomonimi. Hal ini berarti bahwa ambiguitas leksikal bisa terjadi dalam slogan produk-produk merek terkenal Unilever. Tidak dapat dipungkiri bahwa ambiguitas semakin membuat produk-produk Unilever menjadi terkenal dan siapapun yang melihat iklan-iklan tersebut akan tertarik khususnya pada produk-produk tersebut.
Politeness Strategies in Delivering Commands in the Movie Entitled “The Social Network” Ni Wayan Mustiari; I Ketut Tika; Ni Made Ayu Widiastuti
Humanis Vol 19 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.912 KB)

Abstract

Dalam berkomunikasi, manusia terkadang melakukan tindakan yang dapat mengancam citra diri seseorang, oleh karena itu diperlukan penggunaan strategi kesopansantunan untuk mengurangi kemungkinan ancaman tersebut. Penelitian ini berjudul “Strategi kesopansantunan yang digunakan untuk menyampaikan perintah di film The Social Network”. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori dari Penelope Brown dan Stephen Levinson (1987) tentang tipe– tipe kesopansantunan dan juga faktor yang mempengaruhi dalam menggunakan strategi tersebut. Data yang dikumpulkan dianalisa menggunakan metode deskriftif kualitatif. Strategi kesopansantunan yang digunakan oleh para karakter untuk menyampaikan perintah di film The Social Network ada tiga tipe, diantaranya bald on record, positive politeness, dan negative politeness. Tipe bald on record yang digunakan adalah cases of non-minimization of the face threat. Tipe positive politeness yang digunakan adalah offer / promise, be optimistic, dan include both speaker and hearer in the activity. Tipe negative politeness yang digunakan adalah be conventionally indirect. Faktor yang mempengaruhi karakter dalam menggunakan strategi tersebut ada dua, yaitu payoffs: a priori consideration dan the circumstances. Dalam the circumstances, ada dua sub tipe, diantaranya social distance dan the relative power.
Taboo Words In The Movies “Easy A” And “The Change-Up” Dewa Ayu Yaditya Ariesta Primananda; I Ketut Tika; I Gede Putu Sudana
Humanis Volume 17. No. 1. Oktober 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.216 KB)

Abstract

Kata Tabu merupakan fenomena yang terdapat dalam bahasa, karena kata tabu merupakan yang vulgar dan dapat menyinggung orang lain dalam percakapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis, menjelaskanf ungsi dan menampilkan jenis kata-kata tabu yang mendominasi film Easy A dan The Change-Up. Jenis kata-kata tabu dapat diklasifikasikan dalam 10 jenis berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Jay (1992) dan fungsi kata-kata tabu berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Holmes (1992). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan dari kedua film, yaitu terdapat 10 jenis kata tabu, 5 fungsi kata tabu dan jenis Insult & Slurs yang mendominasi film Easy A. Sedangkan dalam film The Change-Up hanya terdapat 8 jenis kata tabu, 5 fungsi kata tabu dan jenis Vulgarity yang mendominasi film tersebut.
Figurative Language in Westlife Album “Coast to Coast” and My Chemical Romance Album "Welcome To Black Parade" I.A Intan Gayatri Manuaba; I Ketut Tika
Humanis Vol 23 No 1 (2019)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.476 KB) | DOI: 10.24843/JH.2019.v23.i01.p02

Abstract

This study is entitled “Figurative Language in Westlife Album “Coast to Coast” and My Chemical Romance Album ‘Welcome to Black Parade”. The problems formulated in this study are the types of figurative language employed in Westlife’s and My Chemical Romance’s song lyrics and to find out how is the meaning of figurative language contrasted with its lexical meaning. There were five songs of Westlife chosen to be the source of first data, namely; Againts All Odds, I Lay My Love on You, My Love, What Makes a Man, and When You’re Looking Like That and five songs of My Chemical Romance also chosen to be the source of second data, namely; I Don’t Love You, The Sharpest Live, This How I Disappear, MAMA, and Welcome to Black Parade. The data were collected using documentation method then they were analyzed through qualitative method. After the data were analyzed and discussed, it was found that there were seven kinds of figure of speech employed in all the ten song lyrics; they were Simile, Personification, Hyperbole, Metonymy, Irony, Metaphor and Paradox. And then we find out the meaning of figurative language contrasted with its lexical meaning
Ellipsis in English Coordinated Clauses in the Novel Entitled 44 Scotland Street by Alexander McCall Smith Kadek Sandy Wangi; I Ketut Tika; I Made Budiarsa
Humanis Vol 22 No 2 (2018)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.946 KB) | DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i02.p02

Abstract

The title of this undergraduate thesis is Ellipsis in English Coordinated Clauses in the Novel Entitled 44 Scotland Street by Alexander McCall Smith. The aims of the study are to classify the types of ellipsis and to analyze the position of ellipsis in coordinated clauses. The data of this study were in the form of the English coordinated clauses with coordinating conjunction and, or, and but which were found in a novel entitled 44 Scotland Street by Alexander McCall Smith. The data were collected by using documentation method which was done by close reading on the data source, taking note, and continued by classification. This study used the theory of ellipsis proposed by Quirk, et al (1972) presented by using qualitative method in analyzing the data. The collected data were identified according to the categories of the types and the occurrence of ellipsis in coordinated clauses. This study used descriptive method in presenting the data. The result of this study shows that the types of ellipsis in coordinated are divided into six major namely: ellipsis of subject, ellipsis of auxiliary, ellipsis of subject and auxiliary, ellipsis of predication, ellipsis of head of noun phrase, and ellipsis of subject complement. Ellipsis of subject is the most frequently used type of ellipsis that occur in the data. The ellipsis can occur in the first and in the subsequent clauses in coordinated clauses. However, the ellipsis in the data is mostly anaphoric with the realized items in the first of a series of the clauses.
Figurative Language in the Song Lyrics of 5 Seconds of Summerand One Direction’s Albums Ni Putu Dina Sinjiardita; I Ketut Tika
Humanis Vol 22 No 3 (2018)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.535 KB) | DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i03.p18

Abstract

Abstract This study is entitled Figurative Language in The Song Lyrics of 5 Seconds of Summer and One Direction’s Albums. This study is aimed to identify figurative language and explain the meaning of those types of figurative language found in the song lyrics of 5 Seconds of Summer’s album entitled “Sounds Good Feels Good” and One Direction’s album entitled “Midnight Memories”. The data were collected using the documentation research method. After the required data were collected, they were analyzed using qualitative method. The analysis of the data were presented in a descriptive way to give clear explanation. The findings show that in 5 Seconds of Summer’s album five types of figurative language found in the data; they are: personification, irony, simile, metaphor and hyperbole. While from One Direction’s album four types of figurative language were found; they are: personification, simile, metaphor and hyperbole. There were two types of meaning found in the data; they are: conceptual meaning and connotative meaning. It can be concluded that in the rock band’s album Sounds Good Feels Good irony was found; however, in pop band’s album Midnight Memories irony was not found. Both in those two albums conceptual meaning was more frequently used.
THEME ANALYSIS THE FALL OF THE HOUSE OF USHER Putu Vika Hanjani Putri; I Ketut Tika; I Made Winaya
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.435 KB)

Abstract

Umumnya, sastra dapat didefinisikan sebagai ekspresi individu manusia yang berasal dari pengalaman, perasaan pikiran, ide, semangat, dan keyakinan dalam bentuk deskripsi konkrit yang diekspresikan dengan menggunakan bahasa. Sebuah karya sastra mengembangkan unsur menghibur yang memberikan kesenangan bagi setiap orang yang membacanya, dan itu dianggap menarik karena menyajikan banyak hal tentang kehidupan nyata. Forster dalam Aspeks of Novel menyatakan kita bisa mengetahui keadaan seseorang dengan tepat. Dalam hal ini fiksi lebih benar dibandingkan sejarah, karena fiksi diceritakan berdasarkan kejadian-kejadian (1974: 70). Dan ini didukung oleh teori Kenney dalam bukunya How to Analyse Fiction. Dia menjelaskan bahwa paling sedikit, kita mengartikan bahwa sebuah karya fiksi memuat peristiwa-peristiwa yang terjadi yang diceritakan satu demi satu secara berurutan. Ini juga didukung oleh teori Wellek dan Warren dalam Theory of Literature (1973:39) yang menyatakan bahwa karya sastra itu sendiri membenarkan semua kepentingan kita dalam kehidupan seorang penulis, dalam lingkungan sosial dan seluruh proses sastra yang dibuat berdasarkan imajinasi penulis dan umumnya mencerminkan kondisi sosial, yang menggunakan lingkungan sosial di sekitarnya sebagai dasar. Dalam studi ini, cerita berjudul The Fall of the House of Usher dipilih untuk dianalisis. Si pembawa cerita diundang oleh teman masa kecilnya Roderick Usher untuk mengunjungi purinya ketika ia dalam kondisi tekanan emosional. Ia menemukan bahwa Roderick juga memiliki saudara kembar yang bernama Madeline yang juga dalam keadaan sakit. Karena sakit Madeline bertambah memburuk tak lama kemudian ia meninggal, dan Roderick dengan meminta bantuan si pembawa cerita mengubur Madeline di sebuah makam di dalam puri tersebut. Mereka kemudian merasa ngeri karena menemukan, bahwa mereka telah memakamkan Madeline dalam keadaan masih hidup. Madeline dengan cakarnya berusaha keluar dari kuburnya, lalu mendatangi Roderick untuk membunuhnya. Akhirnya Roderick meninggal dalam ketakutan. Cerita ini secara psikologi bercampur kepercayaan tahyul menyoroti tokoh dalam sudut doppelganger, atau karakter ganda atau ghost double yaitu mitra hantu orang hidup.
The Grammatical Cohesion with Reference to Short Stories Entitled “The Twelve Dancing Princesses” by Brothers Grimm And “The Whale Sound” by Roger Dean Kiser Ni Kadek Meri Sudani; I Ketut Tika
Humanis Vol 18 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.286 KB)

Abstract

Abstrak Skripsi ini berjudul “gramatikal cohesi dengan referensi cerita pendek berjudul “The Twelve Dancing Princesses” oleh Brothers Grimm dan “The Whale Sound” oleh Roger Dean Kiser. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tipe gramatikal cohesi yang digunakan di dalam cerita dan menemukan tipe gramatikal cohesi yang banyak digunakan di dalam cerita. Data dianalisis menggunakan metoda deskriptif kwalitatif berdasarkan teori cohesi oleh Halliday dan Hasan (1976) dan teori pendukung oleh Nunan (1993). Sumber data penelitian ini diambil dari internet dalam cerita fiksi berjudul “The Twelve Dancing Princesses” oleh Brothers Grimm dan cerita nonfiksi berjudul “The Whale Sound” oleh Roger Dean Kiser. Berdasarkan hasil analisis tersebut empat tipe gramatical cohesi ditemukan di dalam cerita pertama seperti : reference, substitution, ellipsis, dan conjuction. Ada dua tipe gramatikal cohesi ditemukan di dalam cerita kedua seperti: reference dan conjunction. Diantara semua cohesi gramatikal yang ditemukan di kedua cerita tersebut, tipe cohesi gramatikal yang paling banyak digunakan adalah reference.
Verbal And Non-Verbal Signs In” Red Bull” And “Soy Joy” Advertisements I Wayan Adi Jayakusuma; I Ketut Tika; I Made Winaya
Humanis Volume 17. No. 2. Nopember 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.021 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul Verbal And Non-Verbal Signs In” Red Bull” And “Soy Joy” Advertisements. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengartikan kata-kata dan gambar yang di temukan di dalam brosur dari Red Bull dan Soy Joy. Sumber data diambil dari dua brosur Red Bull dan satu brosur Soy Joy. Ketiga brosur itu adalah START YOUR ENGINE, AND GIVES YOU EXTRA DRIVE, NOTHING BUT WIIINGS, and REAL FRUIT. WHOLE SOY. ALL JOY. Teori-teori utama yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari teori semiotic yang dikemukakkan oleh Daniel Chandler (2007) dan teori meaning oleh Leech (1971) kemudian sebagai teori tambahan adalah teori color psychology (2000). Metode mengkoleksi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mendownload ketiga brosur dan memilah kata kata dan gambarnya menggunakan teknik menulis di kertas. Dan metode ananlis data menggunakan tiga teori diatas dari hasil memilah kata kata dan gambar brosur.