K. Astawa
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

SISTEM PENJERNIHAN AIR LIMBAH PEMOTONGAN BATU LAHAR DI DESA MUNGGU KABUPATEN BADUNG I K.G. Wirawan; I K.G. Sugita; N.N. Pujianiki; K. Astawa
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 4 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.251 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i04.p28

Abstract

Saluran irigasi di desa Munggu banyak dibuat oleh pemerintah Kabupaten Badung maupun masyarakat setempat. Saluran ini sering mengalami pendangkalan karena kurang pemahaman atau pengetahuan masyarakat tentang konsep bak penampungan air limbah sebelum dibuang ke saluran irigasi maupun badan sungai. Pendangkalan saluran irigasi dihasilkan dari pengerajin pemotongan batu lahar yang merupakan salah satu penghasil limbah sedimen. Metode kegiatan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah (i) membuat bak penampung air kotor, (ii) memberikan gambaran proses penjernihan air kotor menjadi air irigasi dan penerapannya. Sasaran kegiatan pengabdian adalah pengerajin batu lahar, termasuk usaha bersama atau kelompok usaha di pedesaan dengan kondisi manajemen masih bersifat konvensional dan lemah. Kegiatan ini akan sukses apabila melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) di desa Munggu. Pengabdian kepada masyarakat ini menghasilkan produk saluran air buangan/kotor yang berasal dari hasil pemotongan batu lahar mengalir melalui saluran terbuka dengan penampang berbentuk setengah lingkaran. Air tersebut kemudian masuk ke dalam bak penampungan melalui saluran inlet. Dasar dan dinding bak penampung terbuat dari batako tanpa dilakukan proses finishing. Untuk menjaga keamanan, bak penampung ditutupi dengan plat beton. Kotoran batu lahar akan mengendap di bagian bawah dan air di bagian atas bak penampung. Saluran outlet dibuat untuk aliran air jernih yang terbuat dari pipa PVC dengan diameter 4 inchi sebelum dibuang ke saluran irigasi.
SATU MESIN DWI FUNGSI SEBAGAI MESIN PEMBERSIH SERABUT DAN PEMARUT KELAPA DI BANJAR MUDING KELOD DESA KEROBOKAN KAJA KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG K. Astawa; I.P. Lokantara; H. Wijaksana; T. P Surya
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 2 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.616 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i02.p04

Abstract

Kelapa dalam bahasa Latin disebut Cocos nucifera merupakan tanaman yang termasuk dalam jenis tanaman palma dengan buah yang berukuran cukup besar dibanding dengan tanaman jenis palma yang lain. Di Bali buah kelapa sering digunakan dalam pelaksanaan upacara keagamaan khususnya umat Hindu, seperti untuk kelengkapan banten Daksina. Dalam pembuatan kelapa daksina ini terlebih dahulu kelapa perlu dibersihkan dari serabutnya, tetapi untuk membersihkan serabut dibatok kelapa tersebut saat ini dilaksanakan secara konvensional sehingga membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya tidak maksimal serta kurang efisien. Dilain pihak kebutuhan akan kelapa daksina di Bali sangat banyak sebagai unsur dalam pembuatan banten daksina. Selain sebagai kelengkapan daksina, kelapa juga bisa dipergunakan untuk bahan minyak goreng atau lawar. Untuk pembuatan minyak goreng, kelapa terlebih dahulu harus diparut. Biasanya untuk bisa memarut kelapa, batoknya harus dipecahkan sampai retak kecil-kecil untuk memudahkan dicongkel daging kelapanya, dengan cara ini sisa batoknya hanya bisa digunakan sebagai bahan bakar (arang) saja. Dengan menggunakan satu mesin dua fungsi ini yaitu sebagai pembersih batok dan pemarut kelapa menjadikan kedua pekerjaan ini akan dilakukan lebih efektif dan efisien karena untuk memarutnya, kelapa hanya cukup dibelah dua saja tanpa harus mencongkel daging kelapanya, dengan demikian batok kelapanya dapat dipergunakan sebagai kerajinan tangan atau souvenir untuk menunjang pariwisata sehingga dapat meningkatkan penghasilan atau pendapatan masyarakat setempat. Hasil pengujian langsung dilapangan menunjukan efisiensi dan efektifitas waktu antara cara konvensional dibandingkan dengan mesin adalah 15 : 2 menit untuk pembersihan serabut kelapa dan waktu untuk pemarutan setiap butir kelapa diperoleh perbandingan waktu 30 : 10 menit dengan batok kelapa hanya dibelah dua saja. Kata kunci : Mesin, Pembersih, Pemarut, Kelapa
APLIKASI DAN PELATIHAN SATU ALAT TIGA FUNGSI SEBAGAI BLENDER, PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH DAN MIXER DENGAN KAPASITAS 1 KG DI DESA BUNGBUNGAN, BANJARANGKAN, KELUNGKUNG K. Astawa; I.K. Sudarsana; H. Wijaksana; I.P. Lokantara
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 3 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.004 KB)

Abstract

Alat Blender, Mixer untuk adonan tepung dan pengupas kulir ari kacang tanah telah di buat dalam satu alat,hanya dengan merubah pisau potong saja. Modifikasi sebuah alat mixer dilakukan dengan mengganti pisaupotong, jenis tajam, jenis tumpul untuk adonan tepung dan jenis bergerigi untuk mengupas kulit ari kacangtanah.Masyarakat Bungbungan yang sebagai pedagang mengalami kesulitan dalam mengupas kulit ari kacang yangmembutuhkan waktu lama. Bila ingin membuat jajanan pasar harus membeli satu mixer lagi, dan bila inginmemblender buah-buahan atau memblender bumbu membutuhkan satu alat lagi, jadi dibutuhkan 3 alat untukmelakukan hal tersebut diatas. Disini akan diperkenalkan dan dipraktekkan ketiga kegiatan diatas dalam 1alat. Pengolahan hasil pertanian dan perkebunan memerlukan teknologi yang mampu mengolah hasilhasilnyalebih enak dan lebih cepat.Tujuan pengabdian di Desa Bungbungan ini adalah untuk memberdayakan dan meningkatkan partisipasimasyarakat dalam membangun potensi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidangperekonomian melalui pengembangan pengolahan hasil pertanian.Secara umum pelaksanaan kegiatan pengabdian berjalan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dankerjasama anggota pelaksana, mahasiswa, seluruh aparat desa, jajaran pengurus desa serta warga desasendiri.Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, wawasan kami menjadi lebih luas dan pola pikir kami lebih terbukamengenai permasalahan dan potensi-potensi yang ada di Desa Bungbungan. Begitu banyak potensi yangdimiliki namun masih belum bisa dimanfaatkan dengan baik karena kurangnya pengetahuan yang dimilikiberkaitan dengan bidang-bidang tersebut.
APLIKASI DAN PELATIHAN MESIN PEMBERSIH BATOK KELAPA DI BANJAR MENASA DESA SINABUN, KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG K. Astawa; I.P. Lokantara; H. Wijaksana; I.K.G. Sugita
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.91 KB)

Abstract

Kelapa dalam bahasa Latin disebut Cocos nucifera merupakan tanaman yang termasuk dalam jenis tanaman palma dengan buah yang berukuran cukup besar dibanding dengan tanaman jenis palma yang lain. Di Bali buah kelapa sering digunakan dalam pelaksanaan upacara keagamaan khususnya umat Hindu. Namun saat ini batok kelapa yang awalnya dianggap sebagai sampah yang mengotori lingkungan diubah menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi, tetapi untuk membersihkan serabut yang ada dibatok tersebut sulit karena memerlukan waktu yang banyak namun hasilnya tidak maksimal dan tidak efisien. Dilain pihak ada pengerajin yang memerlukan batok kelapa yang sudah bersih dengan kwalitas yang baik dan kapasitas yang banyak. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat atau mesin yang mampu mengatasi masalah ini, sehingga pekerjaannya akan lebih efektif dan efisien dan dapat meningkatkan penghasilan atau pendapatan masyarakat.Metode kegiatan yang dilakukan untuk tercapainya tujuan kegiatan pengabdian ini adalah yang pertama survey ke lingkungan Desa Sinabun. Selanjutnya menyiapkan rancangan gambar alat dan setelah terwujud alat pembersih batok kelapa ini dilanjutkan dengan uji coba alat.Dari hasil pengujian dapat dihasilkan efisiensi waktu antara penggunaan mesin dibandingkan cara konvensional adalah 10 : 2 menit untuk pembersihan setiap satu butir kelapa dan kwalitas hasilnya juga lebih baik dibandingkan dengan cara manual.
MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK SKALA RUMAH TANGGA I K. G. Wirawan; I K. G. Sugita; M. Suarda; K. Astawa
Buletin Udayana Mengabdi Vol 19 No 1 (2020): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.076 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2020.v19.i01.p19

Abstract

Kecamatan Kuta Utara adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Badung, Bali, Indonesia, yang terdiri dari 6 (enam) kelurahan, salah satunya adalah Kerobokan Kaja. Penggunaan pekarangan sebagai lahan untuk tanaman hias di Kerobokan Kaja sangat tinggi hingga mencapai 65%. Konsekuensi dari banyaknya tanaman hias ini adalah banyaknya sampah dedaunan yang dihasilkan oleh tanaman di masing-masing rumah. Sampah dedaunan ini bisa digunakan sebagai bahan dasar kompos. Dedaunan ini perlu dicacah dengan tujuan untuk memperluas bidang kontaknya, sehingga proses dekomposisi akan semakin cepat terjadi. Oleh karena itu perlu dibuatkan mesin pencacah sampah organik skala rumah tangga. Adapun selain mempercepat proses dekomposisi, mesin pencacah ini juga mereduksi volume sampah organik terutama dedaunan hingga 60%. Dengan adanya alat pencacah sampah organik ini, diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang membebani Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kata kunci : dekomposisi, mesin pencacah, reduksi volume, sampah organik, skala rumah tangga
Studi Dendrite Arm Spacing (DAS) dan Akustik Pada Pengecoran Perunggu 20% Sn Sebagai Bahan Gamelan I.K.G. Sugita; K. Astawa
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 1 (2016): Jurnal Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.631 KB)

Abstract

Tin bronze is widely used as materials of traditional musical instruments such as gamelan, cymbals and bells. The casting process becomes part of a very important process in the manufacture of gamelan. The solidification process is an important part of the casting process. This study was designed to investigate the effect of solidification rate on tin bronze as a material gamelan . This study aims to determine the effect of dendrite arm spacing forms (DAS) on mechanical and acoustic characteristics of bronze. Tin bronze composition 20Sn were selected in this recearch, because these alloys are often used as gamelan, The variation of solidification rate were designed by varying between the pouring temperature and moulding temperature. The commercial pure copper and tin were melted in crucible furnace at temperature 1000, 1100 and 1200 oC. The molten metal was casted in permanent molds which have temperature 400oC. The results of this research indicate that decreased pouring temperature affected on solidification rate that caused to reduce the solidification time. The difference of solidification rate have effected on the shape dendrite forms (DAS). The size of dendrite effect on mechanical properties and acoustical of bronze
MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK SKALA RUMAH TANGGA I.K.G. Wirawan; I.K.G. Sugita; M. Suarda; K. Astawa
Buletin Udayana Mengabdi Vol 22 No 6 (2023): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kuta Utara is a district in Badung Regency, Bali, Indonesia, which consists of six villages, one of which is Kerobokan Kaja. The use of yards as land for ornamental plants in Kerobokan Kaja is very high, reaching up to 65%. The consequence of this large number of ornamental plants is the amount of leaf waste produced by plants in each house. This leaf litter can be used as a basic material for compost. These leaves need to be chopped in order to expand the contact area so that the decomposition process will be faster. Therefore it is necessary to make a household scale organic waste chopper machine. Aside from speeding up the decomposition process, this chopper machine also reduces the volume of organic waste, especially leaves by up to 60%. With this organic waste chopper, it is expected to reduce the volume of waste that burdens the Final Processing Site.