I. A. G. Bintang Madrini
Program Studi Teknik Pertanian Dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pengaruh Suhu dan Waktu Pengeringan terhadap Karakteristik Fisikokimia Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus (Weber) Britton & Rose) Kering Indri Novia Santi; I Made Supartha Utama; Ida Ayu Gede Bintang Madrini
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.1.69-80

Abstract

As one of the horticultural commodities, red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus (Weber) Britton & Rose)) is easily damages after harvesting. This research aims to determine the effects of temperature and drying time on the physico-chemical characteristics of dried red dragon fruit. The experimental design used in the study was a completely randomized design (CRD) with two factors of treatments and three replications. The first factor was drying temperature with three level of treatments, namely 40, 50 and 60 °C, and the second factor was drying time with three levels of treatments, namely 15, 20 and 25 hours. The each treatment was replicated three times. The one cm thickness of sliced flesh red dragon fruit was oven-dried at the different temperature and the different drying times. The results showed that the dyring temperature of 60 °C and drying time of 20 hours resulted in the best flesh dried fruit based on the color difference between the fleshes dried and the fleshes fresh fruit, texture, yield, water content, water activity, total soluble solids, total tiratable acidity, and vitamin C of the dried fleshes fruit. Keywords: color difference, total soluble solids, total tiratable acidity, water activity
PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN SIWALAN (Borassus flabellifer) MENJADI SIRUP DAN NATA DI KUBU KARANGASEM Rina Pratiwi Pudja I. A; I M. Nada; I M. A.S. Wijaya; I. A. G. Bintang Madrini; N. N. Puspawati
Buletin Udayana Mengabdi Vol 10 No 1 (2011): Volume 10 No.1 – April 2011
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.68 KB)

Abstract

One of agricultural commodities produced at Sukadana Village is called siwalan. In order to maintain siwalan quality after being harvested, it is required an exact preparation-method. Preparation method which is not exact will cause the siwalan quickly rotten or become infected, therefore it cannot be used as cooking spices or raw industry material. Usually, the farmers sell the siwalan directly after harvesting, so in the siwalan season, the price is very low and the farmers suffer from great loss. Sukadana village peoples have not yet had knowledge about the exact after harvesting preparation method to maintain siwalan quality with the supporting equipment. Community service activity was carried out to develop the processing siwalan to be siwalan syrup and nata at Sukadana village, Kubu sub district, Karangasem on Friday, 08 October 2010. It was attended by 37 peoples with two ways discussion method therefore they are very active asking and responding the topic. The activity like this was very useful for the people in the village. So, the same activity needs to be conducted at the other villages having the same agricultural commodity.
Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga dengan Alat Biokomposter Sederhana I Made Merta Wiryawan; Ida Ayu Gede Bintang Madrini; Sumiyati Sumiyati
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p13

Abstract

Abstrak Sampah rumah tangga dapat diolah menjadi kompos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi campuran yang baik antara sampah rumah tangga dan sekam padi yang menghasilkan kualitas kompos sesuai SNI dan menentukan biokomposter mana yang paling cepat menghasilkan kompos. Untuk menghasilkan kompos, sampah rumah tangga ditambahkan sekam padi untuk menentukan perbandingan komposisi bahan yang terbaik dan untuk mencapai standar Indonesia dalam bahan kompos yaitu SNI 19-7030-2004. Perbandingan sampah rumah tangga dan sekam padi untuk A1, A2, dan A3 berturut-turut adalah (1:0), (1:1) dan (1:2). Proses pengomposan dilakukan selama 60 hari dan menggunakan dua model biokomposter yang berbeda yaitu biokomposter termodifikasi dan biokomposter lama. Suhu, pH dan kadar air diukur setiap hari sedangkan bahan organik, konduktivitas listrik (EC) dan rasio C/N diukur pada awal pengomposan dan pada akhir pengomposan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu akhir dan pH akhir pada semua biokomposer tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Untuk kadar air terbaik dihasilkan dengan perlakuan A1 (1:0) pada masing-masing bio komposter. Komposisi campuran terbaik dihasilkan pada rasio A1 (1:0) karena limbah rumah tangga yang diperoleh atau bahan baku awal telah memenuhi rasio C/N bahan baku kompos yaitu 45,81. Semua biokomposer memiliki kemampuan menghasilkan kompos dalam waktu 60 hari. Semua bio komposter mencapai suhu termofilik pada hari ke 25 dan semua bio komposter mengalami penurunan suhu pada hari ke 45, karena penambahan air setiap 7 hari selama proses pengomposan. Abstract Household waste can be processed into compost. The purpose of this research is to obtain a good mix composition between household waste and rice hulls that produce compost quality according to SNI and determine which biocomposter produces the fastest compost. In order to produce compost, the household waste was added with rice hulls to determine the best material composition ratio and to achieve Indonesian standar in compost material i.e SNI 19-7030-2004. The comparison between household waste and rice hulls for A1, A2, and A3 is (1:0), (1:1) and (1:2) respectively. The composting process was carried out for 60 days and used two different biocomposter models, namely modified biocomposter and old biocomposter. Temperature, pH and water content were measured daily while organic matter, electrical conductivity (EC) and C/N ratio were measured at the beginning of composting and at the end of composting. The results showed that the final temperature and final pH in all bio composters did not show a significant difference. For the best water content produced by treatment A1 (1:0) on each bio composter. The best composition of the mixture produced in the ratio A1 (1:0) because the household waste obtained or the initial raw material has met the C/N ratio of compost raw materials, which is 45.81. All biocomposters have the ability of producing compost within 60 days. All bio composters reached a thermophilic temperature on day 25 and all bio composters run into a decrease in temperature on day 45, due to the addition of water every 7 days during the composting process.
Dinamika Suhu Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga dengan Keranjang Bio Komposter I. A. Bintang Madrini; Ni Nyoman Sulastri
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 7 No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.357 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2019.v07.i01.p11

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan unsur hara makro dan mikro sampah rumah tangga yang divariasikan dengan sekam padi dalam bio komposter atau bioreaktor garden bag. Metode pengomposan dalam penelitian ini menggunakan metode windrow system. Material sampah organik rumah tangga berperan sebagai sumber nitrogen dan sekam padi sebagai sumber karbon atau sebagai bulking agent sehingga C/N ratio bahan baku memenuhi syarat pengomposan.Hasil analisis beberapa parameter material sampah organik rumah tangga dan sekam padi yaitu kadar air (%):76,29 dan 9,48, kadar organik (%): 98,17 dan 77,92, pH: 4,32 dan 6,56, Salinitas (mS/cm): 4,03 dan 0,21, C:N ratio :15,72 dan 112,57, total N (%): 0,87 dan 3,81, kadar lemak (%BB): 13,27 dan 9,48, vitamin C (mg/a00 g): 65,11 dan 92,99 untuk masing-masing bahan. Analisis parameter unsur hara makro dan mikro material sampah organik rumah tangga dan sekam padi menunjukkan bahwa masing-masing bahan baku memenuhi syarat pengomposan. Pada proses pengomposan, suhu diamati dari hari ke-2 sampai hari ke-14. Fase termofilik dicapai pada hari ke-2 yaitu suhu mencapai 43 OC setelah proses aklimasi campuran kedua material. Suhu optimal atau puncak suhu yang dicapai dalam pengomposan sebesar 55OC pada hari 9 ~10 lalu mengalami penurunan suhu dihari selanjutnya, pengamatan dilakukan selama 14 hari untuk melihat dinamika perubahan suhu dari fase termofilik ke fase mesofilik. The objective of this study was to find the content of macro nutrients and micro household waste which is varied with rice hulls in bio composter or bioreactor garden bag. The windrow system composting method was used in this study. Household organic waste material acted as a source of nitrogen and rice hulls as a carbon source or as a bulking agent so that C:N ratio of material meets the composting requirements. Analysis results of several parameters of household organic waste material and rice hulls i.e. moisture content (%): 76. 29 and 9.48, organic matter (%): 98.17 and 77.92, pH: 4.32 and 6.56, Salinity (mS / cm): 4.03 and 0.21, C: N ratio: 15.72 and 112.57, total N (%): 0.87 and 3.81, fat content (% BB): 13.27 and 9.48, vitamin C (mg / 100 g): 65.11 and 92.99 for each ingredient respectively. Analysis of macro and micro nutrient parameters of organic household waste and rice husk material showed that each material was suitable for composting. The temperature observed from day 2 to day 14. Thermophilic phase was achieved on the 2nd day of composting which the temperature reached 43 OC after the acclimation process. The 55 OC of optimum temperature achieveded on the day 9 ~10 of composting and then decreased the temperature over the next day, the observations made for 14 days to see the dynamics of temperature changes from the thermophilic stage to the mesophilic stage.
Rancang Bangun Sistem Pemantauan Pengendali Suhu dan Nutrisi Berbasis IoT Pada Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa Chinensis.) I Ketut Trisna Adi Putra; I Putu Surya Wirawan; Ida Ayu Gede Bintang Madrini
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p17

Abstract

ABSTRAK Perkembangan teknologi hidroponik saat ini berkaitan erat dengan kemajuan teknologi otomatisasi salah satunya penggunaan IoT. Salah satu sistem hidroponik yang dikembangkan saat ini banyak dilakukan adalah adalah hidroponik NFT. Sistem ini memiliki kemudahan dalam pemantauan suhu, oksigen, dan nutrisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemantauan, pengendalian suhu dan nutrisi pada sistem hidroponik NFT. Rancangan sistem yang dihasilkan pada penelitian ini meliputi penggunaan arduino uno sebagai mikrokontroler yang terhubung dengan sensor DHT11 untuk pemantauan suhu, sensor pH 4502C untuk pemantauan nutrisi, sedangkan sensor ultrasonik sebagai pemantau tinggi rendahnya air nutrisi pada sistem hidroponik tanaman pakcoy secara otomatis. Penggunaan tanaman pakcoy sebagai sampel tanaman hidroponik dengan sistem NFT karena pertumbuhannya relatif cepat. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa penggunaan sensor DHT11 dan sensor elektrode dengan module 4502C sebagai unit pemantau nutrisi memiliki keakuratan 98%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pemantauan dan otomatisasi pada tanaman pakcoy hidroponik NFT berjalan dengan baik. ABSTRACT The current advancement of hydroponic technology is closely related to advances in automation technology such as the application of IoT. One of the hydroponic systems currently being developed is NFT hydroponics. This system has relatively easy monitoring of temperature, oxygen and nutrients. The purpose of this study was to determine the effectiveness of monitoring, temperature control and nutrition in the hydroponic NFT system. The system design produced in this study includes the use of Arduino Uno as a microcontroller connected to a DHT11 sensor for temperature monitoring, a pH 4502C sensor for monitoring nutrition, while an ultrasonic sensor monitors the level of nutrient water in the hydroponic system of pakcoy plants automatically. The use of pakcoy plants as samples of hydroponic plants with the NFT system is due to their relatively fast-growing vegetable. The results of the study showed the use of the DHT11 sensor and the electrode sensor with the 4502C module as a nutritional monitoring unit has an accuracy of 98%. This shows that the monitoring and automation systems of the NFT hydroponic pakcoy are running well.
Kajian Proses Fermentasi Limbah Sayur dan Buah dari Pasar Tradisional Kintamani I Wayan Edy Wirawan; Yohanes Setiyo; Ida Ayu Gede Bintang Madrini
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i02.p14

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini yakni sebagai berikut: (1) mengetahui pengaruh kombinasi antara limbah sayur dan limbah buah untuk dibuat pupuk organik cair, dan (2) mengetahui perlakuan yang terbaik pada proses fermentasi limbah sayur dan buah dari pasar tradisional Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan sebagai berikut : perlakuan A0 = sayur 100 %, A1 = sayur 90 % dan buah 10 %, perlakuan A2 = sayur 80 % dan buah 20 %, perlakuan A3 = sayur 70 dan buah 30 %. Campuran sayur dan buah dari setiap perlakuan adalah 10 kg dan dihancurkan dengan blender, hasil pengecilan ukuran kemudian di ditambahkan dengan air 20 liter dan molase masing masing 1 kg . Sayur adalah sawi putih, kobis, sayur hijau,sedangkan buah : Tomat.Parameter yang diamati yaitu : perubahan warna, derajat keasaman (pH) dan Daya hantar listrik (EC), (TDS), BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), C-organik dan N-total. Secara umum, kualitas pupuk cair yang dihasilkan dari keempat perlakukan sesuai dengan Standar SNI No.70/Permentan/SR.140/10/2011. ABSTRACT The objectives of this study were to: (1) determine the effect of a combination of waste vegetables and fruit waste to make liquid organic fertilizer, and (2) find out the best treatment in the fermentation process of vegetable and fruit waste from the traditional market of Kintamani. This study uses 4 treatments as follows: A0 treatment = 100% vegetables, A1 = 90% vegetables and 10% fruit, A2 treatment = 80% vegetables and 20% fruit, A3 treatment = 70 vegetables and 30% fruit. The mixture of vegetables and fruit from each treatment is 10 kg and crushed with a blender, the size reduction results are then added with 20 liters of water and molasses 1 kg each. Vegetables are chicory, cabbage, green vegetables, whole fruit: Tomatoes. The observed parameters are changes in color, degree of acidity (pH) and electrical conductivity (DHL), (TDS), BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), C-organic, and N-total. In general, the quality of liquid fertilizer produced from the four treatments is in accordance with SNI Standard No.70 / Permentan / SR.140 / 10/2011
Aspek Teknis Perencanaan Layout Fasilitas Bangunan Penampungan Sampah di Universitas Udayana Kampus Sudirman Mohammad Zakariya Pradana; Ida Ayu Gede Bintang Madrini; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p02

Abstract

ABSTRAK Salah satu tempat yang memiliki potensi menhasilkan sampah adalah kampus perguruan tinggi atau universitas. Dengan aktivitas rutin, tentu terdapat berbagai jenis sampah setiap harinya yang dapat dihasilkan yaitu, sampah kertas, sampah plastik, sampah basah, sampah medis, sampah residu, dan sampah kaca. Fasilitas bangunan penampungan sampah yang ada di lingkungan Universitas tidak semua memiliki layout yang sesuai dengan konsep Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (reduce, reuse, dan recycle). Ditinjau dari sampah yang dihasilkan, yaitu 4,91 m³/hari, dan berat sampah sebesar 270,82 kg/hari, Universitas Udayana sudah semestinya memiliki fasilitas bangunan penampungan sampah yang mampu mengelola sampah secara terpadu. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui opini atau pendapat civitas mengenai kebutuhan fasilitas bangunan penampungan sampah di Kampus Sudirman dan dapat menentukan kelayakan perencanaan layout TPS 3R yang terdapat dalam standar petunjuk teknis TPS 3R tahun 2017 di Kampus Sudirman Universitas Udayana yang ditinjau dari aspek teknis. Perolehan data primer dilakukan dengan metode observasi dan menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan TPS 3R. Hasil penelitian menggunakan metode kuesioner, diperoleh nilai rata – rata skor 85,5% yang artinya responden sangat setuju dengan adanya pengadaan fasilitas bangunan penampungan sampah di Kampus Sudirman, dan diperoleh rata – rata skor 84,5% yang artinya sangat setuju dengan adanya fasilitas bangunan sesuai kriteria standar teknis bangunan TPS 3R, sedangkan pada aspek teknis menghasilkan perencanaan pengelolaan sampah berupa, pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pengolahan sampah. Perencanaan layout TPS 3R direncanakan memiliki 10 area. Pada perencanaan lokasi direncanakan akan dibangun di area Kampus Sudirman dengan luas 184 m², dengan perencanaan konstruksi bangunan sesuai dengan Standar Petunjuk Teknis TPS 3R Tahun 2017, serta aksesibilitas jalan yang layak dan utilitas atau fasilitas pendukung seperti, instalasi listrik, instalasi air, wadah komunal, pembatas, ruang sanitasi, dan saluran drainase. ABSTRACT Salah satu tempat yang memiliki potensi menhasilkan sampah adalah kampus perguruan tinggi atau universitas. Dengan aktivitas rutin, tentu terdapat berbagai jenis sampah setiap harinya yang dapat dihasilkan yaitu, sampah kertas, sampah plastik, sampah basah, sampah medis, sampah residu, dan sampah kaca. Fasilitas bangunan penampungan sampah yang ada di lingkungan Universitas tidak semua memiliki layout yang sesuai dengan konsep Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (reduce, reuse, dan recycle). Ditinjau dari sampah yang dihasilkan, yaitu 4,91 m³/hari, dan berat sampah sebesar 270,82 kg/hari, Universitas Udayana sudah semestinya memiliki fasilitas bangunan penampungan sampah yang mampu mengelola sampah secara terpadu. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui opini atau pendapat civitas mengenai kebutuhan fasilitas bangunan penampungan sampah di Kampus Sudirman dan dapat menentukan kelayakan perencanaan layout TPS 3R yang terdapat dalam standar petunjuk teknis TPS 3R tahun 2017 di Kampus Sudirman Universitas Udayana yang ditinjau dari aspek teknis. Perolehan data primer dilakukan dengan metode observasi dan menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan TPS 3R. Hasil penelitian menggunakan metode kuesioner, diperoleh nilai rata – rata skor 85,5% yang artinya responden sangat setuju dengan adanya pengadaan fasilitas bangunan penampungan sampah di Kampus Sudirman, dan diperoleh rata – rata skor 84,5% yang artinya sangat setuju dengan adanya fasilitas bangunan sesuai kriteria standar teknis bangunan TPS 3R, sedangkan pada aspek teknis menghasilkan perencanaan pengelolaan sampah berupa, pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pengolahan sampah. Perencanaan layout TPS 3R direncanakan memiliki 10 area. Pada perencanaan lokasi direncanakan akan dibangun di area Kampus Sudirman dengan luas 184 m², dengan perencanaan konstruksi bangunan sesuai dengan Standar Petunjuk Teknis TPS 3R Tahun 2017, serta aksesibilitas jalan yang layak dan utilitas atau fasilitas pendukung seperti, instalasi listrik, instalasi air, wadah komunal, pembatas, ruang sanitasi, dan saluran drainase.
Analisis Persentase Kekurangan Air Irigasi pada Subak di DAS Ho Saat Musim Kemarau Florianus Walbat; I Wayan Tika; Ida Ayu Bintang Madrini
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p04

Abstract

ABSTRAK Kurangnya ketersediaan air irigasi yang disebabkan oleh debit air yang tidak mecukupi pada saat musim kemarau dan sifatnya tidak merata, dimana pada bagian hulu ketersediaan air cenderung berlebih dan di hilir cenderung kekurangan. Dengan adanya kondisi seperti itu maka perlu dilakukan penelitian mengenai kekurangan air irigasi pada saat musim kemarau agar dapat dilakukan pengelolaan air secara optimal pada DAS Ho. Penelitian dilakukan untuk mengetahui persentase kekurangan air irigasi yang ada pada setiap subak dan menentukan teknik pengelolaan air irigasi agar merata pada setiap bagian subak. Data primer diperoleh dengan metode wawancara, pengamatan, dan pengukuran sedangkan data sekunder diperoleh dari BMKG Wilayah III Denpasar. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis untuk mencari persentase kekurangan air irigasi yang terjadi pada saat musim kemarau dan untuk menentukan proporsi distribusi air irigasi. Hasil penelitian menunjukan persentase kekurangan air irigasi pada subak daerah hulu rata-rata sebesar -48,43%, pada subak daerah tengah rata-rata 21,99%, dan pada subak daerah hilir rata-rata sebesar 23,92% dan penentuan teknik proporsional pengelolaan air pada subak daerah hulu, tengah, hilir pada musim kemarau menggunakan Qt rekayasa pada Qt awal yaitu pada subak bagian hulu Qt awal sebesar 2,67 l/detik/ha direkayasa menjadi 1,73 l/detik/ha , pada subak bagian tangah dari Qt awal yaitu sebesar 1,32 l/detik/ha direkayasa menjadi 0,75 l/detik/ha, dan pada subak bagian hilir dari Qt awal 2,53 l/detik/ha direkayasa menjadi 3,21 l/detik/ha. ABSTRACT Irrigation water shortage is caused by insufficient water discharge during the dry season. The water is distributed unevenly; the upstream water tends to have a surplus water, whereas the downstream has the tendency of water deficit. Based on the situation, it is necessary to conduct research on the irrigation water shortage during the dry season, so that optimal water management can be achieved. The study was conducted to determine the percentage of irrigation water deficiency in each subak and determine irrigation water management techniques that ensuring the water distributed evenly to each subak. Primary data were obtained by interview, observation, and measurement methods, while secondary data were obtained from BMKG Region III Denpasar. The data obtained were analyzed to determine the percentage of irrigation water shortages that occurred during the dry season and to determine the proportion of irrigation water distribution. The results showed that the percentage of water shortage of irrigation water in the upstream subak was -48,43%, in the middle subak was 21,99%, and in the downstream subak 23,92%. The proportional water management techniques in the upstream subak, middle, downstream in the dry season using modified Qt, the upstream subak had the initial Qt of 2,67 l/sec/ha and the modified was 1,73 l/sec/ha, in the middle subak has the initial Qt of 1,32 l/sec/ha and the modified was 0,75 l/sec/ha, and in the downstream subak had initial Qt of 2,53 l/sec/ha and the modified one was 3,21 l/sec/ha.
Efek Penambahan Kotoran Sapi terhadap Kualitas Kompos pada Pengomposan Batang Pisang I Kadek Aditya Pranata; Ida Ayu Gede Bintang Madrini; I Wayan Tika
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p09

Abstract

ABSTRAK Pengomposan merupakan salah satu alternatif untuk meningkatan kegunaan dan nilai tambah dari limbah bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kotoran sapi terhadap kualitas kompos. Pada proses pengomposan limbah batang pisang untuk menentukan komposisi campuran bahan yang terbaik dari penggunaan batang pisang dan kotoran sapi yang menghasilkan kualitas kompos sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-20014. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang pisang dan kotoran sapi dengan perbandingan berat batang pisang dengan kotoran sapi yaitu: K1 (1:1), K2 (2:1), K3 (3:1), K.BP (hanya batang pisang). Proses pengomposan pada penelitian ini menggunakan Biokomposter Tahiron New Garden Bag 2. Pada proses pengomposan suhu diamati setiap hari, sedangkan kadar air C-organik, Nitrogen, rasio C/N dan pH diamati setiap 14 hari sekali. Suhu pada perlakuan K1, K2, K3dan K.BP yaitu masing-masing mencapai 43,6oC, 44,3 oC, 43,6 oC dan 38,6 oC. Parameter suhu, pH, dan kadar air tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan antar perlakuan sedangkan rasio C/N pada pebandingan KBP dengan K1 (1:1), K2 (2:1), dan K3 (3:1) menunjukkan perbedaan. Perlakuan K2 menunjukkan komposisi campuran terbaik yang ditunjukkan oleh suhu pengomposan mendekati termofilik yaitu 44,3oC. Rasio C/N dari semua perlakuan belum memenuhi SNI 19/7030/2004, sedangkan pH, kadar air, bahan organik memenuhi standar tersebut. ABSTRACT Composting is an alternative means to increase the usefulness and added value of organic waste. The purpose of this study was to determine the effect of adding cow dung and banana stem. This study expected to obtain the best composition of the mixture of ingredients from the use of banana stalks and cow dung according to the Indonesian National Standard (SNI) 19-7030-20014. The materials used in this study were banana stalks and cow dung with a ratio of banana stalks to cow dung, namely: K1 (1: 1), K2 (2: 1), K3 (3: 1), K.BP (only banana stalks). ). The composting process in this study used Biocomposter Tahiron New Garden Bag 2. In the composting process, the temperature was observed every day, while the moisture content of C-organic, nitrogen, C / N ratio, and pH were observed once every 14 days. The temperatures in the K1, K2, K3, and K.BP treatments were respectively 43.6 oC, 44.3 oC, 43.6 oC, and 38.6 oC. Temperature, pH, and moisture content parameters did not show significant differences between treatments, while the C / N ratio in the comparison between KBP and K1 (1: 1), K2 (2: 1), and K3 (3: 1) showed differences. K2 treatment showed the best mixture composition with the composting temperature approaching thermophilic, namely 44.3oC. The C / N ratio of all treatments did not meet SNI 19/7030/2004, while pH, moisture content, the organic matter within the range as regulated in the standard.
Perencanaan Tata Letak Bangunan Penampungan Sampah Sementara di Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana I Gede Ari Winaya; Ida Ayu Gede Bintang Madrini; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p11

Abstract

Abstrak Penanganan sampah di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Universitas Udayana (Unud) belum dilakukan dengan baik. FTP belum menerapkan pemilahan sampah pada sumbernya dan melakukan pembakaran sampah yang dilarang dalam UU No 18 Tahun 2008. Maka dari itu diperlukan bangunan penampungan sampah sementara untuk bisa melakukan proses penanganan dan pengolahan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat perencanaan tata letak bangunan penampungan sampah sementara dengan mempertimbangkan jenis sampah dan timbulan sampah yang ada. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu mengukur timbulan sampah mengacu pada SNI 19-3964-1994. Data sekunder yaitu melakukan studi literatur penelitian terdahulu yang sejenis, melakukan wawancara untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah di FTP, dan melakukan pengamatan terhadap jumlah populasi yang mengunjungi gedung GA FTP. Dilakukan estimasi terhadap data timbulan sampah yang diperoleh karena penelitian dilakukan pada saat keadaan pandemi. Data yang diperoleh yaitu 45,85 kg/hari dan volume 1,12 m3/hari. Komposisi sampah yang ditemukan yaitu sampah daun dengan persentase 55,14%, sampah plastik 5,57%, sampah kertas 4,41%, sampah sisa makanan 9,99% dan sampah residu 24,89%. Tata letak yang digunakan yaitu tipe U-Shaped. Urutan masing-masing area yaitu ruang penerimaan, ruang pemilahan, ruang pencacah sampah organik, ruang pengomposan, ruang penyimpanan, ruang sanitasi, gudang, kantor dan area parkir. Diperoleh perencanaan tata letak bangunan penampungan sampah sementara dengan total luas lahan yang dibutuhkan dari hasil perhitungan yaitu 144 m2 (14,4 m x 10,0 m). Penempatan bangunan di sebelah barat Greenhouse FTP Unud dan akses jalan direncanakan agar tidak menganggu mobilitas kampus. Abstract Waste management at the Faculty of Agricultural Technology (FTP), Udayana University (Unud) has not been carried out properly. FTP has not implemented waste segregation at the source and burning waste which is prohibited following Law No. 18 of 2008. Therefore, a temporary waste storage building was needed to be able to carry out the waste handling and processing process. The purpose of the research is to plan the layout of the temporary waste collection building by considering the type of waste and the existing waste generation. This study used primary data and secondary data. Primary data was obtained from measurement waste generation referred to national Indonesian Standard or SNI 19-3964-1994. Secondary data was conducted a literature study of similar previous research, interviewed to find out the waste management system in FTP, and observed the number of populations who visit the building. An estimation approach was made on the waste generation data obtained because the research was conducted during a pandemic. The data obtained and calculated were the weight of 45.85 kg/day and the volume of 1.12 m3/day. The composition of the waste found was leaf waste with a percentage of 55.14%, plastic waste 5.57%, paper waste 4.41%, food waste 9.99 % residual waste 24.89%. The layout used is the U-Shaped type. The sequence of each area in this waste collection building was the reception area, the sorting area, organic waste counting room, composting room, storage room, sanitary room, warehouse, office, and parking area. The layout planning of the temporary waste collection building with the total area of land required from the calculation was 144 m2 (14.4 m x 10.0 m). The placement of the building to the west of the greenhouse FTP Unud and the road access was planned not to interfere with campus mobility.