Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Penilaian Pelayanan Kefarmasian Program Rujuk Balik Jaminan Kesehatan Nasional di Kotamadya Denpasar Bersadarkan Sudut Pandang Pasien Wirasuta, I Made Agus Gelgel; Wistari, Ni Made Ayu; Kosasih, Diah Ayu Nirmala; Cahyadi, Maria Fiani; Sari, Ni Putu Latsartika; Sudarni, Ni Made Rai; Sarasmita, Made Ary; Larasanty, Luh Putu Febryana
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: The aim of this study was to evaluate the implementation of pharmaceutical care in pharmacies from patient’s point of view. The questioner assessment based on expectations, perceptions and level of satisfaction of patients. The questions were grouped into universal pharmaceutical care aspect, infrastructure and medicine management, drug auditing practice and dispensary waiting time, dispensing practice, drug information and drug counseling, and drug monitoring. The patients have a very high expectation of the pharmaceutical care in aspects of universal pharmaceutical care, infrastructure and medicine management, drug auditing practice and dispensary waiting time, and dispensing practice. The patients expressed a high expectation of drug information and counseling care, and a medium expectation in the drug monitoring. The patients have very high perception only at universal pharmaceutical care along with the infrastructure and medicine management aspects, while the drug auditing practice and dispensary waiting time along with dispensing practice aspects have medium perception. The drug information and counseling care along with drug monitoring aspects have poor perception. The comprehensive assessment showed that patient satisfaction levels were low on pharmaceutical care on community practice. The high expectation of patients to pharmaceutical care was a challenge to pharmacist to improve their role in better patient care. Keywords: pharmaceutical care, pharmacy, patient expectation, perception, satisfaction ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek dari sudut pandang pasien. Penilaian didasarkan pada aspek harapan, persepsi dan tingkat kepuasan pasien terhadap praktek kefarmasian menggunakan kuisioner tertutup dengan penilaian berdasarkan skala Likert. Kuisioner disusun berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di apotek tahun 2014. Pernyataan dalam kuisioner dikelompokkan ke dalam 6 aspek yaitu aspek layanan umum, sarana prasarana dan pengelolaan perbekalan Kefarmasian, pengkajian resep dan waktu tunggu, dispensing, layanan Pusat informasi obat (PIO) dan konseling, serta monitoring. Secara umum pasien memiliki harapan yang sangat tinggi pada aspek layanan umum, sarana prasarana dan perbekalan kefarmasian, pengkajian resep dan waktu tunggu, serta pada aspek dispensing, harapan pelayanan yang tinggi pada aspek layanan pusat informasi obat (PIO) dan konseling, serta harapan yang sedang pada aspek monitoring. Namun demikian, pasien memiliki persepsi yang tinggi hanya pada aspek layanan umum serta sarana prasarana dan perbekalan kefarmasian, sedangkan pada pelayanan pengkajian resep dan waktu tunggu serta dispensing memiliki tingkat persepsi sedang, serta persepsi yang sangat rendah pada pelayanan PIO dan konseling serta monitoring. Secara menyeluruh pasien memberikan tingkat kepuasan yang rendah pada pelayanan kefarmasian. Tingginya harapan pasien pada pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan standar menunjukkan tuntutan dan peluang bagi apoteker khususnya dalam peningkatan praktek asuhan kefarmasian di apotek. Kata kunci: JKN, pasien rujuk balik, asuhan kefarmasian, apotek, persepsi, kepuasan .  
Penilaian Pelayanan Kefarmasian Program Rujuk Balik Jaminan Kesehatan Nasional di Kotamadya Denpasar Bersadarkan Sudut Pandang Pasien Wirasuta, I Made Agus Gelgel; Wistari, Ni Made Ayu; Kosasih, Diah Ayu Nirmala; Cahyadi, Maria Fiani; Sari, Ni Putu Latsartika; Sudarni, Ni Made Rai; Sarasmita, Made Ary; Larasanty, Luh Putu Febryana
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.043 KB) | DOI: 10.35617/jfi.v8i1.290

Abstract

ABSTRACT: The aim of this study was to evaluate the implementation of pharmaceutical care in pharmacies from patientâ??s point of view. The questioner assessment based on expectations, perceptions and level of satisfaction of patients. The questions were grouped into universal pharmaceutical care aspect, infrastructure and medicine management, drug auditing practice and dispensary waiting time, dispensing practice, drug information and drug counseling, and drug monitoring. The patients have a very high expectation of the pharmaceutical care in aspects of universal pharmaceutical care, infrastructure and medicine management, drug auditing practice and dispensary waiting time, and dispensing practice. The patients expressed a high expectation of drug information and counseling care, and a medium expectation in the drug monitoring. The patients have very high perception only at universal pharmaceutical care along with the infrastructure and medicine management aspects, while the drug auditing practice and dispensary waiting time along with dispensing practice aspects have medium perception. The drug information and counseling care along with drug monitoring aspects have poor perception. The comprehensive assessment showed that patient satisfaction levels were low on pharmaceutical care on community practice. The high expectation of patients to pharmaceutical care was a challenge to pharmacist to improve their role in better patient care. Keywords: pharmaceutical care, pharmacy, patient expectation, perception, satisfaction ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek dari sudut pandang pasien. Penilaian didasarkan pada aspek harapan, persepsi dan tingkat kepuasan pasien terhadap praktek kefarmasian menggunakan kuisioner tertutup dengan penilaian berdasarkan skala Likert. Kuisioner disusun berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di apotek tahun 2014. Pernyataan dalam kuisioner dikelompokkan ke dalam 6 aspek yaitu aspek layanan umum, sarana prasarana dan pengelolaan perbekalan Kefarmasian, pengkajian resep dan waktu tunggu, dispensing, layanan Pusat informasi obat (PIO) dan konseling, serta monitoring. Secara umum pasien memiliki harapan yang sangat tinggi pada aspek layanan umum, sarana prasarana dan perbekalan kefarmasian, pengkajian resep dan waktu tunggu, serta pada aspek dispensing, harapan pelayanan yang tinggi pada aspek layanan pusat informasi obat (PIO) dan konseling, serta harapan yang sedang pada aspek monitoring. Namun demikian, pasien memiliki persepsi yang tinggi hanya pada aspek layanan umum serta sarana prasarana dan perbekalan kefarmasian, sedangkan pada pelayanan pengkajian resep dan waktu tunggu serta dispensing memiliki tingkat persepsi sedang, serta persepsi yang sangat rendah pada pelayanan PIO dan konseling serta monitoring. Secara menyeluruh pasien memberikan tingkat kepuasan yang rendah pada pelayanan kefarmasian. Tingginya harapan pasien pada pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan standar menunjukkan tuntutan dan peluang bagi apoteker khususnya dalam peningkatan praktek asuhan kefarmasian di apotek. Kata kunci: JKN, pasien rujuk balik, asuhan kefarmasian, apotek, persepsi, kepuasan .  
ANALISIS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PRODUKNYA PADA KWT BALICOCOS DESA TENGKUDAK KABUPATEN TABANAN Karta, I Wayan; Ary Sarasmita, Ni Made
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2013: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2013
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   KWT BaliCocos merupakan kelompok wanita tani di Desa Tengkudak yang memiliki potensi lahan kelapa yang luas. Namun, tingkat perekonomiannya masih belum mengalami peningkatan dari hasil kelapanya. Hal ini karena kelapa yang dihasilkan belum diolah menjadi produk bernilai ekonomis, sehingga perlu dilakukan penelitian dan pembinaan produksi VCO. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil produksi VCO kelompok wanita tani dan melakukan pembinaan dalam mengembangkan diversifikasi produknya, sehingga memiliki daya saing dalam pemasaran. Penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu (1) produksi dan analisis VCO, (2) pengembangan diversifikasi produk dan strategi pemasaran. Teknik pembuatan VCO dilakukan dengan cara basah. Hasil penelitian menunjukkan VCO yang dihasilkan memiliki bau khas kelapa segar, tidak tengik, rasa normal khas minyak kelapa, tidak berwarna, mengandung asam kaproat 0,287%; asam kaprilat 6,115%; asam kaprat 5,832%; asam laurat 48,73%; asam miristat 18,505%; asam palmitat 8,754%; asam stearat 2,606%; asam oleat 10,476%; asam linoleat 0,060%, asam linolenat 0,062%, serta tidak mengandung cemaran mikroba. Hasil ini menunjukkan kesesuaian dengan SNI 7381:2008 sehingga sangat berpotensi dikembangkan produksi dan pemasarannya. Pengembangan produk yang telah dilakukan yaitu produksi VCO original dan aromaterapi. Pemasaran dilakukan melalui toko, apotik, spa, pameran, reseller, dan jejaring media sosial. Produk VCO sangat bermanfaat untuk pangan, kesehatan/pengobatan, dan kosmetik sehingga memiliki potensi pasar yang sangat tinggi.
EFEK PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES TERHADAP LUARAN TERAPI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI ULKUS KAKI DIABETIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR Samba, N. M. R. A. M; Sukarmini, N. N. F.; Lestari, N. K. S.; Sarasmita, M. A.; Larasanty, Luh Putu Febriana
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i2.434

Abstract

Ulkus Kaki Diabetik (UKD) merupakan salah satu komplikasi dari Diabetes Melitus (DM), dimana penderita DM memiliki risiko 15% terjadinya UKD selama hidupnya. Risiko UKD akibat DM dapat dikurangi dengan melakukan penatalaksanaan terapi DM yang tepat, salah satunya dengan menggunakan obat antidiabetes baik dengan Obat Hipoglikemi Oral (OHO), Insulin ataupun kombinasi keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis obat antidiabetes yang digunakan oleh pasien DM tipe 2 dengan UKD serta mengetahui bagaimana luaran terapi dari penggunaan obat. antidiabetes tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif observasional. Data yang digunakan adalah data rekam medis pasien DM tipe 2 dengan UKD antara bulan Januari hingga Desember 2018 yang diperoleh dari Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan statistik (Paired T-Test). Hasil penelitian diperoleh 43 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Seluruh pasien menerima terapi kombinasi insulin, yang terdiri dari kombinasi insulin Glargine + Aspart (n=32) dan Glargine + Glulisine (n=11). Penggunaan kombinasi Glargine + Aspart dan Glargine + Glulisine keduanya mampu memberikan penurunan yang signifikan pada kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 2 jam post prandial dengan penurunan rata-rata dan nilai signifikansi berturut-turut yaitu 85,00±77,718 mg/dL (p=0,000); 85,656±70,276 mg/dL (p=0,000); 92,545±66,656 mg/dL (p=0,001) dan 86,818±59,189 mg/dL (p=0,001).
EFEKTIVITAS ANTIHIPERTENSI DALAM MEMPERBAIKI DERAJAT PROTEIN URIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP SANGLAH DENPASAR A.H Jaya; M.A Sarasmita; A.A.R Karsana
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 6 No. 2, Tahun 2017
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.885 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2017.v06.i02.p01

Abstract

Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu komplikasi yang diderita pada pasien diabetes melitus tipe 2 adalah nefropati diabetik yang ditandai dengan terdapatnya protein pada urin pasien. Protein urin merupakan suatu prediktor yang sangat kuat dalam risiko kerusakan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan jumlah penggunaan obat antihipertensi ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor) dan dan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) dan mengetahui perbaikan derajat protein urin setelah pemberian terapi antihipertensi ACEI dan ARB pada pasien nefropati diabetik di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan retrospektif dengan menelusuri data rekam medik dari tahun 2014 sampai 2015. Metode deskriptif dilakukan dengan pencatatan obat antihipertensi ACEI dan ARB yang diperoleh pasien dengan melihat data pada rekam medik. Metode prevalensi deskriptif dilakukan dengan mengamati data rekam medik mengenai pemberian terapi selama tiga bulan dengan mencatat beberapa parameter yaitu kadar protein urin. Dibandingkan juga efektivitas antara ACEI dan ARB dalam menurunkan kadar protein pada urin. Diperoleh subjek penelitian sebanyak tiga puluh dua pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat antihipertensi ACEI dan ARB yang paling banyak digunakan adalah captopril dan valsartan. Terdapat dua pasien yang dapat mencapai target terapi antihipertensi ACEI dan ARB. Antihipertensi ACEI lebih efektif untuk menurunkan kadar protein urin pasien dibandingkan dengan ARB.
Efektivitas Dan Biaya Pada Terapi Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Denpasar Cia Intania Warnaya; Luh Putu Febryana Larasanty; Luh Putu Ayu Meryta; I Dewa Agung Ayu Divacandraningrat; Wayan Risma Iswari; Ida Ayu Sintya Deviyanthi; Made Ary Sarasmita
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 9, No. 1, Tahun 2020
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.166 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2020.v09.i01.p03

Abstract

Panduan terapi pada pasien diabetes melitus tipe 2 menekankan perlunya pendekatan personal dalam perberian terapi obat pada pasien. Hal ini berimplikasi terhadap munculnya kelompok terapi yang berbeda dalam penanganan diabetes melitus tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelompok – kelompok terapi pada penanganan pasien diabetes mellitus tipe 2, total biaya terapi, effektivitas terapi dan rasio diantara keduanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif prospektif pada pasien diabetes mellitus rawat jalan di rumah sakit umum Denpasar yang diikuti selama 3 bulan secara terus menerus. Terdapat 34 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian yang terbagi menjadi 7 kelompok besar terapi antidiabetes. Effektivitas terapi antidiabetik berkisar antara 11,11% sampai dengan 66,66%. Rentang total biaya terapi antidiabetik berkisar antara Rp. 548.094,- sampai dengan Rp. 3.274.372,-. Kelompok terapi dengan rasio biaya per persen effektivitas terendah adalah terapi kombinasi metformin dan glimepiride yaitu dengan biaya Rp 19.184/% effektivitas dan yang tertinggi adalah terapi kombinasi Insulin Aspart dan Insulin Glargine yaitu Rp. 261.882/% effektivitas.
Evaluasi Efektivitas Biaya Penggunaan Terapi Kombinasi Obat Antidiabetes-Antihipertensi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Hipertensi Di RSUP Sanglah i made suardhika; P.C.I. Warnaya; P.B.P.P. Budiartha; N.N.S.M. Arwanawati; M.A. Sarasmita
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 9, No. 1, Tahun 2020
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.353 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2020.v09.i01.p04

Abstract

Penyakit infeksi telah digeser oleh penyakit metabolik degeneratif. Penyakit metabolik yang prevalensinya cenderung meningkat adalah diabetes mellitus tipe 2 yang dikarakterisasi oleh sekresi insulin yang menurun akibat retensi insulin yang mengganggu fungsi sel beta pankreas, dimana jika tidak ditangani dengan tepat akan mengakibatkan komplikasi kronis. Komplikasi diabetes terbanyak adalah hipertensi yaitu sekitar 54,2%. Pasien diabetes mellitus dan hipertensi harus melakukan terapi seumur hidup. Hal ini akan berdampak pada biaya yang harus dikeluarkan pasien. Selain itu, penggunaan terapi obat diabetes mellitus dapat diberikan dengan beberapa kombinasi yang berbeda, sehingga biaya dan luaran terapi yang dihasilkan juga bervariasi. Bervariasinya penggunaan terapi obat menyebabkan timbulnya perbedaan dalam pengeluaran biaya dan luaran terapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil perhitungan Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) dan Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) menunjukkan bahwa pilihan terapi yang paling cost effectiveness adalah penggunaan golongan terapi antidiabetes kombinasi peningkat sensitifitas terhadap insulin dengan long-acting insulin dan antihipertensi golongan CCB (Calcium Channel Blocker). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terapi kombinasi antidiabetes dan antihipertensi yang paling efektif terhadap biaya berdasarkan nilai ACER dan ICER adalah kombinasi golongan obat antidiabetes peningkat sensitivitas terhadap insulin dan long-acting insulin dengan antihipertensi CCB.
Aliskiren: Direct Renin Inhibitor Baru pada Terapi Hipertensi Ni Putu Uma Sari Dewi; I Gusti Ayu Artini Ekajaya Amandari; Made Winda Krisnayanti; Made Ary Sarasmita
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 8, No. 2, Tahun 2019
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.15 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2019.v08.i02.p01

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah meningkat secara kronis. Mengacu pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Bali memiliki proporsi hipertensi sebesar 19,9%. Beberapa studi epidemiologis menyebutkan bahwa risiko kerusakan berbagai organ vital secara langsung berkorelasi dengan peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, diperlukan keteraturan dalam mengontrol dan juga meminum obat antihipertensi. Obat antihipertensi yang umum digunakan saat ini adalah angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) dan angiotensin receptor blocker (ARB). Akan tetapi, temuan sebelumnya menyatakan bahwa ACEI dan ARB belum sepenuhnya efektif dalam menurunkan tekanan darah. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, ditemukan direct renin inhibitor baru yaitu aliskiren. Aliskiren dapat memblokade renin-angiotensin-aldosterone system (RAAS) pada level tertinggi, sehingga kemampuan aliskiren dalam menurunkan tekanan darah tidak dapat diragukan lagi. Aliskiren mampu menghambat konversi angiotensinogen menjadi angiotensin I, sehingga dapat menurunkan tekanan darah secara berkelanjutan.
Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Limbah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) pada Sel Kanker Payudara Secara In Vitro dan In Silico Sarasmita, M.A; Laksmiani, N.P.L
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 4, No. 2, Tahun 2015
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.342 KB)

Abstract

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan angka kesakitan dan kematian tertinggi. Penderita kanker payudara pada stadium lanjut menggunakan sitostatika yang meningkatkan resiko adverse drug reaction. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) mengandung senyawa yang diduga berperan sebagai antioksidan. Kandungan flavonoid dalam kulit buah naga diduga memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menurunkan ROS sehingga dapat mencegah kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas sitotoksik ekstrak etanol kulit buah naga pada sel kanker payudara MCF-7 secara in vitro dan mengkaji mekanisme molekuler dari komponen aktif ekstrak ethanol kulit buah naga secara in silico dengan protein target PgP, IKK dan HER-2. Uji sitotoksisitas ekstrak ethanol kulit buah naga merah dilakukan dengan metode MTT. IC50 ekstrak kulit buah naga merah diukur terhadap sel MCF-7. Uji docking molekular (in silico) dilakukan dengan preparasi protein, preparasi senyawa uji, validase metode molecular docking dan docking betasianin pada HER-2, Pgp dan IKK. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit buah naga memiliki potensi sebagai agen sitotoksik pada sel MCF-7 dengan nilai IC50 387,49 ?g/mL. Potensi sitotoksik dari kulit buah naga merah diperantarai oleh kemampuan betasianin menghambat protein target IkB kinase (IKK) dengan afinitas -6,15 kkal/mol, sehingga NF-?B terinaktivasi dan proliferasi sel MCF-7 dapat terhambat.
PENGEMBANGAN KUISIONER KEPUASAN PASIEN UNTUK PELAYANAN FARMASI KLINIK Luh Putu Febryana Larasanty; I Made Agus Gelgel Wirasuta; Made Ari Sarasmita; Maria Fiani Cahyadi; Ni Wayan Wirayanti; Ni Nyoman Abigail Triastuti; Ni Nyoman Della Yanti; Ni Made Ayu Wistari; Ni Made Rai Sudarni
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 7, No. 1, Tahun 2018
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.955 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2018.v07.i01.p06

Abstract

Latar belakang: Survey kepuasan pasien adalah salah satu metode evaluasi yang dapat digunakan untuk menilai kualitas pelayanan farmasi klinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kuisioner penelitian dalam Bahasa Indonesia untuk mengukur kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut terutama mengenai pelayanan farmasi klinik. Metode: Pernyataan – pernyataan dalam kuisioner disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia mengenai standar pelayanan kefarmasian di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), apotek dan rumah sakit. Pernyataan dalam kuisioner dibagi menjadi lima kategori kualitas pelayanan yaitu keandalan, responsif, sarana, jaminan, dan empati. Kuisioner kemudian diuji kepada 90 orang responden (masing – masing 30 orang untuk setiap kelompok kriteria) untuk menilai validitas dan reliabilitas instrument kuisioner. Hasil: Terdapat 39 pernyataan untuk kuisioner pelayanan kefarmasian di Puskesmas, 41 pernyataan untuk kuisioner pelayanan farmasi klinik di apotek maupun di rumah sakit. Uji validitas menggunakan korelasi momen produk yang menghasilkan nilai r untuk masing – masing pernyataan > 0,361 (valid). Tes reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach Alpha. Hasil uji Cronbach Alpha > 0,6 (reliabel) untuk masing – masing item kuisioner. Kesimpulan: Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas menunjukkan kuisioner kepuasaan pasien terhadap pelayanan farmasi klinik yang disusun valid dan reliabel.
Co-Authors A.A.R Karsana A.H Jaya Anisa Nova Puspitaningrum Cahyadi, Maria Fiani Cahyadi, Maria Fiani Cia Intania Warnaya Dewantara Putra, I Gusti Ngurah Agung Dyah Aryani Perwitasari Eka Indra Setyawan Gina Noor Djalilah Haafizah Dania Hendra Jaya A. I Dewa Agung Ayu Divacandraningrat I GUSTI A. A. E. AMANDARI I Gusti Ayu Artini Ekajaya Amandari I Gusti Ngurah Agung Dewantara Putra I Made Agus Gelgel Wirasuta i made suardhika I Wayan Karta I Wayan Karta I. G. A. A. E. AMANDARI Ida Ayu Jasminarti Dwi Kusumawardani Ida Ayu Sintya Deviyanthi Ida Bagus Ngurah Rai Imaniar Noor Faridah Irham, Lalu Muhammad Kadek Nadia Marta Dewi Kosasih, Diah Ayu Nirmala Kosasih, Diah Ayu Nirmala Larasaty, Luh Putu Febryana Lestari, N. K. S. Luh Putu Ayu Meryta Luh Putu Febriana Larasanty Luh Putu Febryana Larasanty Luh Putu Febryana Larasaty M. W.KRISNAYANTI MADE WINDA KRISNAYANTI Made Winda Krisnayanti Maliza, Rita Maria Fiani Cahyadi Melodia Rezadhini N. K. S. Lestari N. M. R. A. M Samba N. N. F. Sukarmini N. P. U. S. DEWI N.N.S.M. Arwanawati Ni Luh Putu Eka Arisanti Ni Made Ayu Wistari Ni Made Rai Sudarni Ni Nyoman Abigail Triastuti Ni Nyoman Della Yanti Ni Putu Ayu Widiasari Ni Putu Linda Laksmiani NI PUTU U. S. DEWI Ni Putu Uma Sari Dewi Ni Wayan Candrawati Ni Wayan Wirayanti P.B.P.P. Budiartha P.C.I. Warnaya Rocky Cheung Samba, N. M. R. A. M Sari, Ni Putu Latsartika Sari, Ni Putu Latsartika Sudarni, Ni Made Rai Sudarni, Ni Made Rai Sukarmini, N. N. F. Wayan Risma Iswari Wirawan Adikusuma Wistari, Ni Made Ayu Wistari, Ni Made Ayu