Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PENGARUH TERAPI WARNA TERHADAP TINGKAT STRES LANSIA DI BPSTW PROVINSI DIY UNIT BUDI LUHUR KASIHAN BANTUL Pratiwi, Ni Wayan Yeni; Induniasih, Induniasih; Asmarani, Fajarina Lathu
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 3, No 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.337 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v3i2.20

Abstract

Lansia mengalami beberapa kemunduran sitem tubuh. Perubahan psikologis berpengaruh terhadap perubahan kognitif lansia, gangguan kecemasan dan stres hal yang paling sering dialami lansia. Penderita gangguan kesehatan mental mencapai 12,5 % pada usia 75 tahun keatas, angka kejadian perempuan lebih tinggi 8,9 % dibandingkan laki-laki 5,0%. Hasil studi studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di BPSTW Unit Budi Luhur Kasihan Bantul, 4 dari 6 lansia mengalami stres. Terapi warna merupakan terapi komplementer yang memberi efek relaksasi dan berepengaruh terhadap kerja saraf simpatik dan parasimpatik..Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh terapi warna terhadap tingkat stres lansia. Penelitian ini menggunakan metode pre test and post test nonequivalent control group design. Jumlah sampel 36 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok, 18 responden sebagai kelompok kontrol dan 18 responden sebagai kelompok intervensi. Derajat stres diukur dengan menggunakan DASS 42. Penelitian dilakukan selama 7 hari berturut –turut, data pretest diambil  sebelum terapi warna pada hari pertama dan data posttest setelah dilakukan terapi warna pada hari ke 7.Hasil uji statistik dengan menggunakan wilxocon pada kelompok kontrol didapatkan nilai P value = 0,291 tidak ada perbedaan tingkat stres lansia. Hasil uji statistik dengan menggunakan T–Test–Paired pada kelompok intervensi didapatkan nilai p value =0,000 ada perbedaan tingkat stres lansia. Hasil uji statistik dengan menggunakan T-test independent pada uji post test kedua kelompok didapatkan nilai P value =0,000 (p value<0,05) maka ada perbedan tingkat stres lansia antara kelompok kontrol dan intervensi. Kesimpulan pada penelitian ini ada pengaruh terapi warna terhadap penurunan tingkat stres lansia. Kata Kunci : Lansia, Terapi Warna, Tingkat Stres
Peningkatan Pengetahuan Lansia Mengenai Osteoporosis Melalui Pemberian Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audio Visul Di Desa Karangbendo Bantul Yogyakarta Asmarani, Fajarina Lathu
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.351 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i1.261

Abstract

Kejadian osteoporosis pada lansia dapat dicegah melalui perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat didukung oleh pengetahuan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan lansia adalah melalui penyuluhan kesehatan audio-visual. Kelebihan pendidikan kesehatan audio visual adalah membuat cara  berkomunikasi menjadi efektif, terjangkau, dan materi menarik perhatian serta mudah untuk dipahami. Hal ini akan lebih memudahkan pemberian informasi kepeda lansia mengingat lansia mengalami penurun pada kognitif, penglihatan dan pendengaran. Di Desa Karangbendo selama ini belum pernah dilakukan penyuluhan kepada lansia dengan topik osteoporosis. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan secara ilmiah peningkatan pengetahuan lansia mengenai osteoporosis melalui pemberian pendidikan kesehatan dengan media audio visul di desa karangbendo bantul Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah  quasi experimental dengan rancangan one group pre and posttest. Total sampling dengan 42 lansia. Analisa data menggunakan paired sample t-test. Membandingkan pengetahuan lansia menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah diberikan satu kali pendidikan kesehatan audiovisual. Hasil Penelitian menunjukkan rerata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 65.60 dan sesudah diberikan pendidikan menjadi 74.17 dengan nilai signifikasi 0.001 (P<0.05). Kesimpulannya ada peningkatan pengetahuan lansia mengenai osteoporosis melalui pemberian pendidikan kesehatan dengan media audio visul di desa karangbendo bantul yogyakarta.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PHBS DI RUMAH TANGGA DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI PEDUKUHAN WONOCATUR BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA Mirati, Nurisra; Asmarani, Fajarina Lathu; Suwarsi, Suwarsi
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 4, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.99 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v4i1.69

Abstract

Kejadian DBD erat kaitannya dengan masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat rumah tangga diantaranya menggunakan air bersih, kebersihan jamban dan pemberantasan sarang nyamuk. Kejadian DBD di Desa Banguntapan pada tahun 2014 terdapat 41 kasus, dari 7 keluarga yang diwawancara didapatkan 3 sudah mengetahui tentang indikator PHBS di rumah tangga namun 4 belum, 3 keluarga masih berperilaku buruk dalam pencegahan DBD. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan PHBS di rumah tangga dengan pencegahan penyakit DBD di Pedukuhan Wonocatur. Penelitian ini menggunakan desain korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel 100 KK menggunakan purposive samplingg dan dianalisis chi square dengan CI 95%. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan keluarga sama besar masuk dalam kategori baik dan kurang baik yaitu sebanyak 50 keluarga atau 50,0% dan perilaku keluarga dalam pencegahan penyakit DBD masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 51 orang atau 51,0% dengan p-value sebesar 0,000 sehingga didapatkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan PHBS dirumah tangga dengan pencegahan penyakit DBD di Pedukuhan Wonocatur. Kesimpulan pada penelitian ini Ada hubungan yang signifikan antara tingkat  pengetahuan PHBS dirumah tangga dengan pencegahan penyakit DBD di Pedukuhan Wonocatur. Kata Kunci : Demam berdarah Dengue, Pengetahuan, PHBS di Rumah Tangga
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DAN BERNYANYI TERHADAP KETERAMPILAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA TK PKK INDRIARINI YOGYAKARTA Setiawan, Deden Iwan; Asmarani, Fajarina Lathu; Sari, Dewi Retno
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 4, No 3 (2017): September 2017
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.435 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v4i3.155

Abstract

Perilaku cuci tangan pakai sabun sangat efektif untuk mencegah penyakit. Cuci tangan didapatmelalui penyuluhan kesehatan menggunakan media video dan bernyanyi. Media video merupakanmedia yang efektif karena dapat dilihat secara langsung, sehingga minat siswa menjadi semakintertarik dan media bernyanyi sebagai pembelajaran mengembangkan meningkatkan rasa kesadaran.hasil observasi kepada 4 siswa terdapat 2 siswa melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabundan 2 orang tidak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh penyuluhankesehatan menggunakan media video dan bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan pakai sabun(CTPS) pada siswa TK PKK Indriarini Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimentdengan two group pre test - post test design.Tekhnik sampling menggunakan Consecutive Sampling,dan analisa data menggunakan McNemar Test dan Chi Square Test dengan 30 siswa sebagai sampel.Hasil penelitian menunjukkan sebelum penyuluhan kesehatan semua siswa kurang memilikiketerampilan CTPS yang benar 0% dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan keterampilan siswaperempuan meningkat 58,7 % dan 50,0% pada laki-laki. Dengan nilai p-value 0,005 untuk mediavideo dan 0,031 untuk media bernyanyi. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan antarapenyuluhan kesehatan menggunakan media video dan bernyanyi terhadap keterampilan cuci tanganpakai sabun (CTPS).
Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di BPSTW Provinsi Di Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasihan Bantul Asmarani, Fajarina Lathu
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 5, No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.62 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v5i1.176

Abstract

Hipertensi akan menjadi masalah serius jika tidak segera ditangani namun dengan mengkonsumsi obat antihipertensi dapat memberikan dampak negatif. Terapi non farmakalogi merupakan alternatif pengobatan hipertensi dengan menciptakan keadaan rileks melalui meditasi. Meditasi merupakan latihan diri diarahkan untuk  bersantai tubuh dan menenangkan pikiran sehingga pasien jadi lebih punya motivasi dan sugesti untuk sembuh. Meditasi lebih menguntungkan karena pasien tidak bergantung pada obat. Tujuan penelitian ini adalah pembuktian ilmiah tentang pengaruh Terapi Meditasi Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di BPSTW Provinsi DI Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasihan Bantul. Penelitian ini menggunakan metode Quasy experimental one group pre post test. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensi digital, dilakukan sebelum dan sesudah pemberian meditasi selama 7 hari. Teknik sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum terapi adalah 140,20 mmHg, dan menurun menjadi 130,39 mmHg setelah intervensi. Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum terapi 81,89 mmHg dan setelah intervesi menurun menjadi 77,86 mmHg. Perbedaan tekanan darah sistolik pre dan post intervensi sebesar 20,028 dengan α 0,000. Tekanan darah diastolik sebesar 4,028 dengan α 0,028. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi meditasi terhadap tekanan darah pada lansia di BPSTW Provinsi DIY Unit Budi Luhur, Kasongan, Bantul
Penurunan Nyeri Akibat Asam Urat Melalui Pemanfaatan Terapi Komplementer Akupunktur Asmarani, Fajarina Lathu
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 5, No 2 (2018): MEI 2018
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.731 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v5i2.204

Abstract

Lansia akan mengalami Aging Process sehingga terjadi perubahan salah satunya ginjal yang beratnya berkurang 20-3-%. Dampaknya, sampah yang harusnya dibuang malah dikembalikan ke dalam tubuh, termasuk asam urat. Penderita asam urat di Indonesia diperkirakan 80% penduduk yang berusia 40 tahun atau lebih. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan penyakit sendi berada di urutan ketiga penyakit tidak menular. Desa Wedomartani mempunyai jumlah lansia sebanyak ±10% dari total penduduk dan keluhan utama adalah nyeri sendi. Lansia dengan nyeri sendi akan diberi obat oleh Puskesmas, namun konsumsi obat terus menerus akan meningkatkan resiko keracunan obat. Oleh sebab itu dibutuhkan terapi non farmakologis salah satunya adalah Akupunktur. Terapi ini bertujuan memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa sakit. Metode untuk mengatasi masalah : 1) Koordinasi, 2) Sosialisasi, komunikasi dan informasi, 3) Pendidikan kesehatan, pengukuran asam urat dan skala nyeri, 4) Kontrak waktu, dan 5) Terapi akupunktur. Alat atau instrument : 1) Set pemeriksaan asam urat, 2) Set akupunktur, dan 3) Kertas. Pelaksanaan kegiatan 4-16 September 2017, Pukul 13.00 – 15.00 WIB, di Padukuhan Jetis.Hasil kegiatan menunjukkan 82% peserta berusia 60 tahun keatas, 13 lansia mengalami asam urat dan mengeluhkan nyeri dan wanita jumlahnya 9. Sebelum terapi, lansia yang mempunyai skala nyeri sedang 10 lansia, 3 lansia skala nyeri berat.Setelah terapi, sebanyak 4 lansia mengeluhkan skala nyeri ringan, sedang 8 lansia, dan berat 1 lansia.Kesimpulan kegiatan didapatkan lansia mengalami penurunan skala nyeri akibat asam urat setelah pemberian akupunktur.Diharapkan Puskesmas menjadikan akupunktur sebagai terapi alternatif.
BEKAM MENURUNKAN KELUHAN MYALGIA Asmarani, Fajarina Lathu; Dewi, Luh Gede Rinika Sancita
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 3 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.142 KB) | DOI: 10.35842/jkry.v6i3.395

Abstract

Myalgia atau nyeri otot disebabkan karena beban kerja, beban tambahan dan kemampuan kerja serta refleks spasme otot. 40,5% pekerja mengalami masalah di muskuloskeletal. Myalgia yang tidak teratasi dapat menyebabkan keterbatasan gerak, ketidakmampuan bekerja dan ketakutan / kecemasan untuk bergerak.  Penatalaksanaan myalgia dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang direkomendasikan adalah terapi bekam karena dapat mengeluarkan mediator inflamasi, prostaglandin, sitokin dan substansi P. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan secara ilmiah pengaruh bekam terhadap penurunan skala nyeri pada pasien dengan keluhan myalgia. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain penelitian pre test and post test without control. Sampel adalah pasien yang akan melakukan terapi bekam sebanyak 20 dengan metode consecutive sampling. Responden diberikan kering sebanyak 5 menit dan dilanjutkan bekam basah selama 5 menit. Skala nyeri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) sebelum dan sesudah diberikan terapi bekam basah. Analisa data Wilcoxon Test. Skala nyeri sebelum diberikan terapi sebesar 5,00000 dan sesudah terapi 1,0000 dengan hasil nilai p-value 0,000 < 0,05. Bekam terbukti menurunkan skala nyeri pada pasien dengan keluhan myalgia dan diharpkan perawat melakukan terapi bekam basah sebagai bagian dari intervensi nyeri
EFEK TEH BINAHONG (ANREDERA CORDIFOLIA (TEN.) STENNIS) TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH Fajarina Lathu Asmarani, Muflih,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 1, No 2 (2019): Prosiding Seminar Nasional : Pemanfaatan Literasi Digital Dalam Publikasi Ilmiah
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit diabetes mellitus membutuhkan pengobatan jangka panjang dan menjadi beban pembiayaan perawatan menjadi lebih mahal. Penanganan alternative dan murah dari diabetes mellitus salah satunya adalah dengan memanfaatkan olahan teh dari daun tanaman binahong (Anredera cordifolia). Tujuan penelitian ini adalah membuktikan efektivitas penurunan gula darah dengan memanfaatkan teh daun binahong. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasy experimental untuk mengidentifikasi perubahan kadar gula darah sebelum dan 2 jam setelah pemberian rebusan daun binahong. Penelitian ini dilaksanakan di bulan Juli-Agustus 2019 kepada 27 responden populasi yang termasuk kelompok berisiko diabetes mellitus. Hasil uji coba terlihat bahwa terdapat penurunan gula darah sebelum dan 2 jam PP pada kelompok TR namun sebaliknya pada kelompok lainnya dan terdapat perbedaan nilai kadar gula darah pre test antara kelompok RO – TO dan pada data pos test terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok RO – TO dan TR – TO. Kesimpulan penelitian ini adalah teh binahong terbukti dapat menekan kenaikan kadar gula darah dan menjadi bagian dari pencegahan penyakit diabetes mellitus
HEALTH DISASTER PREVENTION: HYPERTENSION WITH ZINGERBER OFFICINALE AND CURCUMA LONGA Asmarani, Fajarina Lathu; Muflih, Muflih
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 8 No 1 (2021): JANUARI 2021
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v8i1.591

Abstract

Hypertension is a risk factor for serious diseases. The country's loss due to the cost of this disease is quite a lot and the recovery time is long. Worker productivity due to hypertension becomes low and disrupts the economic function of the family. If it is not resolved, Health Disaster cannot be avoided. Zingerber Officinale and Curcuma Longa have been used traditionally to treat hypertension. The purpose of this study was to scientifically prove the effectiveness of Zingerber Officinale and Curcuma Longa on blood pressure in hypertensive patients. Fifty respondents were selected by Consecutive Sampling. Before the intervention, the respondents had their blood pressure measured. Respondents were given 200 mg of Zingerber Officinale and Curcuma Longa powder mixed into 200 ml of warm water to drink for seven days. After the intervention, respondents measured their blood pressure. Data were analyzed by Wilcoxon Test. After the intervention, systolic blood pressure decreases 10.8 mmHg from 162,4 mmHg to 151.6 mmHg. And diastolic blood pressure also decreases from 94.7 mmH to 88.3 mmHg. There was a significant difference (p = 0.000) between blood pressure (systolic and diastolic) before and after the intervention.
Relationship Of Information Exposure And Covid-19 Prevention Towards Stress Levels Rebu, Rikardus Eka Deseley; Asmarani, Fajarina Lathu; Muflih, Muflih
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 7 No 3 (2020): SEPTEMBER 2020
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v7i3.580

Abstract

Almost part of the community is in uncertainty and has received a lot of information about COVID-19 through various media that cannot be justified. During this pandemic, the community was also required to take COVID-19 preventive measures. This condition unconsciously creates panic and stress in the community. The aim this research is to analysis of the relationship between information exposure and COVID-19 prevention measures to stress levels is known. This research used analytical observational method with cross-sectional design. The research subjects were citizens in residents of household 03 in Seniung Jaya Village, Paser Belengkong District, Paser Regency, East Kalimantan Province, Indonesia.. The sample in this study amounted to 125 residents. The bivariate analysis of the data used in this study was the Fisher’ exact Test. The result showed that the characteristics of the respondents are mostly 20-29 years old, namely entering early adulthood. Most of the respondents' occupations are private and farmers. The level of exposure to COVID-19 information is low and COVID-19 precautions are good. The p-value is 0.214 and 0.588. The conclusion of this study is that there is no significant relationship relationship between exposure to information and COVID-19 prevention measures on stress levels.