Claim Missing Document
Check
Articles

ADAMANTINOMA TIBIA Margaretha, Meiske; Wiratnaya, Eka; Juli Sumadi, I Wayan
Medicina Vol 44 No 3 (2013): September 2013
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.098 KB)

Abstract

Adamantinoma tulang panjang merupakan neoplasma tulang yang jarang dengan histogenesis yangmasih menjadi perdebatan dan gejala klinis yang bervariasi. Insiden tumor ini 0,56% dari seluruhkeganasan tulang primer. Kasus ini dibahas karena insidensinya yang sangat jarang. Pasien adalahseorang wanita, usia 16 tahun dengan keluhan timbul benjolan yang terasa nyeri dan membesarperlahan pada tungkai bawah kiri bagian atas selama 2 bulan terakhir. Radiologis memperlihatkanzona berbatas tegas, eksentrik, ekspansil dan lusen pada bagian atas tibia kiri. Setelah pembedahan,spesimen dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi. Tumor berbatas tegas, lobulated, putih abuabu,kenyal, berukuran 7x4,5x2 cm. Mikroskopis, tumor terdiri dari sel-sel epitel tersusun dalamstrukturcorddan pulau dikelilingi oleh stroma fibrouspadat dengan palisadingpada tepinya. Diagnosisadamantinomaditegakkan berdasarkan gambaran klinis, radiologis, dan histopatologi yang khas.
Mixed Germ Cell Tumor Ovarium dengan Komponen Endodermal Sinus Tumor dan Teratoma Matur Silfiah, Nur; Ekawati, Ni Putu; Juli Sumadi, I Wayan
Medicina Vol 45 No 2 (2014): Mei 2014
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.007 KB)

Abstract

Mixed germ cell tumor ovarium merupakan neoplasma ovarium yang jarang ditemukan. Tumor ini minimal terdiri dari dua komponen germ cell tumor dan minimal satu diantaranya bersifat primitif. Berikut kami laporkan satu kasus mixed germ cell tumor ovarium terdiri dari elemen endodermal sinus tumor dan teratom matur. Pasien seorang wanita berusia 29 tahun dengan perut membesar sejak 3 bulan. Durante operasi didapatkan massa tumor ovarium kiri berukuran 16x13x9 cm. Secara makroskopis tumor mengandung bagian kistik dan solid. Pada pemeriksaan mikroskopis didapatkan gambaran histopatologi yang khas untuk endodermal sinus tumor dan teratoma matur, disimpulkan sebagai mixed germ cell tumor ovarium dengan komponen endodermal sinus tumor dan teratoma matur. [MEDICINA 2014;45:127-9]    
KEMATIAN JANTUNG MENDADAK PADA WANITA UMUR 37 TAHUN DENGAN MIOKARDIOPATI HIPERTROFIK VAKUOLAR Armerinayanti, Ni Wayan; Sumadi, I Wayan Juli; Mulyadi, Ketut
Medicina Vol 46 No 2 (2015): Mei 2015
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.533 KB)

Abstract

Kematian mendadak pada orang dewasa merupakan dasar masalah melakukan bedah mayat untukmencari penyebab kematian. Kasus seorang wanita umur 37 tahun ditemukan mati di dalamkamarnya, mayat dalam keadaan kaku, terdapat lebam mayat dan resapan darah subkutis kepala.Bedah mayat dilakukan di Rumah Sakit Kupang menemukan paru, otak, hati tidak menunjukkankelainan, sedangkan jantung dengan miokardium ventrikel kiri tebalnya 2 cm. Pada pemeriksaanhistopatologi jantung, sel-sel miokardium membengkak, mengandung vakuola jernih, inti sel terdesakke pinggir, tidak terdapat nekrosis, perdarahan, penebalan dari pembuluh darah, dan infiltrat neutrofil,pada pewarnaan periodic acid schiff menunjukkan hasil yang negatif. Pada pemeriksaan otak tidakdapat dibuktikan adanya penimbunan glikogen pada sel-sel glia. Berdasarkan temuan patologidisimpulkan kelainan tersebut adalah miokardiopati hipertrofik vakuolar tipe kardiak stadium IIIyang mengakibatkan kegagalan jantung atau aritmia sebagai penyebab kematian. [MEDICINA2015;46:135-8].Sudden death of adult people is a basic reason to do the autopsy to define exactly the causa of mortis.A case of a 37 year old woman found dead in her room and her deadly body has already in rigor and livormortis, also with blood spot on subcutaneous part of the head. The autopsy was held in general hospitalof Kupang, and there was no disorders found in the lung, brain, hepar, and the thickness of left myocardiacventrikel of heart is 2 cm. On histologic examination of heart specimen, myocardiac cells were swollen,with clear vacuolar, the nuclei displaced to periphery, there was no necrosis, haemorrhagic, thickeningof vascular, and neutrophil infiltrate. Periodic acid schiff staining has showed negative result. Therewas no evidence of glycogen storage on glial cells in brain examination. Based on pathologic finding weconcluded that the disorder was vacuolar hypertropic cardiomyopathy, cardiac type, stage III causingheart failure or arrhythmias as the causa of mortis. [MEDICINA 2015;46:135-8].
MALIGNANT TRITON TUMOR NERVUS SURALIS YANG BERASAL DARI PLEXYFORM NEUROFIBROMA Maharini Rahayu, Ni Made; Juli Sumadi, I Wyn; Ekawati, Ni Putu; Saputra, Herman
Medicina Vol 44 No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.056 KB)

Abstract

Tumor ganas yang berasal dari saraf tepi atau tumor dengan diferensiasi elemen-elemen selubung saraf disebut sebagai malignant peripheral nerve sheath tumors (MPNST). Sebuah varian dari MPNST yang memperlihatkan pembentukan otot lurik disebut sebagai malignant Triton tumor. Diagnosis malignant Triton tumor harus memenuhi kriteria diagnosis MPNST dan dibuktikan adanya diferensiasi rhabdomyoblas. Kasus ini dibahas oleh karena insidennya jarang, yaitu kurang dari 5% dari keseluruhan tumor ganas jaringan lunak. Pasien adalah seorang wanita, 40 tahun, dengan nodul pada cruris dan siku kanan. Pemeriksaan mikroskopis dengan pulasan  hematoxylin eosin  pada cruris menunjukkan gambaran yang khas untuk MPNST, serta terlihat sebaran sel-sel rhabdomyoblas yang positif terhadap pengecatan Desmin dan S-100. Tumor pada siku dan nervus suralis menunjukkan gambaran plexyform neurofibroma. Berdasarkan histopatologi konvensional dan imunohistokimia, kasus disimpulkan sebagai malignant Triton tumor nervus suralis yang berasal dari plexyform neurofibroma.[MEDICINA 2013;44:135-140]
INCLUSION BODY MYOSITIS Yeni Laksmini, Luh; Juli Sumadi, I Wayan; Mulyadi, I Ketut
Medicina Vol 44 No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.704 KB)

Abstract

Inclusion body myositis (IBM) merupakan penyakit inflamasi pada otot yang bersifat progresif dengan penyebab yang tidak diketahui dan tidak menunjukkan respon yang baik terhadap berbagai terapi. Gambaran histopatologi IBM ditandai dengan infiltrat sel-sel limfosit diantara ruangan endomisial, di dalam otot dan di sekitar otot dengan fokus-fokus inklusi di dalam miosit (rimmed vacuole) serta beberapa serat otot terlihat atrofi dan nekrosis. Dilaporkan wanita, usia 46 tahun dengan IBM. Keluhan utama pasien berupa kelemahan pada kedua tangan, kaki kanan terasa berat jika diangkat sehingga susah berjalan. Pemeriksaan saraf sensorik ekstremitas dekstra dan sinistra dalam batas normal. Pemeriksaan enzim cretinine kinase meningkat secara dramatik. Pemeriksaan histopatologi dari biospi otot gastrocnemius menunjukkan gambaran yang sesuai untuk IBM dan telah dilakukan penanganan dengan pemberian oral methilprednisolon 3x32 mg dan mecobalmin 1x500ìg intravena, namun tidak menunjukkan respon yang baik terhadap terapi dan akhirnya pasien meninggal. [MEDICINA 2013;44:118-123].
Tingkat Kesesuaian Diagnosis Invasi Limfatik pada Karsinoma Duktal Invasif Payudara pada Pulasan Hematoksilin-Eosin Dibandingkan dengan Pulasan Imunohistokimia VEGFR-3 . I Wayan Juli Sumadi, AAAN Susraini
Majalah Patologi Indonesia Vol 21 No 1 (2012): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.105 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Berbagai faktor dapat mempengaruhi prognosis penderita karsinoma payudara, salah satunya adalah invasi limfatik. Identifikasi invasi limfatik pada preparat hematoksilin eosin (HE) sulit sehingga diperlukan metode alternatif yaitu dengan pulasan imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor Receptor-3 (VEGFR-3). Penelitian menggunakan pulasan VEGFR-3 dalam mendiagnosis invasi limfatik pada karsinoma payudara belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tingkat kesesuaian diagnosis invasi limfatik pada karsinoma duktal invasif payudara antara pulasan VEGFR-3 dan pulasan HE. Metode Lima puluh satu blok parafin penderita karsinoma duktal invasif payudara tipe tidak spesifik dilakukan pemotongan ulang dan dipulas dengan HE dan VEGFR-3. Semua sediaan dievaluasi oleh dua kelompok pengamat untuk didiagnosis invasi limfatik peritumoral. Kemudian dihitung persentase kesesuaian dan nilai kappa. Hasil Pada pulasan HE didapatkan kesesuaian diagnosis invasi limfatik sebesar 78,4%, dengan nilai κ=0,45; SE=0,14; 95%CI=0,31-0,59. Sedang pada pulasan imunohistokimia dengan VEGFR-3 didapatkan kesesuaian diagnosis invasi limfatik sebesar 92,1%, dengan nilai κ=0,73; SE=0,13; 95%CI=0,60-0,86. Ekspresi VEGFR-3 dapat ditemukan pada sebagian besar kasus. Kesimpulan Pada karsinoma duktal invasif tipe tidak spesifik, VEGFR-3 dapat digunakan untuk menilai tingkat kesesuaian invasi limfatik peritumoral, dan untuk memulas sitoplasma sel tumor. Kata kunci: invasi limfatik, VEGFR-3, HE, kesesuaian, karsinoma payudara ABSTRACT Background There are many factors influence the prognosis of breast cancer patients, one of them is lymphatic invasion. Identification of lymphatic invasion on hematoxyllin eosin (HE) slide is very difficult, so an alternative methode is needed, that is using anti VEGFR-3 antibody. Research of VEGFR-3 in diagnosing lymphatic invasion of carcinoma mammae has not doneyet. The aim of the study is to analysis the level of diagnosis invasive ductal lymphatic carcinoma ductal mammae between VEGFR-3 and HE. Methods Fifty one paraffin block patient of invasive ductal carcinoma mammae NOS were process and stained using HE and VEGFR-3. All slides were analyzed by two groups observers for peritumoral lymphatic invasion. Scoring and kappa were done. Results Observed agreement of HE staining was 78,4%, with κ=0,45; SE=0,14; 95%CI=0,31-0,59. While, observed level agreement of VEGFR-3 immunostaining was 92,1%, with κ=0,73; SE=0,13; 95%CI=0,60-0,86. VEGFR-3 expression could be found on almost cases that the cytoplasm of cancer tumor cells were showing positive staining for in most of the cases. Conclussion On invasive ductal carcinoma NOS, VEGFR-3 could be used to observed level agreement of lymphatic invasion peritumoral, and could staining the cytoplasm of cancer cells. Keyword: lymphatic invasion, VEGFR-3, HE, agreement, breast cancer
The prevalence of KRAS and BRAF mutation in colorectal cancer patients in Bali Ayu Dewi Ni Nyoman; Ni Made Pramita Widya Suksmarini; Anak Agung Ngurah Satya Pranata; Andreliano Yosua Rompis; I Wayan Juli Sumadi
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 27, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijbiotech.67506

Abstract

Mutations in the KRAS (Kirsten rat sarcoma viral oncogene homolog gene) and BRAF (v‐Raf murine sarcoma viral oncogene homolog B1) gene play a significant role in primary resistance to colorectal cancer therapy. Around 85‐90% of KRAS mutations in colorectal cancer occur in exon 2 (codon 12 and 13), whereas approximately 96% of BRAF mutations occur in exon 15 codon 600 (V600E). This study aimed to determine the prevalence and mutation characteristics of the KRAS and BRAF genes in colorectal cancer patients in Bali. The DNA was isolated from 44 formalin‐fixed paraffin‐embedded colorectal cancer samples which were stored in the Department of Pathology, Sanglah General Hospital in 2017. Detection of mutation was carried out by polymerase chain reaction (PCR) and direct sequencing. Out of 44 samples, only 27 were successfully amplified and sequenced. Our findings showed six samples (22.2%) with mutated KRAS at codons 12 and 13 (including two samples with G12D, one sample with G12V, and three samples with G13D). Interestingly, we found three samples (11.1%) of BRAF mutation, including two samples with V600E mutation and one with V600L mutation. Taken together, our results showed that KRAS and BRAF mutations were identified and occurred exclusively. Further studies are essential to identify the correlation of these mutations with colorectal cancer prognosis and response to chemotherapy
Jumlah Osteoblas pada Tulang Femur Anjing Pasca Transplantasi Demineralized Porcine Cortical Bone Xenograft Luh Made Sudimantini; I Wayan Wirata; I Wayan Nico Fajar Gunawan; I Wayan Juli Sumadi; Tessa Saputri Marmanto
Buletin Veteriner Udayana Vol. 14 No. 2 April 2022
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.354 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2022.v14.i02.p05

Abstract

The xenograft function in fracture healing is as osteoinduction. Osteoinduction is stimulated by factors present in the graft material including proteins and growth factors. Proteins and growth factors contained in the graft material are related to the process of osteoblast formation. This study aims to determine the amount of osteoblasts in bone fractures post-transplantation demineralized porcine cortical bone xenograft. Eight males dog aged 3-4 months were used in this study, which was divided into 2 groups at random. Group I is 2 dogs is used as a control, the dog on the diaphysis of the femur bone is drilled with a diameter of 1 cm without graft material. Group II is 6 dog on diaphisis femur bone drilled with a diameter of 1 cm and given Demineralized Porcine Cortical Bone Xenograft. Femoral bone was biopsied at 4th and 8th weeks postoperative for histologically processed and stained with hematoxylin-Eosin. The results showed that the number of osteoblasts in the group given demineralized porcine cortical bone xenograft was higher than the control group. There was no statistically significant difference in the number of osteoblasts between groups (P> 0.05). In conclusion, demineralized porcine cortical bone xenograft can increase the number of osteoblast cells in the bone healing process but the increase is not significant.
Efek Pemberian Sediaan Salep Ekstrak Daun Binahong secara Dermal pada Luka Insisi Putu Oka Samirana; Luh Made Sudimartini; I Wayan Juli Sumadi; Putu Dessy Wilantari
Buletin Veteriner Udayana Vol. 14 No. 2 April 2022
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2022.v14.i02.p16

Abstract

Luka insisi merupakan luka yang terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam, misalnya luka yang terjadi setelah pembedahan atau operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian sediaan salep ekstrak daun Binahong pada penyembuhan luka insisi. Daun Anredera scandens (L.) Moq. diekstraksi menggunakan etanol 70%, dan ekstraknya dibuat salep dengan basis adeps lanae dan vaselin album. Sebanyak 35 ekor tikus putih betina galur wistar umur 2-3 bulan dengan bobot 200 g dan diaklimatisasi selama satu minggu, dikelompokkan menjadi 7 kelompok perlakuan. Semua kelompok dibuat luka insisi pada bagian punggung sejajar tulang vertebra, kecuali pada kelompok normal. Setiap hari diberikan salep sebanyak dua kali sehari sebanyak 250 mg. Parameter yang diamati dari histopatologi kulit setelah diberikan salep adalah infiltrasi sel radang dan pembentukan kolagen Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian salep ekstrak etanol daun A. scandens (L.) Moq. menunjukkan bahwa pada hari ke-21 masih terdapat sel radang yang tidak berbeda bermakna (p>0,05) pada semua kelompok dan pada konsentrasi ekstrak 40% terjadi pembentukan kolagen yang berbeda bermakna (p<0,05). Disimpulkan salep ekstrak etanol daun A. scandens (L.) Moq. belum mampu mengurangi sel radang setelah 21 hari perlakuan dan pada konsentrasi 40% menunjukkan pembentukan kolagen paling signifikan.
KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR MENGENAI PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS DENPASAR UTARA III Putu Eka Buana Sari; Ni Putu Ekawati; I Wayan Juli Sumadi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/10.24843.MU.2020.V09.i3.P11

Abstract

ABSTRAK Pap Smear merupakan skrining kanker serviks yang efektif, murah, dan sederhana. Berdasarkan International Agency for Research on Cancer (IARC) 2012, angka kejadian kanker serviks 17 per 100.000 wanita. Pada tahun 2012 ada 266.000 kematian akibat kanker serviks di dunia dan 87% diantaranya kematian tersebut diakibatkan oleh kanker serviks yang sebagian besar terjadi di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden (umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) dan tingkat pengetahuan wanita pasangan usia subur (PUS) mengenai deteksi dini Pap Smear di Puskesmas Denpasar Utara III. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross- sectional terhadap 70 sampel. Pengumpulan data dilakukan mulai bulan April-Juni 2016 menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan program Microsoft Excel versi 2007. Hasil penelitian didapatkan bahwa wanita PUS di Puskesmas Denpasar Utara III paling banyak berumur ? 35 tahun sebanyak 67,1% (47 responden), tingkat pendidikan menengah, tamat SLTA sebanyak 70% (49 responden), bekerja sebanyak 64,3% (45 responden), dan keluarga berpenghasilan tinggi (? Rp. 1.104,000 per bulan) sebanyak 98,57% (69 responden) memiliki tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak 81,43% (57 responden). Penelitian ini menyimpulkan bahwa wanita PUS di Puskesmas Denpasar Utara III paling banyak berusia ? 35 tahun (risiko tinggi), tingkat pendidikan paling banyak menengah (tamat SLTA), lebih banyak yang bekerja, dan lebih banyak yang berpenghasilan keluarga tinggi, namun tingkat pengetahuan mereka rendah. Kata kunci: karakteristik, pengetahuan, Pap Smear.
Co-Authors Anak Agung Ayu Ngurah Susraini Anak Agung Gde Oka Anak Agung Ngurah Satya Pranata Anak Agung Ngurah Satya Pranata Andreliano Yosua Rompis Antony Mark Ayu Dewi Ni Nyoman Eka Wiratnaya Elysanti Dwi Martadiani Gusti Ngurah Mayun Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra I Gde Raka Widiana I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi I Gusti Bagus Lulut Premana Mulia I Gusti Bagus Mulia Agung Pradnyaandara I Gusti Ngurah Pratama Yuda Atmaja I Kadek Adi Purnama Sandhi I Ketut Bawantika Adi Putra I Ketut Mulyadi I Made Gotra I MADE MULIARTA . I Made Wirya Sastra I Nyoman Adi Putra I Putu Gede Putra Darmawan I Putu Prabawa Jayakusuma I Wayan Bagus Suryaningmara I Wayan Gede Bandem Arimbawa I Wayan Sugiritama I Wayan Surudarma I Wayan Wirata Ivana Juliarty Sitanggang Jessica Harlan Jessica Yuwono Johanes Prasetyo Harjanto John Nolan Ketut Mulyadi Luh Made Sudimantini Luh Made Sudimartini Luh Putu Iin Indrayani Maker Luh Yeni Laksmini M. Arif Perdana Ariyansyah Made Agus Kusumadjaja Made Widhi Asih Marleen Marleen Meiske Margaretha Ni Made Maharini Rahayu Ni Made Mahastuti Ni Made Pramita Widya Suksmarini Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Margiani Ni Putu Ekawati Ni Putu Mariati Ni Putu Sriwidyani Ni Wayan Armerinayanti, Ni Wayan Nur Silfiah, Nur Oka Semara Jaya I Wayan Pande Putu Bagus Premana Putu Agus Aryanda Putra Putu Ayu Widya Pramesti Putu Dessy Wilantari Putu Eka Buana Sari Putu Oka Samirana Putu Yuliawati Shameni Subramaniam Silvester Kristian Taopan Tessa Saputri Marmanto Tjokorda Gde Bagus Mahadewa Venosha Gunasekaran